Anda di halaman 1dari 20

Raynaud’s

Phenomenon
Disusun oleh:
Kartika Dwi Suryani
1102019105

Pembimbing :
dr. Rally Galang Pratama Putra, Sp. BTKV
PENDAHULUAN
Fenomena Raynaud adalah suatu kondisi yang menyebabkan pembuluh darah di ekstremitas menyempit,
membatasi aliran darah.

Fenomena Raynaud lebih sering terjadi pada wanita (sekitar 20% hingga 30%), terutama pada populasi usia
yang lebih muda (remaja hingga 20-an). Rasio perempuan terhadap laki-laki adalah 9 banding 1.

Menurut penelitian dari Maundrell dan Proudman pada tahun 2014, prevalensi fenomena Raynaud (RP) di
sebagian besar penelitian populasi umum adalah antara 3 dan 5 %.

Faktor pencetus Fenomena Raynaud seperti sering terpapar suhu dingin dalam jangka waktu yang lama,
sering berpindah dari suhu hangat ke suhu dingin, merokok, dan memiliki riwayat penyakit yang
berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah.
Definisi

Fenomena Raynaud adalah suatu kondisi yang


menyebabkan pembuluh darah di ekstremitas
menyempit, membatasi aliran darah.

Biasanya mempengaruhi jari tangan dan kaki.


Jarang terjadi di area lain seperti telinga atau
hidung.
Etiologi
Gangguan jaringan ikat: skleroderma, lupus eritematosus sistemik, sindrom Sjogren, dan sindrom
antifosfolipid.

Obat-obatan: obat antimigrain, interferon alfa dan beta, siklosporin, dan beta blocker

Pekerjaan: pekerjaan yang menghasilkan paparan getaran terbuka dari mesin bergetar sebagian
besar mempengaruhi laki-laki. Ini dikenal sebagai sindrom getaran tangan-lengan. Paparan
polivinil klorida, cedera dingin dari pekerjaan, atau pekerjaan amunisi.

Penyakit pembuluh darah obstruktif: thromboangiitis obliterans, mikroemboli, angiopati diabetik,


atau aterosklerosis. Infeksi: parvovirus B19, cytomegalovirus, hepatitis B, dan hepatitis C.

Penyebab lain: fibromyalgia, polycythemia, fistula arteriovenous, encephalitis myalgic, atau


keganasan.
Epidemiologi
Prevalensi dari fenomena Raynaud pada populasi secara general sekitar 3-5%. Didominasi oleh fenomena
Raynaud primer sekitar 80-90%.

Fenomena Raynaud primer 9x lebih banyak ditemukan pada wanita dengan prevalensi sekitar 2-20%. Pada
wanita, 20-30% onset terjadi pada usia muda dan berkaitan dengan riwayat penyakit keluarga.

Pada populasi usia di atas 60 tahun, penyakit vaskular obstruktif merupakan penyebab terbanyak dari
fenomena Raynaud.

Sekitar 14-37% kasus Raynaud primer jangka panjang mengalami progresi menjadi sekunder, dan 99%
diantaranya berkembang menjadi penyakit autoimun, dengan kasus terbanyak adalah sistemik sklerosis.

Fenomena Raynaud sekunder yang terkait dengan pekerjaan, seperti paparan berlebihan terhadap vibrasi,
lebih banyak ditemukan pada laki-laki. Belum ada data epidemiologi nasional mengenai fenomena Raynaud di
Indonesia.
Fase dari Raynaud’s Phenomenon
KLASIFIKASI
Raynaud’s Phenomenon Primer/ Primary RP
01
Fenomena ini terjadi karena idiopatik, dimana
penyebab dari penyakit ini tidak diketahui
penyebabnya dan penyakit yang mendasari
fenomena ini terjadi.

Raynaud’s Phenomenon Sekunder/ Secondary RP


02 Fenomena ini sering kali terjadi karena adanya
manifestasi klinis dari penyakit yang
mendasarinya. Biasanya berhubungan dengan
penyakit yang berhubungan dengan gangguan
pembuluh darah.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang dialami pada raynaud’s phenomenon bisa berlangsung dalam
beberapa menit hingga beberapa jam, gejalanya antara lain:

- White fingers syndrome/ Jari yang berubah warna menjadi putih


- Nyeri saat serangan muncul
- Mati rasa/ Kesemutan/ Tertusuk jarum/ Rasa terbakar

Perbedaan RP primer dan sekunder


FAKTOR RESIKO

1. Terpapar suhu dingin secara berlebihan


2. Perubahan dalam suhu
3. Stres secara emosional
4. Obat-obatan, ex : beta-blocker
5. Pekerja yang menggunakan alat dengan getaran jangka panjang (trauma getaran)
6. Perkerjaan yang menggunakan jari berlebihan, ex: mengetik (menyebabkan CTS)
7. Perokok
8. Riwayat penyakit pembuluh darah, ex : vaskulitis
9. Riwayat penyakit jaringan ikat, ex: skleroderma, dermatomiositis, lupus (10-20%
kasus)
CARA DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Faktor pencetus Terjadi pada jari-jari tangan distal dimetris.
Usia pertama kali timbulnya gejala Ibu jari biasanya tidak terkena. Gejala pada
Gejala-gejala penyakit sistemik, ibu jari biasanya terjadi pada fenomena
riwayat pekerjaan, dan riwayat Raynaud sekunder.
penyakit keluarga untuk
mengarahkan pada fenomena Thiphasic color response :
Raynaud sekunder.

Paresthesia, nyeri saat terjadi seranga


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Autoantibody Determination

Penentuan pemeriksaan antinuclear antibody


(ANA) berfungsi sebagai tes skrining untuk
mengidentifikasi peningkatan resiko dana
pengembangan penyakit jaringan ikat.

Nailfold Capillaroscopy

Pemeriksaan ini memiliki tujuan yang sama


dengan ANA. Hanya perbedaannya skrining ini
memiliki value yang lebih tinggi, yakni sebesar
47% daripada ANA yang hanya 30%. Kapilaroskopi
ini dapat dengan jelas membedakan antara
temuan yang normal dan temuan yang abnormal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Infrared Thermography

Termografi inframerah menggunakan kamera dengan gambar pencitraan termal untuk mengukur
suhu permukaan kulit yang merupakan ukuran tidak langsung dari perfusi jaringan. Pasien dengan
fenomena raynaud sering memiliki ujung jari yang lebih dingin (dibandingkan dengan individu yang
sehat) dan dapat digunakan untuk membedakan antara fenomena raynaud primer dan fenomena
raynaud sekunder.
TATALAKSANA
Tatalaksana pada raynaud’s phenomenon bertujuan untuk mengurangi frekuensi terjadinya
serangan dan tingkat keparahan serangan. Tatalaksana farmakologis dapat diberikan dengan
mekanisme aksi vasodolatasi.

Dihydropyrdine Calcium Channel Blockers (DHP CCBs)

Dosis yang dapat digunakan untuk terapi dengan obat CCBs adalah:
Dosis amplodipine : minimal 5 mg hingga maksimal 20 mg
Dosis nifedipine : minimal 30 mg hingga maksimal 180 mg

Inhibitor Fosfodiesterase (PDE)

Dosis yang dapat digunakan untuk terapi dengan obat PDE adalah:
Sildenafil : dosis rendah 20 mg setiap hari, kemudian dievaluasi tergantung respon selama
periode 4 sampai 6 minggu dengan dosisi maksimum 20 mg 3 kali sehari
TATALAKSANA
Nitrogliserin

Jika pasien gagal dalam merespon terapi DHP CCBs dan inhibitor fosfodiesterase (PDE), dapat
menggunakan terapi alternatif lain yaitu nitrat topikal, seperti nitrogliserin yang merupakan
vasodilator langsung. Biasanya salep nitrogliserin 2% digunakan dan diterapkan pada area
fenomena raynaud yang terkena dampak dari fenomena tersebut.

Prostaglandin

Jika iskemia jaringan dalam digiti dan gejalanya parah, maka infus intravena prostaglandin
digunakan. Prostaglandin berfungsi sebagai vasodilator yang tergolong kuat dan mencegah agregasi
sel trombosit.

Aspirin

Dalam pengobatan fenomena raynaud dan riwayat ulserasi iskemik, dapat mengonsumsi aspirin
dosis rendah (81 mg) setiap hari. Jika ada intoleransi aspirin atau kontraindikasi, bisa menggunakan
clopidogrel, atau dipyridamole sebagai gantinya.
PENCEGAHAN
Tatalaksana konservatif atau pencegahan untuk mencegah serangan fenomena
raynaud adalah dengan:

Perubahan gaya hidup, seperti menghindari paparan dingin, tetap menjaga suhu
tubuh hangat, menghindari stimulan, menghindari kecemasan atau pencetus stres,
dan berhenti merokok apabila pasien merokok.

Pasien yang memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan kerusakan


pembuluh darah juga harus kontrol secara rutin agar penyakit yang diderita tidak
mencetuskan terjadinya raynaud’s phenomenon.
KOMPLIKASI

Fenomena raynaud yang parah atau tidak tertatalaksana dengan baik, dapat
mengakibatkan iskemia jaringan. Apabila iskemia pada jaringan ini berlangsung lama
dapat menyebabkan nekrosis pada bagian yang mengalami fenomena ini. Bila nekrosis
sudah terjadi, maka jaringan yang mengalami nekrosis harus dilakukan debridement
atau bisa sampai dilakukan amputasi.
PROGNOSIS

Prognosis pada fenomena raynaud primer biasanya sangat baik, tanpa adanya
mortalitas dan kecenderungan morbiditas kecil. Prognosis pada pasien dengan
fenomena raynaud sekunder ditentukan dengan penyakit atau faktor pencetus dari
fenomena ini. Prognosis untuk jari yang terlibat dalam pasien ini bergantung dari
tingkat keparahan iskemia dan efektivitas manuver untuk mengembalikan aliran
darah ke semula.
KESIMPULAN
Fenomena Raynaud adalah suatu kondisi yang menyebabkan pembuluh darah di ekstremitas
menyempit, membatasi aliran darah.

Ada dua jenis fenomena Raynaud—primer dan sekunder. Fenomena raynaud primer tidak memiliki
penyebab yang diketahui, tetapi fenomena reynaud sekunder memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan lain, terutama penyakit autoimun seperti lupus atau scleroderma. Bentuk sekunder
cenderung lebih serius dan membutuhkan perawatan yang lebih agresif.

Pengobatan atau tatalaksana dari fenomena raynaud ini sendiri bisa dengan terapi secara konservatif
terlebih dahulu dengan cara melakukan pencegahan dari faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan
fenomena ini dapat terjadi. Namun, apabila terapi konservatif tidak dapat mencegah timbulnya
fenomena ini, dapat melakukan tatalaksana dengan melakukan terapi farmakologis dengan
mengonsumsi obat-obat vasodilator.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai