Anda di halaman 1dari 4

Tegangan permukaan

Tegangan permukaan merupakan sifat penukaan suatu zat cair yang


berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh
tegangan. Pengaruh tegangan tersebut disebabkan oleh adanya gaya tarik-menarik
antar molekul di permukaan zat cair tersebut (Indarniati, 2008). Indarniatidan Frida
U.E.,2008, Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaandengan Induksi
Elektromagnetik, Jurnal Fisika dan Aplikasinya,Vol.4, No. 1, Hal 1.

Tegangan antar muka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antar muka
dua fase cair yang tidak bercampur dan, seperti tegangan permukaan, mempunyai
satuan dyne/cm. Tegangan antar muka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan
karena gaya adhesi antar kedua fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah
lebih besar daripada bila suatu fase cair dan suatu fase gas berada bersama-sama
(Martin, 1993).

Kemampuan molekul surfaktan dalam menurunkan tegangan permukaan dan


antarmuka disebabkan oleh sifat ampifilik dari surfaktan, yaitu adanya gugus
hidrofilik dan hidrofobik pada molekul yang sama. Molekul-molekul aktif permukaan
akan terakumulasi pada antarmuka dan menghubungkan dua fasa yang berbeda
polaritasnya seperti antara air-minyak sehingga akan mempengaruhi pembentukan
ikatan hidrogen dan interaksi struktur hidrofilik dan hidrofobik. Efektifitas surfaktan
ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menurunkan tegangan permukaan serta
tegangan antarmuka dari dua fasa yang berbeda derajat polaritasnya (Syamsu, 2007).
Syamsu dkk, 2007, Kajian ketahanan Surfaktan Metil Ester Sulfonat (Mes) Sebagai Oil
Well Stimulation Agent Terhadap Aktivitas Bakteri Di Lingkungan Minyak
Bumi, Jurnal Tekhnologi Pertanian, Vol.3, No. 1 ISSN 1858-2419,Hal 6.

Ada beberapa macam metode untuk pengukuran tegangan muka dan antar muka,
yaitu: metode kenaikan kapiler, metode cincin Du Nuoy, metode berat tetesan, tekanan
gelembung, tetesan sessile dan lempeng Wilhelmy.

Munson B. R. etal, 2004, Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta.


Effendi. H., 2003, Teelah Kualitas Air, Kanisius, Jakarta.

Ulfah. M. dan Sofianti. R., 2010, Proses Konversi Gliserol menjadi Acrolein dengan Katalis H-
Zeolit, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 2, No. 4. Hal 1.

PEMBAHASAN
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang
menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dengan benda dalam
keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak
seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada
kenaikan cairan biasa dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil
cairan. tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi
pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Selain itu,
terdapat pula tegangan antar-muka yaitu tegangan yang diukur pada
bidang batas dua cairan yang tidak bisa saling bercampur.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zar cair cenderung untuk

menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi

oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa

besar gaya kohesinya lebih kecil daripada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv

berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan tang sering digunakan untuk

mengukur tegangan permukaan zar cair adalah pipa kapiler. Salah satu
besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu
sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding.
Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama
(gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda
(adesi).
Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pertama

jenis cairan, suhu, adanya zat telarut, surfaktan, konsentrasi zat terlarut, dan

kerapatan.

Ada beberapa metode penentuan tegangan muka, dalam praktikum


ini digunakan metode pipa kapiler, yaitu mengukur tegangan permukaan
zat cair dan sudut kelengkungannya dengan memakai pipa berdiameter.
Salah satu ujung pipa dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat
cair tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggian tertentu.
Pada percobaan ini, terlebih dahulu dilakukan pengukuran berat
piknometer dalam keadaan kosong. Setelah itu dilakukan penentuan
densitas tiap sampel, densitas dari tiap-tiap larutan dihitung berdasarkan
rumus yang telah diketahui dengan membandingkan berat piknometer
terhadap volume piknometer. Hasil dari pengukuran tersebut yaitu densitas
Air sebesar 948 kg/m3, gliserol 0,01% sebesar 964 kg/m3, gliserol 0,05%
sebesar 964 kg/m3, dan gliserol 0,1% sebesar 977 kg/m3.
Terakhir, dilakukan penentuan tegangan permukaan berdasarkan data
yang telah diperoleh dari penentuan densitas sampel dengan
menggunakan rumus tegangan permukaan dengan besar jari-jari kapiler,
besarnya gaya gravitasi, dan tinggi naik cairan pada pipa kapiler yang
sudah diketahui. Maka diperoleh tegangan permukaan air adalah
0,092 N/m, tegangan permukaan gliserol 0.01% adalah 0,118 N/m,
gliserol 0.05% adalah 0,125 N/m, dan gliserol 0,1% adalah 0,131 N/m.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
tegangan permukaan air lebih rendah dari gliserol, hal ini disebabkan oleh
salah satu faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan, yaitu densitas
( ). Semakin besar densitas maka semakin besar pula tegangan
permukaannya karena semakin rapat muatan muatan atau partikel-
partikel dari cairan tersebut menyebabkan makin besarnya gaya yang
diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini karena
partikel yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat.
Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas kecil akan mempunyai
tegangan permukaan yang kecil pula.
Dalam bidang farmasi, manfaat dari percobaan ini adalah pertama,
mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada
sediaan obat. Kedua, terlibat pada penetrasi molekul melalui membran
seluler. Dan yang terakhir, membantu pembentukan dan kestabilan emulsi
serta dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk
sediaan padat.

Anda mungkin juga menyukai