Anda di halaman 1dari 15

I.

Nama Sediaan : Injeksi propranolol hidrokloridum

Nama dagang :Injeksi Prolol

II. Kekuatan Sediaan : 1 mg/ml

III. Preformulasi Zat Aktif

PROPRANOLOL HYDROCHLORIDUM
Propranolol Hidroklorida

(FI ed.IV hal 761)

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih; tidak berbau;


rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol; sukar larut dalam
kloroform; praktis tidak larut dalam eter.
Titik leleh : 163o 166o C
Stabilitas : terpengaruh oleh cahaya, dalam bentuk larutan
terdekomposisi oleh oksidasi rantai samping isopropyl
amin dan disertai reduksi pada pH dan perubahan
warna pada larutan. Larutan paling stabil pada pH 3
dan terdekomposisi dengan cepat pada kondisi basa.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
IV. Pengembangan formula

1. Zat aktif

zat aktif yang digunakan adalah propranolol HCl yang dapat


larut dalam air (FI ed.IV hal 761) dengan kekuatan sediaan 1 mg/mL.
Akan dibuat sediaan injeksi @2 ml sebanyak 10 ampul.Injeksi propranolol
ini dberikan secara intravena sehingga injeksi ini harus berupa larutan.

2. Zat pembawa

Sediaan injeksi dibuat dalam sediaan larutan, karena obat


langsung dimasukkan ke dalam pembuluh darah sehingga tidak boleh ada
partikel yang dapat menyumbat.Selain itu, propranolol HCl larut dalam
air, sehingga zat pembawa yang digunakan adalah API (aqua pro injection)
(FI ed.IV hal 761).

3. Zat pengisotonis

Pada sediaan injeksi sediaan sebaiknya memiliki tonisitas yang


sama dengan tonisitas cairan tubuh, atau disebut isotonis. Tonisitas
berkisar antara 0.9-1.4% NaCl.Sediaan injeksi yang dibuat termasuk
hipotonis (tonisitasnya dibawah tonisitas cairan tubuh) maka harus
ditambahkan zat pengisotonis agar dapat meningkatkan tonisitas dan
menyamai tonisitas cairan tubuh.Maka digunakan NaCl untuk
meningkatkan tonisitasnya.

4. Zat pengatur pH

Propranolol sangat stabil di pH 3 sedangkan pH larutan


propranolol adalah pada3-5 sehingga perlu pengatur pH (dapar) yang
dapat mempertahankan proponolol pada pH 3 sehingga propranolol dapat
memberikan efek yang maksimal.
5. Antioksidan

Zat aktif Propanolol HCL dapat teroksidasi dalam air. Sehingga


pada sediaan ini digunakan antioksidan.

6. Pengawet

Injeksi propanolol akan dibuat sebagai sediaan single dose


dalam ampul, sehingga tidak perlu penambahan zat pengawet.

V. Perhitungan Tonisitas / Osmolaritas

a Perhitungan Kadar
Propanolol :

Asam Sitrat :

Na.Sitrat :

Na.Metabisulfit :

b Perhitungan Ekivalensi
Nama bahan EXW Hasil
Propanolol 0.1% x 0.20 0.02
Asam Sitrat 0.21% x 0.18 0.038
Na.Sitrat 0.24% x 0.32 0.077
Na.Metabisulfit 0.1% x 0.70 0.007
jumlah 0.142

Jumlah NaCl : 0.9 0.142 = 0.758g/100ml


:

(Hipotonis)

c Perhitungan PTB

Nama bahan W x ptb Hasil (%)


Propanolol 0.1% x 0.12 0.012
Asam Sitrat 0.21% x 0.09 0.0189
Na.Sitrat 0.24% x 0.17 0.0408
Na.Metabisulfit 0.1% x 0.38 0.038
jumlah 0,1097

0,52 jumlah (wxptb)


NaCl : 0,58
0,520,1097
0,58 = 0,707

0,707
NaCl yang ditambahkan : 100 x 2,15 = 0,015 gram/2,15 ml

d Perhitungan Dapar :
e Perhitungan Garam dan Asam

VI. Formula akhir

R/ Formula Dasar (martindale 28 hal 1335)


Propanolol HCL 1mg/ml
Asam Sitrat 0.0042
NatriumSitrat 0.0047
NatriumMetabisulfit 0.01 %
NaCl 0,015
Aqua p.i ad 2 ml

VII. Preformulasi Eksipien

a. Natrium Sitrat ( FI IV hal 588, Handbook of Pharmaceutical


Excipient hal 443 )
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur, putih
Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut dalam air, sangat
mudah larut dalam air mendidih, tidak larut dalam
etanol.
Kegunaan : Dapar sitrat pH 3
Inkompatibilitas : larutan air yang sedikit basa dapat bereaksi dengan
bahan yang bersifat asam. Garam alkaloida dapat
diendapkan dari pelarut hydro-alkoholnya. Garam Ca+
dan stronsium akan menyebabkan pengendapan sitrat
yg sesuai. Inkompatibilitas lainnya termasuk basa, zat
pereduksi dan agen pengoksidasi.
Penyimpanan : dalam wadah kedap udara.
Kadar : 0,3-2,0 %
pH : 7,0 9,0
Sterilisasi : autoklaf

b. Asam Sitrat(FI III, hal 50)


Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih tidak
berbau. Rasa sangat asam, agak higroskopis, merapuh
dalam udara kering dan panas.

Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam


1,5bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam eter.

Inkompatibilitas : Asam sitrat income dengan potassium tatrat, alkali


dan alkali tanah karbonat dan bikarbonat, asetat dan
sulfide income terhadap pengoksida basis, pereduksi
dan nitrat berpotensi meledak atau terurai jika
dikombinasikan dengan logam nitrat. (EXP 1 hal.140)

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : pengawet
c. Aqua Pro Injeksi (FI Ed: IV Hal: 112)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.

Kelarutan : Larut dalam beberapa pelarut polar.

Kegunaan : pelarut pembawa

Titik Lebur : 100 C.

pH : 5-7

BJ :1

Inkompatibilitas : Logam alkali, calcium oxide, magnesium oxide.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

d. Natrium Metabisulfit(Handbook of Pharmaceutical Excipients hal


451)
Pemerian : Tidak berwarna, berbentuk kristal prisma atau serbuk
kristal berwarna putih hingga putih kecoklatan yang
berbau sulfur dioksida dan asam.
Kelarutan : Agak mudah larut dalam etanol, mudah larut dalam
gliserin, dan sangat mudah larut dalam air.
Kegunaan : Antioksidan
Konsentrasi : 0,01 1,0 %
pH : 3,5 5,0
Stabilitas : Teroksidasi secara perlahan dalam udara panas dan
lembab
Penyimpanan : Simpan ditempat yang sejuk dan kering
Sterilisasi : autoklaf
e. Natrium Klorida (Rowe, 2009 : 637)
Pemerian : serbuk kristal berwarna putih atau kristal tidak
berwarna, tidak berbau, rasa asin
pH : 6,7 7,3
Titik leleh : 804oC
Titik didih : 1413oC
Kelarutan : sedikit larut dalam etanol, larut dalam 250 bagian
etanol 95%, larut dalam 10 bagian gliserin, larut dalam
2,8 bagian air, dan larut dalam 2,6 bagian air pada
suhu 100oC
Stabilitas : larutan NaCl dalam air stabil tetapi dapat
menyebabkan pemisahan partikel kaca dari wadah
kaca jenis tertentu. Larutan NaCl dalam air dapat
disterilkan dengan autoclave atau filtrasi. Bahan
padatnya stabil dan harus disimpan dalam wadah
tertutup baik, di tempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas : larutan NaCl dapat merusak besi. Dapat bereaksi
membentuk endapan dengan perak, timah, dan garam
merkuri. Agen perongoksidasi kuat membebaskan
klorin dari pengasaman larutan NaCl. Kelarutan
pengawet metil paraben berkurang dalam larutan
NaCl. Viskositas carbomer gels and larutan
hydroxyethylcelluloseatauhydroxypropyl
celluloseberkurang dengan penambahan NaCl.

VIII. Perhitungan dan Penimbangan


Perhitungan
Propanolol HCl = 1 mg/ml
Dalam 2 ml = 2 x 1 mg = 2 mg/2ml
2,15
x 2 mg=2,15 mg
Dalam 2,15 ml = 2

Asam Sitrat = 0,0042 g = 4,2 mg 2ml


2,15
x 4,2mg=4,5
Dalam 2,15 ml = 2

Natrium Sitrat = 0,0047 g = 4,7 mg/ 2ml


2,15
x 4,7 mg=5,05 mg
Dalam 2,15 ml = 2
0,01
x 2 ml=0,0002 g=0,2 mg
Natrium metabisulfit = 0,01% = 100 / 2ml

2,15
Dalam 2,15 ml = 2 x 0,2 mg = 0,215 mg

NaCl = 0,015 g / 2 ml
2,15
x 0,015 g=0,0161 g=16,1mg
Dalam 2,15 ml = 2

Aqqua p.i = ad 2,15 ml

Penimbangan

Dalam 1 ampul (2,15 ml) Dalam 5 ampul (10,75 ml)


Propanolol HCl 2,15 mg 10,75 mg
Asam sitrat 4,5 mg 22,5 mg
Natrium sitrat 5,05 25,25mg
Natrium metabisulfit 0,215 mg 1,075 mg
NaCl 16,1 mg 80,5 mg
Aqua p.i Ad 2,15 ml Ad 10,75 ml

IX. Penentuan Metode Sterilisasi

1. Injeksi Propanolol : menurut Martindale 28 hal 1325 bahwa


pembuatan injkesi ini menggunakan metode sterilisasi panas lembab
,dikarenakan propanolol HCL sebagai bahan aktifnya jika larutan
dalam aqua akan mengalami oksidasi dari rantai samping
isopropilamin diikuti dengan penurunan pH dan perubahan warna.

2. Asam sitrat : Metode sterilisasi akhir (autoklaf)

3. Natrium sitrat : Metode sterilisasi akhir (autoklaf)


4. Sodium metabisulfit : Metode sterilisasi akhir (autoklaf)

X. Alat-alat

Nama Alat Metode Sterilisasi

Batang pengaduk Panas lembab (menggunakan autoklaf) atau


panas kering (menggunnakan oven)

Corong Panas lembab (menggunakan autoklaf) atau


panas kering (menggunnakan oven)

Erlenmeyer Panas lembab (menggunakan autoklaf) atau


panas kering (menggunnakan oven)

Gelas ukur Panas lembab (menggunakan autoklaf)

Pipet Panas lembab (menggunakan autoklaf) atau


panas kering (menggunnakan oven)

Spatel Panas lembab (menggunakan autoklaf) atau


panas kering (menggunnakan oven)

XI. Prosedur pembuatan


Masing-masing zat Kaca arloji yang
Ditimbang masing- dipakai untuk
dilarutkan di gelas kimia
masing bahandengan menimbang dibilas
dilengkapi dengan batang
menggunakan kaca dengan aquabidestilla.
pengaduk dan aquabidest
arloji.
secukupnya.

Kekurangan aquabidest
dipakai sebagian demi Larutan disaring ke labu
sebagian untukmembilas Erlenmeyer melalui corong Setelah semua zat
gelas kimia,kemudianad dengan kertas saring (0,45 dilarutkan, larutan
sampai volume tapat. dituang ke dalam gelas
mikrometer) yang sudah
ukur hingga
dibasahi
volumetertentu.
Pengecekan pH .
dilakukan.Kemudian larutan
dituang ke dalam buret steril dan Larutan dimasukan kedalam
ditutup ujung buret dengan ampul dan disterilkan
menggunakan aluminium foil. dengan menggunakan
autoklaf.

XII. Hasil Evaluasi Sediaan

Injeksi pH Volume Kejernihan Kebocoran


terpindahkan larutan
1 3 2,1 ml Jernih Tidak bocor

XIII. Pembahasan
Propranolol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi sejumlah
masalah pada jantung. Obat ini dapat membantu mencegah ritme jantung
yang tidak normal pada penderita aritmia, melindungi jantung dari
serangan jantung, meredakan nyeri dada pada penderita angina, dan
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Propranolol adalah tipe beta-blocker non-selektif yang umumnya
digunakan dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Injeksi Propanolol
termasuk obat first line untuk pengobatan hipertensi, sehingga efek
penurunan tekanan darah terjadi dengan cepat.

Propanolol sebagai first line obat hipertensi dibuat dalam sediaan


injeksi. Injeksi propanolol dibuat dalam bentuk larutan. Karena akan
dibuat larutan, maka dipilih propanolol HCL yang larut dalam air. Larutan
paling stabil pada pH 3 dan terdekomposisi dengan cepat pada kondisi
basa (FI ed.IV hal 761), maka ditambahan dapar sitrat pH 3 sebagai zat
penstabil pH.

Dalam bentuk larutan propanolol terpengaruh oleh cahaya, dan dapat


terdekomposisi oleh oksidasi rantai samping isopropyl amin dan disertai
reduksi pada pH dan perubahan warna pada larutan, sehingga ditambahkan
natrium metabisulfit sebagai antioksidan. Natrium metabisulfit agak
mudah larut dalam etanol, mudah larut dalam gliserin, dan sangat mudah
larut dalam air, dan stabil pada pH 3,5-5,0 sehingga kompatibel dengan
propanolol dan bahan-bahan lainnya. Sediaan injeksi propanolol yang
dibuat bersifat hipotonis, sehingga ditambahkan NaCl sebagai bahan
pengisotonis.

Semua bahan yang digunakan masing-masing dilarutkan dalam aqua


pro injection (API) secukupnya. Ditambahkan API hingga volume 2,15 ml
untuk satu ampulnya. Untuk sediaan cairan encer dengan volume 2 ml,
harus ditambahkan sebanyak 0,15 ml (FI edisi III hal.19) untuk
menghindari berkurangnya zat aktif pada saat pengisian ke wadah ampul.
Sediaa yang telah jadi dicek pH larutannya, diperoleh pH 3 karena larutan
tersebut menggunakan dapar sitrat pH 3. Dapar akan menjaga kestabilan
pH pada larutan, meskipun larutan ditambahakan dengan zat lain yang
bersifat agak asam ataupun agak basa tidak akan mempengaruhi pH
larutan.
Sediaan propanolol yang telah jadi dimasukkan kedalam ampul
menggunakan syringe filter dengan ukuran pori sebesar 0,44 m. Hal ini
dimaksudkan untuk menyaring pengotor pada larutan sekaligus untuk
menyaring bakteri. Untuk bakteri yang tahan terhadap pemanasan, proses
sterilisasi akhir dengan autoklaf tidak akan bisa mebunuh bakteri.
Diperlukan cara lain untuk menghilangkan bakteri sehingga diperoleh
larutan injeksi yang steril. Maka digunakan dua kali proses sterilisasi,
yaitu dengan syringe filter (proses filtrasi) dan pemanasan dengan
autoklaf.

Sediaan berbentuk larutan, serta bahan-bahan yang digunakan dan


kemasan tahan terhadap pemanasan maka dipilih sterilisasi akhir dengan
metode panas lembab bertekanan tinggi menggunakan autoklaf.Penurunan
tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu
yang tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Perhitungan
waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai
121C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer
panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi
perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua
objek bersuhu 121C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga
dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena
volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai
suhu sterilisasi.

Sediaan yang telah selesai disterilisasi dievaluasi untuk mengetahui


kelayakan dari sediaan. Dilakukan evaluasi secara organoleptis dan secara
kimia. Secara organoleptis dilihat warna larutan, dan kejernhan.
Sedangkan evaluasi secara kimia diuji pH larutannya. Secara organoleptis
ataupun secara kimia sediaan tidak berubah atau tidak terpengaruh oleh
proses sterilisasi dengan pemanasan dan masih sama seperti saat sebelum
disterilisasi.

XIV. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi didapatkan Injeksi propanolol HCl yang
sesuai dengan persyaratan yang dikemas dalam wadah ampul yang tidak
bocor, larutan jernih pH 3 dengan volume terpindahkan 2,1 ml.

XV. Wadah dan Kemasan

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Assosiation.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia edisi III. Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Komisi Farmakope Eropa, 2005, European Pharmacopoeia 5.0, Dewan Eropa,


Uppsala.

Lund, W. (1994).The Pharmaceutical Codex 12th edition. The Pharmaceutical Press,


London. Halaman 1025
Reynold, James EF, Martindale. The Extra Pharmacopeia twenty-eight edition. The
Pharmaceutical Press: London, 1982. page 1325

Anda mungkin juga menyukai