Anda di halaman 1dari 22

STABILITAS OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat secara umum didefinisikan sebagai suatu zat atau bahan yang
digunakan untuk mengurangi, mencegah, dan mengobati suatu penyakit.
Obat itu sendiri diperoleh dari bahan alam, baik tumbuhan maupun hewan,
yang diolah dengan campuran bahan-bahan kimia. Proses pembuatan
dilakukan dengan sintesis maupun nonsintesis.
Kestabilan suatu obat merupakan faktor yang harus dipertahankan
dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat
suatu sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan
memerlukan waktu yang lama untuk sampai ke tangan pasien yang
membutuhkannya. Obat yang disimpan dalam jangka waktu yang lama
dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil-hasil uaraian dari
zat tersebut berifat toksik sehingga dapat membahayakan jiwa pasien. Oleh
karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kestabilan suatu zat sehingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan
obat tersebut optimum.
Stabilitas obat adalah suatu pengertian yang mencakup masalah
kadar obat yang berkhasiat, bila suatu obat stabil artinya dalam waktu
relatif lama obat akan berada dalam keadaan semula, tidak berubah atau
ada perubahan masih dalam batas yang diperbolehkan/sesuai persyaratan.
Seorang ahli farmasi mengetahui bagaimana memperkirakan umur suatu
obat, karena itu pengetahuan tentang berbagai sifat dari bentuk sediaan
adalah penting, karena sifat-sifat tersebut mempengaruhi absorpsi dan
keefektifan biologis suatu obat ketika obat tersebut dilepaskan dari
sediaannya dan masuk ke dalam tubuh makhluk hidup, penerapan prinsip
dan kestabilan obat diperlukan untuk menjamin potensi suatu obat dalam
penyimpanan dan penggunaannya.

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

STABILITAS OBAT

Proses laju merupakan hasil dasar yang perlu diperhatkan bagi


setiap orang yang berkaitan dengan bidang kefarmasian, mulai dari
pengusaha obat sampai ke pasien. Pengusaha obat harus dengan jelas
menunjukkan bahwa bentuk obat harus dengan sediaan yang dihasilkan
cukup stabil dalam penyimpanan yang cukup lama dimana tidak berubah
menjadi zat tidak berkhasiat atau racun, ahli farmasi harus mengetahui
ketidakstabilan potensial dari obat yang dibuatnya.
1.1 Tujuan Percobaan
1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu
zat.
2. Menentukan energi aktivasi dari reaksi penguraian suatu zat.
3. Menentukan usia simpan suatu zat.

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

STABILITAS OBAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Stabilitas obat adalah kemampuan obat atau produk untuk
mempertahankan sifat dan katakteristiknya agar sama dengan yang
dimilikinya pada saat dibuat atau diproduksi. Identitas, kekuatan, kualitas,
dan kemurnian dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode
penyimpanan dan penggunaan (Joshita, 2008 : 4).
Stabilitas kimia suatu obat adalah lamanya waktu suatu obat untuk
mempertahankan integritas kimia dan potensinya seperti yang tercantum
dalam pada etiket dalam batas-batas yang ditentukan oleh United Stated
Pharmacopeia

(USP).

Stabilitas

Obat

dapat

ditentukan

dengan

menggunakan kinetika kimia, dan saat menetapkan stabilitas obat, orde


reaksi dan laju reaksi harus diteliti. Sebagian besar obat dan eksipien
terurai pada reaksi orde nol dan orde pertama (Ansel, 2006 : 202 ).
Stabilitas sediaan farmasi tergantung pada profil sifat fisika dan
kimia pada sediaan yang dibuat (termasuk eksipien dan sistem kemasan
yang digunakan untuk formulasi sediaan) dan fraksi lingkungan seperti
suhu, kelembapan, dan cahaya (Joshita, 2008 : 5).
Beberapa jenis perubahan stabilitas obat atau produk farmasi yang
diperlakukan untuk dipertimbangkan adalah perubahan fisika, kimia, dan
mikrobiologi. Stabilitas fisika meliputi penampilan, konsistensi, warna,
aroma, rasa, kekerasan, kerapuhan, kelarutan, pengendapan, perubahan
berat, adanya uap, bentuk, dan ukuran partikel (Jenkins, 1957 : 73).
Stabilitas kimia meliputi degradasi formulasi obat, kehilangan
potensi (bahan aktif), kehilangan bahan-bahan tambahan (pengawet,
antioksidan,

dan

lainnya).

Stabilitas

mikrobiologi

meliputi

perkembangbiakan mikroorganisme pada sediaan non steril, sterilisasi, dan


perubahan fektivitas pengawet (Jenkins, 1957 : 73).
Adapun efek-efek tidak diinginkan yang

potensial

dari

ketidakstabilan produk farmasi yaitu hilangnya zat aktif, naiknya


konsentrasi zat aktif, bahan obat berubah, hilangnya keseragaman
WIRI RESKY AMALIA
15020140074

STABILITAS OBAT

kandungan, menurunnya status mikrobiologi, hilangnya kekedapan


kemasan, modifikasi faktor hubungan fungsional, serta faktor lingkungan
seperti suhu, kelembapan, dan cahaya (Joshita, 2008 : 8).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat antara
lain: panas, cahaya, kelembapan, oksigen, pH mikroorganisme, dan
bahanbahan tumbuhan yang dipergunakan dalam formula sediaan obat.
Sebagai contoh, senyawa-senyawa ester merupakan zat yang mudah
terhidrolisis dengan adanya lembab sedangkan vitamin C sangat mudah
sekali mengalami oksidasi. Pada umumnya, penentuan kestabilan suatu
obat zat padat dapat dilakukan melalui perhitungan kinetika kimia. Cara ini
tidak memerlukan waktu lama sehingga cukup praktis digunakan dalam
bidang farmasi (Tim Dosen, 2009 : 77).
Sejumlah besar zat kemoterapi modern adalah asam lemah atau basa
lemah. kelarutan zat-zat ini dapat dengan mudah atau nyata dipengaruhi
oleh pH lingkungan. Melalui pemakaian hukum aksi massa , kelarutan obat
obat asam asam lemah maupun basa basa lemah dapat diramalkan,
sebagai fungsi pH, dengan derajat ketetapan yang besar. Dalam memilih
pH lingkungan untuk kelarutan yang memadai ada beberapa faktor yang
lainnya yang perlu diperhatikan , pH memenuhi persyaratan kelarutan tidak
harus bertentangan dengan persyaratan produk lain. Jika pH kritis untuk
menjaga kelarutan obat , sistem tersebut harus dapar dalam kisaran pH
yang diinginkan, dapar harus aman secara biologis, mempunyai sedikit atau
tidak mempunyai efek merusak terhadap stabilitas produk akhir (Lachman,
1994 : 1523)
Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam
membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu
sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah besar dan memerlukan waktu
yang lama untuk sampai ke tangan pasien yang membutuhkan. Obat yang
disimpan dalam jangka waktu lama dapat mengalami penguraian dan
mengakibatkan dosis yang diterima pasien berkurang. Adanya hasil uraian
WIRI RESKY AMALIA
15020140074

STABILITAS OBAT

zat tersebut bersifat toksik sehingga dapat membahayakan jiwa pasien.


Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kestabilan sutau zat sehingga dapat dipilih pembuatan sediaan yang tepat
sehingga kestabilan obat terjaga (Tim Penyusun, 2008 : 50).
Pada umumnya, penentuan kestabilan suatu zat dapat dilakukan
dengan cara kinetika kimia karena tidak memerlukan waktu lama. Menurut
Hukum Aksi Massa, kecepatan reaksi adalah sebanding dengan hasil kali
konsentrasi molar reaktannya yang masing-masing dipangkatkan dengan
jumlah molekulnya (Fitrah, 2012 : 13).
aA + bB cC + dD a V = K [A] [B]b Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan reaksi : (Fitrah, 2012 : 13)
1. Temperatur
2. Kekuatan ion
3. Pengaruh pH
4. Adanya katalis
Dahulu untuk mengevaluasi kestabilan suatu sediaan farmasi
dilakukan pengamatan pada kondisi dimana obat tersebut disimpan,
misalnya pada temperatur kamar. Ternyata metode ini memerlukan waktu
lama dan tidak ekonomis. Sekarang untuk mempercepat analisis dapat
dilakukan Tes Stabilitas Dipercepat, yaitu dengan mengamati perubahan
konsentrasi pada suhu tinggi. Dengan membandingkan dua harga k dan
temperatur yang berbeda dapat dihitung energi aktivasinya sehingga k pada
suhu kamar pun dapat dihitung. Harga k pada suhu kamar dapat juga
dihitung dari grafik antara log 1 dengan 1/T. Dengan demikian batas
kadaluarsa suatu sediaan farmasi dapat diketahui dengan tepat (Fitrah, 2012
: 14).
Proses laju merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan bagi setiap
orang yang berkaitan dengan bidang kefarmasian, mulai dari pengusaha
obat sampai ke pasien. Pengusaha obat harus dengan jelas menunjukkan
bahwa bentuk obat atau sediaan yang dihasilkannya cukup stabil sehingga
dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama dimana obat tidak
WIRI RESKY AMALIA
15020140074

STABILITAS OBAT

berubah menjadi zat tidak berkhasiat atau racun. Ahli farmasi harus
mengetahui ketidakstabilan potensial obat yang dibuatnya. Dokter dan
penderita harus diyakinkan bahwa obat yang digunakannya akan sampai
pada tempat pengobatan dalam konsentrasi yang cukup untuk mencapai
efek pengobatan yang diinginkan (Martin, 1993 724).
Beberapa prinsip dan proses laju yang berkaitan dimaksudkan dalam
1.

rantai peristiwa ini (Martin, 1993 : 724) :


Kestabilan dan tak tercakup proses laju umumnya adalah suatu yang
menyebabkan ketidak aktifan obat melalui penguraian obat, atau
melalui hilangnya khasiat obat karena perubahan bentuk fisik dan

2.

kimia yang kurang diinginkan dari obat tersebut.


Disolusi, disini yang diperhatikan terutama kecepatan berubahnya

3.

obat dalam bentuk sediaan padat menjadi bentuk larutan molekular.


Proses absorbsi, distribusi, dan eliminasi beberapa proses berkaitan
dengan laju absorbsi obat ke dalam tubuh, laju distribusi obat dalam
tubuh dan laju pengeluaran obat setelah proses distribusi dengan
berbagai faktor, seperti metabolisme, penyimpanan dalam organ

4.

tubuh lemak, dan melalui jalur-jalur penglepasan.


Kerja obat pada tingkat molekular obat dapat dibuat dalam bentuk
yang tepat dengan menganggap timbulnya respon dari obat
merupakan suatu proses laju.
Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam
membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu
sediaan biasanya diproduksi dalam jumlah besar dan memerlukan waktu
yang lama dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan dosis yang
diterima pasien berkurang. Adakalanya hasil uraian tersebut bersifat toksik
sehingga dapat membahayakan jiwa pasien. Oleh karena itu, perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat sehingga
dapat dipilih kondisi pembuatan sediaan yang tepat sehingga kestabilan
obat terjaga (Anonim, 2015 : 13).

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

STABILITAS OBAT

Ada beberapa pendekatan untuk kestabilan dari preparat-preparat


farmasi yang mengandung obat-obat yang cenderung mengurai dengan
hidrolisis.Barangkali paling nyata adalah reduksi atau eliminasi air dari
sistem farmasi.Bahkan bentuk-bentuk sediaan padat yang mengandung
obat-obat labil air harus dilindungi dari kelembaban atmosfer. Ini dapat
dibantu dengan menggunakan suatu penyalut pelindung tahan air
menyelimuti tablet atau dengan menutup dan menjaga obat dalam wadah
tertutup kuat (Ansel, 1989 : 157).
2.2 Uraian Bahan

1. Air suling (Ditjen POM, 1979 : 96)


Nama resmi

: Aqua destilata

Nama lain

: Air suling

RM/BM

: H2O / 18,02

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


Kegunaan

: Sebagai fase air

2. Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 1979 : 412)


Nama resmi

: NATRII HYDROXYDUM

Nama lain

: Natrium Hidroksida

RM / BM

: NaOH / 40,00

Kandungan

: Tidak

kurang

dari

97.5%

alkali

jumlah

dihitung sebagai NaOH dan tidak lebih dari 205%


Na2CO3
WIRI RESKY AMALIA
15020140074

STABILITAS OBAT

Pemerian

: Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping,


keras, rapuh, dan menunjukkan susunan hablur,
putih, dan mudah meleleh, sangat alkalis dan korosif,
segera menyerap karbondioksida.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: Sebagai pereaksi

3. Parasetamol ( Ditjen POM, 1979 : 37 )


Nama Resmi

: ASETAMINOPHENUM

Nama lain

: Parasetamol, asetaminofen

RM/BM

: C8H9NO2 / 151,16

Pemerian

: Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa


pahit

Rumus struktur

OH

NHCOCH3
Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya


BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan stabilitas obat
yaitu timbangan, labu takar 100 mL, labu takar 50 mL, labu takar 10
mL, spektofotometer, kuvet, gelas kimia 100 ml, batang pengaduk,
sendok tanduk, gelas ukur 10 mL, vial, oven, spoit 1 ml, stopwatch,
dan botol semprot.
3.1.2

Bahan yang digunakan

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

STABILITAS OBAT

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu


parasetamol, sirup parasetamol air, dan larutan NaOH 0,1 N.
3.2 Cara Kerja
a. Penetapan kadar sirup parasetamol
Sirup parasetamol sebanyak 1 ml ditambahkan larutan natrium
hidroksida 0,1 N, hingga 10 ml kemudian di pipet sebanyak 1 ml
ditambahkan air hingga 50 ml. ukur serapannya. Hitung bobot zat dalam
mg dalam sirup.
b. Penentuan umur simpan sirup parasetamol
Sirup paracetamol dimasukkan kedalam 21 vial masing-masing
sebanyak 5 ml, kemudian vial-vial tersebut dimasukkan kedalam oven
dengan suhu 40oC, 50oC, dan 60oC, pada hari ke 0, 1, 2, 3 dan 4 diambil
1 vial dan diukur kadar paracetamol

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

STABILITAS OBAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL PRAKTIKUM
A. Pembuatan Kurva Baku
Konsentrasi (ppm)
12
17
24
36
48
Nilai: a= 0,021

Absorban
0,2
0,28
0,41
0,57
0,76

b= 0,015
r= 0,998
B. Data Sampel
1. Suhu 40C
Menit
0
30
60
90
120
150
180

Absorban suhu 40C


0.885
0.864
0.843
0.821
0.803
0.783
0.765

orde 0
a= 57.50952
b= -0.0446
r= -0.99949

orde 1
a= 1.75
b= -0.000361
r= -0.9998

Ct
57.6
56.2
54.8
53.333
52.133
50.8
49.6

log Ct
1.760
1.749
1.738
1.726
1.717
1.705
1.695

1/Ct
0.017
0.018
0.018
0.019
0.019
0.020
0.020

orde 2
a= 0.0172
b= 0,00016
r= 0.970

2. Suhu 50C
Menit
0
30
60
90
120
150

Absorban suhu 50C


0.885
0.860
0.838
0.816
0.795
0.774

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

Ct
57.6
55.933
54.466
53
51.6
50.2

log Ct
1.760
1.747
1.736
1.724
1.712
1.700

1/Ct
0.017
0.018
0.018
0.019
0.019
0.020

STABILITAS OBAT

180

0.755

orde 0
a= 57.425
b= -0.0480
r= -0.999335

orde 1
a= 1.7594
b= -0.0003940
r= -0.9998585

48.933

1.689

0.020

orde 2
a= 0.0172
b= 0,0000166
r= 0.9707253

3. Suhu 60C
Menit
0
30
60
90
120
150
180

Absorban suhu 60C


0.885
0.845
0.809
0.775
0.747
0.715
0.683

orde 0
a= 57.21905
b= -0.074
r= -0.998

orde 1
a= 1.758
b= -0.000633
r= -0.9996

Ct
57.6
54.933
52.533
50.266
48.4
46.266
44.133

log Ct
1.760
1.739
1.720
1.701
1.684
1.665
1.644

1/Ct
0.017
0.018
0.019
0.020
0.021
0.022
0.023

orde 2
a= 0.017
b= -0,000033
r= 0.9990

4. Nilai Ea, K, pada suhu 25C dan usia simpan


Suhu Suhu (K)
40
313
50
323
60
333
Nilai: a= 0,893

b
K
0.000361 0.000831
0.000394 0.000907
0.00063 0.00145

log K
-3.080
-3.042
-2.88

1/T
0.0031948
0.003095975
0.00300300

b= -1252,526952
r= -0,91828
C. Perhitungan
1. Suhu 40C
a. Menit 0
X=

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

y a 0,8850,021 0,864
=
=
=57,6 ppm
b
0,015
0,015

STABILITAS OBAT

log Ct=log 57,6=1,760


1
1
=
=0,017
Ct 57,6
b. Menit 30
X=

y a 0,8640,021 0,843
=
=
=56,2 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 56,2=1,749

1
1
=
=0,018
Ct 56,2
c. Menit 60
X=

y a 0,8430,021 0,822
=
=
=54,8 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log54,8=1,738
1
1
=
=0,018
Ct 54,8

d. Menit 90
X=

y a 0,8210,021
0,8
=
=
=53,33333 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log53,33333=1,726

1
1
=
=0,019
Ct 53,33333
e. Menit 120
X=

y a 0,8030,021 0,782
=
=
=52,13333 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log52,13333=1,717
1
1
=
=0,019
Ct 52,13333

f. Menit 150
X=

y a 0,7830,021 0,762
=
=
=50,8 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 50,8=1,705

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

STABILITAS OBAT

1
1
=
=0,020
Ct 50,8
g. Menit 180
X=

y a 0,7650,021 0,744
=
=
=49,6 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 49,6=1,695
1
1
=
=0,020
Ct 49,6

2. Suhu 50C
a. Menit 0
X=

y a 0,8850,021 0,864
=
=
=57,6 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log57,6=1,76

1
1
=
=0,017
Ct 57,6
b. Menit 30
X=

y a 0,860,021 0,839
=
=
=55,93333 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log55,93333=1,747
1
1
=
=0,018
Ct 55,93333

c. Menit 60
X=

y a 0,8380,021 0,817
=
=
=54,46667 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 554,46667=1,736

1
1
=
=0,018
Ct 54,46667
d. Menit 90
X=

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

y a 0,8160,021 0,795
=
=
=53 ppm
b
0,015
0,015

STABILITAS OBAT

log Ct=log 53=1,724


1
1
=
=0,019
Ct 53,33333
e. Menit 120
X=

y a 0,7950,021 0,774
=
=
=51,6 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 51,6=1,712

1
1
=
=0,019
Ct 51,6
f. Menit 150
X=

y a 0,7740,021 0,753
=
=
=50,2 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log50,2=1,70
1
1
=
=0,020
Ct 50,2

g. Menit 180
X=

y a 0,7550,021 0,734
=
=
=48,93333 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 48,93333=1,689

1
1
=
=0,020
Ct 48,93333
3. Suhu 60C
a. Menit 0
X=

y a 0,8850,021 0,864
=
=
=57,6 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 57,6=1,760
1
1
=
=0,017
Ct 57,6

b. Menit 30
X=

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

y a 0,8450,021 0,824
=
=
=54,93333 ppm
b
0,015
0,015

STABILITAS OBAT

log Ct=log54,93333=1,739
1
1
=
=0,018
Ct 54,93333
c. Menit 60
X=

y a 0,8090,021 0,788
=
=
=52,53333 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 52,53333=1,720

1
1
=
=0,018
Ct 552,53333
d. Menit 90
X=

y a 0,7550,021 0,754
=
=
=50,26667 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 50,26667=1,701
1
1
=
=0,020
Ct 50,26667

e. Menit 120
X=

y a 0,7420,021 0,726
=
=
=48,8 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log 48,8=1,684

1
1
=
=0,020
Ct 48,8
f. Menit 150
X=

y a 0,7150,021 0,694
=
=
=46,26667 ppm
b
0,015
0,015
log Ct=log6,26667=1,665
1
1
=
=0,022
Ct 6,26667

g. Menit 180
X=

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

y a 0,6830,021 0,662
=
=
=44,13333 ppm
b
0,015
0,015

STABILITAS OBAT

log Ct=log 44,13333=1,644


1
1
=
=0,0223
Ct 44,13333
4. Penentuan nilai K
a. Suhu 40C
K=0,00036 2,303=0,000831

b. Suhu 50C

K=0,000394 2,303=0,000907

c. Suhu 60C

K=0,000633 2,303=0,001458089

5. Penentuan Usia Simpan


log K ( y )=log a (a)

Ea
1
( b ) ( X)=
R 2,303
T

25C + 273K = 298K =


y=a+bx

1
=0,00355 K
289 K

0,8935+ (1252,527 ) X

log K=log0,89351252,527 0,00355


= -4,2448
AntiLog (4,2448 )=0,000056911
K t 90
=
2,303
log Ct=log

Co

log 21,6=log 24

1,3344=1,3802
0,046=

0,000056911 t 90
2,303

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

0,000056911 t 90
2,303

0,0000856911 t 90
2,303

STABILITAS OBAT

0,105938=0,000056911 t 90
t 90=

0,105938
0,00005691
= 1821,500015 menit
= 31 jam

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

STABILITAS OBAT

4.2 PEMBAHASAN
Stabilitas obat adalah kemampuan suatu obat untuk mempertahankan
sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat
dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batas yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan sehingga
mampu memberikan efek terapi yang baik dan menghindari efek toksik.
Salah satu aktivitas yang paling penting dalam kerja preformulasi adalah
evaluasi kestabilan fisika dan kimia dari zat obat murni. Adalah perlu
bahwa pengkajian awal ini dihubungkan dengan menggunakan sampel obat
dengan kemurnian yang diketahui. Oleh karena itu kita perlu mengtahui
factor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat atau obat
sehingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan obat optimum.
Faktro-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu obat antara lain
yaitu temperature, cahaya, pH dan mikroorganisme.
Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan yaitu
pembuatan sediaan farmasi. Oleh karena itu hasil dari pembuatan sediaan
farmasi

itu khususnya obat dapat mengalami penguraian dan

mengakibatkan hasil uaraian itu bersifat toksik sehingga sangat atau dapat
membahayakan pada konsumen.
Temperature. diantaranya temperatur yang tidak sesuai, semakin tinggi
suhu maka maka stabilitas obat semakin menurun. Cahaya, energi cahaya
seperti panas, dapat memberikan keaktifan yang diperlukan untuk
terjadinya reaksi. Perusahaan-perusahaan farmasi telah menguji adanya
pemucatan warna tablet dan cairan karena cahaya matahari. pH, suatu obat
harus diperthankan ketika masuk kedalam tubuh. Oleh karena itu,
digunakan katalis asam-basa, untuk mempertahankan larutan pada pH
tertentu. Mikroorganisme, merupakan bakteri jahat yang dapat merusak
efektifitas suatu obat, karenanya obat harus tetap stabil agar mikroorganis
tidak tumbuh di obat.
WIRI RESKY AMALIA
15020140074

STABILITAS OBAT

Dalam percobaan ini kita akan menentukan energi aktivasi (Ea)


dimana Ea yaitu kemampuan suatu sediaan untuk dapat mengalami
penguraian zat .Energi aktivasi (Ea) yaitu kemampuan suatu sediaan untuk
dapat mengalami penguraian zat. Energi aktivasi (Ea) harus ditentukan
dengan cara mengamati perubahan konsentrasi pada suhu tinggi, dengan
membandingkan dua harga konstanta penguraian zat pada temperatur atau
suhu yang berbeda sehingga dapat ditentukkan energi aktivasinya.
t1/2 adalah periode penggunaan dan penyimpanan yaitu waktu dimana
suatu produk tetap memenuhi spesifikasinya jika disimpan dalam
wadahnya yang sesuai dengan kondisi atau waktu yang diperlukan untuk
hilangnya konsentrasi setengahnya.
t90 adalah waktu yang tertera yang menunjukkan batas waktu
diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi karena diharapkan masih
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
Faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan farmasi tergantung pada
profil sifat fisika dan kimia. Faktor utama lingkungan dapat menurunkan
stabilitas diantaranya temperatur yang tidak sesuai, cahaya, kelembaban,
oksigen

dan

mikroorganisme.

Beberapa

faktor

lain

yang

juga

mempengaruhi stabilitas suatu obat adalah ukuran partikel, pH, kelarutan,


dan bahan tambahan kimia.
Aplikasi stabilitas obat dalam bidang farmasi yakni kestabilan suatu
zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat formulasi
suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu sediaan biasanya
diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan waktu yang lama
dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan dosis yang diterima
pasien berkurang. Adakalanya hasil urai tersebut bersifat toksis sehingga
membahayakan jiwa pasien. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor
mempengaruhi kestabilan suatu zat sehingga dapat dipilih kondisi
pembuatan sediaan yang tepat sehingga kestabilan obat terjaga.
WIRI RESKY AMALIA
15020140074

STABILITAS OBAT

Pada percobaan ini sampel yang digunakan yaitu Dry Syrup


Amoksisilin. Variasi suhu yang digunakan dalam percobaan yaitu 30 oC,
40oC, 50oC dan 60oC, dimana maksud dari dilakukannya variasi suhu
tersebut yaitu agar diketahui pada suhu berapa suatu sediaan secara
optimum dapat stabil dan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap
kecepatan reaksi suatu obat.
Variasi waktu yang digunakan dalam percobaan yaitu 0, 30, 60, 120,
150, dan 180 menit, dimana maksud dilakukannya variasi waktu tersebut
yaitu untuk mengetahui dimana pada setiap waktu, kestabilan suatu sediaan
atau obat makin berkurang atau batas kadaluarsa obat semakin cepat. Pada
percobaan ini, absorban sample diuukur menggunakan spektrofotometer.
Mekanisme kerja spektrofotometer yaitu sinar dari sumber sinar adalah sinar
polikromatis maka dilewatkan terlebih dahulu melalui monokromator, kemudian
sinar monokromatis dilewatkan melalui kuvet yang berisi contoh maka akan
menghasilkan sinar yang ditransmisikan dan diterima oleh detektor untuk diubah
menjadi energi listrik ang kekuatannya dapat diamati oleh alat pembaca (satuan

yang dihasilkan adalah absorban atau transmitan).


Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil bahwa Paracetamol
mengikuti

orde

ke-1.

Energi

aktivasi

sirup

paracetamol

adalah

-2847,070166 dan t90 adalah 31 jam.


Adapun faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam percobaan ini
yaitu Kekurangtelitian praktikan pada saat mengamati lamanya pemanasan.

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

STABILITAS OBAT

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor utama yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat adalah
lingkungan, di antaranya yaitu pengaruh temperatur yang tidak sesuai,
cahaya, kelembaban, oksigen dan faktor lain yang mempengaruhi
stabilitas adalah ukuran partikel, pH, kelarutan, mikroorganisme dan
bahan tambahan.
2. Energi aktivasi dari sampel parasetamol adalah -2847,07166
3. Usia simpan (waktu kadaluarsa) dari sampel parasetamol adalah 31 jam
5.2 Saran
Sebaiknya selama praktikum,praktikan harus menjaga kebersihan
laboratorium.

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

STABILITAS OBAT

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II. Universitas Muslim
Indonesia: Makassar.
Ansel C. Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sedian Farmasi. Universitas
Indonesia Press: Jakarta
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
RI: Jakarta.
Fitrah, Muh., dkk. 2012. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Makassar :
UIN Alauddin Makassar
Jenkins. 1957. Farmasi Fisika . Yogyakarta : UGM Press
Joshita. 2008. Obat-Obat untuk Paramedis. Jakarta : UI Press
Lachman, L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi III. Universitas
Indonesia-Press: Jakarta
Martin, Alfred. 1993. Farmasi Fisika Edisi II. Universitas Indonesia Press:
Jakarta.
Tim Dosen FMIPA. 2009. Farmasi Fisika untuk Universitas. Yogyakarta :
UGM Press
Tim Penyusun. 2008. Penuntun Farmasi Fisika. Jakarta : UI Press

WIRI RESKY AMALIA


15020140074

Anda mungkin juga menyukai