Anda di halaman 1dari 8

Maghfira Varra Raudya Irmanto

Farmasi A / 201510410311004
Formulasi Dasar 1

1) Vaselin Album (sumber : Farmakope Indonesia IV , halaman : 822)

Campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat , diperoleh dari minyak
bumi dan keseluruhan dihilangkan warnanya . Dapat mengandung stabilisator yang sesuai
.

 Pemerian Putih atau kekuningan pucat , massa berminyak transparan dalam


lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0°.
 Kelarutan Tidak larut dalam air ; sukar larut dalam etanol dingin atau panas dan
dalam etanol mutlak dingin ; mudah larut dalam benzena ; dalam karbon disulfida
; dalam kloroform ; larut dalam heksana dan dalam sebagian besar minyak lemak
dan minyak atsiri .
 Syarat lain Bobot jenis ; jarak lebur ; konsistensi ; kebasaan ; keasaman ; asam
organik ; minyak lemak ; lemak dan resin ; wadah dan penyimpanan memenuhi
syarat yang tertera pada vaselin kuning .

2) Vaselin Flavum ( sumber : Farmakope Indonesia IV , halaman: 823)

Campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak
bumi . Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai .

 Pemerian Massa seperti lemak , kekuningan hingga amber lemah ; berfluoresensi


sangat lemah walaupun setelah melebur . Dalam lapisan tipis transparan , tidak
atau hampir tidak berbau dan berasa .
 Kelarutan Tidak Larut dalam air ; mudah larut dalam benzena , dalam karbon
disulfida , dalam kloroform dan dalam minyak terpentin ; larut dalam eter , dalam
heksana , dan umumnya dalam minyak lemak dan minyak atsiri ; praktis tidak
larut dalam etanol dingin dan etanol panas dan dalam etanol mutlak dingin .
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik .
3) Parafin cair (sumber : Farmakope Indonesia III , halaman : 474)

Campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral ; sebagai zat pemantap dapat
ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj .

 Pemerian Cairan kental , transparan , tidak berfluoresensi ; tidak berwarna ;


hampir tidak berbau ; hampir tidak mempunyai rasa .
 Kelarutan Praktis tidak larut daam air dan etanol (95%) P; larut dalam kloroform
P dan dalam eter P.
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik , terlindung dari cahaya .
 Khasiat dan penggunaan Laksativum.

4) Parafin padat (sumber : Farmakope Indonesia III , halaman : 475)

Campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral .

 Pemerian Padat , sering menunjukkan susunan hablur ; agak licin ; tidak


berwarna atau putih ; tidak mempunyai rasa . Terbakar dengan nyala terang . Jika
dileburkan menghasilkan cairan yang tidak berfluoresensi .
 Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
 Khasiat dan penggunaan zat tambahan .

5) Lemak bulu domba (sumber : Farmakope Indonesia IV , halaman : 57)

Zat serupa lemak yang dimurnikan , diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne (Familia
Bovidae) yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan baunya .Mengandung air tidak
lebih dari 0,25% . Boleh mengandung antioksidan yang sesuai tidak lebih dari 0,02 %.

 Pemerian Massa seperti lemak ,lengket , warna kuning ; bau khas .


 Kelarutan Tidak larut dalam air , dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali
beratnya ; agak sukar larut dalam etanol dingin ; lebih larut dalam etanol panas ;
mudah larut dalam eter dan dalam kloroform .
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik , sebaiknya pada suhu
kamar terkendali .
6) Malam putih (sumber : Farmakope Indonesia IV , halaman : 186)

Hasil pemurnian dan pengelantangan Malam Kuning yang diperoleh dari sarang lebah
madu Apis mellifera Linne (Familia Apidae) dan memenuhi syarat uji kekeruhan
penyabunan .

 Pemerian Padatan putih kekuningan , sedikit tembus cahaya dalam keadaan


lapisan
tipis ; bau khas lemah dan bebas bau tengik . Bobot jenis lebih kurang 0,95.
 Kelarutan Tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol dingin . Etanol
mendidih melarutkan asam serotat dan bagian dari mirisin , yang merupakan
kandungan malam putih . Larut sempurna dalam kloroform , dalam eter , dalam
minyak lemak dan dalam minyak atsiri . Sebagian larut dalam benzena dingin dan
dalam karbon disulfida dingin . Pada suhu lebih kurang 30° larut sempurna dalam
benzena , dan dalam karbon disulfida .
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

7) Malam kuning (sumber : Farmakope Indonesi III , halaman : 140)

Malam yang diperoleh dari sarang Apis mellifera Linne atau spesies Apis lainnya .
Mengandung lebih kurang 70% ester terutama miristil palmitat . Disamping itu
mengandung juga asam bebas , hidrokarbon , ester kolesterol dan zat warna .

 Pemerian Zat padat ; coklat kekuningan ; bau enak seperti madu ; agak rapuh jika
dingin; menjadi elastik jika hangat dan bekas patahan buram dan berbutir-butir .
 Kelarutan Praktis tidak larut dalam air ; sukar larut dalam etanol (95%) P ; larut
dalam kloroform P , dalam eter P hangat , dalam minyak lemah dan dalam minyak
atsiri .
 Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik .
 Khasiat dan penggunaan zat tambahan .

8) Setil Alkohol (sumber : Farmakope Indonesia IV , halaman : 72)

Mengandung tidak kurang dari 90,0 % C16H34O , selebihnya terdiri dari alkohol lain
yang sejenis.
 Pemerian Serpihan putih licin , granul , atau kubus , putih ; bau khas lemah ; rasa
lemah .
 Kelarutan Tidak larut dalam air ; larut dalam etanol dan dalam eter ,kelarutan
bertambah dengan naiknya suhu .
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik .

9) Minyak Tumbuh – Tumbuhan


a. Oleum Olivarum (sumber : Farmakope Indonesia IV , halaman : 630)

Minyak lemak yang diperoleh dari buah masak Olea europaea Linne (Familia
Oleaceae)

 Pemerian Minyak , berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan terang ; bau
dan rasa khas lemah dengan rasa ikutan agak pedas
 Kelarutan Sukar larut dalam etanol ; bercampur dengan eter , dengan kloroform
dan dengan karbon disulfida .
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan hindarkan dari panas
berlebih .

b. Oleum Ricini (sumber : Farmakope Indonesia IV , halaman : 631)

Minyak lemak yang diperoleh dari biji Ricinus communis Linne (Familia
Euphorbiaceae),tidak mengandung bahan tambahan .

 Pemerian Cairan kental , transparan , kuning pucat atau hampir tidak berwarna ;
bau lemah ; bebas dari bau asing dan tengik ; rasa khas .
 Kelarutan Larut dalam etanol ; dapat bercampur dengan etanol mutlak ,dengan
asam asetat glasial , dengan kloroform dan dengan eter .
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat , dan hindarkan dari
panas berlebih.
c. Oleum Sesami (sumber : Farmakope Indonesia III , halaman : 459)

Minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji Sesamun Indicum Linne .

 Pemerian Cairan ; kuning pucat ; bau lemah ; rasa tawar ; tidak membeku pada
suhu 0°.
 Kelarutan Sukar larut dalam etanol (95%) P ; mudah larut dalam kloroform P,
dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P .

d. Oleum Cocos (sumber : Farmakope Indonesia III , halaman : 456)

Minyak lemak yang diperoleh dengan cara pemerasan endosperm kering Cocos
nucifera L.

 Pemerian Cairan jernih ; tidak berwarna atau kuning pucat; bau khas, tidak
tengik.
 Kelarutan Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 60° ; sangat mudah
larut dalam kloroform P dan dalam eter P .
 Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik , terlindung dari cahaya ,ditempat
sejuk.
 Khasiat dan penggunaan zat tambahan

10) Dasar salep serap (sumber : buku Ilmu Meracik Obat , halaman : 52)

Dasar salep serap , yaitu dapat meyerap air terdiri dari :

a) Adeps Lanae , Lanoline.


b) Unguentum simplex.
Campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen .
c) Hydrophilic Petrolatum .

11) Krim Emulgid (sumber : internet , arinnuroniah.wordpress.com)

Campuran digliserida, asam lemak, dan sabun. Campuran ini menyerap air dalam jumlah
yang besar, sering dipakai pada krim. Bereaksi basa, tidak tercampurkan dengan bahan
yang terurai oleh basa. Dapatdinetralkan dengan penambahan 2% Na bifosfas terhadap
jumlah emulgid.
12) Hydrophilic oint (sumber : buku Ilmu Meracik Obat , halaman : 53)

Hydrophilic ointmen dibuat dari minyak mineral , Stearylalcohol , Myrj52(emulgator tipe


M/A) , Aquadest.

13) Vanishing cream (sumber : internet, nanikartinah.wordpress.com)

Sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan dan


sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan
lapisan berminyak atau film pada kulit.

14) Salep polietilenglikol (sumber : Farmakope Indonesia IV , halaman : 508)

Suatu polimer tambahan dari etilen oksida dan air dinyatakan dengan rumus
H(OCH2CH2)nOH . n adalah jumlah rata rata gugus oksietilen .

 Pemerian Umumnya ditentukan dengan bilangan yang menunjukkan bobot


molekul rata-rata . Bobot molekul rata-rata menambah kelarutan di dalam air ,
tekanan uap , higroskopisitas , dan mengurangi kelarutan dalam pelarut organik ,
suhu beku , berat jenis , suhu nyala dan naiknya kekentalan .B
Bentuk cair umumnya jernih dan berkabut , cairan kental , tidak berwarna atau
praktis tidak berwarna , agak higroskopik , bau khas lemah . Bobot jenis pada
suhu 25° lebih kurang 1,12 .
Benntuk padat biasanya praktis tidak berbau dan tidak berasa ,putih,licin seperti
plastik mempunyai konsistensi seperti malam , serpihan butiran atau serbuk,putih
gading.
 Kelarutan Bentuk cair bercampur dengan air ,bentuk padat mudah larut dalam
air; larut dalam aseton , dalam etanol 95%,dalam kloroform , dalam etilen glikol
monoetil eter , dalam etil asetat dan dalam toluena; tidak larut dalam eter dan
dalam heksana .
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat .
15) Salep gliserin (sumber : Farmakope Indonesia IV , halaman : 413)

Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 101,0% C3H8O3.

 Pemerian Cairan jernih seperti sirup,tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh
berbau khas lemah(tajam atau tidak enak) . Higroskopik ; netral terhadap lakmus .
 Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol ; tidak larut dalam
kloroform , dalam eter , dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap .
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat .

Anda mungkin juga menyukai