I. Nama sediaan
Infus Ringer Laktat (USP)
Osmolaritas=233,744+55,327+8,054+5,405=302,53 M osmole/L
Sediaan infus bersifat isotonis (270-328 M osmole/L).
Perhitungan Tonisitas
Zat W konsentrasi (%) E NaCI WxE
NaCI 3𝑔 1 0,6 % × 1 = 0,6
× 100 =0,6 %
500 𝑚𝑙
% NaCI
Na Laktat 1,550 𝑔 0,58 0,31% × 0,58 =
× 100 = 0,31%
500 𝑚𝑙
0,180 % NaCI
KCI 0,150 𝑔 0,76 0,03 % × 0,76 =
× 100 = 0,03%
500 𝑚𝑙
0,023 % NaCI
CaCI2 0,100 𝑔 0,7 0,02 % × 0,7 =
× 100 = 0,02%
500 𝑚𝑙
0,014 % NaCI
Total 0,817 % NaCI
Sediaan bersifat hipotonis karena (<0,9% NaCI), sehingga perlu dilakukan
Penambahan NaCI supaya sediaan dapat isotonis.
NaCI yang ditambahkan = 0,9 % NaCI – 0,817 % NaCI
= 0,083 % NaCI
0,083 𝑔 𝑁𝑎𝐶𝐼
NaCI yang ditambahkan = × 500 𝑚𝑙 = 0,415 𝑔 𝑁𝑎𝐶𝐼
100
XI. Pembahasan
Formulasi sediaan steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang
banyak dipakai terutama saat pasien dirawat di rumah sakit. Sediaan steril
sangatmembantu pada saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik, mempunyai luka
terbuka yang harus diobati, dan sebagainya. Semuanya sangat membutuhkan
kondisi steril karena pengobatan yang langsung bersentuhan dengan sel tubuh,
lapisan mukosa organ tubuh, dan dimasukkan langsung ke dalam cairan atau
rongga tubuh sangat memungkinkan terjadinya infeksi bila obatnya tidak steril.
Oleh karena itu, kita memerlukan sediaan obat yang steril. Disamping steril, kita
pun memerlukan sediaan obat dalam kondisi isohidris dan isotonis agar tidak
mengiritasi.
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, ataupun
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
Injeksi pun memiliki beragam jenis sesuai dengan penggunaannya. Salah satunya
yakni injeksi infus, sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan pada praktikum
kali ini. Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan, atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan
langsung ke dalam vena dalam volume yang banyak. Infus berupa sediaan injeksi
dosis tunggal untuk intravena yang dikemas dalam wadah volume lebih dari 100
mL. Tujuan pemberian infus adalah mensuplai kebutuhan air, elektrolit, dan
karbohidrat sederhana; sebagai pembawa untuk obat-obat yang dapat bercampur
dengan larutan infus; mensuplai kebutuhan nutrisi pada saat bahan makanan tidak
dapat diberikan secara oral; memperbaiki kesetimbangan asam-basa tubuh;
meningkatkan diuresis saat dehidrasi; sebagai agen dialisis pada gagal ginjal;
sebagai cairan pengganti plasma.
Sediaan infus harus memenuhi persyaratan yaitu steril, bebas pirogen,
isotonis, jernih dan praktis bebas partikel. Oleh karena itu, sediaan ini lebih mahal
jika dibandingkan dengan sediaan nonsterilnya karena ketatnya persyaratan yang
harus dipenuhi.
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan infus ringer laktat dengan
menggunakan zat aktif natrium laktat, kalium klorida, dan kalsium klorida.
Natrium laktat, kalium klorida, dan kalsium klorida merupakan bahan aktif yang
berkhasiat sebagai elektrolit sehingga digunakan untuk memenuhi kebutuhan
elektrolit ataupun cairan tubuh secara fisiologis. Larutan ringer laktat sering
digunakan untuk mengisi cairan yang hilang setelah kehilangan darah akibat
trauma, operasi, ataupun cidera kebakaran. Pada formula ini digunakan eksipien
berupa NaCl dan aqua pro injeksi. NaCl berfungsi sebagai pengisotonis agar
diperoleh larutan infus yang isotonis, karena salah satu syarat untuk infus yaitu
harus isotonis. Aqua pro injeksi berfungsi untuk melarutkan bahan-bahan dan
sebagai zat pembawa. Selain itu air merupakan cairan yang memiliki kemiripan
sifat dengan cairan tubuh, jika cairan yang digunakan berupa pelarut non air
seperti minyak maka berpotensi menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah
dan dapat menempel didinding pembuluh darah.
Pada prosedur pembuatan infus ringer laktat hal pertama yang dilakukan
yaitu alat dan bahan disterilisasi terlebih dahulu untuk meminimalisir jumlah
mikroba atau kontaminasi. Kemudian dilakukan kalibrasi botol infus sebesar 500
mL. Na laktat, KCI, CaCI2, NaCI ditimbang dengan menggunakan kaca arloji
sesuai dengan data penimbangan. Na laktat, KCI, CaCI2, NaCI dimasukkan ke
dalam gelas piala steril yang telah dikalibrasi, kemudian dilarutkan dengan aqua
pro injeksi. Karbon aktif sejumlah 0,1 % b/v dan dimasukkan ke dalam gelas
piala, ditambahkan aqua pro injeksi hingga volume yang diminta. Dilakukan
penambahan karbon aktif karena karbon aktif adalah salah satu senyawa yang
dapat menghilangkan pirogen. Karbon aktif ini akan menyerap pirogen yang dapat
membahayakan tubuh jika sampai masuk bersama aliran darah. Larutan
dipanaskan di atas api bunsen pada suhu 60 – 70o C selama 15 menit sambil
sesekali diaduk kemudian ambil karbon aktif menggunakan spatel. Proses
pemanasan disini bertujuan untuk mengaktivasi karbon aktif. Larutan disaring
hangat – hangat ke dalam Erlenmeyer dengan menggunakan kertas saring rangkap
2 steril yang telah dibasahi air bebas pirogen dan dibantu dengan vakum.
Penyaringan bertujuan agar larutan infus bebas dari partikulat, adanya vakum
pada penyaring berfungsi untuk mempercepat proses penyaringan dengan cara
menurunkan tekanan didalam sistem. Larutan dipidahkan ke botol infus yang telah
dikalibrasi dan ditambahkan aqua pro injeksi ad 500 mL. Dilakukan sterilisasi
akhir dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Dilakukan pemilihan
metode sterilisasi akhir menggunakan autoklaf karena berdasarkan data stabilitas
sediaan yaitu tahan panas dan dapat bercampur dengan air. Kemas dan beri etiket.
Dilakukan penetapan pH bertujuan untuk mengetahui bahwa larutan infus yang
dibuat harus isohidris. Penetepan pH ini dilakukan dengan cara mencelupkan pH
universal kedalam larutan infus. Dari evaluasi yang dilakukan, menunjukkan pH 7 yang
berarti sudah mendekati pH darah yaitu 7,4. Syarat penetapan pH sediaan infus sangat
penting karna sediaan parenteral volume besar mempunyai pH diluar batas akan
menyebabkan masalah pada tubuh, menjamin stabilitas obat, misalnya perubahan warna,
efek terapi optimal obat, menghindari kemungkinan terjadinya reaksi dari obat, mencegah
terjadinya rangsangan / rasa sakit waktu disuntikkan.
Dilakukan penetapan volume injeksi dalam wardah bertujuan untuk menetapkan
volume injeksi yang dimaksudkan dalam wadah agar volume injeksi yang digunakan
tepat/sesuai dengan yang tertera pada penandaan. Penetepan volume inejeksi dalam
wadah dilakuan dengan cara larutan infus yang sudah dimasukan kedalam botol infus
kemudian dipindahkan larutan infus kedalam gelas ukur. Dari evaluasi yang dilakukan,
menunjukkan volume injeksi sebesar 505 mL yang berarti memenuhi syarat. Syarat
penetapan volume injeksi dalam wardah adalah volume yang diukur memenuhi sekurang-
kurangnya 40% volume dari kapasitas yang tertera.
Dilakukan uji kejernihan larutan bertujuan untuk mengetahui bahwa larutan infus
ini bebas dari kotoran atau partikel asing. Uji kejernihan ini dilakukan dengan
menggunakan indra penglihatan yaitu dengan menyinari wadah dari samping. Kejernihan
adalah suatu batasan yang relatif, yang dipengaruhi oleh penilaian subjektif dari
pengamat. Dari evaluasi yang dilakukan, larutan infus yang dibuat telah jernih dan
memenuhi syarat kejernihan. Syarat kejernihan sediaan larutan adalah tidak ada zat yang
terdispersi dalam larutan jernih.
Dilakukan uji kebocoran bertujuan untuk mengetahui apakah ada kebocoran atau
tidak pada kemasan. Uji kebocorang ini dilakukan dengan cara membalikkan botol infus
sehingga tutup berada di bawah. Dari evaluasi yang dilakukan, larutan infus yang dibuat
tidak terdapat kebocoran. Uji kebocoran ini berkaitan dengan sterilitas sediaan, stabilitas
sediaan, dan volume sediaan. Jika terdapat kebocoran, maka dapat berbahaya karena
melalui lubang atau celah tersebut dapat menyebabkan masuknya mikroorganisme atau
kontaminan lain yang berbahaya. Sehingga hal tersebut juga dapat mempengaruhi
stabilitas sediaan. Selain itu, volume infus juga dapat berkurang dan mempengaruhi
penampilan kemasan.
XII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan sediaan infus ringer laktat
yang dibuat saat praktikum telah memenuhi persyaratan untuk sediaan infus yaitu
isohidris,isotonis, steril, jernih, dan tidak bocor berdasarkan hasil evaluasi yang
dilakukan. Infus ringer berguna sebagai sumber elektrolit dan air untuk hidrasi.