A.
B.
C.
D.
JUDUL PERCOBAAN
HARI/ TANGGAL PERCOBAAN
HARI/ SELESAI PERCOBAAN
TUJUAN
: Inversi Gula
: Kamis, 1 April 2016
: Kamis, 1 April 2016
: Menentuka orde reaksi dan reaksi inversi
gula menggunakan polarimeter
E. DASAR TEORI
Laju reaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Reaksi dapat dikendalikkan bila
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Orde reaksi adalah pangkat dari
konsentrasi dalam hukum laju (Achmad, 2001). Laju inversi gula adalah laju reaksi
hidrolisa sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa. Inversi gula ini terjadi saat sukrosa
dihidrolisis dengan bantuan asam (Sastrohamidjojo, 2001). Laju inversi gula adalah laju
reaksi hidrolisis sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa dan memiliki orde reaksi yang
merupakan pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi kimia. Disakarida sukrosa adalah
berupa gula pasir biasa, Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi
glukosa dan fruktosa (Bird, 1991)
Gula invert merupakan hasil hidrolisis dari sukrosa yaitu -D-glukosa dan -D
fruktosa. Hidrolisis terjadi pada larutan dengan suasana asam atau dengan enszim invertase
atau dapat juga dengan menggunakan resin penukar ion (Dachlan, 1984).
Sukrosa atau yang lebih dikenal dengan gula tebu dapat terhidrolisis dengan bantuan
asam atau enzim menghasilkan fruktosa dan glukosa yang sama banyaknya jumlahnya.
Proses hidrolisis ini disebut inversi. Campuran fruktosa dan glukosa yang sama banyak
disebut gula inversi (Keenan, C.Kleinfelter, & JH.Wood, 1996). Jenis gula yang diinversi
menunjukkan hasil inversi yang berbeda, hal ini dikarenakan jumlah sukrosa yang terdapat
dalam gula berbeda-beda. Gula pasir memiliki tingkat inversi yang paling tinggi karena
gula pasir merupakan gula sukrosa murni yang diperoleh dari nira tebu. Dengan banyaknya
jumlah sukrosa maka akan menunjukkan tingkat inversi yang lebih tinggi. Untuk gula
kelapa dan gula aren yang memiliki tingkat inversi rendah kemungkinan diakibatkan
kandungan sukrosa yang tidak murni karena pada biasanya pembuatan gula kelapa dan gula
aren dilakukan secara tradisional yang menyebabkan banyak zat pengkotor yang ikut
didalamnya. Dilihat dari tingkat inversinya gula aren memiliki tingkat inversi lebih tinggi
dibandingkan dengan gula kelapa. Ini menunjukkan kadar sukrosa gula aren lebih tinggi
dibandingkan dengan gula kelapa (Herman & M. Yunus, 1984).
Konsentrasi pelarut
Temperatur
Katalis
Tekanan
Luas permukaan
Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan
pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam
spektrofotometri disebut spektrofotometer.Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya
visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang
lebih berperan adalah elektron valensi (Sutopo, 2006).
Spektrototometri uv-vis merupakan alat yang umum digunakan pada laboratorium.
Spektrototometri uv-vis digunakan untuk analisa kimia kuantitatif, namun dapat digunakan
untuk analisa semi kuantitatif. Prinsip kerja spektrototometri uv-vis didasarkan pada
penyerapan sinar oleh pepsi kimi tertentu didaerah ultra lembayung dan sinar tampak
(Huda, 2001).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorbsi. Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi
dapat diperoleh
dengan
bantuan
alat
pengurai
cahaya
seperti
prisma.
Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontiniu, monokromator, sel
pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan
absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Eka, 2007).
Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya
discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan
energi eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran
absorbansi dalam spektrofotometer (Sutopo, 2006).
Analisi Bahan :
JURUSAN KIMIA UNESA
struktur molekul
temperatur
panjang gelombang
banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan juga
pelarut
Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar yang datang dari sumber
cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarizer),
kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi
kedua (analizer).
Macam macam polarisasi antara lain, polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi
akibat pemantulan, dan polarisasi akibat pembiasan ganda.
1. Polarisasi dengan absorpsi selektif, dengan menggunakan bahan yang akan
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Bahan-bahan :
1. Larutan gula 10%
2. Aquades
3. Larutan HCl 2 N
G. ALUR PERCOBAAN
1. Persiapan alat
Aparatus Polarimeter
kan
arkan tabung dalam bak polarimeter
sebersih mungkin/ dibilas dengan pelarut yang akan dipakai sebagai pelarut optis aktif yang akan d
Pengukuran
sudut putar jenis sampel
Skala
Larutan Gula 10 %
Dimasukkan kedalam tabung (kuvet)
Dimasukkan kedalam bak polarimeter
Dibaca Skala
Dihitung sudut putar
Sudut putar
JURUSAN KIMIA UNESA
Skala
H. HASIL PENGAMATAN
No.
Percobaa
n
1.
Prosedur Percobaan
Persiapan alat
Aparatus Polarimeter
Hasil Pengamatan
Dugaan/ Reaksi
Sebelum :
- Air : larutan tidak
berwarna
- Gula : padatan kristal
kekuningan
Kesimpulan
2.
Sebelum :
- Aquades : larutan tidak
berwarna
Setelah :
- semu semu (terang
semua) pada skala 77,05
Skala
3.
Sebelum :
- larutan gula : larutan
berwarna keuningan
Sesudah :
- semu-semu (terang
semua) pada skala 90,15
4.
Sebelum :
- larutan gula : larutan
berwarna kekuningan
- HCl 2N : larutan tidak
berwarna
Sesudah :
- larutan gula + HCl :
larutan berwarna
kekuningan
C12H22O6(s) + H2O(l)
H+
C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq)
Hidrolisis sukrosa
menghasilkan glukosa
dan fruktosa
gula
gelembung maka tabung kuvet dimasukkan lagi kedalam bak polarimeter untuk
diukur besar sudut putarnya. Larutan gula diamati hinga mendapatkan keadaan
terang-terang dan dibaca skala yang diperoleh, yaitu sebesar 90,15.
Penentuan sudut putar dari waktu ke waktu
Dalam percobaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya sudut putar
sampel dari waktu ke waktu. Prosedur dalam percobaan ini sama seperti pada
percobaan penentuan sudut putar jenis sempel sebelumnya akna tetapi larutan yang
digunakan adalah 25 ml larutan gula yang ditambah dengan 10 ml HCl 2 N.
Penambahan HCl ini bertujuan untuk mempercepat reaksi hidrolisis gula, kemudian
sampel dimasukkan dalam kuvet dam dimasukkan dalam bak polarimeter untuk
didapatkan besar skala sudut putarnya dari waktu ke waktu yaitu dari menit ke 5,
10, 15, 20, 25, 30, 45 , 50, 55, 60. Setelah diperoleh data besar sudut putar maka
kemudian dilakukan perhitungan sudut putar jenis sampel dengan cara:
[ ]=
gram
)
mL
Data Ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Waktu(menit)
5
10
15
20
25
30
45
50
55
60
Waktu(detik)
300
600
900
1200
1500
1800
2700
3000
3300
3600
skala
123,10
119,05
112,10
107,90
99,05
93,10
78,10
73,05
70,00
68,10
[]
419,09
418,64
381,82
318,64
280,45
200,00
145,91
9,55
-36,36
-64,09
Waktu(menit)
Waktu(detik)
a-x
ln(a-x)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5
10
15
20
25
30
45
50
55
60
300
600
900
1200
1500
1800
2700
3000
3300
3600
418,64
381,82
318,64
280,45
200,00
145,91
9,55
-36,36
-64,09
-81,36
6,0370027
5,9449445
5,7640505
5,6364117
5,2983174
4,9829838
2,2560651
Grafik Orde 1
ln ([]-x) vs t
7
f(x) = - 0x + 7.72
R = 0.92
6
5
4
ln([]-x)
Linear ()
3
2
1
0
0
500
Orde 2
Data Ke1
2
3
4
5
6
7
Waktu(menit)
5
10
15
20
25
30
45
Waktu(detik)
300
600
900
1200
1500
1800
2700
a-x
418,64
381,82
318,64
280,45
200,00
145,91
9,55
1/(a-x)
0,002389
0,002619
0,003138
0,003566
0,005
0,006854
0,104762
8
9
10
50
55
60
3000
3300
3600
-36,36
-64,09
-81,36
-0,0275
-0,0156
-0,01229
Grafik Orde 2
([]-x) vs t
0.12
0.1
0.08
0.06
1/([]-x)
Linear ()
Linear ()
0.04
0.02
0
-0.02 0
f(x) = - 0x + 0.01
500
1500
R = 0 1000
2000
2500
3000
3500
4000
-0.04
t(sekon)
J. KESIMPULAN
Berdasarkan data serta grafik yang diperoleh dari hasil percobaan, bahwa
penentuan sudut sudut putar dari waktu ke waktu menggunakan larutan gula 10%
ditambahkan dengan HCl 2N mengalami penurunan sudut putar terus menerus dari
waktu ke waktu, dengan kemiringan R2 = 0,915 sehingga dapat dinyatakan bahwa
kinetika reaksi inversi gula merupakan orde 1.
K. JAWABAN PERTANYAAN
1.
Apa fungsi penambahan larutan HCl ?
Jawab :
Untuk mempercepat laju dari inversi gula dengan memperbesar energy
aktivasi
2.
Berikan sedikitnya 3 contoh zat optis selain gula dan berapa sudut putarnya
3.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. 2001. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Bird. 1991. Laju Reaksi dan Tetapan Laju. Jakarta: Erlangga.
Dachlan, M. 1984. Proses Pembuatan Gula Merah. Up Grading Tenaga Pembina Gula
Merah. Bogor: Balai penelitian dan Pengembangan Industri, Departemen
Perindustrian.
Daintith, J. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Erlangga.
Eka. 2007. Metode Analisa Kimia-Spektofotomrtri. Jakarta: Gramedia.
Herman, A. S., & M. Yunus. 1984. Diversifikasi Produk Gula Merah. Up Grading Tenaga
Pembina Gula Merah. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri
Hasil Pertanian.
LAMPIRAN
METODE NON GRAFIK
Orde 1
t=300 detik
1
a
k = ln
t ( ax )
k=
1
419,09
ln
300 418,64
k = 0,00000565432
t=600 detik
1
a
k = ln
t ( ax )
k=
1
418,64
ln
600 381,82
k =
t=900 detik
1
a
k = ln
t ( ax )
k=
1
381,82
ln
900 318,64
k =
t=1200 detik
1
318,64
ln
1200 280,45
k =
t=1500 detik
0,0002009799
1
a
k = ln
t ( ax )
k=
0,000153417
0,0001063815
1
a
k = ln
t ( ax )
k=
1
280,45
ln
1500 200,00
k =
t=1800 detik
1
a
k = ln
t ( ax )
k=
1
200,00
ln
1800 145,91
k =
t=2700 detik
1
145,91
ln
2700
9,55
k =
t=3000 detik
1
9,55
ln
3000 36,36
k =
t=3300 detik
1
36,36
ln
3300 64,09
k =
t=3600 detik
k=
0,000445598
1
a
k = ln
t ( ax )
k=
0,0010097949
1
a
k = ln
t ( ax )
k=
0,0001751956
1
a
k = ln
t ( ax )
k=
0,0002253966
- 0,0001717631616
1
a
k = ln
t ( ax )
1
64,09
ln
3600 81,36
k =
- 0,00006628180
Orde 2
t=300 detik
k=
k=
0,45
1
x
418,64( 418,640,45) (3000)
k =
t=600 detik
k=
x
1
x
a ( ax ) t
8,56709262 x 10-9
k=
x
1
x
a ( ax ) t
36,82
1
x
381,82(381,8236,82) (600300)
k =
t=900 detik
k=
9,316466363 x 10-7
k=
x
1
x
a(ax) t
63,18
1
x
318,64 (318,6463,18) (900600)
k = 2,586972035 x 10-6
t=1200 detik
k=
k=
x
1
x
a(ax) t
38,18
1
x
280,45(280,4538,18) (1200900)
k = 1,872906747 x 10-6
t=1500 detik
k=
k=
x
1
x
a(ax) t
80,45
1
x
200,00(200,0080,45) (15001200)
k = 1,160276287 x 10-5
t=1800 detik
k=
k=
x
1
x
a(ax) t
54,09
1
x
145,91(145,9154,09) (18001500)
k = 1,345643287 x 10-5
t=2700 detik
k=
k=
x
1
x
a(ax) t
136,36
1
x
9,55(9,55136,36) (27001800)
k = -1,250962172 x 10-4
t=3000 detik
k=
k=
x
1
x
a(ax) t
45,91
1
x
36,36((36,36)45,91) (30002700)
k = 5,115372149 x 10-5
t=3300 detik
k=
k=
x
1
x
a(ax) t
27,73
1
x
64,09((64,09)27,73) (33003000)
k = 1,570571178 x 10-5
t=3600 detik
k=
k=
x
1
x
a(ax) t
17,27
1
x
81,36((81,36)17,27) (36003300)
k = 7,1731131 x 10-6