PENDAHULUAN
(scleroderma). Arthritis disebut juga radang sendi dan mengacu pada sekelompok
penyakit yang menyebabkan rasa nyeri, bengkak dan kekakuan dibeberapa bagian
organ tubuh. Kerusakan sendi dalam RA berasal dari reaksi imun dan tampaknya
timbul pada individu dengan predisposisi genetik, pencetus tepat yang dapat
memulai reaksi autoimun masih belum jelas. Pada umumnya selain gejala
umum, cepat lelah atau gangguan organ non artikular lainnya. Pada penderita
stadium lanjut, penderita tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari dan kualitas
hidupnya menurun.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
progresif yang cenderung untuk menjadi kronis dan mengenai sendi serta jaringan
yang simetris.
Epidemiologi
Reumatoid artritis merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan
tersebar luas di seluruh dunia sekitar 1% orang dewasa yang menyerang semua
ras dan kelompok etnik. RA lebih sering dijumpai pada wanita, dengan
perbandingan wanita dan pria sebesar 3:1, dengan insiden puncak antara usia 40
dan 60 tahun. Di Amerika serikat telah menyerang 0,5 – 3,8 % wanita dan 0,1 –
penduduk.
Etiologi
dan infeksi. Faktor genetik dan lingkungan telah lama diduga berperandalam
timbulnya penyakit ini. Hal ini terbukti dengan terdapatnya hubungan antara
penyakit ini.
onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai gambaran
antara lain adalah bakteri Berellia burgdorferi dan virus Eipstein-Barr serta
Parvo-virus.
Patogenesis
berada pada membran sinovial, akan diproses oleh antigen presenting cell (APC)
yang terdiri dari berbagai jenis sel seperti sel sinoviosit A, sel dendritik atau
selnya.
Rantai peristiwa imunologis ini sebenarnya akan terhenti bila antigen
penyebab dapat dihilangkan dari lingkungan tersebut. Akan tetapi pada RA,
antigen atau komponen antigen umumnya akan menetap pada struktur persendian
faktor rheumatoid. Faktor reumatoid adalah suatui antibodi terhadap epitop fraksi
Diagnosa
Manifestasi Klinis RA
berlangsung antara 3 sampai 5 hari dan diselingi dengan masa remisi sempurna
sebelum bermanifestasi sebagai RA yang khas. Dalam keadaan ini RA juga dapat
No. Kriteria
1 Kaku pada pagi hari. Pasien merasa kaku pada persendian dan disekitarnya
sejak bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 1 jam sebelum perbaikan
maksimal.
2. Artritis pada 3 daerah. Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau
persendian atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hyperostosis).
Terjadi pada sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan dalam
observasi seorang dokter. Terdapat 14 persendian yang memenuhi kriteria,
yaitu interfalang proksimal, metakarpofalang, pergelangan tangan, siku,
pergelangan kaki, dan metatarsofalang kiri dan kanan.
3. Artritis pada persendian tangan. Sekurang-kurangnya terjadi pembekakan
satu persendian,
4. Artritis simetris. Maksudnya keterlibatan sendi yang sama (tidak mutlak
bersifat simetris) pada kedua sisi secara serentak.
5. Nodul reumatoid yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau
permukaan ektensor atau daerah jukstaartrikular dalam observasi seorang
dokter.
6. Faktor reumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal factor reumatoid
serum yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang
dari 5 % kelompok kontrol.
7. Terdapat perubahan gambaran radiologis, yang khas pada pemeriksaan
sinar rontgen tangan posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus
menunjukkan adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada
sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi.
Gambar 1. Sendi Normal, Osteoarthritis dan Rheumatoid Arthritis
Organ .Manifestasi
Kulit Nodula subkutan
Vaskulitis, menyebabkan bercak-bercak coklat.
Lesi-lesi ekimotik.
Jantung Perikarditis
Tamponade perikardium (jarang)
Lesi peradangan pada miokardium dan katup jantung.
Paru-paru Pleuritis dengan atau tanpa efusi
Peradangan paru-paru.
Sistem saraf Neuropati perifer
Sindrom kompresi perifer, termasuk sindrom
terowongan karpal, neuropati saraf ulnaris, paralisis
peronealis, dan abnormalitas vertebra servikal.
Sistemik Anemia (sering)
Osteoporosis generalisata
Sindrom Felty
Sindrom Sjorgen (keratokonjuntivitissika).
Amiloidosis (jarang)
Mata Skleritis, episkleritis
Ginjal Nefritis interstitialis
Metabolik osteoporosis
Temuan Laboratorium
reumatoid.
2. Laju endap darah (LED) eritrosit adalah suatu indeks peradangan yang
(100mm/jam atau lebih tinggi lagi). Hal ini berarti bahwa laju endap darah
dengan jumlah sel darah putih kurang dari 200/mm3. Pada RA cairan
jernih. Cairan semacam ini dapat membeku, tetapi bekuan biasanya tidak
Diagnosa Terbaru
dikenal sebagai anti CCP mark 1 test ( immunoscan RA). Test ini menunjukkan
pada pasien dengan penyakit erosit. Walaupun hanya beberapa studi yang meneliti
mendukung bahwa pasien RA yang anti CCP nya positif secara signifikan akan
Anti CCP antibodi biasanya muncul pada tahap awal dari penyakit. Pada
penelitian terhadap pasien mulai dari arthritis awal dan kelompok pasien dengan
sinovitis awal, anti CCP antibody muncul sekitar 40-70 % dari kelompok pasien
sebelum gejala RA pertama muncul. Hal ini menandakan bahwa citrulinasi dari
sangat awal pada perkembangan RA. Lebih jauh, anti CCP dapat digunakan untuk
Terapi RA
1. Fisioterapi
baik dan optimal, agar massa otot tetap dan stabil. Dengan melakukan
fisioterapi, kekakuan dan nyeri pada sendi juga dapat diatasi dan
2. Terapi rehabilitasi
3. Terapi diet
Prinsip dasar pola diet untuk mendapatkan berat badan ideal adalah
Terapi Farmakologi
Lebih dari satu dekade terakhir, sejumlah obat – obatan baru telah
diselidiki dan secara formal telah disetujui untuk digunakan menangani penyakit
ini. Yang paling banyak digunakan adalah “pemodifikasi respon biologis,” yang
mencakup obat – obat seperti penghambat TNF (faktor necrosis anti tumor).
Interkulin (IL)-1. Anti TNF yang ada saat ini adalah etanercept, infliximab dan
untuk RA. Etanercept adalah protein fusi reseptor TNF-alfa mudah larut yang
kekebalan. Etanercept terbukti memiliki efikasi yang serupa dengan MTX dalam 2
dengan MTX dan dapat menjadi pilihan pada pasien dengan respon suboptimal
pasien yang menggunakan MTX dengan dosis konstan. Agen ini terbukti dapat
with radiographic Patient Outcomes), secara acak pasien diberi MTX saja,
menunjukkan lebih baik daripada diberikan sebagai terapi tunggal, baik pada
respon klinis (respon ACR) dan dalam skor radiologik (perubahan Sharp Score).
Interaksi Obat
yang lebih aman dan lebih sensitif untuk RA. Analisanya mengenai konsep
- Ada risiko infeksi pada pasien RA diatasi dengan anti-tumor necrosis faktor
(TNF), tapi dapat diatasi dan dikendalikan dengan skrining dan pengobatan
optimal.
infraction.
abgian aktif dari kontrol infeksi TB. Sehingga, seharusnya mudah dimengerti
risiko tersebut 4 kali lipat. Risiko tersebut nampak sangat tinggi dengan
menggunakan isoniazid (INH) selama 9 bulan plus vitamin B6, gangguan TB per
100 pasien berkisar antara 1,3 preskrining sampai 0,19 pasca skrining. Sebagian
diberikan INH.
BAB III
Definisi
Reumatoid artritis juvenil atau Still’s disease merupakan suatu bentuk lain
atau varian baru reumatoid artritis yang terdapat pada anak-anak sebelum pubertas
Epidemiologi
juvenil bukan merupakan penyakit yang jarang karena penyakit ini dapt terjadi
Baik etiologi dan patogenesis reumatoid artritis juvenil sampai saat ini
belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa dugaan faktor etiologi yang akhir-
akhir ini sedang diselidiki antara lain infeksi, autoimunitas. Trauma, stres
psikologik, hereditas. Mikoplasma dan virus sering disebut sebagai factor infeksi
(rubella, hepatitis virus B). Defisiensi IgA selektif dan gama globulinemia akhir-
akhir ini disebut juga sebagai salah satu etiologi reumatoid artritis juvenil.
Gejala Klinis
Gejala Prodormal
1. Poliartikular
5 sendi atau lebih seperti lutut, paha, leher, telapak kaki, pergelangan kaki
3. Sistemik
sakit, terlihat pucat/mungkin juga muncul ruam kulit yang hilang timbul.
Gangguan Pertumbuhan
Patologi
orang dewasa. Jaringan tulang rawan dan sekitarnya mengalami erosi dan
destruksi yang progresif, dan pada stadium akhir terjadi deformitas, subluksasi,
juvenil adalah :
- Laju endap darah (LED) meningkat nilai ini dapat dipakai sebagai tolok ukur
aktivitas penyakit.
globulin.
- Uji aglutinasi terhadap faktor reumatoid, positif pada sebagian kecil, terutama
anak-anak berusia di atas 7 tahun dengan nodul reumatoid dan artritis yang
erosif.
- Uji ANA (anti nuclear antibody) positif terutama pada oligoartritis dengan
uveitis.
- Sel LE positif pada sebagian kecil pasien, biasanya pada permulaan penyakit dan
bersifat sementara.
- Serologic typing. HLA DW 7 dan HLA DW11 positif pada 46% pasien, HLA DW4
- Proteinuria sering ditemukan bila ada demam. Bila protein terus berlangsung,
epifisis yang prematur. Pada stadium lanjut terlihat erosi marjinal, penyempitan
ruang antar sendi, sublukasiatlanto aksial yang khas, fusi sendi apofisial.
Diagnosis
2. Artritis pada satu atau lebih sendi yang ditentukan berdasarkan tanda
pembengkakan atau penambahan caiaran dalam sendi, atau ditandai oleh
satu atau lebih tanda-tanda berupa berkurangnya keleluasaan sendi, nyeri
sendi waktu digerakkan dan perabaan panas di permukaan sendi
3. Lamanya sakit berlangsung 4 minggu sampai 3 bulan.
1. Terapi Fisik
Hal yang penting adalah memberi keterangan kepada orang tua tentang
2. Operasi Ortopedis
Terapi Farmakologi
1. Obat NSAIDs
Obat Dosis Indikasi Efek Samping
Salisilat Semua umur : Nyeri, kaku, Iritasi
75-130 inflamasi sendi. gastrointestinal,
mg/kg /hari perdarahan
lambung,
salicylism dengan
gejala lemas
(lethargy),
hiperpnea, tinitus,
hepatitis.
Natrium Usia 14 tahun ke Nyeri, kaku, dan Iritasi/ perdarahan
diklofenak atas : 2-3 x 50 inflamasi sendi. gastrointestinal.
mg/hari
2. Obat DMARDs
12. Sub Bagian Reumatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Diagnosis & Terapi Penyakit Reumatik.