Anggota :
Yuwanti Winda Astuti 260110170088 Editor, Data Pengamatan,
Simpulan, Hasil Pengamatan
Farah Mufidah 260110170089 Tujuan, Prinsip, Teori Dasar,
Alat dan Bahan
Syifa Salsabila 260110170090 Pembahasan
Prilly Mutiara Sandy 260110170091 Pembahasan, Perhitungan
Ardhia Kirana Pramesti 260110170092 Mekanisme Reaksi, Metode
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
I. Tujuan
II. Prinsip
Reaksi warna terjadi ketika dua atau lebih molekul bercampur, membuat satu
senyawa yang berbeda sehingga memiliki struktur kimia yang berbeda. Senyawa
tersebut mempunyai absorbansi dan radiasi cahaya yang berbeda dan dari sana dapat
dilihat perubahan warna yang terjadi (Gillespie, C. 2018).
2.2 Pengendapan
Reaksi redoks merupakan singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi, keadaan
jika oksidasi berubah disertai dengan pertukaran elektron antar pereaksi (Svehla,
1985).
III. Reaksi
1. Uji Fehling
(Winarno, 2004).
Gula reduksi dan serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat. Gula reduksi
termasuk didalamnya semua monosakarida dan sebagian disakarida (sukrosa bukan
gula pereduksi), sedangkan polisakarida meliputi amilum, pektin, mannan dan
galaktan (Fitriningrum, dkk., 2013).
Uji fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid atau tidak.
Reagen yang dapat digunakan dalam pengujian ini adalah fehling A (mengandung
CuSO4 anhidrat) dan Fehling B (mengandung NaOH dan KNa-Tartat). Gula
pereduksi bereaksi dengan pereaksi feling menghasilkan endapan merah bata (Cu2O)
(Khozin, 2015).
Titrasi iodometri adalah salah satu janis titrasi redoks yang melibatkan
iodium. Titrasi ini termasuk ke dalam jenis titrasi tidak langsung yang dapat
digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi
yang lebih besar daripada sistem iodium iodida atau senayawa-senyawa yang bersifat
oksidator seperti CuSO4.5H2O (Asip dan Okta, 2013).
4.1 Alat
Batu didih
Buret
Corong
Erlenmeyer
Gelas ukur
Kaca arloji
Kapas sumbat
Kertas saring
Labu ukur
Neraca analitik
Penangas air
Penjepit kayu
Pipet tetes
Plastik hitam
Sentrifus
Spiritus
Statif
Tabung reaksi
Tabung sentrifus
4.2 Bahan
Amilum 0,5%
Asam sitrat (C6H8O7)
Aquades
CuSO4
HCl
H2SO4
KI
KIO3
KNaC4H4O8
Na2CO3
NaOH Pelet
Na-tiosulfat
Sampel 100%
VI. Metode
A. Preparasi Sampel
Sampel dipotong menjadi potongan kecil sebesar, lalu ditimbang sebanyak 25
gram. Selanjutnya sampel digerus dengan menggunakan alu. Selanjutnya sampel
dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dipanaskan. Sampel dimasukkan ke
dalam tabung sentrifugasi lalu disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rpm selama
15 menit. Selanjutnya adalah dipisahkan fase cair dan fase padat.
F. Pembuatan Fehling B
17,3 gram Na-K-Tartat ditimbang, lalu ditambahkan 50 ml aquadest, disaring dan
didiamkan selama 2 hari.
G. Pembuatan Fehling
Larutan fehling A dan B dicampurkan masing-masing 20 ml dengan
perbandingan masing 1:1.
A. Preparasi Sampel
10. Dititrasi larutan sampel dengan larutan Larutan sampel berubah warna
Na-tiosulfat hingga warna kuning jerami. menjadi kuning jerami.
VIII. Pembahasan
IX. Kesimpulan
Asip, F. Dan Okta, T. 2013. Adsorpsi Pada Gas Nam Menggunakan Membran
Mekanik dengan Metode Titrasi Iodometri. Jurnal Teknik Kimia, Vol. 19 (4) :
22-28.
Chang, R. 2004. Kimia Dasar, Jilid 1, Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Djakani, H. 2013. Gambaran Kadar Gula Darah Puasa pada Laki-Laki Usia 40-59
Tahun. Jurnal e-Biomedik, Vol. 1 (1) : 71-75.
Endrawati, H. 2014. Pengertian Karbohidrat, Klasifikasi Karbohidrat, dan
Metabolisme Karbohidrat. Diakses secara online melalui
http://litbang.staff.ub.ac.id/2014/06/03/pengertian-karbohidrat-klasifikasi-
karbohidrat-dan-metabolisme-karbohidrat. [Diakses pada tanggal 24 Maret
2018 pada pukul 10.00 WIB].
Fitriningrum, R. Sugiyarto, dan Susilowati, A. 2013. Analisis Kandungan Karbohidrat
pada Berbagai Tingkat Kematangan Buah Karika (Carica pubescens) di
Kejajar dan Sembungan, Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Jurnal
Bioteknologi. Vol. 10 (1) : 6-14.
Gillespie, C. 2018. Chemical Reaction That Cause Color Change. Diakses secara
online melalui https://sciencing.com/chemical-reactions-cause-color-change-
7501675.html. [Diakses pada tanggal 1 April 2018 pada pukul 18.55 WIB].
Keenan, K. 1986. Kimia untuk Universitas II. Jakarta: Erlangga.
Khopkar, A. 1999. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Khozin, A. 2015. Kegunaan Uji Fehling. Diakses secara online melalui
https://www/al-astor.net/2015/05/kegunaan-uji-fehling-html. [Diakses pada
tanggal 24 Maret 2018 pada pukul 06.46 WIB].
Poedjadi, A. 1984. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI press.
Soedarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberti.
Svehla, G. 1985. Vogel : Buku Teks Analsa Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, Edisi V. Jakarta : Kalman Media Pustaka.
Ulfa, A. 2015. Penetapan Kadar Klorin (Cl2) pada Beras Menggunakan Metode
Iodometri. Jurnal Kesehatan Holistik. Vol. 9 (4) : 197-200.
Winarno, F. O. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Wiratmaja, I. G. 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan
Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonli Sebagai Bahan Baku. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin, Vol. 5 (1) : 75-84.
LAMPIRAN
1. Perhitungan
a. Perhitungan AngkaTabel
b. PerhitunganKonversiAngkaTabel
antara 3 dan 4 = 9,7 – 7,2 = 2,5
konversi = 7,2 + (0,71 x 2,5)
= 8,975
c. Perhitungan % Kadar
faktor pengenceran = 25 : 5 = 5
𝐴𝑇 ×𝑓𝑝 8,975×5
% kadar = 𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 100% = × 100% = 0,179%
25000
Maka, % kadar dalam 25 gram buah pepaya adalah 0,179 % dan dalam 100
gram buah pepaya adalah 0,716%.
2. Hasil Pengamatan