KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga
(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan sering kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian
B. ETIOLOGI
Gangguan metabolisme.
C. MANIFESTASI KLINIK
penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang
bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat bervariasi.
a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan
b. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada
sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial
c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi
d. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak
tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa
deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. . Pada kaki terdapat
sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari
deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan
ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan) ini dapat juga timbul pada
organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis sics yang merupakan
yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai
pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup,
D. PATOFISIOLOGI
Cedera mikro vascular dan jumlah sel yang mebatasi dinding sinovium
merupakan lesi paling dini pada sinovisis rematoid. Sifat trauma yang menimbulkan
respon ini masih belum diketahui. Kemudian, tampak peningkatan jumlah sel yang
a. Stadium sinovisis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun bergerak,
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas
Reaksi – reaksi aglutinasi : positif pada lebih dari 50% kasus – kasus yang khas
LED : umumnya meningkat pesat (80 – 100 mm/h) mungkin kembali normal
penyebab AR
Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan yang
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal)
Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
panas
Kriteria diagnostik artritis reumatoid adalah terdapat poli artritis yang simetris
yang mengenai sendi – sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang –
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi
adalah :
Kekuatan sendi jari – jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness)
Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang – kurangnya pada satu
sendi
Pembengkakan (oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan) pada salah
Pembengkakan pada salah satu sendi lain sekurang – kurangnya selama 6 minggu
kurangnya 4 minggu
F. PENATALAKSANAAN
penyakit ini
c. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini
d. Termoterapi
Anti inflamasi non steroid (NSAID) contoh : aspirin yang diberikan pada dosis
inflamatory)
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi
keletihan.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis,
3. Integritas ego
4. Makanan/ cairan
5. Hygiene
Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
8. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki.
9. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Terlihat rifleks, dapat tidur / beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai
dengan kemampuan
kontrol nyeri
1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat faktor –
faktor yang mempercepat dan tanda – tanda rasa sakit non verbal.
program
2. Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai
kebutuhan.
R/ : matras yang lembut dan empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang
sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang
bebat, brace.
R/ : mengistirahatkan sendi – sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral.
Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada
sendi.
4. Dorong untuk sering mengubah posisi, bantu untuk bergerak di tempat tidur,
sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak.
5. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada pada waktu
bangun atau pada waktu akan tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres
sendi – sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi
dan sebagainya.
R/ : panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan
kemampuan koping.
interpretasi informasi.
informasi.
R/ : tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri / jaringan lain
5. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada waktu
tidur.
8. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung
9. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi
untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee,
Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton &
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
www.perawatblogger.com./asuhan_keperawatan_rheumatoid_artritis.html
www.askepnurse.blogspot.com/askep_rheumatoid_artritis.mht