Anda di halaman 1dari 37

SKENARIO IV

NYERI LUTUT
Seorang perempuan umur 55 tahun, ibu Rumah Tangga, datang ke RS
dengan keluhan nyeri kedua lutut yang dialami sejak 3 bulan terakhir ini.
Nyeri juga dirasakan pada jari-jari tangan. Akibat nyeri yang terus-menerus
pasien mengaku menjadi sulit tidur karena mengkhawatirkan penyakitnya
yang tak kunjung sembuh meskipun telah berulang kali minum obat yang
dibeli di warung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bengkak dan
kemerahan pada kedua lutut dan mengalami keterbatasan gerak. Hasil
pemeriksaan laboratorium didapati Laju Endap Darah (LED) : 80 mm/jam,
C-Reactive Protein (CRP) : positif (+), Tes RhF (Rheumatoid Factor) :
positif (+). Kemudian dokter memberikan obat analgesik dan anti inflamasi.
Dokter menyarankan untuk pemeriksaan penunjang lainnya yaitu: Tes
antibodi anti-CCP (Cyclic Citrullinated Peptide), Analisis cairan sinovial,
dan melakukan pemeriksaan radiologi.
TERMINOLOGI

■ Cairan sinovial : Cairan kental yang berfungsi untuk melumasi sendi-sendi tubuh
sehingga mudah bergerak
■ C-Reactive Protein : Pemeriksaan untuk mengetahui kadar protein c reaktif dalam darah
■ Tes antibodi anti-CCP : Untuk menilai antibodi yang dihasilkan oleh sistem imun yang
menyerang cyclikc citrullinated peptide
■ Tes RhF (Rhematoid Factor) : Untuk mengetahui ada tidaknya imunoglobin. Tes ini
biasanya untuk membedakan rhematoid atritis dengan osteoathritis, RA (+) dan OA (-)
Identifikasi Masalah

• Perempuan, 55 tahun datang ke RS keluhan : nyeri kedua lutut dialami sejak bulan terakhir.
• Nyeri juga dirasakan pada jari-jari tangan
• Pemeriksaan Fisik : bengkak dan kemerahan pada kedua lutut
• Pemeriksaan Lab :
• LED 80mm/jam
• CRF : +
• RhF : +
• Disarankan pemeriksaan penunjang lainnya :
• Tes antibodi antiCCP
• Analisis cairan synovial
• Pemeriksaaan radiologi
Analisa Masalah

1. Pada skenario, mengapa pasien merasakan nyeri pada lutut serta nyeri pada jari-jari tangan?
2. Pada skenario, diagnosa apa?
3. Mengapa didapatkan bengkak dan kemerahan pada kedua lutut?
4. Berapa nilai normal LED?
5. Apa yang mendasari seorang dokter, sehingga pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium
pada skenario?
6. Mengapa dokter menyarankan pasien melakukan pemeriksaan tes antibodi anti-CCP, analisis
cairan sinovial dan pemeriksaan radiologi?
7. Apa kemungkinan penyebab penyakit pada skenario?
1. Pada skenario, mengapa pasien merasakan
nyeri pada lutut serta nyeri pada jari-jari tangan?

• Terjadi radang sendi (athritis)


• Cedera lutut
• Sindrom nyeri pattelofemoral
• Kista, tumor tulang
• RA, menyerang cairan sinovial menyebabkan gesekan antar
tulang
• RA menyebabkan pertumbuhan oseofit, biasa di OA tetapi juga
bisa ditemukan di RA
• Ada penyempitan dibagian saraf
2. Pada skenario, diagnosa apa?

Dari gejala skenario, Rhematoid athritis (penyakit autoimun)


3. Mengapa didapatkan bengkak dan
kemerahan pada kedua lutut?

Karena mengalami proses inflamasi. Bengkak dan kemerahan


merupakan salah satu ciri-ciri inflamasi.
Lutut : antara persendian terdapat cairan sinovial. Penyakit
autoimun ini, menyerang cairan sinovial.
Mengenai kedua lutut, karena penyakit autoimun jadi yang
terkena kedua lutut.
4. Berapa nilai normal LED?

■ Pria dibawah 50 tahun : 0-15 mm/jam


■ Pria diatas 50 tahun : 0-20 mm/jam
■ Wanita dibawah 50 tahun : 0-20 mm/jam
■ Wanita diatas 50 tahun : 0-30 mm/jam
5. Apa yang mendasari seorang dokter, sehingga pasien
dilakukan pemeriksaan laboratorium pada skenario?

Dalam pemeriksaan fisik didapati bengkak dan kemerahan pada


kedua lutut serta keluhan pasien, untuk memperingan dokter
menyarankankan pemeriksaan laboratorium
6. Mengapa dokter menyarankan pasien melakukan
pemeriksaan tes antibodi anti-CCP, analisis cairan sinovial
dan pemeriksaan radiologi?

Dikarenakan pada skenario banyak gejala yang mirip dengan


RA. Pemeriksaan penunjang lain, untuk menyingkirkan gejala
yang sama dengan rhematoid athritis atau memberikan diagnosa
pasti.
7. Apa kemungkinan penyebab penyakit
pada skenario

RA adalah salah satu penyakit autoimun. Artinya, penyakit ini


disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan yang menyerang
jaringan tubuh yang sehat. Pada penderita, sistem imun
menyerang sinovium, yaitu lapisan selaput yang mengelilingi
persendian. Kondisi ini menyebabkan sendi meradang dan
bengkak, hingga menimbulkan rasa nyeri.
LEARNING OBJECTIVE

Mahasiswa/I mampu memahami dan menjelaskan tentang Rhematoid Athritis :


■ Definisi
■ Patofisiologi
■ Gejela klinis
■ Pemeriksaan fisik
■ Pemeriksaan penunjang
■ Interpretasi hasil pemeriksaan
■ Penatalaksanaan
■ Komplikasi
RHEUMATOID ARTRITIS
DEFINISI
Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti
sendi, dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis
berarti radang pada sendi. Sedangkan Rheumatoid Arthritis
adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya
tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali menyebabkan kerusakan
pada bagian dalam sendi.
PATOFISIOLOGI
RA merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang
sendi. Reaksi autoimun terjadi dalam jaringan sinovial.
Kerusakan sendi mulai terjadi dari proliferasi makrofag dan
fibroblas sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah
perivaskular dan terjadi proliferasi sel-sel endotel kemudian
terjadi neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yang
terlibat mengalami oklusi oleh bekuan kecil atau sel-sel
inflamasi. Terbentuknya pannus akibat terjadinya
pertumbuhan yang iregular pada jaringan sinovial yang
mengalami inflamasi. Pannus kemudian menginvasi dan
merusak rawan sendi dan tulang Respon imunologi
melibatkan peran sitokin, interleukin, proteinase dan faktor
pertumbuhan. Respon ini mengakibatkan destruksi sendi dan
komplikasi sistemik
MANIFEST
ASI
KLINIS
1. Keluhan umum 2. Kelainan sendi
Keluhan umum dapat Terutama mengenai sendi kecil dan
berupa perasaan badan simetris yaitu sendi pergelangan
lemah, nafsu makan tangan, lutut dan kaki (sendi
menurun, peningkatan diartrosis). Sendi lainnya juga dapat
panas badan yang ringan terkena seperti sendi siku, bahu
atau penurunan berat badan sterno-klavikula, panggul,
pergelangan kaki. Kelainan tulang
belakang terbatas pada leher. Keluhan
sering berupa kaku sendi di pagi hari,
pembengkakan dan nyeri sendi.
3. Kelainan diluar sendi
a. Kulit : nodul subukutan (nodul rematoid)
b. Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang didapatkan, namun 40% pada
autopsi RA didapatkan kelainan perikard
c. Paru : kelainan yang sering ditemukan berupa paru obstruktif dan kelainan pleura
(efusi pleura, nodul subpleura)
d. Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis yang sering terjadi berupa
keluhan kehilangan rasa sensoris di ekstremitas dengan gejala foot or wrist drop
e. Mata : terjadi sindrom sjogren (keratokonjungtivitis sika) berupa kekeringan mata,
skleritis atau eriskleritis dan skleromalase perforansf.
f. Kelenjar limfe: sindrom Felty adalah RA dengan spleenomegali, limpadenopati,
anemia, trombositopeni, dan neutropeni
PEMERIKS
AAN
PENUNJAN
G
Tes RF (Rheumatoid Factor).
Tes ini tidak konklusif dan
mungkin mengindikasikan
Laju endap darah (LED) penyakit peradangan kronis
dan C-Reactive Protein yang lain (positif palsu). Pada
(CRP) menunjukkan beberapa kasus RA, tidak
adanya proses inflamasi, terdeteksi adanya RF (negatif
akan tetapi memiliki palsu). RhF ini terdeteksi
spesifisitas yang rendah positif pada sekitar 60-70%
untuk RA. Tes ini pasien RA. Level RF jika
berguna untuk memonitor dikombinasikan dengan level
aktivitas penyakit dan antibodi anti-CCP dapat
responnya terhadap menunjukkan tingkat
pengobatan keparahan penyakit
Analisis cairan sinovial.
Peradangan yang mengarah
Tes antibodi anti-CCP pada rheumatoid arthritis
(Cyclic Citrullinated ditandai dengan cairan sinovial
Peptide) adalah tes untuk abnormal dalam hal kualitas
mendiagnosis rheumatoid dan jumlahnya yang meningkat
arthritis secara dini. drastis. Sampel cairan ini
Penelitian terbaru biasanya diambil dari sendi
menunjukkan bahwa tes (lutut), untuk kemudian
tersebut memiliki sensitivitas diperiksa dan dianalisis tanda-
yang mirip dengan tes RF, tanda peradangannya
akan tetapi spesifisitasnya
jauh lebih tinggi dan
merupakan prediktor yang
kuat terhadap perkembangan
X-ray tangan dan kaki
dapat menjadi kunci
untuk mengidentifikasi
adanya erosi dan
memprediksi Scan tulang. Tes ini
perkembangan penyakit dapat digunakan
dan untuk membedakan
dengan jenis artritis
untuk mendeteksi
yang lain, seperti adanya inflamasi
osteoartritis pada tulang
DIAGNOSIS
MENURUT ARA
(AMERICAN
RHEUMATISM
ASSOCIATION)
3. Artritis pada persendian
tangan sekurang-
1. Kaku pagi hari pada kurangnya terjadi satu
sendi dan sekitarnya, pembengkakan persendian
tangan yaitu PIP (proximal
sekurang-kurangnya interphalangeal), MCP
selama 1 jam sebelum (metacarpophalangeal),
perbaikan maksimal. atau pergelangan tangan.
2. Pembengkakan 4. Artritis simetris,
jaringan lunak atau keterlibatan sendi yang
persendian (arthritis) sama pada kedua belah sisi
pada 3 daerah sendi atau misalnya PIP (proximal
lebih secara bersamaan.. interphalangeal), MCP
(metacarpophalangeal),
atau MTP
(metatarsophalangeal).
7. Perubahan
5. Nodul rheumatoid, gambaran
yaitu nodul subkutan radiologis yang
pada penonjolan khas pada RA
tulang atau
permukaan ekstensor
pada sendi tangan
atau daerah juksta atau pergelangan
artikuler. tangan yaitu erosi
6. Rheumatoid Factor atau dekalsifikasi
serum positif tulang pada sendi
yang terlibat
INTERPRETASI
A n e m ia r ing a n s /d sedang
Hb →
Jumlah leukosit: N/↑
Jumlah trombosit: N/↑
la h s e l da ra h m e r a h:↓
Jum
LED: ↑
CRP: ↑
RF: (+) ru ll in ated
C P ( c y cli c c it
Antibody anti-C
peptide): negatif ↑ , g lu ko sa ↓,
d a t ( p ro te in
Cairan sendi: Eksu
PMN ↑)
PENATALAK
SAAN
NSAID (Nonsteroidal Anti- DMARD (Disease-Modifying
Inflammatory Drug) Antirheumatic Drug)
Diberikan sejak awal untuk Digunakan untuk melindungi
menangani nyeri sendi akibat sendi (tulang dan kartilago)
inflamasi. NSAID yang dapat dari proses destruksi oleh
diberikan atara lain: aspirin, Rheumatoid Arthritis. Contoh
ibuprofen, naproksen, obat DMARD yaitu:
piroksikam, dikofenak, dan hidroksiklorokuin,
sebagainya. Namun NSAID metotreksat, sulfasalazine,
tidak melindungi kerusakan garam emas, penisilamin, dan
tulang rawan sendi dan asatioprin. DMARD dapat
tulang dari proses destruksi. diberikan tunggal maupun
kombinasi
Rehabilitasi Terapi ini
Kortikosteroid Diberikan
dimaksudkan untuk
kortikosteroid dosis rendah
meningkatkan kualitas hidup
setara prednison 5-7,5mg/hari
pasien. Caranya dapat dengan
sebagai “bridge” terapi untuk
mengistirahatkan sendi yang
mengurangi keluhan pasien
terlibat melalui 15 pemakaian
sambil menunggu efek
tongkat, pemasangan bidai,
DMARDs yang baru muncul
latihan, dan sebagainya. Setelah
setelah 4-16 minggu.
nyeri berkurang, dapat mulai
dilakukan fisioterapi.
Pembedahan Jika segala pengobatan di atas tidak
memberikan hasil yang diharapkan, maka dapat
dipertimbangkan pembedahan yang bersifat ortopedi,
contohnya sinovektomi, arthrodesis, total hip
replacement, dan sebagainya.
PENCEGA
HAN
Membiasakan berjemur di Melakukan peregangan Menjaga berat badan. Jika
bawah sinar matahari pagi setiap pagi untuk orang semakin gemuk, lutut
untuk mengurangi risiko memperkuat otot sendi. akan bekerja lebih berat
peradangan oleh RA. Oleh Gerakan-gerakan yang untuk menyangga tubuh.
penelitian Nurses Health dapat dilakukan antara Mengontrol berat badan
Study AS yang lain, jongkok-bangun, dengan diet makanan dan
menggunakan 1.314 wanita menarik kaki ke belakang olahraga dapat mengurang
penderita RA didapatkan pantat, ataupun gerakan risiko terjadinya radang
mengalami perbaikan klinis untuk melatih otot lainnya. pada sendi
setelah rutin berjemur di Bila mungkin, aerobik juga
bawah sinar UV-B. dapat dilakukan atau
senam taichi
Memenuhi kebutuhan air
Mengonsumsi makanan tubuh. Cairan synovial Berdasarkan sejumlah
kaya kalsium seperti atau cairan pelumas pada penelitian sebelumnya,
almond, kacang polong, sendi juga terdiri dari air. ditemukan bahwa merokok
jeruk, bayam, buncis, Dengan demikian merupakan faktor risiko
sarden, yoghurt, dan susu diharapkan mengkonsumsi terjadinya RA. Sehingga
skim. Selain itu vitamin air dalam jumlah yang salah satu upaya
A,C, D, E juga sebagai cukup dapat pencegahan RA yang bisa
antioksidan yang mampu memaksimalkan sisem dilakukan masyarakat ialah
mencegah inflamasi akibat bantalan sendi yang tidak menjadi perokok akif
radikal bebas. melumasi antar sendi, maupun pasif
sehingga gesekan bisa
terhindarkan. Konsumsi air
yang disrankan adalah 8
gelas setiap hari
KOMPLIK
ASI
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan
komplikasi yang serius pada RA. Hal ini terjadi karena
penutupan epifisis dini yang sering terjadi pada tulang
dagu, metakarpal dan metatarsal. Kelainan tulang dan sendi
lain dapat pula terjadi, yang tersering adalah ankilosis,
luksasio, dan fraktur. Komplikasi-komplikasi ini terjadi
tergantung berat, lama penyakit dan akibat pengobatan
dengan steroid. Komplikasi yang lain adalah vaskulitis,
ensefalitis. Amiloidosis sekunder dapat terjadi walaupun
jarang dan dapat fatal karena gagal ginjal

Anda mungkin juga menyukai