Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEGANGAN PERMUKAAN

DOSEN PEMBIMBING

Recky Patala.,S.Farm.,M.Farm.,Apt

DISUSUN OLEH :

Nurul Fatma : 18 20 036

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA)

PELITA MAS

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Banyak kejadian kejadian alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-
fenomena tersbut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat
peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya Jarum yang diletakan
Pada permukaan air. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada
permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain.
       Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada pada keadaan diam (statis). Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara
sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang
sama ke semua arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan permukaan.Tegangan
permukaan atau tegangan bidang batas adalah gaya yang terdapat pada setiap bidang batas
antara dua media berusaha memperkecil luas bidang itu, oleh karena itu permukaan zat cair
kenderung kemenahan usaha perluasan permukaan dan karena itu tegangan permukaan dapat
didefenisikan dengan gaya yang terdapat pada setiap bidang bahan yang menahan perluasan
permukaan.
Kita sering membuat perbedaan antara tegangan permukaan dengan tegangan bidang
batas, dengan tegangan permukaan dimaksudkan tegangan pada permukaan cairan yang
berbatasan dengan udara, sedangkan istilah yang kedua dimaksudkan gaya bekerja pada
bidang batas antara dua cairan yang tidak berbaur dan untuk memperoleh sekedar gambaran
mengenai perbandingan gaya intrermolekul.
Tegangan permukaan merupakan penjelmaan dari pada interaksi gaya intermolekul yang
timbul akibat molekul-molekul yang terdapat pada bidang batas itu tidak dikelilingi secara
sistematik oleh molekul yang lainnya. Tidak seperti halnya dengan molekul-molekul yang
terdapat ditengah-tengan fasa suatu materi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud tegangan permukaan ?
2. Apakah yang dimaksud tegangan permukaan zat cair ?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan ?
4. Apakah contoh tegangan permukaan zat cair dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tegangan permukaan.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan.
3. Mengetahui contoh tegangan permukaan zat cair dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Definisi Tegangan Permukaan
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan
sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini tegangan permukaan
mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog dengan keadaan yang terjadi
bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang pada seutas tali ditarik ke atas oleh
seseorang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi seutas tali. (Martin, 1990).
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu,
tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair
untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar
atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas
permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung
ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat
cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil
mungkin.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan  didefinisikan sebagai gaya F
persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua
fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan
permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi
antara cairan dan udara (Hamid.2010).
Tegangan permukaan bervariasi antar berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan
yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet,
misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan
yang cukup kuat sehingga beberapa seranga dapat berjalan diatasnya (suminar, 2001).

2.2 Macam-macam Metoda yang digunakan dalam Tegangan Permukaan


Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain
(Kosman dkk, 2005);
1. Metode cincin de-Nouy
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar
permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya
yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk
melepaskan cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam
dyne.
2. Metode kenaikan kapiler
Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak
dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak
bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat tersebut
akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas diseimbangkan oleh gaya gravitasi
ke bawah akibat berat zat cair.

   Komponen gaya ke atas akibat tegangan permukaan yaitu ;

   Keliling penampang pipa = 2 pr

   Sudut kontak antar permukaan zat dengan dinding kapiler = q maka gaya ke atas total =
2 prg cos q.

2.3 Penyebab Terjadinya Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya
lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah
satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair
adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut
kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut
kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya
tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). (Ansel, 1985)
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada
molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka
terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian.
Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang
berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang
berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat
mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh
selaput elastis yang tipis. (Anief, 1993)
Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka gas/cair.
Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan. Karena setiap
artikel zat, apabila itu bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka
pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting. Tegangan permukaan adalah
gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur,
sedangkan tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang bias juga digambarkan
dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana suatu bidang datar bergerak diletakkan. (Martin,
1990)
Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non
polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, maka
molekul-molekul surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan membentuk suatu lapisan
monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini mengakibatkan
turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih tinggi nolekul-molekul
surfaktan masuk ke dalam air membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi
pada saat misel ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK
ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh perubahan
konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan metode tegangan
permukaan. (Kosman, 2006).
Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan permukaan adalah
dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat kedua CD
dengan panjang l yang dapat digerakkan sepanjang kawat U.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan


Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy
kinetik molekul
Hii2.   Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan
akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk
lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa
disebut dengan surfaktan.
3.   Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang
jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari
surfaktan.
4.   Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka
tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik
antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
5.   Konsentrasi Zat Terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat
larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa
solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena
mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar dari pada didalam larutan. Sebaliknya
solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai
konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

2.5 Manfaat Tegangan Permukaan dalam Dunia Farmasi


1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
2. Penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk
membentuk sediaan suspensi

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada pada keadaan diam (statis).
2. Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3. Tegangan permukaan dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air.

3.2 Saran
Dari bahasan yang telah dijelaskan sebaiknya para siswa lebih memperhatikan
fenomena-fenomena alam di sekitar yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat ilmiah.
Selain itu, agar lebih memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan tegangan permukaan,
persamaannya, dan konsepnya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Adisalamun, Djamuli, M. A., Titiu, C. C. dan Yandra, A. 2012. Adsorbsi Surfaktan Nonionik Askil
Poliglikosida Pada Antar Muka Fluida-Fluida. Vo. 9, No. 1 ISSN: 1412-5064, Banda Aceh

Basuki, A.S. dan Setijo, B. 2003. Buku Panduan Prakituk Kimia Fisika. Universitas Indonesia,
Depok.

Bowo, C., Mohammad, H. dan Bambang, M. 2008. Penentuan Kurva Potensi Air Refensi Air Tanah
Laboratorium Dengan Sensor Resistensi dan Kapasitansi. Univesrsitas Jember, Jember.

Brackbill, U. J., Kothe, B. D. dan Zemach, C. 1992. A Kontinum Methel for Modeling Surface
Tension Theoretical Division. Los Alamos National Laboratory. Los Alamos, New Mexico.

Anda mungkin juga menyukai