KEPERAWATAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT DALAM KOMUNITAS
KESEHATAN WANITA DAN PRIA
DOSEN PEMBIMBING :
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Komunitas II, dengan judul “Asuhan keperawatan
Agregat dalam Komunitas : Kesehatan Wanita dan Pria” Walaupun mungkin secara penilaian
makalah ini masih belum sempurna, tetapi kami akan terus berusaha untuk semakin
memperbaikinya. Dalam kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ns. Dwin Seprian, M.Kep Selaku dosen pengajar mata kuliah Keperawatan
Komunitas II.
2. Kepada teman-teman yang selalu mendukung dan membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
3. Dan Kepada kedua orang tua kami, yang selalu mendoakan kami dalam segala hal
apapun.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terutama didunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang............................................................................
B. Tujuan Penulisan.........................................................................
C. Metode Penulisan........................................................................
D. Sistematika Penulisan..................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode penulisan
D. Ruang lingkup penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
e. Manifestasi Klinis
Banyak orang yang memiliki hipertensi tidak menunjukkan gejala pada
awalnya. Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan tidak ada kelainan kecuali
tekanan darah tinggi, jadi setiap orang harus dapat mengenali gejala hipertensi di
awal, diantaranya (Hanim,2019) :
a. Sakit kepala.
Sel darah merah yang membawa oksigen mengalami kesulitan mencapai
otak karena pembuluh yang menyempit, menyebabkan sakit kepala.
Kadang disertai mual munta akibat peningkatan intracranial.
b. Pusing terjadi karena konsentrasi oksigen yang rendah yang mencapai
otak.
c. Sakit dada. Nyeri dada terjadi karena kadar oksigen yang menurun.
d. Penglihatan kabur. Penglihatan kabur dapat terjadi kemudian karena
terlalu banyak penyempitan pada pembuluh darah mata sehingga sel darah
merah yang membawa oksigen tidak dapat melewati.
e. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
f. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
g. Gejala lainnya yaitu keluaran darah dari hidung secra tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain-lain.
f. Faktor risiko
Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko independen utuk penyakit
kronis salah satunya hipertensi, dan secara keseluruhan diperkirakan
menyebabkan kematian secara global (WHO,2016)
Hipertensi berkaitan dengan jenis kelamin laki-laki dan usia.namun, pada usia tua,
risiko hipertensi meningkat tajam perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Hipertensi berkaitan dengan indeks massa tubuh (IMT). Laki-laki dengan obesitas
lebih mempunyai risiko hipertensi lebih besar dibandingkan dengan berat badan
sama (Budi S.Pikir, 2015).
g. Komplikasi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit jantung yang bias berdampak
pada kematian.Menurut data di WHO,diperkirakan sebanyak 7,5 juta penduduk di
dunia meninggal akibat hipertensi atau sekitar 12,8% kematian terjadi akibat
hipertensi.
Seorang dengan hipertensi dapat mengalami komplikasi antara lain:
Serangan Jantung
Stroke
Chronic Heart Failure (CHF)
Chronic Renal Failure (CRF)
Serangan jantung dapat di sebabkan oleh hipertensi. Sebesar 70%
penderita serangan jantung merupakan penderita yang sebelumnnya
mempunyai riwayat hipertensi. Begitu juga dengan stroke.Sebesar 80%
penderita stroke mempunyai riwayat hipertensi.
Peningkatan tekanan darah akan menyebabkan pembuluh darah
menjadi menyempit sehingga aliran darah yang menuju ke jantung
menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan nyeri dada,serangan jantung
maupun gagal jantung.Serangan jantung terjadi akibat suplai oksigen yang
di perlukan untuk kehidupan di jantung berkurang. Sedangkan gagal
jantung merupakan kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam
menjalankan fungsinya untuk memompa darah keseluruh tubuh.
Selain itu hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
otak akibat aneurisme ataupun stroke. Peningkatan tekanan darah
menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah sehingga menimbulkan
munculnya aneurisme. Peningkatan tekanan darah yang tinggi berpotensi
untuk terjadinya rupture aneurisme sehingga hal inilah yang menurunkan
aliran darah dan oksigen ke otak sehingga penderita akan mengalami
stroke.
2. Kanker Payudara
a. Definisi Kanker Payudara
Karsinoma mamae adalah kanker pada jaringan payudara (Irianto, 2015).
Karsinoma mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mamae
dimana sel abnormal timnul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Nurarif &Kusuma, 2013 ).
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel
normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah
(Nurarif, 2015). Kanker payudara adalah suatu tumor (maligna) yang berkembang
dari selsel di payudara. Biasanya kanker payudara tumbuh di lobulus yaitu
kelenjar yang memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu yaitu
saluran yang menghubungkan lobulus ke puting susu. Kanker payudara tumbuh
dan berkembang dengan cepat tanpa terkoordinasi di dalam jaringan dan
menyebar ke pembuluh darah (Putra, 2015).
a. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat
beberapa faktor genetik. Kanker payudara memeperlihatkan proliferasi keganasan
sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya
terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian
berlanjut menjadi karsinoma insitu dan sel menjadi massa. Hormon steroid yang
dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker payudara
(estradiol dan progesteron mengalami perubahan dalam lingkungan seluler)
(NANDA,2015).
b. Faktor risiko
Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker payudra
terbagi menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor
resiko tidak dapat diubah. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
1) Faktor risiko yang dapat diubah
a) Obesitas Obesetitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh
kelebihan lemak dalam tubuh. Jaringan lemak dalam tubuh
merupakan sumber utama estrogen, jadi jika memiliki jaringan
lemak lebih banyak berarti memiliki estrogen lebih tinggi yang
meningkatkan risiko kanker payudara.
b) Pecandu alkohol Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar
darah didalam insulin darah, seperti faktor pertumbuhan atau
insulin like growth factors (IGFs) dan estrogen. Oleh karena itu
alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
c) Perokok berat Rokok merupakan salah satu faktor risiko kanker
payudara pada perempuan, rokok mengandung zat-zat kimia yang
dapat mempengaruhi organ – organ tubuh. Menurut penelitian
WHO menyatakan setiap jam tembakau rokok membunuh 560
oranng di seluruh Dunia. Kematian tersebut tidak terlepas dari
3800 zat kimia yang sebagian besar merupakan racun dan
karsinogen (zat pemicu kanker).
d) Stres Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena
stres pisikologi yang berat dan terus menerus dapat melemahkan
daya tahan tubuh dan penyakit fisik dapat mudah menyerang.
e) Terpapar zat karsinogen Zat karsinogen di antaranya yaitu zat
kimia, radiasi, dan pembakaran asap tembakau. Zat karsinogen
dapat memicu tumbuhnya sel kanker payudara (Depkes, 2015).
2) Faktor risiko yang tidak dapat diubah
a) Faktor genetik atau keturunan Kanker payudara sering dikatakan
penyakit turun temurun, ada dua gen yang dapat mewarisi kanker
payudara maupun ovarium yaitu gen BRCA1 (Brest Care
Susceptibility Gene 1) dan BRCA2 (Brest Care Susceptibility
Gene 2) yang terlibat dari perbaikan DNA (Deoxyribo Nucleic
Acid). Kedua gen ini hanya mencapai 5% dari kanker payudara,
jika pasien memiliki riwayat kelurga kanker payudara uji gen
BRCA dapat dilakukan. Jika memiliki salah satu atau kedua gen
BRCA1 dan BRCA2 risiko terkena kanker payudara akan
meningkat, BRCA1 berisiko lebih tinggi kemungkinan 60%-85%
berisko kanker payudara sedangkan BRCA2 berisiko 40% - 60%
berisiko kanker payudara.
b) Faktor seks atau jenis kelamin Perempuan memiliki risiko lebih
besar mengalami kanker payudara, tetapi laki-laki juga dapat
terserang kanker payudara. Hal ini disebabkan laki-laki memiliki
lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron yang dapat memicu
pertumbuhan sel kanker, selain itu payudara laki-laki sebagian
besar adalah lemak, bukan kelenjar seperti perempuan.
c) Faktor usia Faktor risiko usia dapat menentukan seberapa besar
risko kanker payudara. presentase risiko kanker payudara menurut
usia yaitu, dari usia 30-39 tahun berisiko 1 dari 233 perempuan
atau 0,43%, usia 40-49 tahun berisiko 1 dari 69 perempuan atau
1,4%, usia 50-59 tahun berisiko 1 dari 38 perempuan atau 2,6%,
usia 60-69 tahun berisiko 1 dari 27 perempuan atau 3,7%. Jadi,
Semakin tua usia seseorang kemungkinan terjadinya kanker
payudara semakin tinggi karena kerusakan genetik (mutasi)
semakin meningkat dan kemampuan untuk beregenerasi sel
menurun.
d) Riwayat kehamilan. Perempuan yang belum pernah hamil
(nullipara) memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi.
Pertumbuhan sel payudara pada usia remaja bersifat imatur (belum
matang) dan sangat aktif. Sel payudara yang imatur lebih rentan
mengalami mutasi sel yang abnormal, ketika seseorang hamil akan
mengalami kematuran sel pada payudaranya dan menurunkan
risiko kanker payudara.
e) Riwayat menstruasi Perempuan yang mendapatkan menstruasi
pertama kali sebelum umur 12 tahun (menarche dini) berisiko 2-4
kali lebih tinggi terkena kanker payudara. Risiko yang sama juga
dimiliki perempuan yang menopause pada usia di atas 55 tahun.
Setelah wanita menstruasi akan mengalami perubahan bentuk
tubuh tidak terkecualai payudara, payudara akan mulai tumbuh dan
terdapat hormon yang dapat memicu pertumbuhan sel abnormal.
f) Riwayat menyusui Perempuan yang menyusui anaknya, terutama
selama lebih dari satu tahun, berisiko lebih kecil menderita kanker
payudara. Selama menyusui, sel payudara menjadi lebih matang
(matur). Dengan menyusui mentruasi akan mengalami penundaan.
Hal ini akan mengurangi paparan hormon estrogen terhadap tubuh
sehingga menurunkan risiko kanker payudara.
c. Klasifikasi
Stadium kanker penting untuk panduan pengobatab, follow up dan menentukan
prognosis.
1) Stadium 0 : kanker insitu dimana del kanker berada pada tempatnya
didalam jaringan payudara normal
2) Stadium I : tumor dengan garis tenga kurang 2 cm dan belum menyebar ke
luar payudara
3) Stadium IIA : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang 2 cm
tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
4) Stadium IIB : tumor dengan garis tengah lebih besr dari 5 cm dan belum
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah
2- 5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
5) Stadium III A: tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah
menyebar kekelenjar getahbening ketiak disertai perlengketan satu sama
lain atau perlengketan ke struktur lainnya atau tumor dengan garis tengah
lebih dari dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
6) Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara yaitu kedalam
kulit payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah
bening didalam dinding dada dan tulang dada.
7) Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding
dada misalnya ke hati, tulang atau paru-paru. (Pudiastuti,2011).
d. manifestasi klinis
Kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita
merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Gejala yang
mungkin dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Keluhan
baru muncul bila penyakitnya sudah lanjut (kemenkes, 2018) . beberapa keluhan
yaitu :
a. Benjolan
Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan.
Semakin lama benjolan terseebut semakin membesar dan mengeras serta
bentuknya tidak beraturan.
b. Perubahan kulit pada payudara
1) Kulit tertarik (skin dimpling)
2) Benjolan yang dapat dilihat (visible lump)
3) Gambaran kulit jeruk (peu d’orange)
4) Eritema
5) Ulkus
c. Kelainan pada putting
1) Putting tertarik (nipple retraction)
2) Eksema
3) Cairan pada putting (nipple discharge)
e. pemeriksaan penujang
Pemeriksaan penunjang dapat berupa pemeriksaan
radiodiagnostik/imaging dilakukan untuk diagnostic dengan menggunakan USG
(ultrasonografi) payudara dan mammografi dan untuk menentukan stadium
dengan menggunakan foto thoraks, USG abdomen dan scan tulang. Selain itu
dapat juga dilakukan pemeriksaan hispatologik yang diambil melalui biopsy
untuk tumor < 2cm dan biopsy jarum halus (BJAH).pemeriksaan laboratorium
dan Hispatologik yang dilakukan berupa pemeriksaan darah rutin dan darah yang
sesuai dengan perkiraan metastase. Pemeriksaan reseptor ER dan PR juga perlu
dilakukan. Pemeriksaan tumor marker juga harus dilakukan untuk follow up.
(Pipit Festi, 2021)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
WHO. What Is Breast Cancer? 2016 [Diakses pada tanggal 23 Februari 2017]. Available
from:http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-what-isbreast-cancer. 2.
Kemenkes RI. Situasi Penyakit Kanker. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan 2015.
American Cancer Society. Breast cancer2011 Diakses pada tanggal 4 Mei 2016. Available from:
http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/index.
Global Burden Cancer 2012 : Estimated Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012
[Internet]. IARC. 2012
Perry CS, Otero JC, Palmer JL, Gross AS. Risk Factors for Breast Cancer in East Asian Women Relative to
Women in the West. Asia-Pacific Journal of Clinical Oncology. 2009;5(4).
Potter, Perry. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. 4 ed. Jakarta: EGC; 2005