Anda di halaman 1dari 22

STATION 1

Station 1 tentang skrining resep, sama dengan skrining yg sudah dipelajari. Perlu
dipelajari mengenai DRP. Disini hanya ujian tertulis aja, tidak ada pemeran standar.
Biasanya ada petunjuk pharmaceutical care seperti dari KemKes.
STATION 2
Sama seperti station 1, gak ada pemeran standar, soal tertulis aja. Kalau tidak salah, ada
petunjuknya juga seperti station 1.
STATION 3
Station ini assesment swamedikasi, jadi distation ini pemeran standar (pasien) bakal
memberikan keluhannya. walaupun di soal sudah dikasih tau penyakitnya maag, tapi
tetap harus mencari obat yang tepat untuk pasien. Di station ini biasanya disediakan buku
ISO yang bisa digunakan untuk membantu assesment. Pentingnya disini ada pemeran
standar, jadi harus memperlakukan pasien dengan baik. Berikut penilaiannya :
1. Pengumpulan data dan informasi, meliputi
a. data demografi pasien (nama, usia, pekerjaan, minta no HP bila perlu
untuk monitor)
b. riwayat penyakit ( keluhan utamanya apa, sudah berapa lama, riwayat
penyakitnya apa)
c. riwayat medis ( sudah menggunakan obat apa untuk mengatasi keluhan,
ada alergi obat gak, sedang meminum obat lain untuk penyakit tertentu
gak (misal OAD))

2. Penetapan masalah,
Contoh untuk kasus obat maag, penetapan masalahnya heartburn/dyspepsia. Ini
bisa ditetapkan setelah pengumpulan data dan informasi.

3. Penyelesaian masalah
Memberikan solusi baik dalam bentuk terapi farmakologi, maupun terapi
nonfarmakologi. Kalo ada non-farmakologinya juga lebih bagus.

4. Sikap dan perilaku professional


Penting memperkenalkan diri kepada pasien dengan ramah, jika pasien berdiri
harus dipersilahkan duduk, jangan konseling sambil berdiri. Sering melakukan
kontak mata dengan pasien. Pilihan katanya juga harus sesuai dengan tingkat
pengetahuan pasien ( misal, keseringan menyebut DM, pasiem tidak mengerti)
STATION 4
Station swamedikasi. Bedanya sama yang sebelumnya, disini harus ada KIE-nya dengan
pendokumentasian konseling. Disini juga obatnya sudah disediakan dan harus diserahkan.
Harus tau obatnya termasuk OWA atau enggak, ada yang saat pil KB, dia pilih tidak
memberikan obatnya kepada pasien karena katanya harus dirujuk ke dokter, padahal
termasuk OWA.
Jangan lupa WWHAM. Kalau bisa pengisian dokumentasi sambil berbicara dengan
pasien jadi tidak makan waktu lama, dan jangan sampai lupa ngisi. Jangan menyerahkan
obat sebelum selesai isi dokumentasi karena ada ttd pasien dibawahnya, kalo udah
diserahin obatnya biasanya penguji menganggap kalo pasien sudah pulang, tidak bisa
diminta ttd lagi.
Langkah-langkah konseling (enggak berdasarkan teori ya, dilihat yg terbaik aja selama
jadi panitia :”) dan yang biasa asesor bilang bagus) :
1. Perkenalkan diri dan dari apotek mana
2. Persilahkan pasien duduk
3. Tanya keperluannya (misal : saya mau beli pil KB)
4. Ijin sambil mengisi dokumentasi konseling
5. Siapa yang sakit/ butuh
6. Data demografi pasiennya
7. WHAM
8. Riwayat penyakit dan riwayat pengobatan (perlu perhatian jika pasien ada
penyakit kronis)
9. Tanyakan juga yang ada di lembar dokumentasi konseling
10. Pemberitahuan informasi obat
Sebutkan nama obatnya, kandungannya apa, tujuan diberikan obat apa
(khasiat) apa, dosis dan durasi, bagaimana cara penggunaannya, efek
sampingnya apa, cara penyimpanan gimana (kalo gak ada ketentuan atau
disuhu ruang aja, bisa ditaro di kotak obat dan harus dihindari dari jangkauan
anak-anak)
11. Verifikasi ulang tentang informasi obat ( minta pasien mengulang informasi yang
diberikan terutama cara penggunaan dan durasi penggunaan)
12. Jangan lupa sampaikan bila obat tidak efektif (misal dalam 3-4 hari) silahkan
datang kembali ke apotek atau dapat ke dokter
13. Apa ada pertanyaan?
14. Bila tidak, obat diserahkan.

Untuk obat seperti pil KB, keluhan pada dokumentasi tetap ditulis sesuai keluhannya
yaitu mencegah kehamilan. Untuk obat-obat yang diminum untuk jangka panjang dan
harus rutin seperti pil kb harus ditanya sudah pernah mengonsumsi sebelumnya atau
enggak, kalo udah pernah apa masih mengonsumsi atau enggak, kalo enggak kenapa,
kalo karena ada efek samping lebih baik ke dokter, kalo karena gak patuh minumnya kita
edukasi agar pasien patuh. Perlu perhatian bila pasien lupa minum obat seharinya gimana.
Perlunya kontrasepsi tambahan bila pasien sempat lupa minum obat.
STATION 5
KIE resep. Disini biasanya dikasih obatnya agak ‘aneh’ misal obat tetes mata tapi dikasih
2 jenis (minidose dan botol), insulin suntik, ovula/suppos, tablet sublingual, ventolin,
obat asma diskus (tapi biasanya itu-itu aja). Masih ada lebar dokumentasi konseling juga.
Perbedaan dari sebelumnya adalah 3 prime question. Harus hati-hati pada pasien dengan
penyakit kronis, jangan pernah lupa nanya riwayat penyakit dan riwayat pengobatan,
biasanya pasien penyakit kronis itu sedang mengonsumsi obat. Misal diresepkan obat
flexpen novorapid (insulin suntik), tapi pasien juga sedang minum metformin dan
glimepirid tapi gak efektif. Karena ada kemungkinan bisa terjadi hipoglikemia, harus
menjelaskan ke pasien kalo tiba-tiba pasien merasa lemas, pusing, berkeringat (gejala
hipoglikemik) ada kemungkinan gula darah pasien sangat rendah, jadi harus segera
mengonsumsi gula seperti permen. Bila sering terjadi gula darah rendah, lebih baik
konsultasi kembali.

Langkah-langkah konseling (enggak berdasarkan teori ya, dilihat yg terbaik aja selama
jadi panitia :”) dan yang biasa asesor bilang bagus) :
1. Perkenalkan diri dan dari apotek mana
2. Persilahkan pasien duduk
3. Tanya keperluannya (misal : saya abis dari dokter, mau nebus resep)
4. Tanya apakah yg dateng ke apotek pasiennya sendiri atau bukan, kalo bukan perlu
diingatkan berkali-kali agar disampaikan ke pasien langsung
5. Minta waktu buat konseling
6. Ijin sambil mengisi dokumentasi konseling
7. Data demografi pasiennya
8. Riwayat penyakit dan riwayat pengobatan (perlu perhatian jika pasien ada
penyakit kronis)
9. Tanyakan juga yang ada di lembar dokumentasi konseling
10. 3 prime question
11. Pemberitahuan informasi obat
a. Sebutkan nama obatnya, kandungannya apa, tujuan diberikan obat apa
(khasiat) apa, dosis dan durasi, bagaimana cara penggunaannya, efek
sampingnya apa, cara penyimpanan gimana (kalo gak ada ketentuan atau
disuhu ruang aja, bisa ditaro di kotak obat dan harus dihindari dari
jangkauan anak-anak). Hal-hal yang perlu diperhatikan secara spesifik
(contoh insulin yang sudah disebutkan)
12. Verifikasi ulang tentang informasi obat ( minta pasien mengulang informasi yang
diberikan terutama cara penggunaan dan durasi penggunaan)
13. Bila dirasa ada masalah dengan pengobatan misal efek samping dsb, bisa
konsultasi kembali
14. Apa ada pertanyaan?
15. Bila tidak, obat diserahkan.

Sekedar info sajaaa, kalo biasanya obat-obat yang disediakan itu biasanya sudah
disediakan beserta dengan brosur atau leafletnya.

Untuk kasus terdapat 2 macam obat mata untuk infeksi seperti floxa ofloxacin (minidose)
dan cendo xytrol, pemakaiannya harus dijeda.
Pemakaian insulin suntik harus segera sebelum makan, jadi kalo abis disuntik harus
makan biar gak hipo.
STATION 6
Station tentang penerimaan, penyimpanan, dan pemusnahan barang. Pelajari dokumentasi
ketiganya termasuk kartu stock.
STATION 7

Anda mungkin juga menyukai