Anda di halaman 1dari 5

[TINJAUAN PUSTAKA]

Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) dan Pekerja


dengan Paparan Getaran Mekanik
Siti Hazrina,1 Syazili Mustofa2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Salah satu keluhan yang ditemukan pada pekerja dengan paparan getaran di kegiatan industrialisasi adalah keluhan berupa
kulit pucat, mati rasa terhadap suhu atau sentuhan yang merupakan salah satu manifestasi dari Fenomena Raynaud
(Raynaud’s Phenomenon), yaitu gangguan pada pembuluh darah karena adanya vasokontriksi. Gangguan ini mempunyai ciri
khas berupa serangan secara episodik dan muncul pada kondisi dingin atau stress emosional dan manifestasi khas berupa
tiga fase yaitu kulit pucat, lalu sianosis atau kebiruan dan eritema. Raynaud’s Phenomenon diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu Primary Raynaud’s Phenomenon dimana tidak ada penyakit yang menyertai dan Secondary Raynaud’s Phenomenon
dimana terdapat penyakit yang menyertai (Lupus Eritematosus Sistemik, Sindrom Karpal Tunel). Terapi dapat berupa non-
farmakologi yaitu berupa perubahan gaya hidup, menghindari paparan getaran atau kondisi dingin dan stress emosional
dan terapi farmakologi, obat lini pertama yaitu obat golongan penghambat kanal kalsium (CCB) dan obat lini kedua yaitu
obat golongan penghambat pospodiesterase tipe-5 (PDE5 Inhibitor).

Kata kunci: fenomena Raynaud, pekerja dengan paparan getaran.

Raynaud Phenomenon and Worker with Exposure of Vibrating Tools


Abstract
One of complaints that could be find in workers with exposure of vibration in industrialization is pale skin, numbness to
temperature or touch, which is one of the manifestations of Raynaud’s Phenomenon, a disorder of the blood vessels due to
vasocontriction. This disorder has a distinct form of episodic attack and appears in cold conditions or emotional stress and
typical manifestations of three phases of pale skin, then cyanosis or blueness and erythema. Raynaud’s Phenomenon is
classified into two, Primary Raynaud’s Phenomenon, without underlying disease and Secondary Raynaud’s Phenomenon,
with underlying disease (Systemic Lupus Erythematosus, Carpal Tunnel Syndrome). Therapy can be non-pharmacological,
example lifestyle change, avoidance of vibration or cold conditions and emotional stress and pharmacological therapy, first-
line drug, Calcium-Channel Blocker and second line drug is Phospodiesterase Type 5 Inhibitor.

Keywords: Raynaud’s phenomenon, workers with exposure of vibration.

Korespodensi: Sitti Hazrina, alamat Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro Gg. Arbenta, Gedong Meneng, Rajabasa, Kota Bandar
Lampung, HP 082298866926, e-mail Shazrina96@gmail.com

Pendahuluan adalah whole body vibration yang diakibatkan


Kegiatan industrialisasi yang terus oleh getaran pada lantai melalui kaki dari
berkembang juga diikuti dengan kemajuan tempat duduk atau pada topangan kaki dan
teknologi yang berkembang pesat sehingga yang kedua adalah hand arm vibration yang
pelaku industri dituntut untuk menghasilkan diakibatkan oleh adanya getaran yang berasal
barang dan jasa sesuai dengan tuntutan dari mesin sehingga terdapat getaran pada
konsumen. Untuk memenuhi peningkatan bagian tangan dan lengan.2 Terdapat beberapa
permintaan barang dan jasa, perusahaan akan gangguan yang dapat disebabkan oleh
cenderung menambah pekerja dan peralatan paparan getaran yang berlebihan, salah satu
yang akan digunakan. Peralatan yang contohnya adalah penyempitan pembuluh
digunakan salah satu contohnya adalah darah yang biasanya timbul dalam waktu
penggunaan beragam mesin yang dijalankan kurang dari 10 tahun atau lebih.1
oleh motor penggerak sehingga akan Fenomena Raynaud (Raynaud
menghasilkan getaran.1 Phenomenon) merupakan vasospasme
Getaran merupakan gerakan yang berulang pada jari tangan dan kaki yang
teratur dari suatu benda atau media dengan biasanya timbul sebagai respon pada saat
arah bolak balik dari kedudukan dingin.3 Salah satu manifestasi pada Raynaud
keseimbangannya. Getaran ada dua, pertama Phenomenon adalah White Fingers Syndrome

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 489


Siti Hazrina | Fenomena Raynaud dan Pekerja Dengan Paparan Getaran Mekanik

yaitu gangguan berupa penyempitan pucat atau berwarna putih akibat adanya
pembuluh darah, gangguan saraf perifer, vasokontriksi dari arteriol sehingga aliran
gangguan tulang sendi dan otot dengan darah berkurang; 2) sianosis atau kebiruan
manifestasi yang ditimbulkan berupa jari-jari akibat deoksigenasi darah vena; 3) eritema
yang pucat dan kaku, mati rasa terhadap suhu atau kemerahan karena darah telah mengalir
atau sentuhan.1 kembali dan berkaitan dengan rasa sakit yang
berdenyut.3,6
Isi
Terpapar alat-alat dengan getaran
mekanik yang lama dapat mengakibatkan
munculnya beberapa dampak negatif bagi
kesehatan, baik gangguan neurologis,
muskuloskeletal dan vaskular. Contohnya
adalah munculnya gejala atau manifestasi
“White fingers” yang merupakan manifestasi
dari Raynaud Phenomenon.1 Pada saat
anamnesis juga didapatkan manifestasi mulai
muncul setelah adanya paparan dengan alat
Gambar 1. Tiga Fase Manifestasi Khas RP3
yang mempunyai getaran mekanik.3
Raynaud Phenomenon atau Fenomena Tabel 1. Perbedaan Primary dan Secondary RP3
Raynaud merupakan salah satu gangguan Karakteristik Primer Sekunder
pada pembuluh darah berupa vasokontriksi Hubungan dengan Tidak Ya
dari pembuluh darah di jari tangan, jari kaki penyakit autoimun
dan hidung dengan khasnya berupa serangan Onset <30 tahun >30 tahun
secara episodik dan biasanya terstimulasi Nyeri saat Jarang Sering
akibat cuaca dingin atau stress emosional.4 serangan
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Jari yang terlibat Simetris Asimetris
Nekrosis Jarang Sering
Raynaud pada tahun 1862, ketika melihat
Autoantibodi Negatif Titer
salah satu sindrom pada pasien akibat atau titer meningkat
vasokontriksi pembuluh darah karena refleks rendah
neurologi yang berlebihan.5 Raynaud
Phenomenon lebih sering ditemukan pada Raynaud’s Phenomenon diakibatkan
wanita dan diperkirakan akibat dipengaruhi oleh adanya ketidakseimbangan antara faktor
oleh faktor hormonal. Penyakit ini juga rata- vasokontriksi dan vasodilatasi yang biasanya
rata ditemukan pada usia 47–53 tahun di terdapat pada individu setelah terpapar
Eropa dan Amerika. Merokok juga dapat tekanan fisik (dingin, panas), mekanik
meningkatkan faktor risiko pada pria dan (getaran) dan stress emosional secara
konsumsi alkohol berlebih dapat berlebihan. Hasil dari reaksi ini juga berbeda
meningkatkan faktor risiko pada wanita. 6
antar individu, pada beberapa individu reaksi
Raynaud’s Phenomenon (RP) dapat akan menjadi berlebihan sedangkan pada
diklasifikasikan menjadi dua, pertama adalah individu lainnya reaksinya minimal yang mana
Primary Raynaud’s Phenomenon (Raynaud’s berarti ada peran secara genetik dalam reaksi
Disease) yaitu tidak ada penyakit penyerta tersebut. Ada beberapa mekanisme penyebab
atau idiopatik dan biasanya dianggap sebagai adanya ketidakseimbangan tersebut, yaitu:6
suatu hal fisiologis akibat lingkungan dan yang 1. Disregulasi saraf otonom
kedua adalah Secondary Raynaud’s − Penurunan neuropeptida vasodilator
Phenomenon (Raynaud’s Syndrome) yang (kalsitonin)
diikuti oleh penyakit penyerta seperti Lupus 2. Perubahan struktur dan fungsional
Eritematosus Sistemik, skleroderma, sindrom pembuluh darah
karpal tunel, penyakit pada jaringan ikat atau − Meningkatnya vasokontriktor
adanya konsumsi obat-obatan yang membuat Endotelin-1
vasokontriksi pembuluh darah.7 − Meningkatnya reaktivitas otot polos
Manifestasi khas dari Raynaud’s oleh adrenoreseptor α2
Phenomenon terdiri dari 3 fase, yaitu: 1) kulit

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 490


Siti Hazrina | Fenomena Raynaud dan Pekerja Dengan Paparan Getaran Mekanik

3. Perubahan intravaskular Pemeriksaan fisik dapat dilakukan


− Peningkatan agregasi dan aktivitas dengan pemeriksaan pada jari untuk
platelet membedakan Raynaud’s Phenomenon primer
− Penurunan fibrinolisis atau sekunder dengan melihat ada tidaknya
− Stress oksidatif manifestasi sesuai dengan kriteria masing-
masing klasifikasi. Pada Secondary Raynaud’s
Menurut Standar Kompetensi Dokter Phenomenon, harus dilihat juga apakah ada
Indonesia (SKDI), Raynaud’s Phenomenon gejala lain yang menjadi penyakit penyerta.
merupakan penyakit dengan level kompetensi Contohnya, sindrom karpal tunel, nefritis,
2 bagi lulusan dokter umum. Yang berarti, skleroderma, nyeri pada tulang, arthritis.
lulusan dokter umum diharapkan mampu Pemeriksaan Laboratorium dapat dilakukan
membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan darah lengkap, urinalisis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan. pemeriksaan imunologi dan pemeriksaan
Dokter umum dapat merujuk ke dokter tambahan lainnya seperti radiologi, kadar
spesialis kardiovaskular.8 kreatinin serum, tes fungsi tiroid, dsb.6
Diagnosis dapat ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan - Apakah jari sensitif terhadap
pemeriksaan laboratorium. Pada anamnesis, dingin?
dapat ditemukan adanya keluhan pada jari - Terdapat perubahan warna
seperti rasa kesemutan, mati rasa atau bahkan setelah terpapar dingin?
nyeri pada saat kondisi dingin atau adanya - Putih, biru, atau keduanya?
perubahan warna jari menjadi putih atau biru
setelah terpapar dingin. Jika terdapat keluhan
tersebut, dapat dikatakan pasien suspek
Raynaud’s Phenomenon.3,5 Jawaban ya pada 3 pertanyaan :
Raynaud Phenomenon
Tabel 2. Kriteria Diagnosis RP berdasarkan
gejala klinis5
Kriteria Gejala Klinis
Negatif Tidak adanya
perubahan warna
- Wanita usia -Pasien usia lebih
(putih, biru, atau
kemerahan) dan tidak <20tahun tua atau laki-laki
ada nya gejala - Tidak ada
Kemungkinan Perubahan warna gejala lain -Episodik gejala
(possible) secara episodik (salah - Pemeriksaan parah
satu dari berwarna fisik normal
putih, biru atau - Kapiler kuku -Terdapat gangren
kemerahan) normal
dengan/atau rasa - Episodik -Ditemukan gejala
kesemutan, mati rasa
gejala masih lain (sesak nafas,
Pasti (Definite) Perubahan warna
secara episodik dan
ringan lemas, refluks)
berulang (minimal 2
dari warna putih, biru
atau kemerahan) pada
keadaan dingin atau Raynaud’s
tidak Phenomenon Primer
Parah (Severe) Perubahan warna
secara episodik dan
berulang (minimal 2 Raynaud’s Phenomenon
dari warna putih, biru Sekunder
atau kemerahan) dan
kesemutan atau mati
rasa pada keadaan Gambar 2. Alur Diagnosis RP3
dingin atau normal

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 491


Siti Hazrina | Fenomena Raynaud dan Pekerja Dengan Paparan Getaran Mekanik

Tatalaksana untuk Raynaud’s (PDE5 Inhibitor), akan bekerja dengan


Phenomenon primer lebih difokuskan kepada menghambat pada siklus guanosin
perbahan gaya hidup atau tatalaksana monofosfat, sehingga akan menstimulasi
nonfarkamologi. Kecuali pada Raynaud’s relaksasi dari pada otot polos dan vasodilatasi
Phenomenon Primer yang parah atau keluhan pembuluh darah. Pemberian obat Sildenafil
memberat, dapat diberikan tatalaksana dapat dimulai pada dosis rendah yaitu 20
farmokologi yaitu Penghambat Kanal Kalsium mg/hari dan secara perlahan ditingkatkan
(CCB). hingga dosis maksimal 60mg/hari.3
Adapun tatalaksana nonfarmakologi, Pada pasien yang tidak efektif dengan
yaitu:3,5 pemberian Penghambat Kanal Kalsium (CCB)
1. Menghindari dingin atau menjaga badan atau bersamaan dengan pemberian
tetap hangat, terutama ketika serangan Penghambat Pospodiesterase tipe-3 (PDE5
terjadi dengan menggunakan sarung Inhibitor), dapat diberikan obat-obat nitrat
tangan. (nitrogliserin) secara topikal. Selain itu , obat-
2. Belajar menghindari stress atau obatan yang dapat diberikan untuk
mengkontrol stress. mengurangi insidensi serangan adalah
3. Hindari barang-barang atau alat yang prazosin, fluoxentin, losartan, pentoxifillin,
menghasilkan getaran. atorvastatin dan prostasiklin.3
4. Tidak merokok atau berhenti merokok.
5. Olahraga secara teratur. Tabel 3. Tahapan Pemberian Terapi RP3
Step 1 - Hindari suhu dingin
Selain tatalaksana non-farmakologi, - Pengontrolan stress atau
terdapat juga tatalaksana farmakologi. Pada emosional
penderita Raynaud’s Phenomenon sekunder, Step 2 - Pemberian obat-obatan
Penghambat Kanal Kalsium (CCB)
selain tatalaksana non-farmakologi, diberikan
hingga dosis maksimum yang
juga tatalaksana farmakologi.3
masih dapat ditoleransi
Tatalaksana Farmakologi yang sering - Pemberian obat-obatan
diberikan atau obat lini pertama pada pasien Penghambat Pospodiesterase
dengan Raynaud’s Phenomenon primer atau tipe-5 (PDE5 Inhibitor) untuk
Sekunder adalah Penghambat Kanal Kalsium menggantikan atau ditambahkan
(CCB), dimana obat ini akan merelaksasi otot- pada pemberian obat-obatan
otot polos dan mendilatasi dari pembuluh golongan CCB
darah.9 Obat golongan ini yang sering Step 3 - Nitrat Topikal (kontraindikasi
diberikan adalah nifedipine atau amlodipine. pada pasien yang telah diberikan
pengobatan dengan Penghambat
Diltiazem juga dapat diberikan tetapi efek
Pospodiesterase Tipe-5 (PDE5
vasodilatasi kurang poten karena tidak
Inhibitor) karena risiko hipotensi)
bersifat spesifik. Pemberian obat-obatan ini - Prazosin
harus dimulai dari dosis kecil lalu secara - Fluoxentin
perlahan dinaikkan hingga dosis maksimal - Pentoxifilin
pada beberapa minggu. Obat pada golongan - atorvastatin
Penghambat Kanal Kalsium (CCB) yang paling
efektif untuk menurunkan insidensi serangan Tabel 4. Dosis Obat Terapi RP10
adalah Nifedipin. Beberapa efek samping obat Obat Dosis
yang muncul adalah pusing, hipotensi, edema Golongan Penghambat Kanal Kalsium (CCB)
dan refluks gastrointestinal (jarang).3 Nifedipin 3 x 10-30 mg
Jika obat-obat Penghambat Kanal Amlodipin 1 x 30-120 mg
Kalsium (CCB) tidak efektif, maka obat lini Felodipin 2 x 2,5-10 mg
Diltiazem 3 x 30-120 mg
kedua yang dapat diberikan adalah obat-
Penghambat Pospodiesterase tipe-5
obatan Penghambat Pospodiesterase tipe-
Sildenafil 1-3 x 20 mg
5(PDE5 Inhibitor). Obat-obatan ini dapat Pentoxifilin 3 x 400 mg
diberikan bersamaan dengan Penghambat Nitrat Topikal
Kanal Kalsium (CCB) atau sebagai pengganti Sodium Nitrat 2-5% krim,
jika penggunaan obat lini pertama tidak Gliserol Trinitrat Gel atau salep
efektif. Penghambat Pospodiesterase tipe-5 Ringkasan

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 492


Siti Hazrina | Fenomena Raynaud dan Pekerja Dengan Paparan Getaran Mekanik

Raynaud’s phenomenon adalah suatu Ind Health [Internet]. 2015 [Diakses


gangguan berupa adanya vasokontriksi pada tanggal 25 Desember 2017]; 53(6):522–
pembuluh darah di jari tangan atau kaki. Khas 32. Tersedia dari:
dari gangguan ini adalah adanya serangan https://www.jstage.jst.go.jp/article
episodik dan sensitif terhadap dingin dan 3. Shapiro SC, Wigley FM. Treating Raynaud
stress emosional. Gangguan ini dibagi menjadi phenomenon: beyond staying warm.
dua, yaitu Raynaud’s Phenomenon primer Cleve Clin J M. 2017;84(10):797–804.
(Raynaud’s Disease), tidak adanya penyakit 4. Daniels J, Pauling JD, Eccelston C.
penyerta dan Raynaud’s Phenomenon Behaviour change interventions for the
sekunder(Raynaud’s Syndrome), diikuti oleh management of Raynaud’s phenomenon:
penyakit penyerta. Manifestasi khasnya a systematic review protocol. BMJ Open
berupa kulit pucat pada jari akibat adanya [Internet]. 2017 [Disitasi tanggal 1
vasokontriksi, lalu sianosis atau kebiruan Desember 2017]; 7(8):e017039. Tersedia
karena adanya deoksigenasi dan eritema atau dari:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
kemerahan karena darah kembali mengalir. d
Penegakan diagnosis dapat melalui 5. Maverakis E, Patel F, Kronenberg DG,
anamnesis, pemeriksaan fisik dan Chung L, Fiorentino D, Allanore Y, et al.
pemeriksaan lab dengan menemukan adanya International consensus criteria for the
manifestasi khas dan untuk melihat penyakit diagnosis of Raynaud’s phenomenon. J
penyerta. Tatalaksana dari gangguan ini dapat Autoimmun [Internet]. 2014 [Disitasi
berupa tatalaksana non-farmakologi berupa tanggal 1 Desember 2017]; 48:60–5.
perubahan gaya hidup dan tatalaksana Tersedia dari:
farmakologi dengan obat lini pertama adalah http://dx.doi.org/10.1016/j.jaut.2014
Penghambat Kanal Kalsium (CCB) contohnya 6. Prete M, Fatone MC, Favoino E, Perosa F.
nifedipin, amlodipine dan obat lini kedua Raynaud’s phenomenon: from molecular
adalah Penghambat Pospodiesterase tipe-5 pathogenesis to therapy. Autoimmun Rev
(PDE5 Inhibitor). [Internet]. 2014 [Disitasi tanggal 7
Desember 2017]; 13(6):655–67. Tersedia
Simpulan dari:
Salah satu keluhan yang muncul pada http://dx.doi.org/10.1016/j.autrev.2013
pekerja dengan paparan getaran mekanik 7. Wautrecht J. ESVM guidelines–the
adalah kulit pucat, mati rasa terhadap suhu diagnosis and management of Raynaud’s
atau sentuhan yang mana merupakan phenomenon Writing group. Vasa. 2017;
manifestasi dari Raynaud’s Phenomenon. 46:413–23.
Raynaud’s Phenomenon merupakan gangguan 8. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar
akibat adanya vasokontriksi pada pembuluh Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta:
darah jari. Konsil Kedokteran Indonesia. 2012.
9. Wigley FM, Flavahan NA. Raynaud’s
Daftar Pustaka Phenomenon. N Engl J Med [Internet].
1. Burstro L, Nilsson T, Wahlstro J. Hand- 2016 [Disitasi tanggal 24 Desember
arm vibration and the risk of vascular and 2017]; 375(6):556–565. Tersedia dari:
neurological diseases–A systematic http://www.nejm.org/doi/10.1056/
review and meta-analysis. PLoS ONE. 10. Linnemann B, Erbe M. Raynaud’s
2017; 12(7):1–25. phenomenon and digital ischaemia--
2. Matobat T. Human response to vibration pharmacologic approach and alternative
stress in Japanese workers: lessons from treatment options. Vasa. 2016;
our 35-year studies (A narrative review). 45(3):201–212.

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 493

Anda mungkin juga menyukai