II.
III.
-
panas.
: 4,5 9,2 (5% larutan air)
: karbonat, fosfat, sulfat, tartrat, sefalotin sodium,
Stabilitas
larutan IV
Kegunaan
Sterilisasi
-
Pemerian
berwarna,
Kelarutan
panas,
pH
Konsentrasi
Stabilitas
rapat,
Kegunaan
OTT
senyawa pengisotonis.
: Larutan KCl IV inkompatibel dengan protein
Sterilisasi
Bobot molekul
Kelarutan
Sterilisasi
Stabilitas
gliserol
: Autoklaf atau filtrasi
: Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat
pH
OTT
Konsentrasi/dosis
Pengembangan Formula
Formula yang digunakan untuk infus Ringer Laktat mengacu pada
USP (US Pharmacopeia).
Ringer Laktat terdiri dari NaCl, KCl, CaCl2, dan natrium laktat. Kalsium
merupakan zat yang penting bagi integritas fungsional sistem saraf, otot
dan tulang.
lambung.
Kalium berfungsi untuk memelihara fungsi ginjal dan keseimbangan asambasa. Keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi
elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung
cairan ekstra seluler. Ringer Laktat merupakan larutan infus untuk
memelihara keseimbangan atau mengganti elektrolit dan cairan tubuh.
Konsentrasi kalium intrasel yang tinggi dibutuhkan untuk proses
metabolisme sel.
Natrium berfungsi membantu memelihara keseimbangan cairan tubuh.
Klorida merupakan anion terpenting dalam memelihara keseimbangan
elektrolit.
Aqua pro injection berfungsi sebagai pembawa. Air merupakan pembawa
yang paling umum digunakan karena sesuai dengan cairan tubuh. Air yang
digunakan untuk sediaan injeksi harus steril, memiliki pH 5-7, tidak
V.
510
500
x 1,5 = 1,53
Kalium Klorida
510
500
x 0,15 = 0,153
Kalsium Klorida
510
500
x 0,095 = 0,097
510
500
Natrium Laktat
Aqua Pro injeksi ad
Dalam 100 ml :
Nama Zat
Natrium Klorida
Kalium Klorida
Kalsium Klorida
Natrium Laktat
x 1,5 = 1,53
510 ml
Natrium Klorida
100
510
x 1,53 = 0,3 %
Kalium Klorida
100
510
x 0,153 = 0,03 %
Kalsium Klorida
100
510
x 0,097 = 0,019 %
Natrium Laktat
100
510
x 1,53 = 0,3 %
E
1
0,76
0,7
0,58
Total
W (%)
0,3
0,030
0,019
0,3
W x E (%)
0,3
0,0228
0,0133
0,0116
0,3477
Perhitungan Osmolaritas
Osmolaritas=
Mr-
g /l
jumla hion 1000
Mr
NaCl
KCl
CaCl2
C3H5NaO3
= 58,4
= 74,5
= 110,88
= 112,02
Natrium Klorida
1,5 3/0,5 1
2 1000=102,74 mosmosl / L
58,4
Kalium Klorida
0,15 3 /0,5 1
2 1000=8,0 5 mosmosl /L
74,5
Kalsium Klorida
0,097 /0,5 1
3 1000=3,427 mosmol/ L
110,88
Natrium Laktat
1,5 3/0,5 1
2 1000=53,562 mosmosl/ L
112,02
Formula Akhir
R/
Natrium Klorida
Kalium Klorida
Kalsium Klorida
Natrium Laktat
Aqua Pro injeksi ad
VII.
4,347
0,153
0,097
1,53
510 ml
Performulasi Eksipien
berasa.
: Stabil dalam semua keadaan baik minyak, dingin
Inkompatibilitas
ataupun panas
: Dalam formulasi sediaan , air dapat bereaksi
dengan
Kegunaan
-
Pemerian
Kelarutan
Fungsi
: Adsorbsi pirogen
Konsentrasi
: 0,1%
Stabilitas
Inkompatibilitas
VIII.
IX.
X.
Berat/botol
4,347
0,153
0,097
1,53
ad
510 ml
Berat/2 botol
8,694
0,306
0,194
3,06
Ad 1020 ml
XI.
1.
Evaluasi
Penetapan pH (Depkes RI, 1995: 1039-1040)
Alat : pH meter
Tujuan : Mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan.
Prinsip : Pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang
telah dikalibrasi.
Prosedur: Digunakan
alat
potensiometri
(pH
meter)
yang
2, kecuali
Skala
pH
sebagai berikut:
( EEs )
k
2.
melihat
jumlah
partikel
dengen
ukuran
lebih
dari
10.000/wadah.
Uji keseragaman bobot dan keseragaman volume (Depkes RI, 1995:
1044)
Tujuan : Untuk mengetahui volume larutan injeksi, apakah tetap
atau berubah antara sebelum dan sesudah proses sterilisasi dan
apakah ada penyusutan.
Prinsip : Mengevaluasi keseragaman sediaan yang meliputi
keseragaman bobot dan keseragaman volume.
Prosedur: Sediaan diletakkan pada permukaan yang rata secara
sejajar lalu dilihat keseragaman bobot dan volume secara visual.
4. Uji kejernihan larutan (Depkes RI, 1995: 998)
Tujuan : Untuk mengetahui kejernihan dari sediaan injeksi yang
dibuat.
Prinsip : Mengevaluasi kejernihan sediaan.
Prosedur: Pemerikasaan dilakukan secara visual biasanya dilakukan
oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar dibawah
penerangan cahaya yang baik, kemudian terhalang leh refleksi ke
dalam matanya dan berlatar belakang hitam dan putih, dengan
rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar, harus benarbenar bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata.
Penafsiran hasil : Suatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihannya
sama dengan air atau pelarut yang digunakan.
5. Uji kebocoran (Depkes RI, 1995: 1055)
suspense atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari
100% dari volume yang tertera pada etiket. Dan tidak lebih dari satu
dari 30 wadah volue kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90%
seperti yang tertera pada etiket.
XII.
Daftra Pustaka
Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Reynold, James EF, Martindale. The Extra Pharmacopeia twenty-eight edition.
The Pharmaceutical Press: London, 1982. page 1325
Kibbe, AH. Handbook of pharmaceutical Excipients. Third Edition. Washington
D.C: American Pharmaceutical Association; 2000. hal 7, 35, 407, 433.
Reynold, James EF, Martindale the extra pharmacopeia, Twenty-eight edition. The
pharmaceutical press : London, 1982.
The United States Pharmacopeia. The Nasional Formulari 23. Volume I. United
States Pharmacopeia Convention Inc.: Washington, D.C