Dosen Pembimbing:
Ns. Mimi Amaludin, M.Kep
Di Susun Oleh :
Riki saputra
821171016
Jam Istirahat
No Jam TTD TTD
Hari/Tgl Datan Masu
. Pulang Keluar Mahasiswa Preseptor
g k
1. Senin, 21-12-2020 08:00 10:00 10:00 -
2. Selasa, 15-12-2020 10:00 12:00 12:00 -
3. Rabu, 16-12-2020 13:00 15:00 15.00 -
4. Kamis, 17-12-2020 Libur -
5. Jum’at,18-12-2020 Libur
6. Sabtu, 19-12-2020 Libur
Catatan:
• Waktu istirahat sebaiknya dilakukan didalam area RS
• Mahasiswa tidak diijinkan meninggalkan RS selama waktu istirahat
• Perbanyak sesuai lamanya waktu setiap stase
LOGBOOK KEGIATAN HARIAN
MAHASISWA PARA
HARI/
NO MATERI/ RUANG F
TANGGAL/ NAMA
. BIMBINGAN AN PARAF DOSE
WAKTU MAHASISWA N/CI
FORMAT PENILAIAN
SIKAP PROFESIONAL KOMPREHENSIF II
NILAI 1 s.d 4
No. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
1 Disiplin : datang-pulang, mengumpulkan tugas tepat waktu
2 Kejujuran : bicara/berkata benar/sesuai dengan kenyataan
Tanggung jawab : mengerjakan tugas yang diberikan secara
3
tuntasdan sesuai standar yang ada
4 Sabar : emosi terkendali dalam berbagai situasi
Caring : peduli dengan klien, teman sejawat, pembimbing dan
5
orang lain disekitarnya
Penampilan : Uniform lengkap, bersih, rapi, percaya diri/tidak
6
ragu,sopan, ingin tahu
Kreatif : mencari pendekatan berbeda bila intervensinya tidak
7
Berhasil
8 Rendah hati : tidak malu bertanya bila membutuhkan informasi
Tekun : mencari fakta yang dirasanya belum lengkap untuk
9
menyelesaikan masalah
…………....................................
INSTRUMEN PENILAIAN PENDOKUMENTASIAN LAPORAN
Nama mahasiswa :
NIM :
Ruangan :
Skor
Komponen yang dinilai penilaian
1 2 3 4
A Laporan pendahuluan(40%)
1. Kesesuaian sistematika penulisan
2. Kesesuaian LP dengan masalah klien
3. Ketepatan rumusan mekanisme terjadinya masalah
4. Kebenaran rumusan pathway
5. Kelengkapan diagnose keperawatan
6. Ketepatan rumusan tujuan dan criteria hasil
7. Ketepatan rumusan tindakan keperawatan dan rasionalnya
8. Rujukan daftar pustaka mutakhir
Total skor
Total Skor
Nilai= x 100
32
B Laporan askep kasus kelolaan(60%)
1. Kesesuaian sistematika penulisan
2. Kelengkapan pengkajian data dasar
3. Ketepatan identifikasi data fokus
4. Ketepatan analisis data
5. Ketepatan rumusan pathway
6. Ketepatan dan kesesuaian rumusan diagnose kep dengan kasus
7. Ketepatan penentuan prioritas diagnose keperawatan
8. Ketepatan rumusan tujuan dan criteria hasil
9. Ketepatan rumusan focus intervensi dan rasionalnya
10. Ketepatan pendokumentasi
11. Ketepatan analisa respon perkembangan
12. Merumuskan rencana tindak lanjut
Total skor
Total Skor
Nilai= x 100
48
Paraf dan nama penilai
Keterangan:
1; KURANG,
2; CUKUP,
3; BAIK,
4; SANGAT BAIK
Nilai Akhir =( Ax 20 % )+ ( Bx 20 % ) + ( Cx 60 % )
…………...................................
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1) Adanya nyeri
P = paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri): Tidak terkaji
Q = qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta deskripsi
sifat nyeri yang dirasakan: Tidak terkaji
R = region/tempat (lokasi sumber & penyebarannya): Tidak terkaji
S = severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10): Tidak terkaji
T = time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya): Tidak terkaji
Rasa ingin pingsan/pusing ( ) tidak ada () ada Jelaskan
2) Sakit kepala : lokasi nyeri Tidak terkaji
Frekuensi: Tidak terkaji
4) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi): Tidak terkaji
5) Kejang () tidak ada ( ) ada Jelaskan
Cara mengatasi:
6) Mata : penurunan penglihatan () tidak ada ( ) ada, jelaskan
7) Pendengaran : penurunan pendengaran () tidak ada ( ) ada
Jelaskan
8) Epistaksis : () tidak ada ( ) ada Jelaskan
b. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : () composmentis, ( ) apatis. ( )somnolen, ( ) spoor, ( ) koma
2) Skala koma glasgow (gcs) : respon membuka mata (e) 4 Respon motorik (m)
6 respon verbal 5
3) Terorientasi/disorientasi : waktu Tidak terkaji. tempat Tidak terkaji Orang
Tidak terkaji
4) Persepsi sensori : ilusi Tidak terkaji halusinasi Tidak terkaji Delusi Tidak
terkaji afek Tidak terkaji jelaskan :
5) Memori: Ingatan baik saat ini Masa lalu: ingatan baik
6) Alat bantu penglihatan/pendengaran () tidak ada ( ) ada, sebutkan
7) Reaksi pupil terhadap cahaya : ka/ki Miosis Ukuran pupil normal: 2-4 mm
8) Fascial drop: postur Reflek Tidak terkaji
9) Penampilan umum tampak kesakitan : () tidak ada () ada, menjaga area sakit
Respon emosional: Tidak terkaji
9. Keamanan
a. Gejala (subyektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik): Tidak terkaji
2) Obat-obatan : Tidak terkaji
3) Makanan : Tidak terkaji
4) Faktor lingkungan :
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : () tidak ada ( ) ada, jelaskan
2) Riwayat transfusi darah; Tidak terkaji, riwayat adanya reaksi transfusi
5) Kerusakan penglihatan, pendengaran : () tidak ada ( ) ada, sebutkan
6) Riwayat cidera () tidak ada ( ) ada, sebutkan.
7) Riwayat kejang () tidak ada ( ) ada, sebutkan
b. Tanda (objektif)
1) Suhu tubuh: 36,8 ( n o r m a l 36,5-37,50C) diaforesis Tidak terkaji
2) Integritas jaringan Tidak terkaji
3) Jaringan parut () tidak ada ( ) ada, jelaskan
4) Kemerahan pucat () tidak ada () ada, jelaskan pucat pada kunjungtiva
dan kuku
5) Adanya luka : luas Tidak terkaji kedalaman :Tidak terkaji
6) Drainase prulen : tidak terkaji, Peningkatan nyeri pada luka: Tidak terkaji
7) Ekimosis/tanda perdarahan lain : tidak terkaji
8) Faktor resiko : terpasang alat invasive ( ) tidak ada (v) ada, jelaskan karena
sesak napas akan diberika pemasangan atau pemberian oksigenasi
9) Gangguan keseimbangan ( ) tidak ada () ada, jelaskan: karena pasien
tidak bisa banyak beraktivitas bisa sesak resiko hilang kesadaran
10) Kekuatan umum tonus otot: Tidak terkaji Parese atau paralisa
10. Seksual dan reproduksi
a. Gejala (subyektif)
1) Pemahaman terhadap fungsi seksual: Tidak terkaji
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi ( fertilitas, libido,
ereksi, menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi atau kondisi sakit):
Tidak terkaji
3) Permasalahan selama aktivitas seksual () tidak ada ( ) ada, jelaskan:
4) Pengkajian pada laki-laki : raba pada penis Tidak terkaji Gangguan prostat :
Tidak terkaji
5) Pengkajian pada perempuan
a) Riwayat menstruasi (keturunan, keluhan): Tidak terkaji
b) Riwayat kehamila: Tidak terkaji
c) Riwayat pemeriksaan ginekologi misal pap smear: Tidak terkaji
b. Tanda (obyektif)
1) Pemeriksaan payudara/penis/testis: Tidak terkaji
2) Kutil genital, lesi : Tidak terkaji
11. Persepsi diri, konsep diri dan mekanisme koping
a. Gejala (subyektif)
1) Faktor stress: Tidak terkaji
2) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan (sendiri atau dibantu):
Dibantu dengan membawa kerumah sakit yang dibantu keluarga
3) Yang dilakukan jika menghadapi suatu masalah (misalnya memecahkan masalah,
mencari pertolongan/berbicara dengan orang lain, makan, tidur, minum obat-
obatan, marah, diam, dll): Mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan
4) Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang: Berusaha berobat ke RS
Bari
5) Perasaan cemas/takut : ( ) tidak ada () ada, jelaskan: Karena sakit yang
dialaminya menimbulkan sesak napas hingga pembekakan pada tungkai
6) Perasaan ketidakberdayaan ( ) tidak ada () ada, jelaskan: Tidak bisa
melakukan banyak beraktivitas karena dapat memperberat sesak napas
7) Perasaan keputusasaan () tidak ada ( ) ada, jelaskan
8) Konsep diri
1) Citra diri: Tidak terkaji
2) Ideal diri : Tidak terkaji
3) Harga diri : Tidak terkaji Ada/tidak perasaan akan perubahan identitas :
Tidak terkaji
4) Konflik dalam peran : Tidak terkaji
b. Tanda (obyektif)
1) Status emosional : ( ) tenang, () gelisah, () marah, () takut, () mudah
tersinggung
2) Respon fisiologi yang terobservasi : perubahan tanda vital : ekspresi wajah :
Tidak menetu banyak respon yang dialami dari peyankit ada rasa marah, takit
hingga gelisah
12. Interaksi sosial
a. Gejala (subyektif)
1) Orang terdekat & lebih berpengaruh: Tidak terkaji
2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah: Tidak
terkaji
3) Adakah kesulitan dalam keluarga hubungan dengan orang tua, saudara,
pasangan, ( ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
4) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehatan, klien lain : () tidak ada (
) ada Sebutkan
b. Tanda (obyektif)
1) Kemampuan berbicara : () jelas, ( ) tidak jelas
Tidak dapat dimengerti : Tidak terkaji afasia: Tidak terkaji
2) Pola bicara tidak biasa/kerusakan: Tidak terkaji
3) Penggunaan alat bantu bicara : Tidak terkaji
4) Adanya jaringan laringaktomi/trakeostomi: Tidak terkaji
5) Komunikasi non verbal/verbal dengan keluarga/orang lain: Tidak terkaji
6) Perilaku menarik diri : () tidak ada ( ) ada
Sebutkan
13. Pola nilai kepercayaan dan spiritual
a. Gejala (subyektif)
1) Sumber kekuatan bagi pasien: Doa
2) Perasaan menyalahkan tuhan : () tidak ada ( ) ada
jelaskan
3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan, macam:
Tidak terkaji Frekuensi : Tidak terkaji
4) Masalah berkaitan dengan aktifitasnya tsb selama dirawat: Tidak terkaji
5) Pemecahan oleh pasien: Tidak terkaji
6) Adakah keyakinan/kebudayaan yang dianut pasien yang bertentangan dengan
kesehatan () tidak ada ( ) ada , jelaskan
7) Pertengtangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan yang dijalani :
() tidak ada () ada , jelaskan
b. Tanda (obyektif)
1) Perubahan perilaku: Tidak terkaji
2) Menolak pengobatan () tidak ada ( ) ada , jelaskan
3) Berhenti menjalankan aktivitas agama : () tidak ada ( ) ada , jelaskan
4) Menunjukan sikap permusuhan dengan tenaga kesehatan () tidak ada
( ) ada, jelaskan
D. Data penunjang
Tulis tanggal pemeriksaan:
1. Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap, urea, kreatinin, albumin, elektrolit, gula darah, enzim hati
dan INR harus merupakan pemeriksaan awal pada semua pasien gagal jantung. Kadar
sodium yang rendah, urea dan kreatinin yang tinggi memberikan prognosis yang buruk
pada gagal jantung. Peningkatan troponin yang disertai SKA merupakan pertanda
prognosis yang tidak baik.
2. EKG
EKG digunakan dapat mendeteksi atau merekam aktivitas listrik jantung apakah
adanya hipertrofi ruang-ruang jantung, Jadi lebih berfungsi ke arah penyebab dari
gagal jantung seperti penyebabnya aritmia misalnya takikardia supraventrikular yang
hanya bisa dipastikan dengan EKG. Pemeriksaan elektrokardiografi dapat memberikan
informasi yang sangat penting, meliputi irama jantung, frekuensi debar jantung, sistem
konduksi, dan terkadang etiologi gagal jantung. Kelainan yang ditemukan dapat
berupa kelainan segmen ST; berupa infark miokard dengan elevasi segmen ST
(STEMI) atau Non STEMI. Gelombang Q pertanda infark transmural sebelumnya.
Adanya hipertrofi, bundle branch block, disinkroni elektrikal, interval QT yang
memanjang, disritmia atau perimiokarditis harusdiperhatikan.
3. Foto Toraks
Foto torak penting sebagai pemeriksaan rutin dan melihat besarnya jantung, bentuk
jantung serta vaskularisasi paru. Hampir selalu ditemukan kardiomegali. Tidak
ditemukan kardiomegali hampir dapat menyingkirkan diagnosis gagal jantung.
Dikatakan kardiomegali pada foto posteroanterior (PA) jika rasio antara diameter
jantung dengan dimensi toraks internal (cardiothoracic ratio : CTR) melebihi 0,5 pada
deawasa, 0,55 pada anak dan sekitar 0,6 pada bayi. Peningkatan CTR terjadi akibat
dilatasi ventrikel kiri atau kanan, hipetrofi ventrikel kiri atau efusi perikardium.
Foto toraks harus diperiksakan secepeat mungkin saat masu pada semua paisen yang
diduga gagal jantung, untuk menilai derajat kongesti paru, dan untuk mengetahui
adanya kelainan paru dan jnatung yang lain seperti efuis pleura, infiltrat atau
kardiomegali.
4. Ekokardiografi
Ekokardiografi meberi gambaran terinci dan kuantitatif tentang anatomi dan fungsi
jantung. Ekokardiografi dapat memastikan pembesaran ruang jantung, gangguan
fungsi ventrikel liri dan juga dapat mendeteksi penyebab dari gagal jantung tersebut
misalnya ditemukan defek septum ventrikel besar.
5. Radiologi
6. USG
7. CT Scan Jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerkan dinding.
8. Analisa Gas Darah
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratory ringan atau hipoksemia
dengan peningkatan PCO2. Analisis gas darah arterial, memungkinkan kita untuk
menilai okisgenasi (pO2), fungsi respirasi (pCO2), dan keseimbangan asam dan basa
(pH) dan harus dinilai pada setiap pasien dengan respiratory distress berat. Asidosis
pertanda perfusi jaringan yang buruk atau retensi CO2 dikaitkan dengan prognosis
buruk. Pengukuran dengan pulse oksimetri dapat mengganti analisis gas darah arterial.
Tetapi tidak bisa memberikan informasi pCO2 atau keseimbangan asam basa, dan
tidak bisa dipercaya pada sindroma low output yang berat atau vasokontriksi dan
status syok.
9. Oksimetri Nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut menjadi
kronis
10. Pemeriksaan lain
11. Obat-obatan
Obat yang dapat digunakan gagal jantung:
a. Inotropik : meningkatkan kontraktilitas miokard
b. Diuretik : mengurangi preload
c. Pengurang afierload (vasodilator)
12. Diit
E. Pengkajian
1. Analis data
Masalah (P) Etiologi (E)
Data fokus
Ds:-Klien mengatakan sesak Pola Napas Tidak Efektif Defresi Pusat Pernapasan
hebat kurang lebih 1 jam
SMRS Penyempitan Ventrikel
-Klien mengatakan sesak Kanan
bertambah berat saat
aktivitas 10 meter Gagal Pompa Ventrikel
-Klien mengatakan sesak Kanan
tidak berkurang saat
istirahat Tekanan Diastole Naik
Mendesak Diafragma
Sesak Napas
Metabolisme anaerob
Asidosis metabolic
ATP menurun
Fatigue
Intoleransi Aktivitas
Ds:-Klien mengatakan sesak Penurunan Curah Jantung Gagal Jantung Kongestif
Do:-Klien tampak sesak
- Klien tampak peningkatan Beban tekanan berlebihan
JVP
TD: 150/100 mmHg Beban systole naik
N : 96 x/menit
RR: 34 x/menit Kontraktilitas menurun
T : 36.8 C
Hambatan pengosongan
ventrikel
COP menurun
Kontraktilitas menurun
F. Diagnosa
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan defresi pusat pernapasan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gagal jantung kongestif
G. Perencanaan
Waktu Tujuan & kriteria
No Perencanaan Rasional
(tgl/jam) hasil
1. 08.00 Setelah dilakukan Observasi Dengan memonitor
15-12-2020 tindakan 1x24 jam, - Memonitor pola napas pola napas tindakan
pada pasien dengan (frekuensi, kedalaman, yang sudah kita
sesak napas dengan usaha napas) lakukan kita dapat
kriteria hasil: - Memonitor bunyi napas mengetahui apakah
- Ventilasi semenit tambahan (gurgling, ada peraubahan
meningkat 5 mengi, wheezing, ronchi) atau tidak tindakan
- Tekanan inspirasi - Memonitor sputum yang kita lakukan
meningkat 5 (jumlah, warna) seperti pemberian
- Frekuensi napas Terapeutik oksigenasi serta
membaik 5 - Berikan oksigen dengan dilakukan
- Kedalaman napas - Pertahankan kepatenan posisipasien dapat
membaik 5 jalan napas bernapas dengan
- Posisikan semi fowler baik serta kita bisa
atau fowler mealakukan
- Berikan minum hangat fisioterpi dada
- Lakukan fisiotrapi dada untuk melepaskan
- Lakukan penghisapan sekret yang melekat
lendir kurang dari 15
detik pada dinding paru.
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
- Ajarkan teknik batuk
efektif
2. 08.30 Setelah dilakukan Observasi Dengan
15-12-2020 tindakan 1x24 jam, - Identifikasi gangguan mengidentifikasi
pada pasien terbatas fungsi tubuh yang gangguan tubuh
untuk bergerak mengakibatkan kelelahan yang
dengan kriteria hasil: - Monitor lokasi dan mengakibatkan
- Kemudahan dalam ketidaknyamanan selama kelelahan kita bisa
melakukan aktivitas melakukan aktivitas mengetahui
sehari-hari Terapeutik peyebab lainnya
meningkat 5 - Fasilitasi duduk di sisi sehingga kita bisa
- Kecepatan berjalan tempat tidur, jika tidak membatasi
meningkat 5 dapat berpindah atau penyebab itu
- Jarak berjalan berjalan tersebut.
meningkat 5 Edukasi Serta dengan
- Tekanan darah - Anjurkan tirah baring menganjurkan
membaik 5 - Anjurkan melakukan aktivitas bertahap
- Frekuensi napas aktivitas secara bertahap agar klien tidak
membaik 5 - Anjurkan menghubungi mengalami
- perawat jika tanda dan kelelahan yang
gejala kelelahan tidak mendadak yang
berkurang dapat memicu
- Anjarkan strategi koping kearah gagal
untuk mengurangi jantung untuk itu
kelelahan kita perlu
Kolaborasi melakukan gerakan
- Kolaborasi dengan ahli yang bertahap tidak
gizi tentang cara boleh melakukan
meningkatkan asupan aktivitas yang
makanan berlebihan yang
akan membuat
klien gagal jantung.
3. 09.00 Setelah dilakukan Observasi Dengan
15-12-2020 tindakan 1x24 jam, - Identifikasi tanda/gejala mengindentifikasi
pasien penurunan primer penurunan curah tanda dan gejala
curah jantung dengan jantung (edema, primer hingga
kriteria hasil: kelelahan, peningkatan sekunder kita dapat
- Distenti vena JVP) melihat
jugularis menurun 5 - Identifikasi tanda/gejala perkembangan
- Edema menurun 5 sekunder penurunan curah tindakan yang
- Lelah menurun 5 jantung (hepatomegali, sudah kita lakukan
- Suara jantung s3 distensi vena jugularis, apakah sudah
menurun 5 Ronchi basah, batukkulit perubahan atau
- Murmur jantung pucat) belum tindakan
menurun 5 - Monitor tekanan darah yang kita berikan,
- Hepatomegali - Monitor intake dan autput apabila tidak kita
menurun 5 cairan dapat melakukan
- Tekanan darah - Monitor saturasi oksigen tindakan lanjut.
membaik 5 - Monitor EKG 12 sadapan Memonitor cairan
- CRT membaik 5 - Monitor nilai sehingga kita tau
laboratorium jantung cairan masuk dan
(elektrolit, enzim jantung, keluar berapa untuk
BNP, Ntpro-BNP) melihat
- Monitot pungsi alat pacu keseimbangan
jantung cairan dalam tubuh
Terpeutik untuk mengatasi
- Posisikan semi fowler edema pada klien.
atau fowler dengan kaki
kebawah atau posisi
nyaman
- Berikan diet jantung yang
sesuai (batasi asupan
kofein, natrium, kolestrol,
dan makanan tinggi
lemak)
- Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
memodifikasi gaya hidup
sehat
- Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres
- Berikan dukungan
emosional atau spiritual
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia
- Ruju ke program
rehabilitasi jantung