Anda di halaman 1dari 66

DISKUSI PLENO MODUL 2 BLOK 2.

2
KELOMPOK 3
Tutor : dr.Mauliza Hasballah,M.Ked,(ped),Sp.A
Anggota :
1. Dhea mursyidah
2. Dwi fitria anggraini
3. Netty heriyani
4. Tan willy ramadhani
5. Muchtaridha
6. Fajri alratisda
7. Ayu aqmalia sari
8. Trisi ardilla revania
9. Dea harisa
10. Nadya indriati
11. Safira nurullita irsa
11/12/2018 1
MODUL 2
DIAGNOSIS KEJANG DAN MOVEMENT DISORDERS

KETURUNANKAH INI???
Rizal 26 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUD Cut Meutia dengan
keluhan kejang berulang sejak 4 jam yang lalu. Sejak 1 bulan terakhir ia
mengalami 3 kali kejang yang terjadi pada seluruh tubuh dan pasien tidak
sadar ketika kejang . Sampai dirumah sakit pasien kejang lagi dan diberikan
injeksi 1 ampul diazepam , kejang berhenti dan pasienpun tertidur. Menurut
ibu nya, Rizal sering mengeluhkan pusing berputar dan jalan sempoyongan,
Dari pemeriksaan didapatkan vital sign TD:140/70 mmHg, Nadi : 6x/menit ,
suhu 37,5 °C pada funduskopi ditemukan edema papil dengan perbandingan
arteri : vena = 1:3 , ditemukan juga paresis N.VI bilateral .pada pemeriksaan CT
sacan memberikan gambaran lesi hipodens dengan perifokal edema di daerah
temporal kanan dan direncanakan untuk dilakukan cranioktomi.

11/12/2018 2
Ibu rizal bertanya-tanya kenapa bisa kejang apakah kejangnya
merupakan kejang lanjutan saat rizal kecil dulu setelah
mendapat penjelasan dari dokter diketahui bahwa tidak ada
hubungan nya kejang yang dialami Rizal masa kecil dulu
dengan kejangnya sekarang. Kemudian ibu rizal kembali
bertanya kepada dokter apakah penyakit yang diderita rizal
adalah penyakit keturunan ? Karena suaminya yang berumur 60
tahun dulunya menderita penyakit HNP dan sekarang timbul
gejala lain berupa badan membungkuk , tangan bergerak-gerak
terutama saat istirahat , berjalan dengan langkah kecil –kecil dan
ada fenomena “face mask” serta cucunya yang berusia 4 tahun
memang tidak bisa normal sesuai dengan usia tumbuh
kembangnya karena terdapat tumor kepala yang dideritanya saat
lahir . Bagaimana anda menjelaskna kasus diatas?

11/12/2018 3
Jump 1
1. Kejang :suatu kondisi tubuh mengalami fluktuasi,
kontraksi dan peregangan dengan berlangsung cepat (tak
terkendali)
2. Diazepam :Obat yang memberikan efek ketenangan dengan
waktu paruh 24 jam dang berfungsi sebagai stimulator GABA
3. Funduskopi : Tes yang dipergunakan untuk melihat kelainan di
fundus okuli
4. Edema papil : Pembengkakan diskus optikus yang disebabkan
oleh peningkatan TIK
5. Cranioctomi : Operasi yang membuka tengkorak dengan
maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak
dan operasi definitif

11/12/2018 4
6. Paralisis N.VI : kelemahan dari fungsi nervus 6 secara
bilateral seluruh tubuh ditandai dengan kelemahan
gerakan
7. Lesi Hipodens : Gambaran CT-scan dengan penampakan
adanya lesi atau kebocoran vaskular pada sulcus otak
8.HNP (hernia nukleus Pulposus) : herniasi materi inti di
diskus ke kanalis spinalis
9. Movement disoders : Sekelompok penyakit sistem saraf
pusat, dengan gangguan gerakan mencakup kelancaran
dan kualitas gerakan
10. Face Mask :Fenomena dimana wajah kaku karena
keruskan jaras UMN

11/12/2018 5
RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA

11/12/2018 6
1. Apa yang menyebabkan kejang berulang pada Rizal ?
*Kareba peningkatan aktifitas listrik yang berlebih
ACTH dan GABA meningkat
*Karena terjadi perdarahan TIK meningkat Aktivasi
neuron yang berlebih menyebabkan cedera sel
2. Kenapa Rizal diberikan 1 ampul diazepam, bagaimana
mekanisme kerja, efek dan pengobatan lain selain
diazepam ?
-Karena diazepam merupakan obat penenang
-Mekanisme kerjanya dengan memperkuat fungsi
hambatan neuron GABA
-Obat lain : lamotrigin, topiramat, fenitoin, as.valproat

11/12/2018 7
3. Apakah semua orang yang mengalami kejang tidak
sadarkan diri ?
Tergantung dari gangguan otaknya yang terkena.
Dari pembagiannya ada dua : Vokal dan generalisata
4. Apa yang menyebabkan Rizal pusing dan jalan
sempoyongan ?
-Karena peningkatan cairan diotak
-Karena peningkatan CSS
Sehingga
-Karena peningkatan TIK menyebabka
n O2
berkurang
dan jalan
jadi
sempoyonga
11/12/2018
n dan pusing
8
5. Bagaimana interpretasi dari semua pemeriksaan ?
- TD = 140/70 hipertensi
- Suhu = 37,5 normal
- Edema papil (+) menunjukkan adanya peningkatan
TIK
- Lesi hipodens karena adanya lesi jinak
6. Apasaja indikasi dan konteraindikasi dari kranioktomi ?
*Indikasi = - pengangkatan jaringan abnormal
- kelemahan dalam pembuluh darah
- karena ada tumor otak danperadangan
- karena adanya cidera sistemik
*Kontraindikasi = belum ada

11/12/2018 9
7. Apa yang menyebabkan papil edema dan terjadi
perbandingan arteri:vena = 1:3 ?
*papil edema karena terjadi peningkatan TIK
*areteri:vena = 1:3 diakibatkan Tik karena bendungan
vena
8. Apa ada hubungan antara kejang pada saat kecil
dengan sekarang pada kasus Rizal ?
-pada waktu kecil itu diakibatkan oleh kejang demam
-pada saat sekarang diakibatkan karena adanya lesi
hipodens bisa karena tumor otak

11/12/2018 10
9. Apakah yang dialami Rizal bersifat herediter atau
karena faktor lain ?
Tidak ada hubungannya dengan herediter karena Rizal
disini bukan mengalami epilepsi
*70% kejang bersifat idiopatik
10.Bagaimana pofosiologi dan etiologi HNP ?
-patofisiologi = herniasi materi inti yang berada dalam
kanalis menimbulkan respons inflamasi yang
signifikan
-etiologi = merupakan penyakit degeneratif

11/12/2018 11
11. Bagaimana proses tumor otak yang dapat
menimbulkan gangguan tumbuh kembang ?
-pada tumor hipofisis hipofisis menhatur semua
hormon termaksuk pertumbuhan (GH)
-pada tumor kepala lesi desak otak meluas
melalui foramen ovale
12. Bagaimana tatalaksana dari apa yang dialami ayah
Rizal ?
Ibuprofen, asetaminofen, dopaminergik

11/12/2018 12
JUMP 4 5

11/12/2018 13
11/12/2018 14
11/12/2018 15
Sistem Motorik
CSS

Sources: Fisiologi Guyton, Fisiologi Sherwood,


Repository Yuliarni Syafrita FK UNAND,

11/12/2018 16
SISTIM SOMATO MOTORIK

Terdiri atas :

Traktus Corticospinalis (Medulla Spinalis) dan cortico


Bulbaris (Saraf Kranial)

Serabut-serabut yang berasal dari


ganglia basalis

Sistim Descenden subcortical

Serabut-serabut yang berasal dari


cerebellum

11/12/2018 17
Tractus Cortico Spinalis

Serabut-serabut berasal dari sel-sel


piramidalis raksasa dalam lapisan V disekitar
sulcus centralis

Axon-axon berproyeksi secara teratur di


corpus striatum, talamus, batang otak
kemudian melalui piramis (karena itu
dinamakan tractus piramidalis). Setelah
melalui piramis MO, ada serabut yang
menyilang dan ada yang menuju medulla
spinalis menjadi : Tr. Cortico Spinalis Anterior
dan Lateral

11/12/2018 18
Kerusakan
Tractus Cortico Spinalis Anterior Hilangnya kemampuan
mengadakan pergerakan -
• Berakhir pada segmen Thoracal pergerakan yang ada dibawah
pengendalian
• Melayani otot-otot Truncus terutama pada bag distal
Extremitas
Tractus Cortico Spinalis Lateralis
Ciri ?ciri :
55 % berakhir pada Cervical 1. Kemampuan pergerakan dibawah
pengendalian hilang
20 % berakhir pada Thoracal
2. Hipertoni spastik pada otot-otot
25 % berakhir pada Lumbosacral yang bersangkutan

Terutama melayani extrenitas superior 3. Hiperreflexi

4. Reflex-reflex superficial hilang


Fungsi : mengendalikan kegiatan Neuron motorik
didalam Cornu Ventralis 5. Atrofi otot tidak cepat terjadi

Jadi : menghantarkan impuls-impuls motorik yang


6. Timbulnya reflex Babinski
berhubungan dgn pergerakan yang ada dibawah
pengendalian keterampilan 7. Klonus
11/12/2018 19
Yang berasal dari Ganglia Basalis
Tractus Cortico Bulbaris
(Cortico Nuclearis) Komponen Cortical dan Subcortical dalam
sistim pengontrolan motorik di cerebrum
Berasal dari cortex motorik, dimana dan batang otak saling berhubungan
termasuk
utk wajah Hubungan ini baik langsung dan timbal
balik atau melalui lingkungan
Serabut-serabut berjalan melalui capsula
interna dan bagian tengah Crus Cerebri
ke Cerebellum
batang otak
berhubungan dengan :
Berakhir pada nukleus Eferen Somatik Medulla Spinalis
dan
Brachial di batang otak Batang otak

Cerebellum yang
berlawanan

Nucerus Ruber

Formatio Reticularis
11/12/2018 20
Talamus
11/12/2018 21
11/12/2018 22
Sistem Desenden Subcortical
Untuk pergerakan tertentu, terdapat jarak
tambahan :

Tractus Rubrospinalis

Tractus Vestibulospinalis

Tactus Tektospinalis

Tractus Reticulospinas

11/12/2018 23
11/12/2018 24
1. Pengaturan postur dan gerakan terkoordinasi adalah
aktivitas terintegrasi dari berbagai tgkt:
 Korteks serebri
 Batang Otak (Otak tengah, Pons, Med. Oblongata)
 Medulla spinalis

11/12/2018 25
2. Pola aktivitas gerakan volunter direncanakan diotak
dan dikirim ke efektor melalui sistem piramidal
o Traktus Kortikospinalis (Med. Spinalis)
o Traktus Kortikobulbaris (Kranial)

11/12/2018 26
3. Gerakan diperhalus dan dikoordinir oleh sistem
ekstrapiramidal;
 Cerebellum
 Ganglia Basalis

11/12/2018 27
1. Sistem Interna:
 2 ventrikel lateral
 Foramen monroe
 Ventrikel ke 3
 Aquaductus silvyi
 Ventrikel ke 4

2. Sistem Eksterna :
 Ruang subarahnoid
 Sisterna-sisterna

11/12/2018 28
Profil CSS
 CSS ditemukan dalam sistem ventrikel, sisterna dan ruang
subarahnoid yg mengelilingi otak dan med spinalis.
 Fungsi Utama CSS:
 Sebagai pelindung otak
 Turut mengatur komposisi ion
 Membawa keluar sisa metabolisme
 Rongga kranial adalah struktur yang rigid dengan volume
total yang fix, yg dipertahankan oleh : jar. otak(80%),
darah(12%), dan CSS (8%). Penambahan masa salah satu
komponen, harus diikuti oleh penurunan masa yang lain
secara seimbang.
 Komposis CSS dapat berubah pada berbagai
penyakit/gangguan.

11/12/2018 29
Komposisi CSS
 Normal CSS : Bersih, jernih tidak berwarna dan tidak berbau

Nilai CSS normal:

Area Appearance Pressure Cells Protein Miscellaneous

Lumbar Jernih/tidak 70-180 mmH2O 0-5 <50 mg/dl Glucose


berwarna (lymphocytes) 50-75 mg/dl

Ventricular Jernih/tidak 70-190 mmH2O 0-5 5-15 mg/dl


berwarna (lymphocytes)

11/12/2018 30
CSS VOLUME
 CSS berada dalam 2
bagian/sistem :
 Sistem Internal
 Sistem External
 Hubungan antara sistem
internal dan external terjadi
melalalui :
 Foramen Luschka
 Foramen Magendie

11/12/2018 31
Volume CSS
 Pada dewasa, volume total CSS sekitar 150
mL
 Perhari, CSS diproduksi sekitar 400–500 mL
dan selalu di absorbsi setiap hari
Tekanan CSS
 Tekanan normal CSS adalah 70-180 mmH2O
 Tekanan akan meningkat bila terjadi
penambahan volume intrakranial, volume
darah atau CSS
11/12/2018 32
 Factor-Faktor yang dapat menurunkan
produksi CSS:
 Carbonic anhydrase inhibitors
 Corticosteroids
 Spironolactone
 Furosemide
 Isoflurane
 Vasoconstrictors

11/12/2018 33
 CSS dari ventrikel lateral,
masuk ke ventrikel tiga melalui
foramen Monro dan melalui
Aquaductus Silvyi mengalir dari
ventrikel tiga ke ventrikel
empat. Kemudian melalui
foramen Magendie (medial) dan
Luschka (lateral) masuk ke
Sisterna magna. CSS masuk ke
ruang subarahnoid, bersirkulasi
mengelilingi jar. otak dan med.
spinalis sebelum di absorbsi
oleh villi arahnoid di sepanjang
hemisfer serebri.
11/12/2018 34
Absorbsi CSS
 Faktor yang mempengaruhi absorbsi:
 Blokade villi arahnoid oleh debris atau fibrosis.
 Tumor atau perdarahan dengan penionggian TIK
 Obat anestesi tertentu (volatile anesthetic agents)
 Adanya hambatan penyerapan disepanjang
perjalanan CSS, akan menimbulkan dilatasi sistem
ventrikel, proksimal dari tempat sumbatan
(hydrocephalus), karena produksi CSS terus
berjalan, sementara terjadi sumbatan.

11/12/2018 35
1. Punksi ventrikel
2. Punksi oksipital
3. Punksi lumbal

11/12/2018 36
Komponen Intrakranial; Otak (1,4 Kg), CSS (150ml),
Darah(sekitar 75 ml)

“Tulang otak tidak dapat meluas sehingga apabila salah


satu dari tiga komponen intrakranialnya meningkat
maka komponen lainnya harus melakukan
kompensasi”

11/12/2018 37
 Epilepsi adalah kejadian kejang yang terjadi
berulang( kambuhan)
 Kejang adalah manifestasi klinik dari aktifitas
neuron yang berlebihan didalam korteks serebral
 Agak sulit mengestimasi jumlah kasus epilepsi
pada kondisi tanpa serangan pasien terihat normal
dan semua data lab juga normal.
 Insiden paling tinggi pada umur 20 tahun pertama,
menurun smpai umur 50 tahun dan meningkat lagi
setelah terkait dengan penyait serebrovaskular.
 Pada 75 % pasien epiepsi terjadi sebelum umur 18
tahun
 Aktivitas saraf abnrmalakibat proses patologis yang
mempengaruhi otak
 Gangguan metabolik atau biokimia dan lesi
mikroskopik diotak akibat trauma otak pada saat lahir
atau cedera lain.
 idiopatik
Kejang disebabkan karna ada
ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan
ekskretori pada otak.
 Kurangnya transmisi inhibitori
cntoh : setelah pemberian antagonis GABA, atau
selama penghentian pemberian agonis GABA
(alkohol, benzodiazepin)
 Meningkatnya aksi ekskretori
meningkatnya aksi glutamat atau aspartat
1.Kejang umum (generalized seizure)
jika aktivitas terjadi pada kedua hemisfer otak secara
bersama-sama.
 Tonic-clonic
 merupakan bentuk yang paling banyak terjadi
 Pasien tiba-tiba jatuh, nafas terengah-engah dan
keluar air liur
 Bisa terjadi sianosis , ngompl, dan menggigit lidah
 Terjadi beberapa menit
 Abscense Attack
 jenis yang paling jarang
Umumnya hanya terjadi pada masa anak atau awal remaja
Penderita tiba-tiba melotot atau matanya beredip
Kejadiaanya hanya beberapa detik dan terkadang tidak disadari
 Myoclonic seizure
 biasanya terjadi ada pagi hari setelah bangun tidur
Pasien mengalami sentakan tiba-tiba
 Atonic seizure
 jarang terjadi
 Pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot
2. Kejang parsial/ focal
dimulai dari daerah tertentu dari otak
 Simple partial seizure
 pasien tidak kehilangan kesadaran
 Terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh
 Complex partial seizure
 pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali .
Seperti mengunyah, meringis dll
obat-obat anti epilepsi
1. Obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na
 fenitoin , karbamazepin, lemotrigin, valproat
2. obat-obat yang meningkatkan transmisi GABAergik
 Agonis reseptor GABA ; benzodiazepin, barbiturat
 Menghambat GABA transaminase ; tiaglobin
 Meningkatkan kosentrasi GABA pada css ; gabapetin
Hernia Nukleus Pulposus

11/12/2018 46
DEFINISI
HNP adalah herniasi materi inti dari anulus ke kanalis
spinalis vertebra.
EPIDEMIOLOGI
-Herniasi nukleus pulposus merupakan penyebab 2%
dari total nyeri punggung bawah yang baru
-lebih dari 95% HNP terjadi didaerah lumbal, terutama
radiks L5 dan S1
ETIOLOGI
HNP merupakan penyakit degeneratif

11/12/2018 47
PATOFISIOLOGI
Herniasi materi inti yang berada dalam kanalis menimbulkan
respons inflamasi yang signifikan.
Jejas diskus menyebabkan peningkatan molekul proinflamasi
seperti IL 1, IL 8 dan tumor necrosis factor alfa.
Makrofag merespon dan mencoba membersihkan kanalis
spinalis, sehingga menyebabkan produksi jaringan parut.
Kompresi saraf akut menyebabkan disfungsi berupa
kelemahan motorik dan rasa baal.
Nyeri redikuler disebabkan oleh inflamasi saraf, untuk
menjelaskan ketiadaan korelasi antara ukuran herniasi atau
bahkan tingkat kompresi saraf dengan derajat nyeri

11/12/2018 48
MANIFESTASI KLINIS
Tergantung pada radiks yang terkena
*Daerah servikal
-Nyeri yang menjalar di area lengan
-Kelemahan motorik atau hiperesi sesuai dan dermatom
disertai penurunan refleks fisiologis biseps dan triseps
-Protrusi diskus servikal sentral menyebabkan mielopati
*Daerah lumbal
-Nyeri menjalar dari punggung hingga ke tungkai bawah
atau kaki
-Gerakan punggung terbatas akibat nyeri
-Nyeri diperberat dengan batuk dan bersin

11/12/2018 49
DIAGNOSIS
-Foto polos tulang belakang dilakukan untuk mengeklusi
diagnosis diferensial
-Diagnosis ditegakkan dengan MRI setinggi lesi yang dicurigai,
disertai pemberian kontras jika suspek neoplasma atau
metastasis.
-Nerve Conduction Studies dan elektromiogarafi (EMG)
diperlukan untuk menentukan derajat penjepit saraf.

11/12/2018 50
TATALAKSANA
*Konservatif
-Analgesik golongan OAINS : ibuprofen, asetaminofen
-Tidak diperlukan imobilisasi kecuali terdapat gejala
radikuler berat
-Fisioterapi dan program olahraga
*Indikasi bedah
-Nyeri tidak tertahankan walaupun sudah menjalani terapi
konservatif yang adekuat selama > 3 bulan
-Hasil EMG didapatkan kompresi radiks
-Pembedahan yang bisa dilakukan adalah disektomi anterior
servikal atau laminektomi

11/12/2018 51
 Defenisi : parkinson adalah penyakit neurodegeneratif
progesif yang memiliki karakteristik tanda-tanda
klinis parkinsonisme, seperti tremor saat istirahat,
rigiditas,ataksia,bradikinesia,dan instabilitas postural.

 Epidemiologi : penyakit parkinson dikenal sebagai


salah satu penyakit neurologis tersering,
mempengaruhi sekitar 1% individu berusia lebih dari
60 tahun. Insidens penyakit parkinson adalah 5-21
kasus per 100.000 populasi pertahun dan
prevalensinya adalah sekitar 120 kasus per 100.000
populasi.
11/12/2018 52
 Etiologi :
- Sporadis : kombinasi stres oksidatif terhadap neuron
dopaminergik, racun lingkungan (sebagai
contoh:pestisida), penuaan yang dipercepat, genetik.
- Familial (10%)

 Patofisiologi : kerusakan neuron dopaminergik pada


pars compacta substansia nigra, sehingga mengurangi
dopamin pada striatum. Hal ini menyebabkan
disinhibisi jaras tidak langsung dan menurunkan
aktivasi jaras langsung, menyebabkan peningkatan
inhibisi pada area-area motorik

11/12/2018 53
 Manifestasi klinis
-gejala motor positif
-gejala motor negatif
-instabilitas postural
-gejala penyerta : wajah topeng,aprosodia(pembicaraan
monoton),disartria
-freezing
-kognisi
-perilaku
-otonomik

11/12/2018 54
 Diagnosis : diagnosis ditegakkan secara klinis dengan
ditemukan dua dari tiga tanda kardinal, yakni tremor
saat, rigiditas, dan bradikinesia. Pasien umumnya
berusia 55 thn/lebih, dgn parkisonisme asimetrik yang
berprogresi lambat dengan tremor saat istirahat dan
bradikinesia atau rigiditas.

 Tatalaksana
- Terapi farmakologis diberikan bila terdapat gangguan
fungsional. Pemilihan obat disesuaikan dengan : usia
pasien, stadium perjalanan penyakit, efek samping
obat, biaya.

11/12/2018 55
- Terapi simptomatik dalam tatalaksana parkinson dibagi
menjadi :
 Terapi medis :
 terapi farmakologis  obat dopaminergik, agonis
dopamin, kolinergik, terapi gejala non motorik
 Terapi nonfarmakologis : edukasi self help group,
latihan, terapi wicara
 Terapi operatif
 Ablative/lesioning ( thalidotomi, pallidektomi)
 Deep brain stimulation ( pallidum, nukleus
subtalamikus)

11/12/2018 56
- Pembedahan : thalatomi, pallidotomi, stimulasi otak
dalam ( talamik, pallidal, subtalamik) , transplantasi
sel punca dopaminergik embrionik.

11/12/2018 57
11/12/2018 58
 Tumor otak dalam pengertian umum berarti benjolan,
dalam istilah radiologisnya disebut lesi desak ruang/
Space Occupying Lesion (SOL).
 Neoplasma sistem saraf pusat umumnya menyebabkan
suatu evaluasi progresi disfungsi neurologis.
 Gejala yang disebabkan tumor yang pertumbuhannya
lambat akan memberikan gejala yang perlahan
munculnya, sedangkan tumor yang terletak pada
posisi yang vital akan memberikan gejala yang muncul
dengan cepat.

11/12/2018 59
 Tumor atau neoplasma susunan saraf pusat dibedakan
menjadi tumor primer dan tumor sekunder atau
metastatik.
 Tumor primer bisa timbul dari jaringan otak, meningen,
hipofisis dan selaput myelin.
 Tumor sekunder adalah suatu metastasis yang tumor
primernya berada di luar susunan saraf pusat, bisa berasal
dari paru-paru, mamma, prostat, ginjal, tiroid atau
digestivus.
 Tumor ganas itu dapat pula masuk ke ruang tengkorak
secara perkontinuitatum, yaitu dengan melalui foramina
basis kranii, seperti misalnya pada infiltrasi karsinoma
anaplastik dari nasofaring.

11/12/2018 60
 Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau
pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat pada
daerah central nervous system (CNS).
 Sel ini akan terus berkembang mendesak jaringan
otak yang sehat di sekitarnya,mengakibatkan terjadi
gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor
dan peningkatan tekanan intrakranial) (Prince &
Wilson, 2005).
 Oleh karena tumor otak secara histologik dapat
menduduki tempat yang vital sehingga menimbulkan
kematian dalam waktu singkat.

11/12/2018 61
 Pemeriksaan fisik
Status generilis dan neurologis
 Pemeriksaan penunjang
 Foto roentgen toraks
 Pemeriksaan tumor marker
 Usg abdomen
 Ct scan toraks
 PET

11/12/2018 62
 Tatalaksana
Tatalaksana paliatif
 Kemoterapi di berikan untuk tumor primer.
 Terapi radiasi WBRT

11/12/2018 63
•↑TIK yg disebabkan oleh ekspensi masa dalam rongga
uranium yg tertutup dapat dieksaserbasi jk terjadi obstruksi
pd aliran CSS akibat masa.

•Hal tsbt dsbbkn karena putusnya hubungan antara tempat


produksi CSS dan tempat obsorbsinya  dilatasi ventrikel

11/12/2018 64
 Obstruktif  jk aliran CSS terhambat di dalam
ventrikel
-dapat terjadi atas :
Kelainan kongenital (stenosis aquaductus serebri)
Lesi masa (tumor, hematoma)
- membutuhkan tatalaksana segera spt drainase
ventrikel (untk mengeluarkan cairan CSS yg berlebih
atau jg dgn mengalirkan CSS ke rongga tubuh lain
(msl pirau ventrikuloperitonealpermanen )

11/12/2018 65
 komunikansjk cairan aliran CSS terhambat diluar
sistem ventrikel (msl akbt dr kerusakan meningen dan
kerusakan vili arachnoid)

Bentuk hidrosefalus lainnya dgn gambaran klinis dan


aspek tatalaksana khusus:
 Hidrosefalus infantil
 Hidrosefalus tekanan normal

11/12/2018 66

Anda mungkin juga menyukai