Anda di halaman 1dari 10

I.

Judul Percobaan
II. Tgl Percobaan
III. Tujuan

IV.

: Inversi Gula
: 26 Oktober 2015
: menentukan orde reaksi dari reaksi inversi
gula menggunakan polarimeter

Dasar Teori
Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu

maupun dari bit.Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan
lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa
akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosa mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan.Hasil yang diperleh dari hidrolisis ialah
glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekuler.Glukosa memutar cahaya
kekanan, sedangkan fruktosa ke kiri. Dengan demikian pada proses hidrolisis ini
terjadi perubahan sudut putar, mula-mula ke kanan menjadi kekiri, dan oleh
karenanya proses ini disebut inversi. Hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran
glukosa dan fruktosa disebut gula invert (Poedjiadi, 2009).
Sukrosa, dikenal sebagai gula meja (table sugar), merupakan disakarida yang
terbentuk dari satu molekul -D-glukosa dan satu molekul -D-fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan -1,2-glikosidik (Rahman et al dalam Reni, 2006).
Gula invert merupakan hasil hidrolisis dari sukrosa yaitu -D-glukosa dan D-fruktosa. Hidrolisis terjadi pada larutan dengan suasana asam atau dengan
enzim invertase (Junk dan Pancoast, 1980). Apabila sukrosa terhidrolisis
sempurna,maka akan dihasilkan 52,63% glukosa dan 52,63% fruktosa. Jadi dari
hasil reaksi ini ada tambahan padatan terlarut sekitar 5%. Hal ini tergantung pada
derajat inversinya. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
dapat adilihat pada gambar 1

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa


Menurut Winarno (1997), ada tidaknya sifat pereduksi dari suatu
molekul gula ditentukan dari ada tidaknya gugus hidroksil (OH) bebas yang
reaktif. Gugus hidroksil yang reaktif pada glukosa (aldosa) biasanya terletak pada
karbon nomor satu (anomerik), sedangkan pada fruktosa (ketosa) hidroksil
reaktifnya terdapat pada karbon nomor dua.
Laju Reaksi dan Polarisasi Cahaya
Sukrosa ialah gula kristal yang manis rasanya, dibuat dari tebu atau beet,
mempunyai rumus kimia C12H22O11, dan mempunyai sifat aktif optik (memutar
bidang polarisasi). Dengan adanya sifat ini maka kadar gula (sukrosa, atau zat
aktif optik lainnya) dalam suatu larutan gula dapat ditentukan kadarnya dengan
cara polarisasi(Sriwindarwati, 2006).
Polarisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.

Polarisasi konsentrasi yang disebabkan oleh perubahan konsentrasi di sekitar


elektrode

2.

Polarisasi overvoltage atau tegangan lebih yang disebabkan oleh jenis


elektrode dan proses yang terjadi di permukaan
Kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi per satuan waktu, atau ditulis

. Dalam reaksi kimia, zat-zat kimia dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:

a. Reaktan = zat bereaksi


b. Produk = zat hasil
Kecepatan reksi dapat ditinjau dari segi reaktan ataupun produk artinya
simbol C pada

dapat dipilih untuk reaktan ataupun produk. Hanya harus diingat

bahwa selama reaksi berjalan konsentrasi reaktan selalu berkurang dan


konsentrasi produk selalu bertambah, sehngga kecepatan reaksinya adalah:
Untuk reaktan =
Untuk produk =

Secara umum kecepatan reaksi searah dapat ditulis:

- = kCn .....................................(1)
dalam hal ini:
C = konsentrasi reaktan (mol/L)
t = waktu
n = orde reaksi
k = konstanta kecepatan reaksi
pada reaksi orde satu, persamaan kecepatan reaksi menjadi: -dC/dt = k C atau
dC/C = dt ..............................................................................................................(2)
Bila di integrasikan akan menghasilkan persamaan sebagai berikut:
-ln C = Kt + konstanta ..........................................................................................(3)
Untuk t = 0, maka C = C0 (konsentrasi mula-mula) maka:
lnC0/C = Kt ..........................................................................................................(4)
Reaksi hidrolisa sukrosa pada dasarnya termasuk rekasi orde dua:
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Sukrosa glukosa fruktosa
Tetapi, karena konsentrasi air tetap, maka:

-dCs/dt = K Cs CH2O = K Cs .............................................................................(5)


Oleh karena itu, reaksi hidrolisa sukrosa dapat digolongkan reaksi orde satu.
ln Csc/C = Kt. .......................................................................................................(6)
Ks = (1/b) l (Csc/Cs)
Untuk mencari K1 dari persamaan tersebut perlu diketahui konsentrasi sukrosa
mula-mula pada waktu t. Pada umumnya konsentrasi reaktan dapat diketahui
dengan jalan titrasi.Tetapi sangat sukar menitrasi campuran sukrosa, glukosa dan
fruktosa. Karena itu untuk mengetahui konsentrasi sukrosa dipakai cara
polarimeter. Hal ini berdasarkan pemutaran bidang polarisasi dimana sukrosa dan
glukosa memutar bidang polarisasi ke kanan dan fruktosa ke kiri.Larutan sukrosa
murni memutar bidang polarisasi ke kanan. Ketika hidrolisa berjalan, glukosa dan
fruktosa terbentuk sehingga pemutaran bidang polarisasi ke kanan akan
diperkecil. Pada akhir reaksi dimana sukrosa habis, larutan memutar bidang
polarisasi ke kiri
K = (1/t) ln (C/C0) = (1/t) ln (-0)/(t-a)
dimana: 0 = sudut pemutaran mula-mula
t = sudut pemutaran waktu t
a = sudut pemutaran akhir
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari getaran
medan listrik dan getaran medan magnet yang saling tegak lurus. Bidang getar
kedua medan ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa secara umum
dapat dikatakan gelombang elektromagnetik yang vektor-vektor medan listrik dan
medan magnetnya bergetar ke semua arah pada bidang tegak lurus arah rambatnya
dan disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka
sinar yang diteruskan mempunyai getaran listrik yang terletak pada satu bidang
saja dan dikatakan sinar terpolarisasi bidang (linear). Apabila suatu berkas cahaya
yang terpolarisasi linier (bidang) melalui suatu larutan gula atau larutan lain yang
mempunyai sifat optis aktif, maka bidang polarisasi dari sinar itu akan terputar
melalui sudut tertentu (). Cahaya sendiri dapat mengalami polarisasi dengan

berbagai cara, antara lain karena peristiwa absorbsi (penyerapan), hamburan,


pemantulan, pembiasan ganda. Polarisasi merupakan penyerapan arah bidang
getar dari gelombang. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal saja.
Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya
merupakan gelombang transversal. Jika seberkas cahaya diteruskan melalui
polarisator dan cairan tertentu yang mempunyai sifat optis aktif, maka arah getar
cahaya terpolarisasi yang keluar tidak akan sama dengan awalnya. Fenomena
inilah yang disebut pemutaran bidang getar (polarisasi).Pemutaran bidang getar
tersebut menghasilkan suatu sudut rotasi yang bergantung pada konsentrasinya.
Suatu polarimeter ialah alat yang didesain untuk mempolarisasikan cahaya
dan kemudian mengukur sudut rotasi bidang polarisasi cahaya oleh suatu senyawa
aktif optis.Besarnya perputaran itu bergantung pada, struktur molekul, suhu,
panjang gelombang, banyaknya molekul pada jalan cahaya, dan pelarut.Jika
kristal glukosa murni dilarutkan dalam air, maka larutannya akan memutar cahaya
terpolarisasi kearah kanan, namun bila larutan itu dibiarkan beberapa waktu dan
diamati putarannya, terlihat bahwa sudut putaran berubah
Berbagai struktur transparan tidak simetris memutar bidang polarisasi radiasi.
Materi tersebut dikenal sebagai zat optik aktif, misalkan kuarsa, gula, dan
sebagainya. Pemutaran dapat berupa dextro-rotary(+) bila arahnya sesuai dengan
arah jarum jam atau levo-rotary(-) bila arahnya berlawanan dengan jarum jam.
Derajat rotasi bergantung pada berbagai parameter seperti jumlah molekul pada
lintasan radiasi, konsentrasi, panjangnya pipa polarimeter, panjangnya gelombang
radiasi dan juga temperatur. Rotasi spesifik didefinisikan sebagai []t = , di mana
adalah sudut bidang cahaya terpolarisasi dirotasi oleh suatu larutan dengan
konsentrasi cgram zat terlarut per mL larutan, pada suatu bejana dengan panjang
d desimeter.
Jikacahaya terpolarisasi-bidang dilewatkan suatu larutan yang mengandung
suatu enantiomer tunggal maka bidang polarisasi itu diputar kekanan atau kekiri.
Perputaran cahaya terpolarisasi-bidang ini disebut rotasi optis. Suatu senyawa
yang memutar bidang polarisasi suatu senyawa terpolarisasi-bidang dikatakan
bersifat akti foptis. Karena inilah maka enantiomer-enantiomer kadang-kadang
disebut isomer optis. Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar

yang datang dari sumber cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan
melalui prisma terpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang
berisilarutan. Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer).
Polarizer tidak dapat diputar-putar sedangkan analizer dapat diatur atau diputar
sesuai keinginan. Bila polarizer dan analyzer saling tegak lurus (bidang
polarisasinya juga tega lurus), maka sinar tidak ada yang ditransmisikan melalui
medium diantara prisma polarisasi (Ferlinda, 2011)
Pristiwa ini disebut tidak optis aktif. Jika zat yang bersifat optis aktif
ditempatkan pada sel dan ditempatkan diantara prisma terpolarisasi maka
sinar akan ditransmisikan. Putaran optic adalah sudut yang dilalui analyzer ketika
diputar dari posisi silang ke posisi baru yang intensitasnya semakin berkurang
hingga nol. Untuk menentukan posisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu
digunakan apa yang disebut setengah bayangan (bayangan redup). Untuk
mancapai kondisi ini, polarizer diatur sedemikian rupa, sehingga setengah bidang
polarisasi membentuk sudut sekecil mungkin dengan setengah bidang polarisasi
lainnya (Anomin, 2012).
Akibatnya memberikan pemadaman pada kedua sisi lain, sedangkan ditengah
terang. Bila analyzer diputar terus setengah dari medan menjadi lebih terang dan
yang lainnya redup. Posisi putaran diantara terjadinya pemadaman dan terang
tersebut, adalah posisi yang tepat dimana pada saat itu intensitas kedua medan
sama. Jika zat yang bersifat optis aktif ditempatkan diantara polarizer dan
analyzer maka bidang polarisasi akan berputar sehingga posisi menjadi berubah.
Untuk mengembalikan ke posisi semula, analizer dapat diputar sebesar sudut
putaran dari sampel. Sudut putar jenis ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram
zat dalam 1,00mL larutan yang berada dalam tabung dengan panjang jalan
cahaya1,00dm, pada temperature dan panjang gelombang tertentu. Panjang
-9
gelombang yang lazim digunakan ialah 589,3 nm, dimana1nm=10 m. Sudut
o
putar jenis untuk suatu senyawa (misalnya pada25 C) Macam macam polarisasi
antara lain, polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi akibat pemantulan, dan
polarisasi akibat pembiasan ganda.

Sukrosa

Glukosa

+66,53

+52,7

Cara KerjaPolarimeter

Fruktosa
-92,4

V.

VI.

Alat dan Bahan


1. Alat:
- Polarimeter dan komponennya
- Gelas ukur 25 mL
- Gelas kimia
- Stopwatch
2. Bahan:
- Larutan gula 10%
- Aquades
- Larutan HCl 2N

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Cara Kerja
1. Disiapkan Apparatus Polarimeter
Pelarut zat optis aktif
Digunakan untuk membilas tabung (kuvet)
yang dikeluarkan dari bak polarimeter
Dikeringkan
Bak Polarimeter yang berisi kuvet yang
sudah dibilas dengan pelarut

2. Penentuan untuk nol Pelarut


Aquades
Diisikan ke dalam kuvet
Dimasukkan kedalam bak polarimeter dan
dibaca skala yang dihasilkan
Skala

3. Pengukuran sudut putar jenis sampel


Larutan Gula 10 %
Diisikan kedalam kuvet
Dimasukkan ke Bak Polarimeter
Skala yang dihasilkan dibaca
Skala

4. Pengukuran sudut putar sampel dari waktu ke waktu


25 mL larutan gula 10 % + 10 mL HCl 2N
Diisikan ke dalam kuvet
Dimasukkan kedalam bak polarimeter dan
dibaca skala yang dihasilkan
Skala

Jawaban Pertanyaan

1. Apa fungsi penambahan larutan HCl?


Jawab :Larutan HCl sebagai katalis yang digunakan untuk mempercepat
reaksi inversi gula (perputaran kekiri) dan untuk menghidrolisis
sukrosa.Penambahan HCl berfungsi sebagai pemberi suasana asam dan
katalis yang dapat mempercepat reaksi hidrolisis atau terurainya sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa, dimana pada akhir reaksi akan terbentuk
kembali (tidak ikut bereaksi).
2. Berikan sedikitnya 3 contoh zat optis selain gula dan berapa sudut
putarnya berdasarkan kajian pustaka dan pengamatan anda?
Jawab :Alkaloid, komponen minyak atsiri, antibiotika
3. Berapa sudut putar larutan sukrosa, larutan glukosa, dan larutan fruktosa
berdasarkan kajian pustaka anda?
Jawab :Sukrosa mempunyai rotasi jenis +66,5, suatu rotasi positif.
Campuran produk antara glukosa, []= +52,7 dan fruktosa []= -92,4

Anda mungkin juga menyukai