Anda di halaman 1dari 17

PENYAKIT JANTUNG REMATIK

RESPONSI KASUS KARDIOLOGI

Oleh :

1. ALLEN A. PATTIPEILOHY ( 05801924 )


2. MARIO KORWA ( 05801929 )
3. SOFIAN S. SATTU ( 05801938 )

PENGUJI :
dr. ABDUL ROHIM , Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA
PAPUA

1
I. IDENTITAS

• Nomor DM : 21 15 93
• Nama Penderita : An. N. M.
• TTL/Umur : 8 Tahun ( 14 – 02 – 2004 )

• Berat Badan : 15 Kg
• Tinggi Badan : 116 Cm
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Kristen Protestan
• Suku Bangsa : Merasi
• Alamat : Weref
• Nama Ayah : Tn. Z. M.
• Nama Ibu : Tn. E. M.
• Pekerjaan Ayah : Swasta
• Pekerjaan Ibu : IRT
• Pendidikan Ayah : SMA
• Pendidikan Ibu : SMP
• Tanggal MRS : 24 Juni 2011
• Tanggal KRS : 28 Juni 2011
• Tanggal Pemeriksaan : 28 Juni 2011

2
II. ANAMNESIS ( HETEROANAMNESIS )
Anamnesa dilakukan pada hari Selasa, tanggal 28 Juni 2011 Jam 12.00 WIT
dengan Orang tua ( ibu dan ayah ) pasien serta pasien.
A. Keluhan utama
Demam
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RSUD DOK II Jayapura, dengan keluhan demam yang
dialami ± 14 jam sebelum masuk rumah sakit , demam tinggi terus menerus,
riwayat minum obat penurun panas (+), demam turun tapi tidak sampai normal,
periode menggigil (-), keringat (+), kejang (-), ruam dikulit (-). Keluhan demam
juga disertai dengan batuk pilek yang semakin bertambah berat sejak 10 hari yang
lalu, lendir berwarna kuning kental, riwayat pengobatan batuk pilek (+) di
puskesmas (OBH Combi ) tapi keluhan ini tidak mereka. Pasien juga mengeluh
muntah 4 kali tiap pasien makan dan minum, muntah berisi makanan bercampur
lendir. Pasien juga mengeluh nyeri sendi pada kedua lutut dan siku, dimana nyeri
sendi tersebut tidak menetap ( berpindah – pindah ). Pasien juga mengeluh suka
cepat lelah dan sesak jika sedang bermain dengan teman – temannya, saat berlari
pasien harus beristirahat sejenak sebelum kembali berlari. Keluar sekret dari telinga
(-), keluar darah dari hidung (-), nyeri saat BAK (-), BAK lancar warna kuning.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien riwayat pengobatan TB (+) pada umur 1 tahun, dan pasien mendapat
pengobatan selama 6 bulan (di yatakan sembuh). Riwayat sering batuk pilek (+),
D. Riwayat Kehamilan Ibu
Selama masa kehamilan, ibu pasien tidak pernah sakit serta tidak mengkonsumsi
obat – obatan.
E. Riwayat Kelahiran
Usia kehamilan ibu saat di anamnesa di katakan cukup bulan, lahir spontan,
ditolong oleh bidan ( di RSUD DOK II )

3
F. Riwayat Neonatal
Pasien saat lahir langsung menangis kuat, tidak sianosis, kulit warna merah,
tidak ikterik, tidak kejang, tonus otot baik dan tidak ada perdarahan. Pasien lahir di
RSUD DOK II Jayapura
G. Riwayat Imunisasi
Menurut penjelasan ibu pasien, pasien teratur mengikuti imunisasi sesuai
jadwal.
H. Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan pasien cukup baik seperti anak normal lainnya. Umur 0-3 bulan
pasien dapat mengangkat kepala, umur 3-6 bulan pasien dapat berbalik dari
telungkup ke telentang., umur 6-9 bulan pasien dapat duduk dan merangkak meraih
mainan, umur 1 tahun pasien sudah dapat berjalan sendiri tanpa dituntun, umur 2-3
tahun dapat meniru pekerjaan orang lain, umur 3-4 tahun belajar memakai pakian,
bermain dengan anak-anak lain dan berjalan sendiri ke tetangga. Pasien usia sekolah
I. Riwayat Gizi
Pasien menerima air susu ibu. Menurut penjelasan ibu, pasien minum ASI sejak
lahir hingga umur 2 tahun. Produksi ASI cukup.
J. Riwayat Keluarga
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, semua anggota keluarga tidak ada
yang menderita sakit yang di derita oleh pasien. Dan menurut penjelasan orang
tuanya tidak diketahui adanya penyakit bawaan atau turunan dalam keluarga.
Menurut anamnesa riwayat batuk lama ada, di sertai pilek, asma (-)
K. Riwayat Kepribadian ( hubungan dengan saudara/teman, hobby, nilai –
nilai sekolah)
Pasien senang bermain dengan teman sebaya, nilai – nilai sekolah baik.
L. Riwayat Sosial (keadaan rumah/lingkungan)
Pasien tinggal disebuah rumah pribadi di Weref dengan dinding rumah terbuat dari batu
dan lantainya yang terbuat dari semen. Sumber air bersih yang biasa digunakan untuk
memasak dan kebutuhan sehari- hari berasal dari air PAM dan air hujan. Pasien tinggal di
komplek perumahan yang padat penduduknya. Ventilasi rumah cukup.

4
III. PEMERIKSAAN FISIK
 Berat badan : 15 Kg
 Panjang badan : 115 cm
 Gizi : Bherman 60% ( gizi kurang )
WHO
 Kesadaran : Kompos mentis
 Keadaan umum : Tampak sesak
 Vital sign :
• Tekanan darah : 100/60 mmHg
• Nadi : 120x/m, isi :, kuat angkat
• Respirasi : 56x/m
• Suhu : 38,2oC
 Kepala : Normal, konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, udem
palpebra (-), sekret hidung (-),
 Leher : Peningkatan tekan vena Jugularis (+), pembesaran
kelenjar getah bening (+) multipel, ukuran ± 1 cm, tidak nyeri
 THT : Telinga : serumen (-), Hidung : secret (-), PCH (-),
Tenggorokan Faring hiperemis (-)
 Thorax :
• Inspeksi : simetris, ikut gerak napas, retraksi intercostalis (+),
subcostalis (+), iktus cordis (-)
• Palpasi : ictus cordis (+) kuat angkat, tril ( - )
• Perkusi : sonor,
• A: suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-), bunyi jantung I-II
regular,bising pansistolik (+), bising diastolic (-), gallop (-), Bising
Sistolik : Intensitas bising grade III/6, bising keras disertai getaran
dan penjalaran ke aksila. Punctum maksimus di apex Lama dan
bentuknya Pansistolik nada tinggi, kualitas keras, perubahan
intensitas tidak berubah pada perubahan posisi.

 Abdomen :

5
• Inspeksi : simetris , datar
• Palpasi : seepel , pembesaran Hepar 3 cm dibawah arcus costae, 4
cm dibawah procesus xypoideus, pembesaran Lien : Shaffner I
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Bising usus normal
 Ekstremitas : akral hangat , sianosis (-), pembengkakan atau benjolan
(-), tidak ada gerakan yang tidak terkontrol
 Genital : Perempuan, tidak dilakukan pemeriksaan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG ( LABORATORIUM )


 Hematologi
♥ Leukosit : 26.400/mm3
♥ Lymfosit : 3500/mm3
♥ Monosit : 900/mm3
♥ Hb : 13 g/dl
♥ Eritrosit : 4. 760.000/mm3
♥ Trombosit : 301.000/mm3
♥ LED I : 41 mm/jam
♥ LED II : 64 mm/jam
 Imunologi
♥ ASTO : Negatif
♥ CRP : Positif

 EKG

6
Gambaran kesan
Kardiomegali
CTR > 50 %
Gambaran
konsolidasi,
efusi pleura

 EKG

P – R interval :
0,12 detik
( 3 kotak kecil )
interval tidak
memanjang

V. RESUME
Pasien perempuan umur 8 tahun, BB : 15 kg, masuk rumah sakit dengan
keluhan demam ± 14 jam sebelum masuk rumah sakit , demam tinggi terus menerus,
riwayat minum obat penurun panas (+), periode menggigil (-), keringat (+). Batuk pilek
semakin bertambah berat sejak 10 hari yang lalu, lendir berwarna kuning kental, riwayat
pengobatan batuk pilek (+) di puskesmas (OBH Combi ) . Pasien riwayat pengobatan TB
(+) pada umur 1 tahun ( 6 bulan, pasien sembuh ). Muntah 4 kali tiap pasien tiap mau
makan, muntah berisi makanan bercampur lendir. Nyeri sendi pada kedua lutut dan siku,
nyeri sendi tersebut tidak menetap. Pasien cepat lelah dan sesak jika sedang bermain

7
dengan teman – temannya, karena lelah pasien harus beristirahat sejenak sebelum
kembali beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, Conjuntiva anemis +/+ vital
sign : TD : 100/60, RR : 56x/m, nadi : 120x/m, suhu : 38,2 oC, pembesaran KGB (-),
pemeriksaan thoraks : simetris, retraksi (-), Suara nafas : vesikuler pada kedua lapang
paru, rhonki -/-, whezing -/-, bising jantung : pansistolik (+), pemeriksaan abdomen :
supel,datar, hepar : teraba 3 cm dibawah arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus,
spleen: scuffner I. Pemeriksaan laboratorium ( 24 Juni 2011 ), Leukosit : 26.400/mm3,
Lymfosit :3500/mm3, Monosit : 900/mm3, Hb : 13 g/dl, Eritrosit : 4.
760.000/mm3, Trombosit : 301.000/mm3. Pemeriksaan laboratorium (25 Juni
2011), LED I : 41 mm/jam, LED II: 64 mm/jam, ASTO: Negatif, CRP : Positif,
Hasil EKG: P – R interval : 0,12 detik ( tidak memanjang ), Rontgen toraks : kesan
Kardiomegali ( CTR > 50 % )
VI. DAFTAR MASALAH
 Sesak (+)
 Demam
 Batuk – pilek
 Muntah
 Nyeri sendi
 Hepatosplenomegali
VII. DIAGNOSIS
Penyakit Jantung Reumatik
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Demam reumatik
IX. PERENCANAAN / PLANNING
 Planning Diagnosis
 Faring Swab
 Ekokardiografi
 Planning Terapi
 IVFD D5 1/2 SN 13 TPM makro
 Inj. Ampicilin 3 x 500 mg ( i.v )
 Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg ( i.v )
 Farmadol 4 x 200 mg ( i.v )
 Ranitidin 2 x 15 mg

8
 Planning Monitoring
 Observasi keadaan umum dan tanda vital
 Observasi balance cairan : Kebutuhan cairan input 1250 cc, untuk pasien
dengan Decompensasi cordis adalah 80 % dari kebutuhan cairan normal ( 80
% x 1250= 1000 cc. Jadi cairan penggunaan cairan infuse sebanyak 500 cc
dan kebutuhan minum 500 cc.
 Tirah baring dan aktivitas
 Planning Edukasi
 Menjelaskan keadaan dan perjalanan penyakit pada keluaraga pasien.
 Edukasi untuk istirahat dan tidak berakativitas yang memperberat sakit.
 Edukasi keluarga untuk melapor pada petugas kalau terjadi perubahan
kondisi pasien.
 Edukasi untuk control ke Polik setelah pulang dari Rumah Sakit
 Edukasi agar pasien teratur berobat
X. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanasionam : Dubia ad malam
XI. FOLLOW UP
♥ Sabtu, 25 – 6 – 2011
S : Sesak (+), Panas (-), muntah (+) 1x ± 200 cc, mencret (-), batuk(+)
O: Keadaan umum : Tampak sesak kesadaran : Compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 90/60, RR : 56x/m, HR : 96x/m,
Suhu : 35,4oC
Kepala/leher : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pembesaran
KGB colli (-), JVP meningkat
Thoraks : Simetris, statis, dinamis, vocal fremitus D = S, sonor,
suara nafas : vesikuler +/+, rhonki : -/-, whezing : -/-,
mur – mur pansistolik (+) setinggi apex.
Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal, teraba 3 cm dibawah
arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus, spleen:
shaffner I
Ekstremitas : akral hangat, clubing finger (-), nyeri sendi (+) menurun

9
A: Penyakit Jantung Rematik
P: @ Planing Terapi
- IVFD D5 1/2 SN 13 TPM makro
- Inj. Ampicilin 3 x 500 mg ( i.v )
- Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg ( i.v )
- Farmadol 4 x 200 mg ( i.v )
- Ranitidin 2 x 15 mg ( i.v )
- Captopril 2x 1,5 mg (pulv)

@ Planing Monitoring
- Cek laboratorium : LED, ASTO, CRP
- Thoraks PA
- EKG
♥ Senin, 27 – 6 – 2011
S : Sesak (+), muntah (-), mencret (-), batuk(+) minimal, demam (-),
BAB/BAK : -/-
O: Keadaan umum: Tampak sesak Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 90/60, RR : 56x/m, HR : 92x/m,
Suhu : 35,8oC
Kepala/leher : conjungtiva anemis -/- minimal , sklera ikterik -/-,
pembesaran KGB colli (-), JVP meningkat
Thoraks : Simetris, retraksi intercosta (+), subcosta (+), sonor,
suara nafas : vesikuler +/+, rhonki : -/-, whezing : -/-,
mur – mur pansistolik (+) setinggi apex.
Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal, teraba 3 cm dibawah
arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus, spleen:
scuffner I
Ekstremitas : akral hangat, clubing finger (-), nyeri sendi (-)
A: Penyakit Jantung Rematik
P: @ Planing Terapi
• IVFD D5 1/2 SN 13 TPM makro
• Captopril 2 x 1,5 mg (pulv)
• Cefixime 2 x 37,5 mg tab ( oral )

10
• Paracetamol 3 x 250 mg tab ( oral )
• Ranitidin 2 x 15 mg ( i.v )
• Captopril 2x1,5 mg (pulv)
• Puyer batuk - sesak 3 x 1 pulv ( Ambroxol 7,5 mg; CTM 1,5 mg;
Dexamethason 0,15 mg, Salbutamol 1,5 mg )
• Besok rencana injeksi Penisilin Benzatin 1 x 600.000 IU ( i. m )
@ Planing Monitoring
- Swab orofaring
- Ekokardiografi
♥ Selasa, 28 – 6 – 2011
S : Sesak (+) menurun, muntah (-), mencret (-), batuk(+) minimal, demam
(-),
BAB/BAK : -/-
O: Keadaan umum : Tampak baik kesadaran : Compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 100/60, RR : 52x/m, HR : 88x/m,
Suhu : 36,8oC
Kepala/leher : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pembesaran
KGB colli (-)
Thoraks : Simetris, retraksi intercosta (+), subcosta (+), sonor,
suara nafas : vesikuler +/+, rhonki : -/-, whezing : -/-,
mur – mur pansistolik (+) setinggi apex.
Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal, teraba 3 cm dibawah
arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus, spleen:
scuffner I
Ekstremitas : akral hangat, clubing finger (-)
A: Penyakit Jantung Rematik
P: @ Planing Terapi
• IVFD D5 1/2 SN 13 TPM makro
• Cefixime 2 x 37,5 mg tab ( oral )
• Paracetamol 3 x 250 mg tab ( oral )
• Ranitidin 2 x 15 mg ( i.v )
• Captopril 2x1,5 mg (pulv)

11
• Puyer batuk - sesak 3 x 1 pulv ( Ambroxol 7,5 mg; CTM 1,5 mg;
Dexamethason 0,15 mg, Salbutamol 1,5 mg )
• Besok rencana injeksi Penisilin Benzatin 1 x 600.000 IU ( i. m )
@ Planing Monitoring
- Swab orofaring
- Ekokardiografi

XII. PEMBAHASAN
Penyakit Jantung Rematik adalah cacat jantung akibat sisa demam rematik akut
tanpa disertai keradangan akut. Cacat dapat terjadi pada semua bagian jantung
terutama katub mitral dan katub Aorta. Penyakit ini dahului oleh Demam Rematik
Akut yaitu sindroma peradangan yang timbul setelah sakit tenggorokan oleh
Streptokokus B hemolitukus grup A yang cenderung dapat kambuh. Gejala klinis
yang timbul berupa sufebril, anoreksia, tampak pucat atralgia, dan sakit perut.( 1 )
Pada pasien ini didiagnosis dengan Penyakit Jantung Rematik dengan
Insufisiensi Mitral disebabkan karena pada anamnesa dan pemeriksaan fisik
didapatkan demam yang dialami sejak ± 14 jam sebelum masuk rumah sakit ,
demam tinggi terus menerus, riwayat minum obat penurun panas (+), nyeri sendi
pada kedua lutut dan siku, nyeri sendi tersebut tidak menetap. Pasien cepat lelah
dan sesak jika sedang bermain dengan teman – temannya, harus beristirahat
sejenak sebelum kembali berlari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, Konjuntiva
anemis +/+, bising jantung : pansistolik (+), pemeriksaan abdomen : hepar : teraba
3 cm dibawah arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus, spleen: scuffner I.
Dimana hal ini sesuai dengan kriteria menurut Dr. T. Jones, yaitu, Manifestasi
Mayor (gejala yang patognomonik) dan Manifestasi Minor (gejala yang tidak
patognomonik tetapi perlu untuk menegakkan diagnosis). Manifestasi mayor
menurut Jones antara lain Karditis, gejala dini : lelah, pucat, tidak bergairah,
tampak sakit, seorang penderita dikatakan Demam Rematik jika ditemukan satu
atau lebih tanda berikut : bunyi jantung melemah dengan bising diastolik, terdengar
bising yang semula tidak ada atau perubahan intensitas bising yang sudah ada,
kardiomegali terutama penbesaran ventrikel kiri, perikarditis ditandai dengan nyeri
yag menjalar ke umbilicus, friction rub, efusi pericardial dan kelainan EKG, gagal
jantung kongesif tanpa kelainan lain. Arthitis, khas untuk demam reumatik adalah

12
poliartritis migrans akut, biasanya mengenai sendi-sendi besar (lutut, pergelangan
kaki/ tangan, siku), dapat timbul bersamaan tetapi lebih sering bergantian/
berpindah-pindah. Eritema marginatum, berupa bercak merah muda dengan
bagian tengah pucat, sedangkan tepinya berbatas tegas, tanpa indurasi dan tidak
gatal. Bila ditekan, lesi akan menjadi pucat. Khorea, gerakan-gerakan cepat,
bilateral, tanpa tujuan dan sukar dikendalikan, seringkali disertai kelemahan otot.
Gambaran klinis dapat berupa gerakan-gerakan tidak terkendali pada ekstremitas,
muka dan kerangka tubuh, juga dapat berupa phipotonia akibat kelemahan otot,
inkoordinasi gerakan dan biasanya disertai gangguan emosi, bahkan merupakan
tanda dini. Nodul subkutan, nodul dibawah kulit, berukuran 3-10 mm, keras, tidak
terasa sakit dan mudah digerakkan. Biasanya terdapat dibagian ekstensor
persendian terutama sendi siku, lutut, pergelangan tangan dan kaki, daerah oksipital
dan diatas prosesus spinosus vertebra torakalis dan lumbalis.
Pada kasus ini tanda manifestasi mayor pertama yang ditemukan yaitu:
1. karditis, karena pasien tampak pucat (anemis), tidak bergairah, tampak sakit,
pada pemeriksaan fisik didapatkan bising sistolik, pada rontgen toraks
ditemukan gambaran kardiomegali.
2. Manifestasi mayor kedua yang ditemukan yaitu: Artritis ( khas
poliartritis migrant akut ), karena pasien mengeluh nyeri sendi pada kedua
lutut dan siku, dimana nyeri tersebut berpindah – pindah ( tidak menetap ).
Eritema Marginatum jarang ditemukan, menurut kepustakaan angka kejadian lebih
kurang 5%, sedangkan nodul subkutan juga ditemukan 5 – 10 % kasus, ukuran
lebih kecil,tidak nyeri dan lebih cepat menghilang, muncul sesudah beberapa
minggu sakit dan umumnya ditemukan pada pasien dengan karditis. Manifestasi
Khorea Syndenham melibatkan sistem saraf pusat, hubungan dengan deman
rematik tidak jelas. Periode laten dari manifestasi klinis dari infeksi streptokokus
dapat mencapai 3 bulan atau lebih.( 2 )
Manifestasi minor menurut Jones:
1. Demam,
2. Atralgia,
3. LED meningkat,
4. Protein C reaktif (+),
5. EKG interval PR memenjang.( 1 )

13
Pada kasus ini tanda manifestasi minor yang ditemukan yaitu demam, LED
meningkat ( LED I dan II ) dan CRP (+).
Pemeriksaan tambahan, Bukti adanya infeksi steptokokus sebelumnya, yaitu
peningkatan titer ASTO atau titer antibodi terhadap steptokokus lain, serta biakan
usap tenggorok ( swab orofaring ) menunjukkan adanya streptokokus beta
hemolitikus golongan A atau demam skarlatina.(1)
Penegakkan diagnosa menurut Kriteria WHO Tahun 2002-2003 utuk diagnosis
Demam Rematik & Penyakit Jantung Rematik ( berdasarkan revisi kriteria Jones )
yaitu :
♣ Demam Rematik serangan pertama: 2 kriteria major atau 1 kriteria major dan
2 minor + Streptokokus B hemolitukus grup A bukti infeksi sebelumnya
♣ Demam Rematik serangan rekuren tanpa Penyakit Jantung Rematik : 2 major
atau 1 major dan 2 minor + bukti Streptokokus B hemolitukus grup A
sebelumnya
♣ Demam Rematik serangan rekurent dengan Penyakit Jantung Rematik : 2
minor + bukti Streptokokus B hemolitukus grup A sebelumnya
♣ Korea Syndenham : tidak perlu kriteria major lainnya atau bukti
Streptokokus B hemolitukus grup A
♣ Penyakit Jantung Rematik ( Stenosis Mitral murni atau kombinasi dengan
Insufisiensi dan atau gangguan Aorta) : tidak perlu kriteria lain.( 1 )
Insufisiensi mitral adalah proses penutupan katub yang tidak sempurna, yang
disebabkan karena penyembuhan valvulitis yang tidak sempurna sehingga terjadi
fibrosis dan kontratur daun katup pada satu komisura, dapat terjadi pemendekan
katub sehingga daun katub tidak pas antara satu dengan yang lain saat menutup, hal
ini menyebabkan aliran balik darah selama fase sistolik ( akibat penutupan katub
yang tidak sempurna ). Pada saat fase sistolik akan terjadi regurgitasi, hal ini yang
menyebabkan bising yang disebut dengan bising pansistolik. (2,3)
Pada kasus ini juga terjadi kardiomegali, ini tampak pada hasil Rontgen thoraks,
dimana pada perhitungan CTR didapatkan hasil lebih dari 50 %. Kardiomegali
terjadi karena adanya kompensasi tubuh dengan cara hipertrofi atrium maupun
ventrikel dalam memenuhi kebutuhan sistole dan diastole. Keadaan ini
menyebabkan aliran balik ke paru ( menyebabkan pasien sesak karena kongesti
vaskular paru yang mengurangi kelenturan paru dan meningkatnya tahanan aliran

14
darah ), Jantung kanan ( terjadi peningkatan vena Jugularis ) Peningkatan JVP
merupakan kompensasi dari abdomen kuadran kanan atas serta menunjukan
kongesti vena sistemik, serta dapat terjadi hepatomegali ( terjadi peregangan
kapsula hati ), dan ke aliran sistemik.
Diagnosis banding untuk kasus ini adalah Demam Reumatik, hal ini disebabkan
karena penyakit jantung Reumatik biasanya didahului oleh demam reumatik.
Perbedaan pada kedua penyakit ini terletak pada ada tidaknya gangguan pada
katup jantung. Pada penyakit jantung reumatik terdapat gangguan pada katup
jantung sedangkan pada demam reumatik tidak didapatkan gangguan pada katup
jantung.
Pada kasus ini ditemukan gejala khas Pneumonia, yaitu demam, batuk, lendir
mukopurulen dan sesak, hal ini juga ditunjang dengan pemeriksaan foto Rontgen,
yaitu adanya konsolidasi. Pada kasus ini demam karena radang tenggorokan yang
disebabkan karena infeksi Streptokokus B hemolitikus grup A, sesak yang dialami
terjadi kongesif pada jantug.(1,3,4)
Diberikan terapi cairan diberikan 13 tetes / menit mikro. Injeksi Ampisilin untuk
membunuh kuman gram (+) pada infeksi streotokokus dan Ampicilin merupakan
sistetik Penisilin. Cefotaxime diberikan debagai antibiotic fspectrum luas untuk
kombinasi. Tatalaksana pada pasien ini mencakup tirah baring, pengobatan dengan
Antibiotik, serta pemakaian Analgetik dan Anti inflamasi.

 Tirah baring yang lamanya tergantung beratnya penyakit.

15
Kondisi jantung Lama tirah baring Mobilisasi bertahap
Tanpa karditis 2 minggu 2 minggu
Karditis tanpa kardiomegali 4 minggu 4 minggu
Karditis dengan kardiomegali 6 minggu 8 minggu
Karditis dengan gagal jantung Selama gagal jantung 3 bulan

 Antibiotika :
 Penisilin Benzatin 600.000 IU untuk anak dengan berat badan kurang dari 30 kg dan
1,2 juta IU untuk berat badan lebih dari 30 kg, diberikan sekali, intra muskular.
 Penisilin oral 4 x 125 mg/hari untuk anak dengan berat badan kurang dari 20 kg dan 4 x
250 mg/hari untuk berat badan lebih dari 20 kg, diberikan selama 10 hari.
 Pada anak yang alergi terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin dengan dosis 50
mg/kgBB/hari, 3-4 kali sehari selama 10 hari.(1)
 Analgesik dan anti-inflamasi :
 Obat yang dipakai adalah salisilat dan steroid yang dosis pemberiannya disesuaikan
dengan manifestasi klinis.
Manifestasi klinis Salisilat Steroid (Prednison)

Artralgia 75-100 mg/kgBB/hari -

100 mg/kgBB/hari selama 2


Artritis dan/atau karditis minggu; dilanjutkan 75 -
mg/kgBB/hari (4-6 minggu)
Karditis disertai 2 mg/kgBB/hari selama 2
75 mg/kgBB/hari selama 6
kardiomegali atau gagal minggu, dosis dikurangi
minggu
jantung. bertahap tiap 2 minggu.

 Antihipertensi :
Captopril 2x1,5 mg, untuk mengurangi beban kerja jantung yang disebabkan
karena pembesaran jantung. Sehingga dengan pemberian captoril ini akan mengurang
tensi pasien dan akan mengurangi beban dari jantung.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Rohim.A. Kapita Selekta Kardiologi : Dalam : Kumpulan Bahan Ajar Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Cendrawasih. Disampaikan pada
kuliah semester VII. Jayapura : 2007
2. Wahab.SA, Demam Rematik : Dalam : Buku Ajar Kardiologi Anak, Sastroasmoro.S,
Madiono.B. Jakarta : IDAI, 1994 : 279 - 333
3. O’Donnell.MM, Carleton.FP. Penyakit Katub Jantung, Disfungsi Mekanisme Jantung dan
Bantuan Sirkulasi, Dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Price.SA,
Wilson.ML, editor. Edisi 6 volume 1, Jakarta : EGC, 2006 : 613, 37-38
4. Rohim.A. Kapita Selekta Divisi Respiratologi : Dalam : Kumpulan Bahan Ajar Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Cendrawasih. Disampaikan pada
kuliah semester VII. Jayapura : 2007.

17

Anda mungkin juga menyukai