Anda di halaman 1dari 17

AKTIVITAS ANTIDIARE VERAPAMIL DAN ATTAPULGITE

DENGAN PENGINDUKSI OLEUM RICINI PADA MENCIT

USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas praktikum Farmakoterapi Gangguan Saluran
Cerna, Nutrisi, Endokrin dan Ginekologi

Tina Astiani 260110170007


Alifia Syifa Pebrianti 260110170013
Nurvyllaeli 260110170020
Elmira Rachma A 260110160027
Dina Hawari 260110170031
Arini Nurhaqiqi 260110170036
Nurul Afifah 260110170039
Ismiatun 260110170040

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…2
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..4
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….......5
1.1. Latar Belakang Penelitian………………………………………………….5
1.2. Identifikasi Masalah……………………………………………………….6
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………………..6
1.4. Kegunaan Penelitian……………………………………………………….6
1.5. Metode Penelitian………………………………………………….............7
1.6. Lokasi dan Waktu Penilitian……………………………………………….7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………............8
2.1. Diare……………………………………………………………….............8
2.1.1 Patofisiologi Diare…………………………………………………...8
2.1.2 Tanda dan Gejala Diare………………………………………………8
2.1.3 Faktor Resiko Diare………………………………………………….9
2.2. Antidiare…………………………………………………………….……..9
2.2.1 Attapulgite………………………………………………………..….9
2.2.2 Verapamil………………………………………………………......10
2.2.3 Lorepamide…………………………………………………….…...10
2.2.4 Diphenoxylate……………………………………………………...11
2.3. Castor Oil....……………………………………………………………...11
2.4. Castor Oil Induced Diarrhea……………………………………..……….12
BAB III METODE PENILITIAN………………………………….…………..13
3.1 Alat…………………………………………………………….................13
3.2 Bahan……………………………………………………………………..13
3.3 Hewan Uji………………………………………………………………...13
3.4 Metode Penelitian………………………………………………………...13
3.4.1 Prosedur Penelitian…………………………………………............13
3.4.2 Parameter yang Diamati…………………………………………….14
3.4.3 Analisis Statistik……………………………………………………15

2
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..….…………16

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1…………………………………………………………………………14

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir

di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia dapat terserang.

Diare menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak

di negara berkembang. Di negara berkembang, anak-anak balita mengalami

rata-rata 3-4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat terjadi lebih

dari 9 kali kejadian diare per tahun hampir 15-20% waktu hidup dihabiskan

untuk diare.

Obat antidiare adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit

akibat kuman, bakteri, virus, cacing, atau bahkan keracunan makanan. Secara

garis besar, pengobatan diare terbagi menjadi tiga cara yaitu secara substitusi,

simptomatik, dan kausatif. Pengobatan substitusi adalah pengobatan tambahan

untuk mengganti kekurangan zat-zat yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh.

Pada kasus diare, kekurangan zat tersebut yaitu kurangnya cairan yang dapat

digantikan dengan pemberian oralit. Pengobatan simptomatik memiliki

mekanisme kerja mengurangi gerakan peristaltik di usus dan atau sebagai

astringensia (mengecilkan permukaan usus). Sedangkan pengobatan kausatif

memiliki mekanisme membunuh bakteri penyebab diare.

Verapamil adalah pemblokir saluran kalsium. Ini bekerja dengan

melemaskan otot-otot jantung dan pembuluh darah. Tindakan antagonis

5
kalsium yang diketahui pada otot polos dan penyerapan usus yang membuat

obat ini digunakan sebagai antidiare. Attapulgite adalah obat oral yang tidak

diserap yang digunakan dalam pengelolaan diare, bekerja dengan cara

menyerap (mengikat) sejumlah besar bakteri dan racun dan mengurangi

kehilangan air. Attapulgite mengurangi jumlah buang air besar, meningkatkan

konsistensi tinja yang longgar atau berair, dan mengurangi kram saluran

pencernaan yang sering dikaitkan dengan diare. Kedua obat tersebut memiliki

mekanisme kerja pada tubuh manusia, obat dengan mekanisme seperti apa yang

dapat memberikan efektivitas paling baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana aktivitas antidiare dari verapamil jika dibandingkan dengan

attapulgite?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas

tindakan antidiare dari verapamil terhadap attapulgite.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai efektivitas tindakan antidiare dari verapamil terhadap attapulgite dan

obat dengan mekanisme seperti apa yang dapat memberikan efektivitas paling

baik.

6
1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental

di laboratorium. Pengamatan dilakukan dibagi menjadi 3 kelompok mencit

yang tidak diberi makan semalaman, setiap menciy diberikan castor oil secara

p.o, lalu menampung dan mengamati feses yang dikeluarkan dan frekuensi

keluarnya feses dengan interval waktu tertentu.

1.6 Lokasi dan Waktu Penilitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Oktober 2019, bertempat di

Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas

Padjadjaran, Jatinangor.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Diare

Diare adalah kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan frekuensi dan

penurunan konsistensi feses sehingga terjadi ketidakseimbangan antara proses

absorpsi air dan elektrolit dengan proses sekresinya. Diare seringkali merupakan

penyakit sekunder atau gejala sistemik dari penyakit primer. Berdasarkan

durasinya, diare terbagi menjadi 3 jenis yaitu diare dengan rentang kurang dari 7

hari (akut), diare selama 14 hari (persisten), dan diare lebih dari 30 hari (kronis).

Diare akut umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan protozoa (Dipiro,

et.al., 2015).

2.1.1 Patofisiologi Diare

Secara umum, patofisiologi diare adalah terganggunya keseimbangan

kandungan air dan elektrolit pada tubuh melalui empat variasi mekanisme yaitu

perubahan transport ion aktif akibat penurunan penyerapan natrium atau

peningkatan sekresi klorida, perubahan motilitas usus, peningkatan osmolaritas

luminal, dan peningkatan tekanan hidrostatik pada jaringan. (Dipiro, et.al.,

2015).

2.1.2 Tanda dan Gejala Diare

Tanda dan gejala yang umumnya terjadi pada penderita diare, yaitu:

a) Sering BAB dan konsistensi fese menurun

b) Keram perut

8
c) Nyeri perut

d) Demam

e) Pendarahan

f) Sakit kepala ringan atau pusing akibat dehidrasi

(UCSF, 2019).

2.1.3 Faktor Resiko Diare

Terdapat banyak faktor resioko yang diduga dapat menyebabkan diare,

diantaranya sanitasi lingkungan yang kurang baik, persediaan air yang tidak

hiegienis (Rahman, dkk., 2016). Selain itu, faktor resiko yang mempengaruhi

terjadinya diare yaitu kesehatan lingkungan, termasuk pembuangan sampah,

sarana air bersih, pembuangan limbah serta perilaku hidup sehat (Putra, 2014).

2. 2 Antidiare

Antidiare adalah obat-obat yang digunakan untuk menanggulangi atau

mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau

keracunan makanan dengan gejala berupa buar air besar berulang kali dengan

kondisi feses mengandung banyak cairan, bahkan terkadang disertai darah atau

lendir (Tim MGMP Pati, 2015).

2.2.1 Attapulgite

Attapulgite merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi diare.

Attapulgite bekerja dengan cara memperlambat pergerakan usus, sehingga

meningkatkankan penyerapan air dalam usus yang dapat meningkatkan

konsistensi feses. Attapulgite juga akan menyerap zat-zat asam dan toksin

penyebab diare (DrugBank, 2019).

9
2.2.2 Verapamil

Verapamil merupakan obat golongan calcium-channel blocker. Di

pasaran, verapamil dikenal sebagai obat untuk mengatasi hipertensi dan angina

(MedlinePlus, 2017). Beberapa penelitian menggunakan verapamil sebagai

obat antidiare. Sebagai Calcium-channel blocker, verapamil secara signifikan

dapat menghambat terjadinya Giant Migrating Contraction (GMC). Kalsium

meregulasi keseimbangan antara absorpsi dan sekresi melalui mukosa

intestinal. Rendahnya kadar kalsium intraselular merangsang terjadinya

penyerapan, sementara meningkatnya kadar kalsium intraselular merangsang

terjadinya sekresi. Verapamil juga menginhibisi kontraksi spontan (Unar, et al.,

2010).

2.2.3 Loperamide

Loperamid merupakan agonis reseptor μ-opioid, yang bekerja sebagai

antidiare. Loperamide terserap dengan baik pada jalur gastrointestinal dan

hampir seluruhnya diekstraksi dan dimetabolisme oleh sitokrom P450 dalam

hati (terutama pada CYP34A) yang mana Lorepamide terkonjugasi dan

konjugatnya dieksresikan dalam empedu (Regnard, et al., 2011).

Efek antidiare dari lorepamide dihasilkan dari absorpsi secara langsung

pada dinding usus. Loperamide meningkatkan intestinal transit time dengan

menurunkan aktivitas propulsive dan meningkatkan aktivitas non-propulsive

melalui efeknya pada myenteric plexus dalam lapisan otot longitudinal

(Regnard, et al., 2011).

10
Loperamide juga memodifikasi transport air dan elektrolit pada intestinal

dengan menstimulasi terjadinya bsorpsi. Diteliti bahwa loperamide mereduksi

pengambilan sodium (sodium-dependent uptake) dari glukosa dan nutrisi

lainnya dari usus kecil (Regnard, et al., 2011).

2.2.4 Diphenoxylate

Diphenoxylate merupakan antidiare yang efektif sebagi terapi tambahan.

Obat ini dimetabolisme secara cepat melalui proses hidrolisis ester menjadi

bentuk aktifnya yaitu asam difenoksilat (difenoxine), metabolit utama darah.

Diphenoxylate adalah agonis reseptor opiat yang merangsang reseptor mu di

GI untuk mengurangi peristaltik dan menyempitkan spinchter. Obat ini

memiliki efek langsung pada otot polos usus, yang mungkin mengakibatkan

perpanjangan waktu transit gastrointestinal (Drugbank, 2005).


2. 3 Castor Oil

Castor oil atau minyak jarak adalah minyak nabati yang berasal dari tanaman

minyak jarak (Ricinus communis L.). Aktivitas asam risinoleat di usus telah banyak

digunakan dalam bioassay yang melibatkan aktivitas antidiare pada hewan

laboratorium. Minyak jarak memiliki efek sebagai pencahar sehingga sering

diberikan secara oral untuk menyebabkan diare pada tikus (Patel, 2006).

2. 4 Castor Oil Induced Diarrhea

Metode pengujian antidiare dengan menggunakan castor oil sebagai

penginduksi diare pada hewan uji. Castor oil mengalami hidrolisis pada usus kecil

bagian atas menjadi asam risinoleat. Zat ini dapat menstimulasi sekresi cairan,

11
menghambat penghambatan air, dan elektrolit, serta mengurangi penyerapan Na+

dan K+ aktif, lalu mengurangi Na+ dan K+ dalam usus kecil. Minyak jarak juga

meningkatkan aktivitas peristaltik dan menghasilkan perubahan permeabilitas

dalam membran mukosa usus menjadi elektrolit dan air. Selain itu, asam risinoleat

juga mengakibatkan pelepasan prostaglandin endogen yang berperan dalam

modulasi GIT, merangsang motilitas dan sekresi yang menyebabkan diare

(Pandhare, et.al., 2017).

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu batang pengaduk, beaker

glass, 100 ml, mortit dan stemper, spatel, stopwatch, syringe 1 ml, sonde,

timbangan analitik dan kandang pengamatan.

3.2 Bahan

Aquadest, Normal saline (10 ml/Kg), Verapamil (50mg/Kg), Attapulgite,

Castor oil (10 ml/Kg), dan kertas alas.

3.3 Hewan Uji

Mencit dengan berat badan 25-30 gram yang dipelihara dalam kondisi

lingkungan terjaga.

3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Prosedur Penelitian

Pengujian aktivitas antidiare memerlukan 15 ekor mencit untuk 5

kelompok praktikum. Tiap kelompok mendapat 3 ekor mencit untuk 3

kelompok uji. Mencit yang akan digunakan harus dipuasakan semalaman.

Setiap mencit diberikan obat di bawah ini

13
Mencit Obat Dosis

1 Saline (Kontrol 10 ml/Kg

Negatif)

2 Verapamil (Uji 1) 50mg/Kg

3 Attapulgite (Uji 2) 3.12 mg/20 g

Tabel 1. Kelompok Uji Mencit

Setelah 1 jam, setiap mencit diberikan 10 mg/Kg castor oil secara p.o

untuk menginduksi diare. Pengamatan dilakukan di dalam kandang beralaskan

kertas yang telah ditimbang sebelumnya dan diganti setiap 30 menit sekali.

Keparahan diare dinilai setiap 30 menit sekali selama 2 jam. Defekasi dihitung

pada setiap kandang mencit dan efek antidiare dihitung sebagai Diarrheal

Scoring, dengan ketentuan:

0 : Tidak diare

1 : Lembut

2 : Sangat Lembut

3 : Cair

("#$%&#'()*+)
% Inhibisi Obat = "#$%&#'
𝑥 100

(Mahmood, et al., 2017).

3.4.2 Parameter Penelitian

a. Diare dilihat dari frekuensi defekasi mencit yang meningkat dari

keadaan normal dan konsistensi feses menjadi lembek atau cair.

b. Waktu mulainya diare, mencatat waktu mula-mula terjadinya diare

setelah pemberian penginduksi castor oil.

14
c. Frekuensi diare, mengamati banyaknya diare yang terjadi setiap 30

menit selama 2 jam.

d. Berat feses, dilakukan dengan menimbang kertas alas yang digunakan

pada pengamatan setiap 30 menit sekali selama 2 jam.

3.4.3 Analisis Statistik

Seluruh data percobaan dinilai sebagai mean±SEM, sedangkan

Konsentrasi efektivitas median (nilaai EC50) dan ANOVA dengan nilai

Confidence Interval (CI) 95% digunakan untuk menentukanperbedaan

variasi doses yang diikuti dengan Dunnet’s Test, dengan nilai p<0,05

dianggap sebagai nilai yang signifikan

(Mahmood, et al., 2017).

15
DAFTAR PUSTAKA

Dipiro, J. T., Cecily, V. D., Barbara. G. W., dan Terry, L. S. 2015.

Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition. New York : Mc Graw Hill

Education.

DrugBank. 2019. Attapulgite.Available online at

https://www.drugbank.ca/drugs/DB01574 [Accessed on September 5,

2019].

DrugBank. 2019. Dyphenoxilate. Available online at

https://www.drugbank.ca/drugs/DB01081 [Accessed on September 10,

2019].

Mahmood, H., Mueen, A.C., Zeeshan, M., Muhammad, A.S., and Sherjeel, A.

2017. A Mechanistic Evaluation of Traditional Uses of Nepeta ruderalis in

Gastrointestinal and airway disorders. Pharmaceutical Biology. Vol. 55(1):

1017-1021.

MedlinePlus. 2017. Verapamil. Available online at

https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a684030.html [Accessed on

September 5, 2019].

Pandhare, R., Sangameswaran, B., Gaurav, B., Pramod, D., dan Vinayak, D. 2017.

Antidiarrheal Potential of Adenanthera pavonina Linn Seed Aqueous

Extract in Experimental Animals. International Journal of Chinese

Medicine. Volume 1(4): 116-120.

Patel, V.R., Gerard, G. D., Lakshmi, C. K. V., Randall, M., dan Bryan, J. J. S. 2016.

16
Castor Oil: Properties, Uses, and Optimization of Processing Parameters in

Commercial Production. Libertas academica. Volume 6 : 1-12.

Putra, I.G.B.G.M. 2014. Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Diare Akut Pada Balita

di Desa Tegallalang Pada Bulan Januari Sampai Juli Tahun 2014Tersedia

online di https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/13826/9507

[Diakses Pada 10 September 2019].

Rahman, H.F., Slmaet, W., Heri, S., dan Biantoro. 2016. Faktor-Faktor yang

Berhubungan Dengan Kejadian Diare di Desa Solor Kecamatan Cermee

Bondowoso. NurseLine Journal. Vol. 1(1):24-35.

Regnard, C., Robert, T., Mary, M., and Andrew, W. 2011. Loperamide. Journal Of

Pain and Symptom Management. Vol. 42(2):319-323.

Tim MGMP Pati. 2015. Farmakologi. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

UCSF Health. 2019. Diarrhea Signs and Symptoms. Available online at

https://www.ucsfhealth.org/conditions/diarrhea/signs_and_symptoms.html

[Accessed on September 10, 2019].

Unaar, M.A., Gulshan, A.J., Mahboob.A.W., and Shaheen, S. 2010. Verapamil and

Loperamide: To Compare The Inhibitory Effects on Isolated Guinea Pig

Ileum. Professional Medical Journal . Vol. 17(2): 269-273.

17

Anda mungkin juga menyukai