Anda di halaman 1dari 17

ASPEK HUKUM KESEHATAN LINGKUNGAN DAN

KESEHATAN KERJA

 
DOSEN PENGAMPU :
 RENI AGUSTINA HARAHAP, SST, M.Kes

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 8

Anjlya Agustin

Dennisafitri

Khairi Rizki

Nasya Eliza Inggit

Raihan Melisa Lubis (0801192051)


 
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULATAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami
sehingga diberikan kemudahan dan dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Masalah Kesehatan”. Tanpa pertolongan- Nya mungkin kami tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik. Sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Dalam penyusunan makalah ini, kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan dan menjadikan makalah ini sebagai
penambah wawasan terhadap materi tersebut. Tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membantu kami dalam
mengerjakan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna,
masih memiliki kekurangan, dan memerlukan perbaikan, namun juga dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun serta bimbingan dari para
dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai manfaat bagi semua
pihak.

Medan, 14 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3. Tujuan Makalah............................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................5
2.1. Definisi Kesehatan Lingkungan....................................................................................5
2.2. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan..................................................................6
2.2.1. Pimpinan Sebagai Penentu Arah............................................................................6
2.2.2. Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi.............................................6
2.2.3. Pimpinan Sebagai Komunikator Yang Efektif........................................................7
2.2.4. Pimpinan Sebagai Mediator...................................................................................7
2.2.5. Pimpinan Sebagai Integrator..................................................................................7
2.3. Kesehatan Lingkungan Dalam Perundang-undangan....................................................8
2.4. Pengertian Kesehatan Kerja..........................................................................................9
2.5. Aspek Hukum Tentang Kesehatan Kerja.....................................................................14
BAB III..................................................................................................................................29
PENUTUP.............................................................................................................................29
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................29
3.2. Saran...........................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah

1. Apa definisi kesehatan lingkungan?


2. Apa saja pengaruh lingkungan terhadap kesehatan?
3. Apa saja kesehatan lingkungan dalam perundang-undangan?
4. Apa definisi kesehatan kerja?
5. Apa saja aspek hukum tentang kesehatan kerja?

1.3. Tujuan Makalah

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Etika Hukum dan Kesehatan, dan dengan dibuatnya makalah ini penulis
sangat mengharapkan makalah ini sangat berguna bagi seluruh pembaca, di
samping itu agar pembaca dapat mengetahui:

1. Apa itu kesehatan lingkungan


2. Untuk mengetahui Apa saja pengaruh lingkungan terhadap kesehatan
3. Untuk mengetahui Apa saja kesehatan lingkungan dalam perundang-
undangan
4. Apa itu kesehatan kerja
5. Untuk mengetahui Apa saja aspek hukum tentang kesehatan kerja

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan menurut PP No. 60 Tahun 2014 adalah upaya


pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor resiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial.1 Sedangkan menurut WHO menyatakan kesehatan
lingkungan merupakan terwujudnya keseimbangan ekologis antara manusia dan
lingkungan yang harus ada, agar manusia menjadi sehat dan sejahtera. Atau bisa
disimpulkan “suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusiadan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia”.2

Kesehatan lingkungan adalah bagian integral dari ilmu kesehatan


masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan manusia dengan
lingkungannya dalam keseimbangan ekologi (Ryadi, 1971). Ilmu kesehatan
lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari dinamika hubungan interaktif
antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan
komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan gangguan
kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk penanggulangannya.
Manusia dan lingkungan alamnya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, keduanya saling berinteraksi satu sama lain dan dalam suatu
lingkungan hidup yang baik akan terjalin interaksi yang harmonis dan seimbang
antar komponen didalam lingkungan hidup. Interaksi manusia dengan lingkungan
hidupnya merupakan suatu proses yang berlangsung secara wajar karena manusia
memerlukan daya dukung dari lingkungan untuk melangsungkan hidupnya,
seperti kebutuhan akan udara, air, makanan, minuman, sandang, papan yang harus
diambil dari lingkungan.3

1
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Depok: KENCANA, 2017), hlm.5.
2
Rasidin Calundu, Manajemen Kesehatan, (Makassar: CV SAH MEDIA, 2018) hlm.48
3
Mbina Pinem, “Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Kepala Keluarga bagi Kesehatan
Lingkungan Masyarakat”. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik. Vol 4 No. 1, 2016, hal.98.

5
2.2. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan

Dilihat dari segi ilmu kesehatan lingkungan, penyakit terjadi karena


adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Interaksi manusia
dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses, hal ini disebabkan karena
manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan
hidupnya. Akan tetapi, dalam proses interaksi manusia dengan lingkungannya ini
tidak selalu mendapat keuntungan, kadang-kadang manusia mendapat kerugian.
Jadi, didalam lingkungan terdapat faktor-faktor yang menguntungkan manusia
(eugenik), ada pula yang merugikan manusia (disgenik).

Usaha-usaha di bidang kesehatan lingkungan ditujukan untuk


meningkatkan daya guna faktor menguntungkan dan mengurangi peran atau
mengendalikan faktor yang merugikan. Secara naluriah manusia memang tidak
dapat menerima kehadiran faktor disgenik didalam lingkungan hidupnya, oleh
karenanya is selalu berusaha untuk memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai
dengan kemampuannya.

Untuk mengetahui pentingnya lingkungan terhadap kesehatan, telah


dibuktikan oleh WHO yang melakukan penyelidikan diseluruh dunia dan
didapatkan hasil bahwa angka kematian (mortality), angka kesakitan (morbidity)
yang tinggi serta seringnya terjadi epidemi, terdapat di tempat dengan lingkungan
yang buruk yaitu tempat dimana terdapat banyak lalat, nyamuk, pembuangan
kotoran dan sampah yang tidak teratur, air rumah tangga dan perumahan yang
buruk serta keadaan sosial ekonomi rendah, Sebaliknya, ditempat yang kondisi
lingkungannya baik, angka kematian dan kesakitan juga rendah.

Patogenesis penyakit dalam perspektif Iingkungan dan variabel


kependudukan dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini: Gambar . Diagram
Skematik Patogenesis Penyakit Dengan mengacu pada gambar tersebut,
patogenesis atau proses kejadian penyakit dapat diuraikan ke dalam 4 simpul,
yakni simpul 1, kita sebut sebagai sumber penyakit, simpul 2 yaitu komponen
Iingkungan yang merupakan media transmisi penyakit, simpul 3 yaitu penduduk
dengan berbagai variabel kependudukan seperti pendidikan perilaku, kepadatan,

6
jender, sedangkan simpul 4 yaitu penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit
setelah mengalami interaksi atau exposure dengan komponen Iingkungan yang
mengandung bibit penyakit atau agent penyakit. Titik simpul pada dasarnya
menuntun kita sebagai simpul manajemen. Untuk mencegah penyakit tertentu,
tidak perlu menunggu hingga simpul 4 terjadi. Dengan mengendalikan sumber
penyakit kita dapat mencegah sebuah proses kejiadian hingga simpul 3 atau 4. 4

Status kesehatan seseorang atau suatu komunitas masyarakat merupakan


hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor ekternal
manusia. ( HL. Blum). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis.
Sedangkan faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor seperti sosial, budaya,
masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya5.

Kesehatan lingkungan merujuk pada karateristik kondisi lingkungan yang


mengganggu kesehatan, terutama aspek :

 Gaya Hidup : Miras, rokok, narkoba, makanan berlemak, dsb.


 Bahan toksik : Miikroogranisme, patogen, logam berat, B3, dsb.
 Bahaya fisik : kebisingan, sinar ultraviolet, debu di udara.
 Keadaan lainnya seperti kondisi tropis, adat kebiasaan yang tidak sejalan
dengan kesehatan.

Adapun tingkat perhatian terhadap kesehatan lingkungan seperti Bare


survival yang artinya pengendalian wabah utama dan pengendalian minimal
sanitasi minuman dan makanan. Control Disease and Injury artinya pengendalian
penyakit endemis, gizi, dan luka. Efficient Performance artinya diet yang bagus,
pemeliharaan lingkungan.Comfort artinya kepuasaan lingkungan, estetika dan
kenyamanan hidup.Human survival artinya kelangsungan hidup species manusia6.

4
Agustina Reni , 2017, Etika dan Hukum Kesehatan, (Medan: Raja Grafindo Persadawali), hal. 126
5
Blum L. Hendrik, 2006, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia, (Jakarta: Promosi
Kesehatan Departemen Kesehatan RI), hal. 8
6
Keman Soedjajadi, 2015, Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan, (Surabaya: Universitas
Airlangga), hal. 4

7
Adapun sumber perubahan terhadap lingkungan yaitu aktivitas manusia
terutama pada pembangunan industri, transportasi dan pemukiman menghasilkan
limbah menurunkan kualitas lingkungan. Selain itu ada juga aktivitas ala, dimana
letusan gunung berapi, banjir, badai, gempa, bumi merubah kualitas air, udara,
tanah, makanan , vektor, ataupun manusia itu sendiri. Selanjutnya yaitu komponen
lingkungan bertindak sebagai media atau perantara terjadinya penyakit di
masyarakat7.

2.3. Kesehatan Lingkungan Dalam Perundang-undangan

Sebelum Undang-undang Kesehatan diberlakukan, telah ada dua Undang-


undang yang secara khusus mengatur tentang kesehatan lingkungan yaitu,
Undang-undang Nomor 11 tahun 1962 tentang Higiene dan Usaha-usaha Bagi
Umum serta Undangundang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Higiene.

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 962 tentang Higiene dan Usaha-Usaha


Bagi Umum

Undang-undang ini menjelaskan tentang pentingnya memelihara


derajat kesehatan masyarakat. Higiene dalam Undang-undang ini meliputi:

a. Hygiene air,susu, makanan dan minuman untuk konsumsi bagi


umum, perlu diawasi mutu kesehatannya, tidak mengandung
kuman penyakit, zat-zat racun dan sebagainya.
b. Hygiene perusahaanperusahaan dan lingkungannya perlu
memenuhi syaratsyarat kesehatan, seperti ventilasi, kebersihan dan
sebagainya.
c. Hygiene bangunan-bangunan umum, seperti stasiun, pelabuhan,
bioskop, sekolaj, dan lain-lain harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan, seperti ventilasi, kebersihan, dan sebagainya.
d. Hygiene tempat pemandian umum, harus bersih dan sehat serta
aman terhadap penyebaran penyakit menular.
e. Hygiene alat-alat pengangkutan umum sf perti kereta api, bus,
kapal, dan pesawat terbang perlu memenuhi syaratsyarat kesehatan.

7
Ibid. hal. 7

8
f. Dan lainnya diatur Menteri Kesehatan.

Dalam Undang-undang Higiene tahun 1962 ini juga telah


dicantumkan sanksi hukum pidana bagi yang melanggarnya berupa pidana
dan kurungan dan atau denda.

2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Higiene


Di dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Higiene
dijelaskan istilah hygiene dugunakan untuk mencakup seluruh usaha
manusia ataupun masyarakat yang perlu dijalankan guna mempertahankan
dan mengembangkan kesejahteraan di dalam Iingkungannya yang bersifat
badan dan jiwa ataupun sosial. Dalam undang-undang ini dicantumkan
usaha bidang higiene dan pelaksanaan usaha dimana ketentauannya
sebagai berikut:
a. Masyarakat harus mengerti dan sadar akan pentingnya keadaan
yang sehat, balk kesehatan pribadi, maupun kesehatan masyarakat.
b. Pemerintah harus memberikan pelayanan di bidang kesehatan bagi
masyarakat.
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Di dalam Undang-undang ini dijelaskan bahwa kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologis yang dnamis antara manusia dan lingkungan untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan
bahagia.
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 kesehatan berupaya
menghimpun ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan menjadi satu dalam satu Undang-undang. Kesehatan
lingkungan masuk dalam BAB mengenai upaya kesehatan. Pasal 22
menyatakan tentang kesehatan lingkungan sebagai berikut:

9
a. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum,
lingkungan pemukiman, lingkungan kerja angkutan umum dan
lingkungan lainnya.
b. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara,
pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan
kebisingan, pengendalian vector penyakit dan penyehatan atau
pengamanan lainnya.
c. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar
pelayanan.
Untuk mencapai kesehatan masyarakat yang optimal, perlu
ditingkatkan sanitasi lingkungan, balk pada lingkungan tempatnya maupun
terhadap wujud atau bentuk substansinya yang berupa fisik, kimiawi, atau
biologic, termasuk perubahan perilaku.
Mengenai tempat umum dimaksud antara lain hotel, pasar,
pertokoan, pasar swalayan, mal dan bioskop. Demikian pula lingkungan
kerja, lingkungan pemukiman dan angkutan umum sama saja seperti yang
diatur pada undang-undang kesehatan atau hygiene yang sama.
Penyehatan air dan udara untuk meningkatkan kualitas, termasuk
penekanan pada masalah polusi. Pengamanan ditujukan untuk limbah
padat, cair dan gas serta pengamanan dan penetapan standar penggunaan
alat yang menghasilkan radioaktif, gelombang elektromagnetik, listrik
tegangan tinggi, sinar infra merah dan ultra violet. Selain itu pengamanan
terhadap ambang batas bising yang dapat mengganggu kesehatan di
pabrik-pabrik serta pengendalian vector penyakit dari binatang pembawa
penyakit seperti serangga dan binatang pembawa penyakit seperti serangga
dan binatang pengerat.
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
Tidak seperti pada Undang-undang kesehatan sebelumnyE yang
memasukan kesehatan pada BAB upaya kesehatan. Pada Undang-undang
Nomor 36 tahun 2009 memasukan kesehatan lingkungan pada BAB
tersendiri. Pada Pasal 163 ayat (3) disebutkan bahwa lingkungan sehat

10
adalah lingkungan yang terbebas dari unsur-unsur yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. Limbah cair
b. Limbah padat
c. Limbah gas
d. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan pemerintah
e. Binatang pembawa penyakit
f. Zat kimia yang berbahaya
g. Kebisingan yang melebihi ambang batas
h. Radiasi sinar pengion dan non-pengion
i. Air yang tercemar
j. Udara yang tercemar
k. Makanan yang terkontaminasi
Lebih lanjut pada Pasal 163 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa cakupan lingkungan
sehat, antara lain:
a. Lingkungan pemukinan
b. Tempat kerja
c. Tempat rekreasi
d. Tempat dan fasilitas umum
Adapun ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan
lingkungan dan proses pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dan ayat (3), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

2.4. Definisi Kesehatan Kerja

2.5. Aspek Hukum Tentang Kesehatan Kerja

Penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam


perusahaan akan seialu terkait dengan landasan hukum penerapan program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu sendiri. Landasan hukum tersebut

11
memberikan kebijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) harus diterapkan. Sumber -sumber hukum
yang menjadi dasar penerapan program keselamatan dan kesehata kerja (K3) di
Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Undang - Undang No, 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Diberilakukan pada tanggai 12 januari 1970 yang memuat berbagai


persyaratan tentang keselamtan kerja. Dalam undang - undang ini, ditetapkan
mengenai kewajiban pengusaha, kewajiban dan hak tenaga kerja serta syarat-
syarat keselamtan kerja yang harus dipenuhi oleh organisasi.

2. Undang — Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja :

Dalam perundangan mengenai ketenagakerjaan ini salah satunya memuat


tentang kelamatan kerja yaitu :

a) Pasal 86 menyebutkan bahwa setiap organisasi wajib menerapkan upaya


keselamtan dan kesehatan kerja (K3) untuk melindungi keselamtan tenaga
kerja.
b) Pasal 87 mewajibkan setiap organisasi melaksanakan sistem manajemen
K3 yang terintegrasi dengan manajemen organisasi Iainya.
3. Undang — Undang No. 8 Tahun 1998 Tentang Pelindungan Konsumen:

Pada pasal 2 menyebutkan bahwa pelindungan konsumen berdasarkan


manfaat, keadilan, kesinambangan, keamanan dan keselamatan konsumen.
Selanjutnya pasal 4 menyebutkan mengenai hak konsumen antara lin hak atas
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkomsumsi barang dan jasa.
Di dalam perundangan ini terkandung aspek keselamtan konsumen (consumer
safety) dan keselamatan produk (product safely).

4. Undang — Undang No 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja


(Jamsostek)

Undang-Undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja


(jamsostek) dimaksudkan untuk mengantikan Undang-Undang No. 2 tahun 1951

12
tentang pernyataan belakunya undang — undang (UU) kecelakaan No. 33 tahun
1947 dan peraturan pemerintah No. 33 tahun 1977 tentang asuransi sosial tenaga
kerja (Astek).

5. Undang — Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Khusnya Pada


Pasal 23

Dinyatakan bahwa keselamatan kerja (K3) diselenggarakan untuk


mewujudkan produktivitas kerja yang optimal yang meliputi pelayanan kesehatan
kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.

6. Undang —Undang Higiene Perusahan No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan


Konvesi ILO No. 120 : Mengenai higine dalam peniagaan dan kantor — kantor
mulai sejak diundangkan pada tanggal 25 Februari 1961.

7. Undang — Undang Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2003 :


Tentang pengesahan konvensi ILO Nomor 81 mengenai pengawasan
ketenagakerjaan dalam industry dan perdagangan dimaksudkan untuk dapat
melaksanakan pengawasan ketenagakerjaan secara efektif sesuai standar yang
ditetapkan oleh International Lobour Organization (ILO).

8. Undang — Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung: Gedung


memuat aspek keselamatan bangunan (building safety) antara lain :

a) Pasal 16 : Persyaratan keadalan bangunan gedung meliputi persyaratan


keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.
b) Pasal 17 : Persyaratan keselamtan bangunan gedung sebagai mana
meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung
beban muatan, serta kemapuan bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahya kebakaraan dan bahaya petir.
c) Pasal 21 : Persyaratan kesehatan bangunan gedungmeliputi persyaratan
sistem penghawaan, pencahyaan, sanitasi, dan penggunaan bahan
bangunan gedung.

13
9. Undang - Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 : Dalam undang - undang No.
36 tahun 2009 tentang Kesehatan, telah diatur dalam BAB tersendiri yaitu pada
pasal pasal 164- 66, yang berisi sebagai berikut :

a) Upaya kesehatan kerja ditunjukan untuk melindungi pekerja agar hidup


sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh perkerjaan.
b) Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja yang diatur
oleh ketentuan yang berlaku dan menjamin lingkungan kerja yang sehat
serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja.
c) Pengelolahan tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya
kesehatan melalui pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan
magi tenaga kerja.
d) Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada perusahaan/instansi,
hasil pemeriksaan kesehatan secara fisik dan mental digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
e) Majikan atau pengusaha wajib menjamin kesehatan perkerja melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan, dan pemulihan serta wajib
menanggung seluruh biaya pemeliharan, dan kesehatan kerja.
f) Pemerintah memberikan dorongan dan bantuan untuk perlindungan
pekerja.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

15
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Arif. 2017. Kesehatan Lingkungan. Depok. Kencana.

Calundu, Rasidin. 2018. Manajemen Kesehatan. Makassar. CV SAH MEDIA.

Pinem, Mbina. 2016. Pengaruh Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Kepala Keluarga
bagi Kesehatan Lingkungan Masyarakat”. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik,
4(1), 98.

Agustina Reni. 2017. Etika dan Hukum Kesehatan. Medan. Raja Grafindo
Persadawali.

Blum L. Hendrik. 2006. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia. Jakarta.
Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Keman Soedjajadi. 2015. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan. Surabaya.


Universitas Airlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai