Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum Kimia Organik III

Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

I. JUDUL : Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe


II. TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 19 September 2016. Pukul 13.00
III. SELESAI PERCOBAAN : Senin, 19 September 2016, Pukul 16.00
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
1 Memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang di
kerjakan.
2 Memilih bahab-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang
dikerjakan.
3 Mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe dengan cara yang tepat

V. TINJAUAN PUSTAKA :
Jahe (Zingiber officinale (L.) Rosc.) mempunyai kegunaan yang
cukup beragam, antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma,
ataupun sebagai obat (Bartley dan Jacobs 2000). Secara tradisional,
kegunaannya antara lain untuk mengobati penyakit rematik, asma, stroke,
sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam
dan infeksi (Ali et al. 2008; Wang dan Wang 2005; Tapsell et al. 2006).
Berdasarkan bentuk, warna, dan ukuran rimpang, ada 3 jenis jahe yang
dikenal, yaitu jahe putih besar/jahe badak, jahe putih kecil atau emprit dan
jahe sunti atau jahe merah. Secara umum, ketiga jenis jahe tersebut
mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein, vitamin,
mineral, dan enzim proteolitik yang disebut zingibain (Denyer et al. 1994).
Menurut penelitian jahe merah mempunyai kandungan pati (52,9%), minyak
atsiri (3,9%) dan ekstrak yang larut dalam alkohol (9,93%) lebih tinggi
dibandingkan jahe emprit (41,48, 3,5 dan 7,29%) dan jahe gajah (44,25, 2,5
dan 5,81%). Nilai nutrisi dari 100 g jahe kering dengan kadar air 15%
mempunyai komposisi 7,2-8,7 g, lemak 5,5-7,3 g, abu 2,5-5,7 g, abu (4,53 g),
besi (9,41 mg), kalsium (104,02 mg) dan fosfor (204,75 mg) (Nwinuka et al.
2005; Hussain et al. 2009)
Jahe kering mempunyai kadar air 7-12%, minyak atsiri 1-3%,
oleoresin 5-10%, pati 50-55% dan sejumlah kecil protein, serat, lemak sampai

~1~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

7%. Aroma jahe sangat tergantung pada kandungan minyak atsirinya (1-3%)
(Ali et al. 2008).
Komponen utama dari jahe segar adalah senyawa homolog fenolik
keton yang dikenal sebagai gingerol. Gingerol sangat tidak stabil dengan
adanya panas dan pada suhu tinggi akan berubah menjadi shogaol. Shogaol
lebih pedas dibandingkan gingerol, merupakan komponen utama jahe kering
(Mishra, 2009). Jolad et al. (2004) melaporkan bahwa dalam jahe segar telah
teridentifikasi 63 senyawa, dimana 31 senyawa pernah dilaporkan dan 20
senyawa baru. Senyawa yang teridentifikasi antara lain gingerol ([4], [6], [8]
dan [10]-gingerol), shogaol ([4], [6], [8]) (Gambar 1); [10]-shogaol), [3]-
dihidroshogaol, paradol ([6], [7], [8], [9], [10], [11], dan [13]),
dihidroparadol, turunan asetil gingerol, gingerdiol, mono dan turunan di-asetil
gingerdiol, 1- dehidrogingerdion, diarilheptanoid, dan turunan metil eter.
Demikian juga dengan senyawa metil [4]-gingerol dan metil [8]- gingerol,
metil [4]-, metil [6]- dan metil [8]-shogaol, 5-deoksigingerols dan metil [6]-
paradol.
Dalam jahe kering teridentifikasi sebanyak 115 senyawa, dimana 88
senyawa pernah dilaporkan (Jolad et al. 2005). Senyawa [6]-, [8]-, [10]- dan
[12]-gingerdione juga teridentifikasi. Komponen utama minyak atsiri jahe
adalah seskuiterpen hidrokarbon, dan paling dominan adalah zingiberen
(35%), kurkumen (18%), farnesen (10%), dan sejumlah kecil bisabolen dan a-
seskuifellandren. Sejumlah kecil termasuk 40 hidrokarbon monoterpen seperti
1,8-cineole, linalool, borneol, neral, dan geraniol (Govindarajan 1982).
Komposisi seskuiterpen hidrokarbon (92,17%), antara lain β-seskuifellandren
(25,16%), cis-kariofilen (15,29%), zingiberene (13,97%), α-farnesen
(10,52%), α- (7,84%) danβ- bisabolene (3,34%) dan lainnya.Selain itu,
terkandung juga sejumlah kecil limonen (1,48 – 5,08%), dimana zingiberene
dan β-seskuiterpen sebagai komponen utama. Komponen utama minyak atsiri
jahe adalah seskuiterpen hidrokarbon, dan paling dominan adalah zingiberen
(35%), kurkumen (18%), farnesen (10%), dan sejumlah kecil bisabolen dan a-
seskuifellandren. Sejumlah kecil termasuk 40 hidrokarbon monoterpen seperti
1,8-cineole, linalool, borneol, neral, dan geraniol (Govindarajan 1982).

~2~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

Komposisi seskuiterpen hidrokarbon (92,17%), antara lain β-seskuifellandren


(25,16%), cis-kariofilen (15,29%), zingiberene (13,97%), α-farnesen
(10,52%), α- (7,84%) danβ- bisabolene (3,34%) dan lainnya.Selain itu,
terkandung juga sejumlah kecil limonen (1,48 – 5,08%), dimana zingiberene
dan β-seskuiterpen sebagai komponen utama dengan jumlah 10 sampai
60%(Wohlmuth et al. 2006; Felipe et al. 2008).
Beberapa komponen kimia jahe, seperti gingerol, shogaol dan
zingerone memberi efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan,
antiimflammasi, analgesik, antikarsinogenik, non-toksik dan non-mutagenik
meskipun pada konsentrasi tinggi (Surh et al. 1998; Masuda et al. 1995;
Manju dan Nalini 2005; Stoilova et al. 2007). Minyak dalam ekstrak
mengandung seskuiterpen, terutama zingiberen, monoterpen dan terpen
teroksidasi.
Oleoresin jahe mengandung lemak, lilin, karbohidrat, vitamin dan
mineral. Oleoresin memberikan kepedasan aroma yang berkisar antara 4-7%
dan sangat berpotensi sebagai antioksidan (Balachandran et al. 2006). Proses
pengolahan terutama yang menggunakan pemanasan ternyata akan
menurunkan kadar [6]-gingerol (He et al. 1998; Zhang et al. 1994).
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna
rimpangnya. Ketiga jenis itu adalah jahe putih/kuning besar (jahe gajah atau
jahe badak), jahe putih/kuning kecil (jahe emprit) dan jahe merah atau jahe
sunti. Jahe emprit dan jahe sunti mengandung minyak atsiri 1,5 – 3,8 % dari
berat keringnya dan cocok untuk ramuan obat-obatan atau untuk diekstrak
oleoresin dan minyak atsirinnya (Lentera, 2002).
Tanaman jahe mengandung 2 golongan komponen utama,(Guenther,
1987), yaitu :
a. Minyak Atsiri
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak
terbang (ethereal oil, volatile oil) dihasilkan oleh tumbuhan. Minyak tersebut
mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,
mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tumbuhan
penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air

~3~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

(Ketaren, 1985). Pada konsentrasi tinggi, minyak atsiri dapat digunakan


sebagai anastetik lokal, misalnya minyak cengkeh yang digunakan untuk
mengatasi sakit gigi, tetapi dapat merusak selaput lendir. Kebanyakan minyak
atsiri juga bersifat antibakteri dan antijamur yang kuat (Agusta, 2000).
Minyak atsiri membuat tanaman Zingiber Officinale memiliki bau
yang khas ini diperoleh hanya berkisar 1-3% dari total massa jahe kering
(bergantung jenis jahe). Komponen utama dalam minyak jahe adalah
zingiberen dan zingiberol (sesqueterpen alkohol (C 15H26O) yang
menyebabkan bau khas minyak jahe). Sedangkan senyawa penyusun dari
keduanya adalah n-desilaldehide (bersifat optis dan inaktif), n-nonil aldehide
d-camphene, d-α-phellandrene, metal heptenon, sineol, borneol dan geraniol,
lineol, asetat dan kaprilat, sitral, chaviol, limonene, fenol zingiberen (senyawa
yang paling utama dalam minyak). Selama proses penyimpanan, senyawa
pada tanaman jahe akan mengalami resinifikasi.
b. Fixed Oil
Tanaman jahe memiliki “fixed oil” (gingerol, shogaol dan resin,
oleorisin) sebanyak 3-4% dari total massa jahe kering. Senyawa-senyawa
tersebut menyebabkan rasa pedas pada jahe. Senyawa oleoresin dapat
diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut yang menguap,
misalnya aseton, alkohol atau eter. Jumlah komponen dalam oleoresin yang
dihasilkan tergantung dari jenis pelarut yang digunakan.
Oleoresin jahe mengandung lemak, lilin, karbohidrat, vitamin dan
mineral. Oleoresin memberikan kepedasan aroma yang berkisar antara 4-7%
dan sangat berpotensi sebagai antioksidan. Gingerol sangat tidak stabil
dengan adanya panas dan pada suhu tinggi akan berubah menjadi shogaol.
Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol, merupakan komponen utama
jahe kering. Shogaol terbentuk dari gingerol selama proses
pemanasan(Winarti & Hernani, 2013).
Minyak jahe merupakan salah satu minyak atsiri yang dapat diisolasi
dari rimpang (akar) jahe sebanyak 1,5 – 3 % dari berat jahe kering. Minyak
jahe dinegara maju digunakan sebagai campuran pembuatan kosmetik, bahan
penyedap masakan tertentu dan sebagai obat. Senyawa penyusun minyak jahe

~4~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

terdiri dari α-pinena, kamfena, 1,8-sineol, borneol, neral, geranial, α-


kurkumina, α-zingeberena, dan β-saskuipellandrena (Tim Dosen Kimia
Organik, 2016).
Minyak atsiri adalah zat berbau atau biasa disebut dengan minyak
esential, minyak eteris karena pada suhu kamar mudah menguap di udara
terbuka tanpa mengalami penguraian. Istilah esential atau minyak yang
berbau wangi dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman
penghasilnya. Dalam keadaan murni dan segar biasanya minyak atsiri
umumnya tidak berwarna atau kekuning-kuningan dengan rasa dan bau
yangkhas. Namun dalam penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi
dan membentuk resi serta warnanya berubah menjadi lebih gelap(Agustin,
2013).
Sumber minyak atsiri dapat diperoleh dari setiap bagian tanaman
seperti daun, bunga, buah, biji, batang, akar, ataupun rimpang. Selain itu
dapat larut baik dalam etanol dan pelarut organik, namun sukar larut dalam
air dan kurang larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70 %. Umumnya
zat organik pada minyak atsiri tersusun dari unsur C, H, dan O, berupa
senyawa alifatis atau aromatis meliputi kelompok hidrokarbon, ester, eter,
aldehid, keton, alkohol dan asam(Agustin, 2013).
Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi
tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari
kelompok terpenoid dan fenil propan. Pengelompokkan tersebut berdasarkan
pada awal terjadinya minyak atsiri di dalam tanaman(Agustin, 2013).
Terpenoid berasal dari suatu unit sederhana yang disebut sebagai
isoprena. Sehingga dapat dikatakan komponen minyak atsiri termasuk
senyawa isoprenoid, karena molekul- molekulnya tersusun dari unit-unit
isopren. Sementara fenil propan terdiri dari gabungan inti benzen dan
propana. Penyusun minyak atsiri dari kelompok terpenoid dapat berupa
monoterpen dan seskuiterpen yang merupakan komponen utama minyak
atsiri(Agustin, 2013).

~5~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

VI. ALAT DAN BAHAN :


A. Alat :
1. Alat Ekstraksi Soxhlet 1 Set
2. Mortar 1 Buah
3. Evaporator 1 Buah
4. Corong Pemisah 1 Buah
5. Gelas Piala 1 Buah
6. Refraktometer 1 Buah
7. Pembakar Spirtus 1 Buah

B. Bahan :
1. Natrium Sulfat Anhidrat
2. Jahe kering
3. N-Heksana

~6~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

VII. ALUR KERJA:

Jahe yang cukup tua

- Dibersihkan dari kotoran yang melekat


- Dikeringkan
- Digiling menjadi serbuk halus
Serbuk jahe

- Diambil 30 – 50 gram serbuk jahe


- Dimasukkan dalam alat ekstraksi soxhlet
- Ditambahkan pelarut n-heksan 100 mL
- Diekstraksi
Larutan tidak berwarna

Hasil ekstraksi

- Diamati hingga cairan jatuh ke dasar labu


ekstraktor
- Dibuka set alat ekstraksi soxhlet
- Dikeluarkan sampelnya
- Dikembalikan set alat ke posisi semula
- Diuapkan kembali pelarut dalam labu ekstrakstor
hingga memenuhi alat ekstraksi soxhlet
- Diamati agar pelarut tidak jatuh ke bawah
- Ditampung pelarut yang diperoleh
- Dipekatkan lagi ekstrak dalam labu dengan cara
yang sama atau diuapkan

Ekstrak kuning Pelarut

- Ditambahkan Na2SO4
- Disaring

Filtrat Residu

- Ditimbang massanya - Dihitung indeks biasnya


- Dihitung
rendemennya Indeks bias

Rendemen

~7~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

1 gram serbuk jahe

- Dioven pada suhu 110°C


- Ditimbang kembali
- Dicatat beratnya
- Diulangi pemanasan
- Diperoleh berat yang konstan
Serbuk jahe

~8~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

VIII. HASIL PENGAMATAN:


No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Reaksi Kesimpulan
1. Jahe yang cukup tua Sebelum Percobaan :  Berat minyak atsiri Minyak atsiri yang
 Serbuk jahe: berwarna coklat  Kadar minyak atsiri = 1-3% diperoleh berwarna kuning
- Dibersihkan dari kotoran yang melekat pudar, kering berat kering jahe (Ferry dan kecoklatan dengan
- Dikeringkan  n-heksana : larutan tidak Mukarnanto, 1994) presentase rendemen 1%,
berwarna  n-heksana merupakan pelarut dan indeks bias 1,42522
- Digiling menjadi serbuk halus
 Na2SO4 : serbuk putih yang mudah dipisahkan sari
Serbuk jahe minyak atsiri karena perbedaan Secara teoritis, rendemen
Sesudah Percobaan : titik didih lebih rendah ang dapat dihasilkan
- Diambil 30-50 gram serbuk jahe  Jumlah cairan yang jatuh : 29 adalah 1-3%
- Dimasukkan dalam alat ekstraksi soxhlet kali
- Ditambahkan pelarut n-heksana 100 mL  Ekstrak : berwarna kuning Jadi, hasil yang didapat
kecoklatan telah sesuai dengan teori
- Diekstraksi
 Pelarut : tidak berwarna yang ada
Larutan tidak berwarna  Ekstrak setelah dipekatkan :
berwarna coklat (+++)
 Massa ekstrak : 0,113 gram

~9~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

2.
Hasil ekstraksi

- Diamati hingga cairan jatuh ke dasar labu


ekstraktor Sebelum Percobaan :  Na2SO4 berfungsi untuk
- Dibuka set alat ekstraksi soxhlet  Serbuk jahe: berwarna coklat mengikat air yang terkandung
- Dikeluarkan sampelnya pudar, kering dalam minyak atsiri yang
- Dikembalikan set alat ke posisi semula  n-heksana : larutan tidak terbentuk
- Diuapkan kembali pelarut dalam labu berwarna  Indeks bias n-heksana (1,3748-
 Na2SO4 : serbuk putih 1,3810)
ekstrakstor hingga memenuhi alat ekstraksi
soxhlet Sesudah Percobaan :
- Diamati agar pelarut tidak jatuh ke bawah  Volume pelarut : 35 mL
- Ditampung pelarut yang diperoleh  Indeks bias :
- Dipekatkan lagi ekstrak dalam labu dengan n-heksana : 1,36522
cara yang sama atau diuapkan ekstrak : 1,42252
 Kadar minyak : 1%
 Presentase rendemen : 1%
Ekstrak kuning Pelarut

- Ditambahkan Na2SO4
- Disaring

Filtrat Residu

- Ditimbang massanya - Dihitung indeks


- Dihitung rendemennya biasnya

Rendemen Indeks bias

~ 10 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

3. Sebelum Percobaan :  Massa serbuk jahe kering Kadar air dalam minyak
1 gram serbuk jahe  Serbuk jahe: berwarna coklat berwarna coklat, berkurang jahe yaitu 0,1398%
pudar, kering  Kadar air secara teoritis : 8-12% Secara teoritis, kadar air
- Dioven pada suhu 110°C
 Massa jahe ; 1 gram (1,0014 dalam minyak jahe adalah
- Ditimbang kembali gram) 8-12%
- Dicatat beratnya
- Diulangi pemanasan Sesudah Percobaan : Kadar air yang didapat,
- Diperoleh berat yang konstan (Saat dioven pada suhu 110°C) tidak sesuai dengan teori.
Serbuk jahe  Serbuk jahe : berwarna kuning Hal ini dimungkinkan
kecoklatan karena dalam percobaan
 Massa konstan : 1 gram ini memakai rimpang jahe
 Kadar air : yang terlalu kering
𝑀𝑎 − 𝑀𝑘
= 𝑀𝑎 × 100%
1,0014 – 1,000
= 1,0014 × 100%
= 0,1398%

~ 11 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

IX. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Dalam percobaan ini digunakan serbuk jahe kering yang telah disediakan
oleh ko-Ass sehingga praktikum tidak melakukan tahap persiapan baham.
1 Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe
Dalam percobaan pertama, serbuk jahe kering yang telah disiapkan
ditimbang 10 gram dengan bantuan neraca Ohauss untuk menimbang berat dari
serbuk jahe tersebut.Kemudia serbuk jahe yang telah ditimbang secara teliti
dibungkus dengan kertas saring dan diikat dengan. Hal ini dilakukan agar
serbuk jahe tidak berhamburan ketika proses ekstraksi sehingga hasil ekstraksi
lebih maksimal. Selanjutnya, memasukkan bungkusa yang berisi 10 gram
serbuk jahe kering tersebut kedalam alat soxhlet. Alat soxhlet digunakan
karena alat yang cocok digunakan untuk ekstraksi.
Labu dasar bulat yang telah disiapkan diberi batu didih kemudian diisi
dengan pelarut n-heksana sebanyak 2/3 volume labu tersebut. N-heksana
digunakan sebagai pelarut dalam percobaan ini dikarenakan titik didih dari N-
heksana lebih rendah dari minyak atsiri yang dihasilkan yaitu 69°C, sehingga
pada saat diuapkan minyak atsiri akan tertinggal dan n-heksana yang menguap
akan didinginkan sehingga proses ekstrraksi berjalan terus-menerus.Kemudian
alat disusun. Pada saat proses ekstraksi berlangsung n-heksana yang
dipanaskan akan menguap dan uap dari n-heksana akan berjalan menuju
kondensor, pada kondensor uap tersebut akan didinginkan sehingga jatuh ke
Phorous Thimble atau tempat sampel berada. Pada proses tersebut terus
berlangsung sampai bagian sifon terisi penuh sehingga larutan akan jatuh
kembali kedalam labu dasar bulat, sehingga terjadi 1 siklus. Dalam percobaan
yang telah dilakukan terjadi 29 kali. Hasil ekstraksi yang dihasilkan berupa
larutan berwarna kuning kecoklatan.
Setelah itu dalah tahao dimana hasil dari ekstraksi dimasukkan kedalam
evaporator untuk menguapkan pelarut n-heksana. Penggunaan evaporator ini
menandakan bahwa pada percobaan ini menggunakan metode modern. Pelarut
n-heksana yang diperoleh dari evaporasi sebanayak 35 mL dan minyak atsisi
yang dihasilan sebanyak 0,113 gram.

~ 12 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

Isolasi minyak jahe dengan metode modern menghasilkan minyak atsiri


sebesar 0,113 gram dan rendemen sebesar 1%. Secara teori, kandungan minyak
atsiri pada jahe sebesar 1-3 %, sehingga hasil percobaan yang telah dilakukan
sudah sesuai dengan teori dan minyak atsiri yang dihasilkan sudah cukup
maksimal.
Pengujian indeks bias dari minyak atsiri yang dihasilkan dan n-heksana
dengan refraktometer dan dihasilkan indeks bias dari minyak atsiri yang
dihasilkan sebesar 1,92252 sedangkan indeks bias n-heksana yang dihasilkan
sebesar 1,36522, hasil ini tidak sesuai dengan teori yaitu sebesar 1,3748 –
1,3810.

2 Penentuan Kadar Air


Pada percobaan ini pertama, serbuk jahe kering ditimbang secara teliti
menggunakan neraca Ohauss seberat 1 gram. Kemudian dipanaskan di dalam
oven selama 10 menit, tujuan dari pemanasan ini adalah untuk menguapkan ait
yang terkandung dalam serbuk jahe kering tesebut. Setelah 10 menit, serbuk
jahe kering tersebut ditimbang kembali. Proses diatas dilakukan terus menerus
sampai berat konstan dan didapatkan berat konstan dari serbuk jahe kering
sebesar 0,4 gram. Dan serbuk jahe kering tersebut memiliki kadar air sebesar
0,1398% hal ini tidak sesuai dengan teori yakni kadar air pada seerbuk jahe
kering sebesar 8-12%. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain
adalah sertbuk jahe yang digunakan masih ada yang menempel di dinding,.

X. KESIMPULAN :
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kesimpulan yang diperoleh
adalah proses pengisolasian minyak jahe dari rimpang jahe telah dilakukan
dengan tepat, dengan persen rendemen minyak jahe sebesar 1% dan indeks bias
sebesar 1,92252.

~ 13 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

XI. JAWABAN PERTANYAAN :


1. Jelaskan secara singkat prinsip kerja ekstraksi soxhlet yang
digunakan dalam percobaan ini!
Jawab :
Prinsip kerja dari ekstraksi soxhlet pada percobaan ini adalah pemisahan
suatu komponen dari campurannya menggunakan pelarut yang mudah
menguap.

2. Bilamana pemisahan pelarut menggunakan alat evaporator? Berikan


alasan!
Jawab:
Pemisahan pelarut menggunakan alat evaporator bila pelarut yang
digunakan bersifat mudah menguap, karena prinsip kerja dari evaporator
adalah menguapkan pelarut.

3. Berdasarkan hasil rendemen minyak atsiri yang anda peroleh, apakah


cara pengeringan dan penghalusan serbuk jahe berpengaruh pada
hasil? Jelaskan!
Jawab:
Ya, cara pengeringan dan penghalusan serbuk jahe akan mempengaruhi
hasil rendemen atsiri. Untuk pengeringan, jika jahe dikeringkan pada suhu
yang tinggi, akan merusak minyak jahe, karena sifat minyak yang bisa
menguap. Untuk penghalusan, serbuk jahe yang halus mempunyai luas
permukaan yang besar, sehingga mempercepat pelarut untuk melarutkan
minyak jahe dalam serbuk jahe. Oleh karena itu, jika rendemen yang
didapat tidak sesuai dengan teori, hal ini dimungkinkan karena saat
percobaan memakai rimpang jahe yang terlalu kering.

~ 14 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

4. Apa fungsi Na2SO4 dalam percobaan ini?


Jawab:
Fungsi penambahan Na2SO4 anhidrat ialah untuk mengikat sisa air dari
proses penguapan maupun ekstraksi dari minyak jahe sehingga dihasilkan
minyak jahe dengan kemurnian cukup tinggi.

5. Sebutkan minimal lima senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri


jahe dan tuliskan rumus strukturnya!
Jawab:

XII. DAFTAR PUSTAKA :


Agustin, R. L. (2013). Isolasi Minyak Jahe.
Ali, B.H., G. Blunden, M. O. Tanira dan A. Nemmar. 2008. Some
phytochemical, pharmacological and toxicological properties of ginger
(Zingiber officinale Roscoe): A review of recent research. Food and
Chemical Toxicology. 46 : 409–420.

~ 15 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

Balachandran, S., S. E. Kentish and R. Mawson. 2006. The effect of both


preparation method and season on the supercritical extraction of ginger.
Sep. Purif. Technol. 48 (2) : 94-105.
Guenther, E. (1987). Minyak Atsiri Jilid I. Jakarta: UI Press.
Govindarajan, V. 1982. Ginger-chemistry, technology and quality
evaluation: Part I. CRC. Crit Reviews in Food Science and Nutrition. 19:
1-96.
He, X., W.B. Matthew, L. Lian dan L. Lin. 1998. High-performance liquid
chromatography-electrospray mass spectrometric analysis of pungent
constituents of ginger. J. Chromatogra. 796 (2) :327-334.
Hussain, J., A. Bahader, F. Ullah, N. Rehman, A. Khan, W. Ullah dan Z.
Shinwari. 2009. Proximate and nutrient analysis of the locally
manufactured herbal medicines and its raw material. J. Am. Sci. 5: 1-5.
Jolad, S.D., R.C. Lantz; G.J, Chen, R.B. Bates dan B.N. Timmermann.
2005. Commercially processed dry ginger (Zingiber officinale):
composition and effects on LPS-stimulated PGE2 production.
Phytochemistry 66:1614–1635.
Jolad, S.D., R.C. Lantz, A.M. Solyon, G.J. Chen, R.B. Bates, dan B.N.
Timmermann. 2004. Fresh organically grown ginger (Zingiberofficinale):
composition and effects on LPS-induced PGE2production.
Phytochemistry. 65:1937–1954.
Lentera. (2002). Khasiat dan Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Manju, V. dan N. Nalini. 2005. Chemopreventive efficacy of ginger, a
naturally occurring anticarcinogen during the initiation, post initiation
stages of 1, 2 dimethyl hydrazine-induced colon cancer. Clin Chim Acta.
358: 60-67
Masuda, T., A. Jitoe dan T.J. Mabry. 1995. Isolation and structure
determination of cassumunarins A, B, C: new anti-inflammatory
antioxidants from a tropical ginger, Zingible cassumunar. J Am Oil Chem
Soc. 72: 1053-1057
Mishra, P. 2009. Isolation, spectroscopic characterization and molecular
modeling studies of mixture of Curcuma longa, ginger and seeds of
fenugreek. International Journal of PharmTech Research. 1: 79-95
Nwinuka, N., G. Ibeh dan G. Ekeke. 2005. Proximate composition and
levels of some toxicants in four commonly consumed spices. J. Appl. Sci.
Environ. Mgt. 9: 150-155.

~ 16 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

Stoilova, I, A. Krastanov, A. Stoyanova, P. Denev dan S. Gargova. 2007.


Antioxidant activity of a ginger extract (Zingiber officinale). Food
Chemistry.102: 764–770
Surh, Y.J., E. Loe dan J.M. Lee.1998. Chemopreventive properties of some
pungent ingredients present in red pepper and ginger. Mutat Res. 402:259-
267
Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S. Patch, D.R. Sullivan, M.
Fenech, S. Roodenrys, J.B. Keogh, P.M. Clifton, P.G. Williams, V.A.
Fazio dan K.E. Inge. 2006. Health benefits of herbs and spices: the past,
the present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl. 4),S4–S24.
Wang, W.H. dan Z.M. Wang. 2005. Studies of commonly used traditional
medicine-ginger. Zhongguo Zhong Yao Za Zhi. 30:1569–1573.
Winarti, C., & Hernani. (2013). Kandungan Bahan Aktif Jahe dan
Pemanfaatannya. Status Teknologi Penelitian Jahe.
Wohlmuth, H, M.K. Smith, L.O. Brooks, S.P. Myer dan D.N. Leach. 2006.
Essential oil composition of diploid and tetraploid clones of ginger
(Zingiber officinale Roscose) grown in Australia. 54: 1414-1419.
Zhang, X., W.T. Iwaoka, A.S. Huang, S.T. Nakamoto dan R. Wong. 1994.
Gingerol decreases after processing and storage of ginger. J. Food Sci.
59:1338-1343.

~ 17 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

LAMPIRAN
Alur Foto Keterangan
Larutan minyak Minyak dalam
masukkan dalam tabung reaksi
tabung reaksi dan yang sudah
ditambah aquades ditambahkan
aquades

Perbandingan Penunjukkan
minyak yang perbedaan
diberi sabun dan minyak bersabun
tidak dan tidak

~ 18 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

10 gr sampel Sampel yang


disiapkan sudha ditimbang

Sampel Sampel yang


dimasukkan sudah
dalam erlemeyer dimasukkan
dalam
erlenmeyer

~ 19 ~
Laporan Praktikum Kimia Organik III
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe

Dititrasi sebanyak Dititrasi


tiga klai dengan sebanyak tiga
KOH kali

Hasil titrasi Dititrasi sampai


larutan berwarna
pink soft

~ 20 ~

Anda mungkin juga menyukai