Disusun Oleh :
Ellyana Firdaus
15030194033
PENDIDIKAN KIMIA B
I. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
Reaksi redoks merupakan reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Reaksi kimia dapat digolongkan ke dalam reaksi reduksi oksidasi (redoks) dan reaksi
bukan redoks. Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan seiring
dengan kemajuan ilmu kimia. Pada awalnya, konsep reaksi oksidasi dan reduksi
didasarkan atas reaksi oksidasi yang melibatkan penggabungan/pengikatan oksigen dan
reaksi reduksi yang melibatkan pelepasan oksigen. Kemudian para ahli melihat suatu
karateristik yang mendasar dari reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari ikatan kimianya,
yaitu adanya serah terima elektron. Adanya serah terima electron menyebabkan reaksi
oksidasi dan reduksi selalu terjadi bersama-sama sehingga disebut juga dengan reaksi
reduksi oksidasi atau reaksi redoks. Selanjutnya para ahli juga menyadari bahwa reaksi
redoks tidak selalu melibatkan serah terima electron, tetapi juga penggunaan bersama
pasangan electron, maka dikembangkanlah konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan
bilangan oksidasi.
Reaksi redoks yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada reaksi
pembakaran, pengolahan logam, perkaratan besi, fotosintesis dan oksidasi makanan
dalam sel. Aki, baterai dan proses elektrolisis seperti penyepuhan juga berdasarkan pada
reaksi redoks.
Reaksi oksidasia dalah reaksi pengikatan oksigen. Sumber oksigen pada reaksi oksidasi
disebut oksidator.
Contoh :
Perkaratan besi :
Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen. Zat yang menarik oksigen pada
reaksi reduksi disebut reduktor.
Contoh :
Reaksi pelepasan dan penerimaan electron terjadi secara simultan, artinya jika
suatu unsure melepas electron berarti ada unsur lain yang menangkap electron itu. Jadi
dapat disimpulkan bahwa setiap oksidasi selalu diikuti reduksi, karena itu setia preaksi
yang melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi disebut reaksi redoks.
Reaksireduksiatauoksidasisajadinamakansetengahreaksi. Suatureaksiredoksterdiridari 2
setengahreaksi.
Contoh :
Oksidasi : Na → Na+ + e–
Reduksi : ½ Cl2 + e– → Cl–
—————————————————————– +
Na + ½ Cl2 → NaCl
C. ReaksiRedoksBerdasarkanPerubahanBilanganOksidasi
D. PengikatanOksigen :
Senyawa yang terbentukdarihasilreaksidenganoksigen
dinamakanoksidasehinggareaksiantaraoksigendansuatuunsurdinamakanreaksioksidasi.
Karat besi adalah senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi antarabesidanoksigen
(besioksida). Perkaratanbesimerupakansalahsatucontohdarireaksi
oksidasi.Padareaksitersebut, besimengalamioksidasidengancaramengikatoksigen
menjadi besi oksida. Kebalikandarireaksioksidasidinamakanreaksireduksi.
Padareaksireduksi terjadi pelepasan oksigen. Besi oksida dapatdireduksi dengancara
direaksikan dengan gas hydrogen.
E. PelepasandanPenerimaanElektron
Dalamkonsepredoks, peristiwapelepasanelektrondinamakanoksidasi, sedangkan
peristiwa penerimaan elektron dinamakan reduksi.
ReduktordanOksidator
Dalam reaksi redoks, pereaksi yang dapat mengoksidasi pereaksi lain dinamakan
zat pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya, zat yang dapatmereduksi zat lain
dinamakan zat pereduksi atau reduktor.
V. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific Learning
Model : Problem Based Learning (PBL)
Strategi : Mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengasosiasi, danmengkomunikasi
Metode : Ceramah, diskusikelompok, tanyajawab, percobaan
Bahan :
1. Apel berukuran sedang 3 buah
2. Jeruk nipis berukuran sedang 1 buah
3. Vitamin C 1 kaplet
4. Asam cuka 2 mL
B. SumberBelajar
1. Bukubahan ajar kimia
2. Buku- bukurujukan lain yang relevan.
3. LembarKerjaSiswa (LKS)
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
ALOKA
KEGIATA
DESKRIPSI SI
N
WAKTU
Pendahulua 10 menit
Fase 1 :Orientasi siswa kepada masalah
n
1. Gurumengucapkansalam kepada peserta
didik dengan senyum yang bersahabat/komunikatif.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
sebelum proses pembelajaran dimulai.
3. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa sebelum proses pembelajaran dimulai.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan kali ini.
5. Peserta didik mengaitkan tujuan dengan
pengetahuan awal yang mereka miliki yakni mengenai
reaksi oksidasi-reduksi.
6. Guru meminta peserta didik untuk mengamati
gambar sebuah apel yang awalnya segar dan berubah
menjadi berwarna coklat.
7. Peserta didik mengajukan pendapat mengenai
percobaan yang telah diamati dan guru memandu Peserta
didik untuk diarahkan ke topik yang akan dibahas.
8. Guru menjelaskan secara singkat tentang
materi reaksi oskidasi yang terjadi pada apel
Inti Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar 30 menit
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
VIII. PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
2. Sikap Sosial
a. TeknikPenilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembarobservasi
Instrumen: lihat Lampiran 2
3. Pengetahuan
a. TeknikPenilaian :Testertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian (soalanalisis data dipakaiacuan
untukpenilaian)
Instrumen: lihat Lampiran 3
4. Keterampilan
a. TeknikPenilaian :Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembarobservasi
Instrumen: lihat Lampiran 4