Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIK

TENTANG :
“VISKOSITAS”

Naa : Ayu Andini Kartikasari


NPM : 1619001881
Kelas : Farmasi B
Semester : Genap

FAKULTAS FARMASI
PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
VISKOSITAS

A. TUJUAN
Mahasiswa mampu menetapkan viskositas suatu zat cair dengan
cara menggunakan air sebagai pembanding.

B. DASAR TEORI
Viskositas atau ukuran kekentalan suatu zat cair adalah sifat dari
suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul
zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan
inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair
(viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan
kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa
untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka
tegangan gesek berbanding lurus dengan viskositas.
Fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal
sebagai viskositas, yang dapat didefinisikan sebagai tahanan yang
dilakukan suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Salah
satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari
Poiseulle, metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode
Poiseulle. Pada percobaan ini akan menghitung viskositas larutan yang
berguna untuk menentukan tahanan fluida berdasarkan suhu
yang berbeda- beda.
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida
yang menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar
viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan
juga menunjukan semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida
tersebut (Ariyanti dkk, 2010). Kekentalan merupakan sifat cairan yang
berhubungan dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang
dapat mengalir dengan cepat namun ada yang mengalir secara lambat.
Fluida yang mengalir lambat  seperti gliserin, madu dan minyak atso, ini
dikarenkan mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas menentukan
kecepatan mengalirnya cairan (Halliday dan resnick, 1985).
Viskositas adalah gesekan internal fluida. Gaya viskos melawan
gerakan sebagian fluida relatif terhadap yang lain. Viskositas adalah suatu
pernyataan “tahanan untuk mengalir” dari suatu sistem yang
mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya
yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu.
Viskositas fluida dinotasikan dengan η (“eta”) sebagai rasio tegangan
geser (Nugroho, 2012). Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan
permukaan molekul, gaya tarik antar molekul dan struktur cairan. Fluida
adalah zat – zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri dengan
bentuk wadahnya. Apabila berada dalam kesetimbangan, fluida tidak
dapat menahan gaya gesek. Hukum viskositas newton menyatakan bahwa
untuk laju perubahan bentuk sudut  fluida  tertentu maka tekanan gesek
berbanding lurus dengan viskositas (sukardjo, 2002).
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara partikel zat cair. Zat
cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa
sifat sebagai berikut: apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair
akan terbentuk permukaan bebas horizontal yang berhubungan dengan
atmosfer, mempunyai rapat massa dan berat jenis, dapat dianggap tidak
termampatkan, mempunyai viskositas (kekentalan) dan mempunyai
kohesi, adesi dan tegangan permukaan fluida (Atkins, 1997).
Faktor – faktor yang mempengaruhi viskositas adalah tekanan,
temperatur, adanya zat lain, ukuran dan berat molekul, ikatan. Pengaruh
viskositas tehadap tekanan yaitu viskositas cairan naik dengan naiknya
tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangakan viskositas akan
naik dengan turunnya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul –
molekulnya memperoleh energi. Molekul – molekul cairan bergerak
sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan tempertatur. Adanya bahan
tambahan seperti bahan suspensi meningkatkan viskositas air dan
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Viskositas juga akan naik
jika ikatan rangkap semakin banyak. Viskositas air naik dengan adanya
ikatan hidrogen (Bird, 1994).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Piknometer 10mL
 Viskosimeter ostwald
 Beker gelas
 Gelas ukur
 Timbangan analitik
 Stopwatch
Bahan :
 Air
 Alkohol
 Aseton
 Air gula
D. CARA KERJA

Tentukan rapat zat cair dengan piknometer

Alat dibersihkan dengan pencuci dan dikeringkan dengan pompa vakum

Diisi dengan air secukupnya. Air dinaikkan lebh tinggi dari tanda paling
atas, Stopwatch dihidupkan melewati tanda paling atas tersebut, biarkan
air mengalir sampai tanda paling bawah, stopwatch dihentikan dan waktu
air ditentukan. Ulangi percobaan yang sama tiga kali. Lakukan masinh-
masing tiga kali percobaan untuk zat yang lain yaitu air, alkohol, aseton.

a. Penentuan berat jenis zat


1. Penentuan berat jenis larutan
 Aquadest
1. Timbang piknometer kosong
2. Isi dengan aquadest
3. Timbang piknometer isi aquadest
 Alkohol
1. Timbang piknometer kosong
2. Isi dengan alkohol
3. Timbang piknometer isi alkohol
 Aseton
1. Timbang piknometer kosong
2. Isi dengan aseton
3. Timbang piknometer isi aseton
2. Viskosotas dengan viskosimeter ostwald
Masukkan alkohol kedalam viskometer ostwald

Sedot hingga batas yang paling atas

Pasang stopwatch mulai saat zat cair turun dari tanda batas itu dan
berhenti saat zat cair berada ditanda batas bagian bawahnya
Masukkan aseton kedalam viskometer ostwald

Sedot hingga batas yang paling atas

Pasang stopwatch mulai saat zat cair turun dari tanda batas itu dan
berhenti saat zat cair berada ditanda batas bagian bawahnya

E. DATA PENGAMATAN
1. Penentuan berat jenis larutan
Berat Volume Massa
Berat Berat
Piknometer Piknometer Jenis
Larutan Piknometer Larutan
+ Larutan (mL) Larutan
Kosong (g) (g)
(g) (g/mL)
Aquades 12,59 g 23,20 g 10,61 g 10,6419 mL 0,997 g/
t mL
Alkohol 12,70 g 21,10 g 8,40 g 10,6419 mL 0,789
g/mL
Aseton 12,58 g 20,31 g 7,73 g 10,6419 mL 0,726
g/mL

2. Penentuan Viskositas
Waktu Rata-
No Zat bahan Suhu
1 2 3 rata
1. Aquadest 28 6,7 s 6,6 s 6,5 s 6,6 s
2. Alkohol 28 11,6 s 12,4 s 12,5 s 12,16 s
3. Aseton 28 6,2 s 6,6 s 6,3 s 6,43 s

A. Perhitungan
μ air × ρ air × t zat
μ zat=
ρ air × t air

Keterangan : μ air=0,8904 ( ketetapan viskositas air )


ρ=berat jenis
t = waktu
0,8904 × 0,997× 6,6 5,859
1. μ aquadest=
0,997 × 6,6
= 6,5802
= 0,8903

0,8904 ×0,789 ×12,16 8,5427


2. μ alkohol=
0,997 ×6,6
= 6,5802
= 1,2982

0,8904 × 0,726× 6,43 4,1565


3. μ aseton=
0,997 × 6,6
= 6,5802
= 0,6316

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas mengenai tentang ukuran
kekentalan (viskositas). Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa
mampu menetapkan viskositas suatu zat cair dengan cara menggunakan
air sebagai pembanding. Bahan yang diperlukan untuk praktikum kali ini
yaiut aquadest, alkohol dan aseton.
Viskositas merupakan suatu cara untuk menyatakan berapa daya
tahan dari aliran yang diberkan terhadap suatu cairan. Kebanyakan  dari
viscometer digunakan untuk  mengukur kecepatan suatu cairan yang
mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler). Definisi lain dari viskositas
ialah ukuran yang menyatakan kekentalan  dari suatu cairan atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan agar  mengalir. Viskositas cairan tersebut akan menimbulkan
gesekan antar bagian atau lapisan cairan yang bergerak dengan benda
lainya. Hambatan atau gesekan yang terjadi merupakan hasil dari gaya
kohesi dalam zat cair.
Tingkat viskositas suatu fluida tentu tidak dapat muncul begitu
saja. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi level viskositas
fluida, di antaranya:
1. Tekanan
Tingkat viskositas suatu zat cair akan naik jika terdapat tekanan.
Sedangkan pada gas, tekanan tidak akan memengaruhi tingkat viskositas.
Mengapa demikian? Ini karena tekanan ternyata memengaruhi ikatan
molekul zat cair. Semakin tinggi tekanan maka semakin tinggi pula gaya
kohesi yang terjadi pada molekul penyusun zat cair.
2. Temperatur
Di samping tekanan, tingkat viskositas fluida juga dipengaruhi
tekanan. Pada zat cair, temperatur yang naik akan menyebabkan tingkat
viskositas turun. Sedangkan pada gas, temperature yang naik justru akan
meningkatkan viskositas. Ini karena pemanasan dapat membuat kohesi
antar molekul melemah.
3. Ukuran serta berat molekul
Ukuran serta berat molekul ternyata juga dapat memengaruhi
viskositas. Semakin berat massa molekul benda maka semakin tinggi pula
viskositasnya. Sebagai contoh, minyak memiliki massa molekul yang
lebih berat dibandingkan air, maka nilai viskositasnya pun lebih besar
dibandingkan air.
4. Kekuatan kohesi
Seperti yang telah disebutkan pada bagian pembuka, viskositas
dipengaruhi oleh gaya kohesi antar molekul sejenis dalam benda. Makin
besar kekuatan gaya kohesi, semakin tinggi pula tingkat viskositasnya.
Pada percobaan kali ini untuk menentukan viskositas suatu cairan
menggunakan metode ostwald, dimana metode ini yang diukur adalah waktu
yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa
kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat caira itu sendiri. Pada
percobaan sebenarnya, sejumlah zat cair diukur dengan gelas ukur sebanyak
10mL, kemudian zay cair yang telah diukur dimasukkan kedalam viskometer
melalui pipa kapiler yang besar. Setelah itu zat cair dihisap atau dinaikan
melalui pipa kapiler yang kecil menggunakan filler sampai tanda batas kedua
setelah itu pasang stopwatch mulai saat zat cair turun dari tanda batas itu dan
berhenti saat zat cair berada di tanda batas bagian bawahnya.

G.KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Cara menentukan viskositas larutan newton dengan menggunakan
viskometer Ostwald yaitu dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi sempel untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir dengan
gravitasi, melalui suatu kapiler vertical.
2. Viskositas atau ukuran kekentalan suatu zat cair adalah sifat dari suatu
zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul
zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan
inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair
(viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan
kekentalan suatu zat cair.
H.DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P. W. 1997. Kimia Fisika 2. Erlangga. Jakarta.

RESNICK, HALLIDAY (1985) PHYSICS, 3rd Edition. Bandung:


Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung

Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai