Anda di halaman 1dari 10

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Kulit Buah ...

(Lena Maulina dan Nining Sugihartini) 43

FORMULASI GEL EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS


(Garcinia mangostana L.) DENGAN VARIASI GELLING AGENT
SEBAGAI SEDIAAN LUKA BAKAR
FORMULATION GEL ETHANOLIC EXTRACT OF PERICARP
MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L.) WITH VARIATION
OF GELLING AGENTAS WOUND
HEALING DOSAGE FORM

Lena Maulina, Nining Sugihartini


Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan Yogyakarta Telp. (0274) 379418
Email: nining.sugihartini@pharm.uad.ac.id

ABSTRAK
Kulit buah manggis telah terbukti memiliki efek anti inflamasi dan mempercepat proliferasi
fibroblas yang berhubungan dengan efek menyembuhkan luka bakar. Oleh karena itu perlu
diformulasikan dalam bentuk sediaan gel untuk mempermudah dalam penggunaannya. Formulasi gel
membutuhkan gelling agent agar menghasilkan gel yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis gelling agent yang akan memberikan sifat fisik gel dan aktivitas mengobati luka
bakar yang paling baik. Terdapat tiga formula gel yang dirancang dengan perbedaan jenis gelling
agent yaitu : FI (gelling agent karbopol); FII (gelling agent CMC Na); FIII (gelling agent tragakan).
Sediaan gel yang diperoleh diuji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, konsistensi
dan efek menyembuhkan luka bakar. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan
statistik SPSS versi 16 dengan Kolmogorov-smirnov dan dilanjutkan ANOVA satu jalan atau
Kruskal-Wallis, dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula
tercampur homogen. Formula I memilki pH 3,5 sedangkan formula II dan III memiliki pH 5
(p<0,05). Daya sebar yang paling luas diberikan oleh formula III (p<0,05) dan daya lekat yang paling
lama diberikan oleh formula II (p<0,05). Daya penyembuhan luka bakar terbaik oleh formula I
(p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa jenis gelling agent dapat mempengaruhi sifat
fisik gel dan aktivitas dalam mengobati luka bakar. Jenis gelling agent yang menunjukkan sifat fisik
yang paling baik adalah CMC Na.

Kata kunci: kulit buah manggis, gel, gelling agent, sifat fisik gel, luka bakar.

ABSTRACT
Pericarp of mangosteen is waste that has been shown have efficacy as an anti-inflammatory
and accelerate the proliferation of fibroblasts. Therefore it need to be formulated in the form of gel to
make easy in the use of preparation. It is needed an appropriate gelling agent to produce the good
character of gel. This research aimed to know the type of the gelling agent who has the physical
properties gel and the activity of the best treat burns. There are three gel formula designed with
various type of the gelling agent i.e. FI (the gelling agent carbopol); FII (the gelling agent CMC na);
FIII (the gelling agent tragacanth). The obtained gels were tested organoleptic, of homogeneity, pH,
spreadibility, adhesivity, consistency and the effect of healing burns in nine groups. The collected data
were analyzed statistically using SPSS version 16 with kolmogorov-smirnov and continued one way
ANOVA or Kruskal-Wallis, with level of trust 95 %. The results show that all formula mixed
homogeneous gel. Formula I have a pH 3,5 while formula II and III having a ph 5 (p < 0,05). The
44 Pharmaiana, Vol. 5, No. 1, 2015: 43-52

greater spreadibility given by formula III (p < 0,05) and the longest time of adhesivity given by
formula II (p < 0,05). The best activity of wound healing given by formula I (p > 0,05). Based on the
result show that type of gelling agent can influence the physical properties and activity in the treating
burns. Type of gelling agent that show the best physical properties is CMC Na.

Keywords: pericarp of mangosteen, gel, gelling agent, physical characteristic gel, wound healing

PENDAHULUAN

Tanaman yang mengandung antioksidan METODE PENELITIAN


banyak dipakai dalam pengobatan tradisional.
Salah satu tanaman yang mengandung Bahan Penelitian
antioksidan adalah kulit buah manggis Bahan yang digunakan dalam penelitian
(Weecharangsan et al., 2006). Penelitian ini CMC Na, carbopol, tragakan, gliserin, metal
mengenai aktivitas antioksidan kulit buah paraben, propilenglikol, masing-masing kualitas
manggis menyebutkan bahwa kulit manggis farmasetis dan diperoleh dari PT Brataco,
dapat mempercepat proses pemulihan sel dengan aquadest, kloroform, etil asetat, metanol, HCl
mempercepat proses proliferasi fibroblas (Asri, pekat, serbuk Mg, Eter, cotton bud, kertas
2012). millimeter blok, tikus jantan galur wistar umur
2 bulan, pakan dan minum tikus.
Penggunaan kulit buah manggis untuk
menyembuhkan luka bakar dapat dipermudah Jalannya Penelitian
dengan membuat dalam bentuk sediaan gel.
1. Pembuatan simplisia
Sediaan gel mempunyai beberapa keuntungan
diantaranya tidak lengket, mudah dioleskan, Kulit manggis dipisahkan dari buahnya
mudah dicuci dan tidak meninggalkan lapisan kemudian dirajang dan dibersihkan dengan air
berminyak pada kulit sehingga mengurangi mengalir. Setelah itu diangin-anginkan dibawah
resiko timbulnya peradangan lebih lanjut akibat sinar matahari selama 1 hari dan dimasukkan
menumpuknya minyak pada pori-pori dalam oven 50oC sampai kering. Setelah kering
(Lieberman et al., 1998). kulit manggis diblender dan diayak dengan
ayakan no 65 mesh.
Formulasi gel membutuhkan senyawa
2. Pembuatan ekstrak etanol kulit buah
gelling agent sebagai bahan pembentuk gel.
manggis
Gelling agent bermacam-macam jenisnya,
diantaranya adalah CMC Na, karbopol dan Ekstrak etanol kulit buah manggis
diperoleh dengan menggunakan metode
tragakan. CMC Na merupakan basis gel
maserasi dengan pelarut etanol 70% dengan
golongan polimer semi sintetik, karbopol perbandingan 4:1. Simplisia kemudian direndam
termasuk basis golongan sintetik sedangkan dengan etanol 70% dan diaduk dengan maserator
tragakan termasuk basis gel golongan gom alam selama 3 jam dan didiamkan 24 jam. Filtrat
(Swarbrick dan Boylan, 1989). Perbedaan sifat disaring dan ampas selanjutnya diremaserasi
antara ketiga gelling agents dapat menimbulkan sebanyak 2 kali. Filtrat hasil maserasi dijadikan
perbedaan difusi obat sehingga mempengaruhi satu kemudian etanol dihilangkan dengan rotary
evaporator dan dipekatkan dalam waterbath.
efek penyembuhan luka bakar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui secara ilmiah 3. Penetapan kadar air ekstrak
pengaruh jenis gelling agent dalam sediaan gel
Kadar air ekstrak etanol kulit buah
ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap sifat manggis ditetapkan dengan alat Halogen
fisik dan aktivitas luka bakar. Moisture Analyzer. Ekstrak yang diuji
Formulasi Gel Ekstrak Etanol Kulit Buah ... (Lena Maulina dan Nining Sugihartini) 45

sebanyak 1 gram dengan suhu 105oC selama c. Pengujian daya sebar


15 menit. Sebanyak 0,5 gram gel diletakan dalam
4. Uji reaksi warna Xanthone kaca bulat, kaca lainnya diletakan di atasnya dan
dibiarkan selama 1 menit. Setelah itu,
Identifikasi xanthone dalam ekstrak ditambahkan 150 gram beban didiamkan 1 menit
dilakukan dengan memasukkan sejumlah ekstrak dan diukur diameter konstan (Astuti et al.,
kedalam tabung reaksi yang kemudian ditambah 2010).
serbuk Mg dan HCl pekat dan kemudian
dikocok hingga serbuk Mg larut. Hasil positif d. Pengujian daya lekat
ditunjukan dengan terbentuknya warna merah, Sampel 0,25 gram diletakkan diantara 2
kuning atau jingga (Harborne, 1987). gelas objek pada alat uji daya lekat, kemudian
5. Uji kromatografi lapis tipis ditekan beban 1 kg selama 5 menit, beban
flavonoid diangkat dan diberi beban 80 gram pada alat dan
dicatat waktu peleasan gel (Miranti, 2009).
Identifikasi flavonoid dalam ekstrak
dilakukan dengan metode KLT dilakukan e. Pengujian konsistensi
dengan menggunakan fase diam silica gel Pengujian konsistensi dilakukan dengan
GF254 dan fase gerak etil asetat:methanol:air menggunakan centrifugal test diaman sampel gel
(100:13,5:1). Deteksi bercak dilakukan dengan disentrifugasi pada kecepatan 3800 rpm selama 5
menggunakan sinar UV 254 nm dan 366 jam kemudian diamati perubahan fisiknya
nm. (Djajadisastra et al, 2009).
6. Pembuatan sediaan gel 8. Uji luka bakar
Gel ekstrak etanol kulit buah manggis Pengujian efek menyembuhkan luka
dibuat berdasarkan formula yang disajikan pada bakar dilakukan pada punggung tikus yang
Tabel I. Pembuatan gel diawali dengan dicukur bulunya kemudian dianastesi dengan
mengembangkan gelling agent dalam 10 ml air eter dan diinduksi dengan lempeng panas berupa
pada suhu 70oC, ditambahkan ekstrak disebut stainless steel ukuran 2X2 cm suhu 80oC selama
campuran 1. 10 detik. Luka yang terjadi diukur, setelah itu
Metil paraben dilarutkan dalam sedikit dioles gel 350 mg.
air kemudian ditambahkan campuran gliserin 9. Pengukuran luas area luka bakar
dan propilenglikol yang kemudian disebut
Pengukuran luas area luka dilakukan
campuran 2. Kedua campuran dijadikan satu,
setiap minggu selama 1 bulan. Metode
setealh itu diaduk dan ditambahkan air ad 20
pengukuran luas area luka bakar dilakukan
gram kemudian diaduk homogen.
dengan menggunakan kertas millimeter blok.
7. Uji sifat fisik gel Kaca arloji ditempatkan di area luka, dengan
a. Pengujian organoleptik dan spidol area luka digambar dalam kaca arloji,
homogenitas kemudian luka yang telah digambar di kaca
arloji ditentukan luasnya dengan menggunakan
Uji organoleptik dilakukan dengan kertas millimeter blok.
pengamatan secara langsung warna dan bau gel.
Pengujian homogenitas dilakukan dengan 10. Kelompok hewan uji
mengoleskan gel pada sekeping kaca. Kelompok hewan uji pada uji luka bakar
b. Pengujian pH gel disajikan pada Tabel II.
Pengujian pH dilakukan dengan 11. Analisis data
menggunakan kertas pH universal yang
dicelupkan ke dalam sampel gel yang telah Data sifat fisik gel dan aktivitas
diencerkan. Perubahan warna yang terjadi pengobatan luka bakar yang dihitung dengan
dicocokkan dengan standar pH universal. rumus:
46 Pharmaiana, Vol. 5, No. 1, 2015: 43-52

Persentase = Kesembuhan = yang berfungsi sebagai humektan dan menjaga


stabilitas sediaan, metil paraben sebagai
pengawet dan aquades sebagai pelarut.
Dimana A0 = luas area luka mula-mula (minggu
ke-0) dan Ax =luas area luka pada minggu ke-x. Gel yang diperoleh kemudian diuji
Hasil perhitungan lalu dianalisis statistika organoleptik dan pH-nya, dan yang hasilnya
dengan menggunakan Kruskal Wallis disajikan pada Tabel III. Hasil uji homogenitas
dilanjutkan dan dengan uji Mann Whitney. menunjukan bahwa sediaan gel homogen secara
fisik dan tidak terjadi fenomena sineresis yang
HASIL DAN PEMBAHASAN menandakan bahwa bahan-bahan dalam gel
terlarut dan bercampur sempurna. Hasil uji pH
Proses ekstraksi kulit manggis menunjukkan bahwa pH formula I tidak
menghasilkan rendemen sebesar 27,13%. Hasil memenuhi kriteria pH sediaan topikal yaitu
penetapan kadar air didapatkan rata-rata kadar rentang pH 4,5-6,5 (Djajadisastra et al., 2009),
air 7,58%. Nilai tersebut < 10 sudah sesuai sedangkan formula II dan III memenuhi
dengan syarat nilai kadar air ekstrak (Anonim, persyaratan. Adanya penambahan ekstrak pada
2010). Hasil identifikasi xanthone menunjukkan formula I dapat meningkatkan nilai pH sebab
bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis ekstrak kulit manggis memiliki pH 5,36
mengandung xanthone yang ditujukkan (Sothornvit, 2012). Pada formula II adanya
dengan warna menjadi jingga. Prinsip uji reaksi penambahan ekstrak dapat menurunkan nilai pH
warna xanthone adalah proses reduksi dimana sebab gelling agent CMC Na pada formula II
penambahan serbuk Mg dan HCl pekat akan memilki nilai pH 6,5-8,5 (Anonim, 1995) lebih
mereduksi xanthone dalam ekstrak. Selain tinggi dari pH kulit manggis sehingga pH pada
identifikasi xanthone juga dilakukan identifikasi formula II akan turun. Sedangkan pada formula
flavonoid. Jalur biosintesis xanthone sangat erat III nilai pH dengan adanya penambahan ekstrak
kaitannya dengan jalur biosintesis flavonoid, tetap sama sebab pH tragakan berkisar 5-6 tidak
untuk itu uji KLT flavonoid dapat mengarah berbeda jauh dengan pH kulit manggis. Jika
pada adanya xanthone. dibandingkan antara ketiga formula maka
Hasil uji KLT menunjukan nilai Rf formula I memiliki pH yang tidak sesuai dengan
antara sampel dan pembanding adalah sama pH sediaan topikal. Hal ini dipengaruhi gelling
yaitu 0,725. Hal ini berarti dalam ekstrak etanol agent karbopol pad formula I yang bersifat asam.
kulit buah manggis terdapat senyawa flavonoid. Hasil analisis statistika menunjukan nilai
Komponen lain selain gelling agent dalam signifikansi <0,05 yang berarti bahwa nilai pH
formula gel yaitu propilen glikol dan gliserin antara formula memilki perbedaan yang
signifikan.

Tabel I. Formula gel ekstrak etanol kulit buah manggis dengan gelling agent: carbopol (FI),
CMC Na (FII) dan tragakan (FIII).
Komponen FI F II F III
Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis 2g 2g 2g
Karbopol 1g - -
CMC Na - 1g -
Tragakan - - 1g
Gliserin 2g 2g 2g
Propilenglikol 1g 1g 1g
Metil Paraben 0,03 g 0,03 g 0,03 g
Air ad 20 g 20 g 20 g
Formulasi Gel Ekstrak Etanol Kulit Buah ... (Lena Maulina dan Nining Sugihartini) 47

Tabel II. Kelompok perlakuan hewan uji luka bakar


No Kelompok Komponen Dalam Mengobati Luka Bakar
1 K(-) Tidak diberi pengobatan luka bakar
2 K(+) Obat komersil bioplacenton
3 KK Komponen dalam formula tanpa gelling agent
4 K1a Formula
I
5 K1b Formula I tanpa ekstrak
6 K2a Formula
II
7 K2b Formula II tanpa ekstrak
8 K3a Formula
III
9 K3b Formula III tanpa ekstrak

Tabel III. Hasil pengujian organoleptis dan pH gel ekstrak etanol kulit buah manggis
Uji Organoleptis pH
Formula Gel Warna Bau X SD

Coklat Khas kulit 3,5 0


Formula I manggis
Putih bening Khas gliserin 2,5 0
Formula I tanpa ekstrak
Coklat Khas kulit 50
Formula II manggis
Putih kekuningan Khas CMC Na 60
Formula II tanpa ekstrak
Coklat pekat Khas kulit 50
Formula III manggis
Putih tulang Khas tragakan 50
Formula III tanpa ekstrak

Uji daya sebar bertujuan untuk ke dalam air, Na+ lepas dan diganti dengan ion
mengetahui penyebaran gel diatas kulit, semakin
besar luass penyebaran maka semakin mudah H+ dan membentuk CMCH yang akan
diaplikasikan pada kulit sehingga absorbs pada meningkatkan viskositas (Bochek et al., 2002).
kulit semakin maksimal. Hasil uji daya sebar Selain itu besarnya gaya kohesi yang dimiliki
dapat dilihat pada Gambar 1. oleh gelling agent CMC Na membuat interaksi
antar molekul sejenis lebih besar dan
Luas area sebar gel formula I dengan menyebabkan sediaan cenderung mengumpul
gelling agent karbopol lebih rendah dan sulit menyebar (Erawati et al., 2013). Oleh
dibandingkan dengan formula I tanpa ekstrak. sebab itu dengan adanya penambahan ekstrak
Hal ini dikarenakan adanya penambahan ekstrak justru dapat meregangkan interaksi antar
pada formula I dapat meningkatkan viskositas molekul CMC Na sehingga menurunkan daya
gel (lebih kental) sehingga dapat menurunkan sebar. Pada formula III gelling agent tragakan
daya penyebaran gel. Pada formula II gelling dengan adanya penambahan ekstrak dapat
agent CMC Na dengan adanya penambahan menaikkan viskositas (lebih kental). Sehingga
ekstrak tidak menurunkan daya penyebaran gel. daya sebar formula III akan lebih kecil dari
Hal ini dikarenakan saat CMC Na dimasukkan pada daya sebar formula III tanpa esktrak.
48 Pharmaiana, Vol. 5, No. 1, 2015: 43-52

Daya sebar formula II paling kecil diantara lekatnya. Hasil uji daya lekat gel terdapat pada
formula lainnya yang disebabkan konsistensi Gambar 2. Waktu daya lekat formula I dengan
yang paling kecil. Hasil uji statistika diperoleh gelling agent karbopol lebih lama dari pada
signifikansi 0,010 (<0,05). Hal ini menunjukan waktu daya lekat formula I tanpa ekstrak. Hal
luas daya sebar antara formula memiliki ini dikarenakan adanya penambahan ekstrak
perbedaan yang signifikan atau berbeda dapat meningkatkan viskositas (lebih kental)
bermakna. Uji daya lekat bertujuan untuk sehingga dapat meningkatkan waktu perlekatan
mengetahui waktu yang dibutuhkan gel tersebut gel. Pada formula II dengan gelling agent CMC
untuk menempel pada kulit dan mengetahui Na waktu daya lekat lebih pendek dari pada
pengaruh jenis gelling agent terhadap daya formula II tanpa ekstrak.

Gambar 1. Grafik Luas Area Penyaberan Gel Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis.

Gambar 2. Grafik Rata-Rata Daya Lekat Gel Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
Formulasi Gel Ekstrak Etanol Kulit Buah ... (Lena Maulina dan Nining Sugihartini) 49

Adanya penambahan ekstrak tidak Hasil penelitian menunjukan bahwa


meningkatkan waktu perlekatan. Hal ini ketiga formula gel memiliki efek megobati luka
disebabkan oleh sifat gelling agent pada formula bakar dengan persentase kesembuhan lebih besar
II yaitu CMC Na yang memberikan viskositas dari K(-) dan lebih baik dari K(+). Dari ketiga
yang besar sehingga gel yang menempel di kulit formula jika dibandingkan maka kelompok K1a
menjadi lebih lama. CMC Na saat dimasukkan atau kelompok dengan formula I dengan
ke dalam air, Na+ lepas dan diganti dengan gelling agent karbopol memberikan efek
menyembuhkan luka bakar paling baik dari
ion H+ dan membentuk CMCH yang akan pada formula II dengan gelling agent CMCNa
meningkatkan viskositas (Bochek et al., 2002). (kelompok K2a) dan formula III dengan gelling
Selain itu adanya penambahan ekstrak dapat agent tragakan (kelompok K3a). Hal ini
menurunkan gaya kohesi sehingga ikatan antar berkaitan dengan sifat fisik gel yang
molekul CMC Na menjadi berkurang (Erawati mempengaruhi pelepasan zat aktif dari ekstrak
et al., 2013). formula III gelling agent tragakan kulit manggis yang berkhasiat menyembuhkan
seperti halnya pada formula I, dengan adanya luka bakar.
penambahan ekstrak dapat meningkatkan
kekentalan dari gel formula III sehingga Pada kelompok K2a (formula II)
berakibat waktu perlekatan formula III akan memiliki efek menyembuhkan luka bakar yang
lebih pendek dibandingkan waktu lekat formula paling rendah disebabkan oleh viskositas sediaan
III tanpa ekstrak. Jika dibandingkan antara yang tinggi (lebih kental) akibat gaya kohesi
ketiga formula maka waktu lekat formula III gelling agent yang tinggi yaitu CMC Na
dengan gelling agent tragakan memilki waktu sehingga menyebabkan daya sebar yang pendek
lekat yang paling cepat Sedangkan pada formula walaupun daya lekat paling lama diantara
II memiliki waktu lekat yang lebih lama. Hal ini formula I dan formula II namun pelepasan zat
disebabkan konsistensi formula II yang paling aktif pada formula II tidak maksimal karena
kecil. Hasil uji statitika diperoleh signifikansi tertahan oleh gelling agent CMC Na. Sementara
0,000 (<0,05). Hal ini menunjukan waktu itu untuk kelompok K3a (formula III) efek
daya lekat antara formula memiliki perbedaan menyembuhkan luka bakar tidak sebaik pada
yang signifikan atau berbeda bermakna.Hasil uji kelompok K1a (formula I). Walaupun daya
konsistensi menunjukan sediaan gel pada ketiga sebar pada formula III paling besar namun
formula tidak terjadi fase pemisahan dan dengan karena viskositas yang terlalu encer
begitu dapat dikatakan bahwa sediaan gel stabil mengakibatkan daya lekat yang pendek
dalam proses penyimpanan sehingga zat aktif yang terabsorbsi di kulit
Dalam menguji efek menyembuhkan jumlahnya sedikit.
luka bakar gel digunakan Sembilan kelompok Dari pengamatan luka bakar yang
perlakuan dengan masing-masing terdiri dari diberikan pada punggung tikus menunjukkan
empat ekor tikus yaitu: K (-) adalah kelompok adanya perubahan yang berarti, dimana luka
yang tidak diberikan pengobatan luka bakar, K tertutupi dahulu pada bagian atas oleh darah
(+) adalah kelompok yang diberikan obat yang membeku yang membentuk lapisan kerak
komersil bioplacenton, KK adalah kelompok atau scab. Lapisan kerak atau scab ini bertujuan
yang diberikan komponen dalam formula tanpa untuk mencegah terjadinya oksidasi pada luka
gelling agent, K1a adalah kelompok yang sehingga mencegah mikroorganisme atau kuman
diberikan formula I, K1b adalah kelompok yang bakteri yang ada disekitar luka berkembang. Hal
diberikan formula I tanpa ekstrak, K2a adalah ini diperkuat dengan penelitian Sakagami et al.
kelompok formula II, K2b adalah kelompok (2005) dimana alfa-mangostin memiliki khasiat
formula II tanpa ekstrak, K3a adalah kelompok sebagai antibakteri dengan aktivitas yang
formula III dana K3b adalah kelompok formula sinergisme dengan beberapa antibiotika
III tanpa ekstrak. Hasil uji luka bakar dapat (gentamisin dan vancomisin).
dilihat pada Gambar 3.
50 Pharmaiana, Vol. 5, No. 1, 2015: 43-52

Gambar 3. Grafik rata-rata peresentase kesembuhan luka bakar (%) dengan interval
pengukuran setiap minggu.

Senyawa gamma mangostin dalam terlaksananya penelitian ini.


esktrak kulit manggis memiliki khasiat sebagai
anti-inflamasi dengan penghambatan COX-2 DAFTAR PUSTAKA
sehingga mempercepat proses penyembuhan
luka pada fase inflamasi (Nakatani et al., 2004). Anonim, 1985, Formularium Kosmetika
Selain pada fase inflamasi, ekstrak kulit manggis Indonesia, Departemen Kesehatan RI,
berperan dalam menyembuhkan luka bakar pada Jakarta.
fase proliferasi dimana ekstrak kulit manggis Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV,
dapat meningkatkan proses epitelisasi dan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
mempercepat proliferasi fibroblas (Yuliadi,
2013 :Asri, 2012). Anonim, 2010, Suplemen I Farmakope Herbal
Indonesia, Departemen Kesehatan
Berdasarkan uji Kruskal-Wallis Republik Indonesia, Jakarta.
diperoleh nilai signifikansi p > 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa secara statistika formula I, Asri, D. P., 2012, Efektivitas Ekstrak Kulit
II dan III memiliki efek menyembuhkan luka Manggis (Garcinia mangostana L.)
bakar yang sama. Perbedaan jenis gelling agent Terhadap Percepatan Proliferasi
tidak berpengaruh secara signifikan pada Fibroblas pada Proses Penyembuhan
aktivitas mengobati luka bakar (p > 0,05). Luka Traumatik Akut Mukosa Mulut
Tikus Wistar, Skripsi, Fakultas
KESIMPULAN Kedokteran Gigi Universitas Airlangga,
Jenis gelling agent dapat mempengaruhi Surabaya.
sifat fisik gel dan aktivitas sebagai obat luka Astuti I. Y., D. Hartanti, dan A. Aminiati, 2010,
bakar (p > 0,05). Jenis gelling agent yang Peningkatan Aktivitas Antijamur
memberikan sifat fisik gel yang baik adalah Candidia albicans Salep Minyak Atsiri
gelling agent CMC Na. Daun Sirih (Piper bettle LINN.) melalui
Pembentukan Kompleks Inklusi dengan
UCAPAN TERIMAKASIH
-siklodekstrin, Majalah Obat
Terimakasih kepada DIKTI yang telah Tradisional,15: 94 99.
memberikan bantuan dana melalui dana
mekanisme Hibah PKM tahun 2014 sehingga Bochek, A. M., Yusupova, L. D., Zabivalova,
N.M., Petropavlovskii, G. A., 2002,
Formulasi Gel Ekstrak Etanol Kulit Buah ... (Lena Maulina dan Nining Sugihartini) 51

Rheological Properties of Aqueous H- Nakatani, K., Yamakuni., Kondo, N., Arakawa,


Carboxymethyl Cellulose Solutions with T., Oosawa, K., Shimura, S., Inoue, H.,
Various Additives, Russian Journal of dan Ohizumi, Y., 2004, Gamma-
Applied Chemistry, 75: 4-7. Mangostin Inhibits Ikappa-B Kinase
Activity and Decrease
Djajadisastra, J., Munim, A., Desi, N. P., 2009, Lipopolysaccharide-Induced
Formulasi Gel Topikal Dari Ekstrak Nerii Cyclooxygenase-2 Gene Expression in
folium Dalam Sediaan Antijerawat, Jurnal C6 Rat Hlioma Cells, Mol. Pharmacol.,
Farmasi Indonesia 4 (4) : 210-216. 24 Juni 2004.
Erawati, T., Rosita, N., Hendroprasetyo, W., Sakagami Y., Linuma, M., Piyasena, K. G.,
Juwita, D. R., 2013, Pengaruh Jenis Basis Dharmaratne, H. R., 2005, Antibacterial
Gel dan Penambahan NaCl (0,5% b/b) Acitivity of Alpha-mangosti Againts
terhadap Intensitas Echo Gelombang Vancomycin Resistant Enterococci
Ultrasonik Sediaan Gel Untuk (VRE) and Synergism with Antibiotics,
Pemeriksaan USG (Acoustic Coupling Phytomedicine, 12(3):203-208.
Agent), Laporan Penelitian, Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga dan Sothornvit, R., 2012, Drying Process And
Teknik Perkapalan Institusi Teknologi Mangosteen Rind Powder Product,
Sepuluh November, Surabaya. ActaHort (ISHS), 928:233-241.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Swarbrick, J. dan J. Boylan, 1989, Gel
Penuntun Cara Modern Menganalisis dan Jellies, in Encyclopedia of
Tumbuhan, Edisi II, diterjemahkan oleh Pharmaceutical Technology, Vol. 6,
Kosasih Padmawinata dan Iwang Soedira, Marcel Dekker Inc., New York.
5, 69-76, ITB Press, Bandung.
Weecharangsan W., Opanasopit P., Sukma M.,
Lieberman, A. H., Rieger, M.M., dan Banker Ngawhirunpat T.,Sotanaphun U.,
S.G., 1998, Pharmaceutical Dosage Siripong P., 2006, Antioxidative and
Forms: Disperse System, 2nd Ed., Neuroprotective Acitivites of Extraxts
Revised and Expanded, 3, 265-267, 272- From the Fruit Hull of Mangosteen
273, Marcell Dekker, Inc., New York. (Garcinia mangostana Linn.), Medical
Principles and Practice, 15(4):281-287.
Miranti, L., 2009, Pengaruh Konsentrasi
Minyak Atsiri Kencur (Kaemferia Yuliadi, N. 2013, Efek Aplikasi Gel Ekstrak
galangal) Dengan Basis Salep Larut Air Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.)
terhadap Sifat Fisik Salep dan Daya Terhadap Re-Epitelisasi Pada Proses
Hambat Bakteri Staphylococcus aureus PenyembuhanLuka Gingiva (Kajian Pada
Secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Farmasi Rattus norvegicus), Skripsi, Fakultas
Univeritas Muhammadiyah Surakrta, Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada,
Surakarta. Yogyakarta.
52 Pharmaiana, Vol. 5, No. 1, 2015: 43-52

Anda mungkin juga menyukai