Anda di halaman 1dari 14

RAYNAUD’S DISEASE

AULIA RAHMAN

Pembimbing:
dr. Suhardi, Sp.BTKV

Bagian/SMF Ilmu Bedah


Fakultas KedokteranUniversitas Syiah Kuala
Pendahuluan
Sindrom Raynaud’s adalah sindroma yang ditandai dengan
pucat, sianosis, atau keduanya pada jari tangan atau kaki
sebagai respon terhadap suhu dingin dan stres

Fenomena ini pertama kali dijelaskan oleh Maurice Raynaud


pada tahun 1862

Insidensi fenomena Raynaud’s lebih bnayak terjaid


pada perempuan dibandingkan laki-laki
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Perdarahan Ekstremitas Atas
Fenomena Raynaud’s

Karakteristik vasospasme arteriol perifer fenomena


raynaud’s dikenal dengan respon trifasik.

 Fase 1 : pallor/pucat
Hal ini akibat vasokonstriksi dari arteriol prekapiler.
 Fase 2 : sianosis
Hal ini akibat dari bendungan vena dan darah vena yang
deoksigenasi
 Fase 3 : eritema
Hal ini akibat dari reaktif hiperemia
Fenomena Raynaud’s dibagi menjadi dua kategori :

Raynaud’s primer Raynaud’s sekunder


Hiper respon terhadap dingin dan Efek sekunder dari penyakit
stress yang mendasari
Struktur arteri dan kapiler nail Kapiler nail fold abnormal
fold normal
Simetris Asimetris

Jaringan nekrosis tanpa gangren Iskemik sampai gangren (pulp pitting)

Tidak ada kelainan jaringan ikat Kelainan jaringan ikat seperti


lupus, skleroderma
ESR normal, CRP negatif ESR meningkat, CRP positif

ANA test negatif ANA test dan autoantibodi positif


PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
1. Kelainan Vaskular

Ketidakseimbangan zat vasokonstriktor dan vasodilator


menjadi dasar pada patogenesis fenomena Raynaud’s
2. Gangguan Adrenergik

 Raynaud menggagas bahwa serangan vasospastik


terjadi akibat hipersensitivitas nervus simpatis
noradrenergik terhadap kulit.

 Hipotesis ini berdasarkan observasi klinis dimana


serangan selalu muncul saat terpapar suhu dingin,
stres, kondisi lainnya yang juga meningkatkan respon
simpatis
PEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANG
 Adapaun pemeriksaan pada digiti perlu
dilakukan untuk membedakan Raynaud’s primer
dan sekunder
 Perfusi digiti dapat dilakukan dengan
pletismografi, tekanan darah digiti, dan
flowmetri
 Kapilariskopi vaskularisasi nail-fold

 Ultrasound Doppler arteri: pletosmografi digiti


atau angiografi
TERAPI

Terapi Konservatif

 Mencegah paparan suhu dingin, alat dan benda


bergetar, dan stres.
 Menjauhi pencetus saraf simpatis dan berhenti
merokok
 Menjauhi obat-obatan, estrogen, simpatomimetik,
serotonin reseptor
 Pemberian minyak ikan yang mengandung omega 3
dapat bermanfaat pada pasien dengan Raynaud’s
primer.
TERAPI

Terapi Medikamentosa

 Agen calcium channel blocker


 Agen selective serotonin reuptake inhibitor
 Antagonis reseptor angiotensin II
 Low molecular weight heparin atau agen antiplatelet
lainnya
 Toksin botulinum
TERAPI

Jika terjadinya ulserasi, maka terapi berupa debridement


dan pemberian antibiotik sistemik sangat diperlukan

Apabila gejala klinis sampai gangren maka diperlukan


amputasi.

Intervensi surgikal dengan simpatektomi dapat


memberikan manfaat jangka pendek dalam manajemen
akut pada fenomena Raynaud’s sekunder dengan derajat
berat.

Anda mungkin juga menyukai