OBAT MATA
Adalah sediaan steril yang berupa salep, larutan atau suspensi, digunakan untuk
mata dengan jalan meneteskan, mengoleskan pada selaput lendir mata di sekitar
kelopak mata dan bola mata
Human eye
Diameter of 23 mm
Structure comprises of three layers
– Outermost coat : The clear, transparent cornea and the white, opaque sclera
– Middle layer : The iris anteriorly, the choroid posteriorly, and the ciliary body at the intermediate part
– Inner layer : Retina (extension of CNS)
• Cornea
Epithelium-stroma-endothelium
– (fat-water-fat structure)
Penetration of the drug depends on Oil-water partition coefficient
a. Solutions (Larutan)
Larutan opthalmic lebih mudah ditempatkan ke dalam mata. Bagaimanapun,
kekhawatiran harus diperhatikan untuk memastikan sisa larutan pada mata
agar menghasilkan efek terapetik (efek obat yang diinginkan). Larutan
opthalmic biasanya tidak rusak atau bercampur dengan penglihatan pasien.
b. Suspensi
Suspensi opthalmic juga dengan mudah ditempatkan ke dalam mata. Pada
umumnya, suspensi menghasilkan efek lebih panjang dibandingkan larutan.
Suspensi mempunyai satu kerugian; yaitu sulit untuk memastikan bahwa
suspensi tidak mengandung partikel yang cukup besar untuk menghasilkan
iritasi mata.
c. Ointment
Salep opthalmic (antara lain, salep antibiotik tertentu) biasanya yang terpakai.
Mereka secara relatif mudah untuk diterapkan (terkecuali pada mata anak-
anak). Salep opthalmic tersisa dalam kontak dengan jaringan mata selama
periode yang berkelanjutan.
Karenanya, mereka biasanya menghasilkan efek terapetik dalam jangka waktu
yang lama (long duration). Satu kerugian utama dari obat salep adalah mereka
meninggalkan film diatas mata pasien. Dengan demikian, penglihatan pasien
dapat rusak.
• Solution
Dilute with tear and wash away through lacrimal apparatus.
Usually do not interfere with vision of patient.
To be Administered at frequent intervals.
• Suspension
Longer contact time.
Irritation potential due to the particle size of the drug.
• Ointment
Longer contact time and greater storage stability.
Producing film over the eye and blurring vision.
Interfere with the attachment of new corneal epithelial cells to their normal base.
OBAT TETES MATA
1. STERIL
2. ISOTONIS
3. ISOHIDRI
4. JERNIH
5. BEBAS PARTIKEL ASING, SERAT ATAU BENANG
6. TAK IRITATIF PADA MATA
YANG PERLU DIPERHATIKAN UNTUK
MEMENUHI PERSYARATAN TERSEBUT
1. Kecermatan & kebersihan selama proses
pembuatan
2. Pelaksanaan pembuatan dilaksanakan
seaseptis mungkin
3. Adanya bahan antimikroba yang tepat untuk
mencegah pertumbuhan mikroorganisme baik
selama pembuatan ataupun pemakaian obat
tetes mata
4. Formula yang tepat mencakup larutan
isotonis, PH yang sesuai (obat tetes mata)
5. Teknologi pembuatan serta peralatan yang
menunjang
BEBERAPA PERTIMBANGAN DALAM
PEMBUATAN OBAT MATA
A. PERTIMBANGAN UMUM
1. STERILITAS
a. Seaseptis mungkin
b. Dilakukan proses sterilisasi
c. Disesuaikan dengan bentuk sediaannya
d. Dievaluasi, bahwa benar-benar sediaan tersebut steril
CARA STERILISASI
– CARA BASAH
– CARA KERING
– CARA FILTRASI
– CARA GAS EtO
– CARA RADIASI IONISASI
PADA UMUMNYA STERILISASI OBAT
TETES MATA DILAKUKAN SEBAGAI
BERIKUT:
Efek samping:
a. Akan terjadi perubahan pada bagian-bagian tertentu dari mata
b. Akan menimbulkan air mata yang arahnya bertentangan dengan
difusi obat ke dalam mata
NILAI ISOTONIS
– Cairan mata isotonik dengaan darah dan mempunyai nilai isotonis sesuai
dengan larutan natrium khlorida p 0,9% . secara ideal mata tahan terhadap nilai
isotonis rendah setara dengan laruan natrium khlorida p 0,6% dan tertinggi
dengan 2,0% ( f.I. Ed,iv ).
– Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik untuk meningkatkan daya serap
dan menyediakan kadar bahan aktif yang cukup tinggi untuk menghasilkan efek
obat yang cepat dan efektif .
– Apabila larutan obat seperti ini digunakan dalam jumlah kecil , pengenceran
dengan air mata cepat terjadi sehingga rasa perih akibat hipertonis hanya
sementara.
WADAH
– Atropin tetes mata adalah salah satu obat antimuskarinik yang berfungsi
membuat pupil mata terbuka lebih lebar dan melemaskan otot-otot pada mata.
Obat ini biasa diberikan pada pasien yang akan menjalani pemeriksaan mata,
umumnya pasien anak-anak.
– Fungsi lain atropin adalah untuk meredakan rasa nyeri yang disebabkan
pembengkakan dan peradangan pada mata (anterior uveitis).
– Melemasnya otot-otot mata setelah diberikan obat ini bisa mengurangi nyeri
dan membantu proses pemulihan bagian mata yang meradang.
FORMULA
R/ Atropine sulfat 1%
Benzalkonium Chloridum 0,01%
Natrii Chloridum 0,76%
Dinatrii Edetas 0,05%
Aqua pro injeksi ad 10 ml
PENIMBANGAN BAHAN
– DISKUSIKAN BERSAMA
PERTIMBANGAN PADA PROSES
PEMBUATAN
1. LINGKUNGAN KERJA
Berpengaruh pada :
a. Keamanan
b. Stabilitas
c. Kemanjuran sediaan yang dihasilkan
Kontaminasi silang/kontaminasi bahan asing
sangat berpengaruh terhadap kualitas sediaan
akhir:
TETES MATA
a. bahan aktif atau bahan pembantu lain dilarutkan dengan sebagian atau
seluruh air yang ada.
b. Setelah larutan dijernihkan dengan cara penyaringan, disterilkan dengan
otoklaf atau uap air mengalir atau dengan cara filtrasi aseptis
SUSPENSI
a. Sama dengan tetes mata
b. Bahan aktif yang tidak larut dalam air
c. Bahan aktif disterilkan baik dengan cara:
a) Sterilisasi kering
b) Sterilisasi dengan gas
c) Cara filtrasi, bahan aktif dilarutkan dalam pelarut yang
tepat yang sudah steril, filtrasi dan lakukan rekristalisasi.
Mata sangat sensitif terhadap adanya partikel yang
ukurannya ≥ 20μm
Suspensi steril yang ditambahkan air
steril sampai volume tertentu dimasukkan
dalam wadah steril.
Sterilisasi wadah dapat dilakukan dengan
cara:
a. sterilisasi kering
b. sterilisasi dengan EtO
c. radiasi kobalt-60
3. BAHAN BAKU
A. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan obat tetes mata yang
berkualitas tinggi.
B. Setiap bahan baku harus dievaluasi, disesuaikan dengan persyaratan yang
ada baik persyaratan fisiko kimia maupun persyaratan mikrobiologis.
Bagian terbesar bahan pembantu dalam pembuatan obat tetes mata adalah air.
Air yang digunakan dalam pembuatan obat tetes mata adalah air murni
(purified water)
Air untuk injeksi (WFI) tepat digunakan sebagai pembawa obat tetes mata.
4. PERALATAN
A. Peralatan pada proses pembuatan harus terbuat dari bahan yang tahan
terhadap korosif.
B. Bahan tahan karat AISI 316 adalah bahan logam yang tepat dengan atau
tanpa pelapisan baik secara elektroda maupun elektropolis.
C. Peralatan yang telah digunakan harus segera dibersihkan.
Agar mudah dibersihkan, maka rancang
bangun alat haruslah:
– Semakin kental sediaan maka kontak akan semakin lama, tetapi kekentalan yang
lebih besar dari kekentalan normal tidak dapat menjamin keefektifan sediaan.
– Formulasi salep mata dapat berbeda dengan sediaan tetes mata karena
perbedaan struktur jaringan yang akan diobati, sifat fisik-farmakologi bahan
aktif.
OLEH KARENA ITU PERLU DIPERHATIKAN
HAL-HAL BERIKUT:
– DISKUSIKAN BERSAMA