Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN SKENARIO 2 BLOK XX SEMESTER 7

MANAJEMEN KESEHATAN

KELOMPOK SGD 7

Ketua : Raymond
173307010039

Sekretaris : Dendy teguh k 173307010016

Anggota : Andre Christian Ginting 173307010108

Bunga Tiara Dita 173307010029

Gidion Franklin Simorangkir 173307010010

Agnez Charismah 173307010110

Novita Dwi Febrianty 173307010020

Mario fernando 173307010099

Sakinah 173307010050

Lola girsang 173307010056

Stephanie Renata Yosefa 173307010083

Utari Elfisyahrini 173307010055

Wendi Wijaya 173307010078

Dosen tutorial
dr. Andre Budi. M.Biomed
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada tutor dan dosen-dosen yang
telah membimbing dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis juga
berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama membantu menyusun makalah
ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pegetahuan serta
wawasannya mengenai tujuan pembelajaran yang di bahas pada makalah ini.Dalam
penyusunan makalah ini banyak hal yang belum sempurna.Oleh sebab itu kami selaku
penyusun makalah ini,kami mengarahkan adanya masukan yang berupa kritikan ataupun
saran demi kebaikan untuk makalah berikutnya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan,kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.Semoga semua ini
berguna bagi kita semua khususnya dalam menunjang pembelajaran kita di dunia kedokteran

Medan, 23 November 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 2

DAFTAR ISI .............................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................4

BAB II. DATA PELAKSANAAN TUTORIAL ...............................................5

2.1 JUDUL BLOK ....................................................................................5

2.2 JUDUL SKENARIO..................................................................................5

2.3 NAMA TUTOR.........................................................................................5

2.4 DATA PELAKSANAAN TUTORIAL..........................................................5

BAB III. SKENARIO.......................................................................................6

BAB IV. PEMBAHASAN SKENARIO .............................................................7

4.1 KLARIFIKASI ISTILAH............................................................................7

4.2 IDENTIFIKASI MASALAH.......................................................................7

4.3 ANALISA MASALAH..............................................................................7

4.4 KESIMPULAN SEMENTARA...................................................................7

4.5 LEARNING OBJECTIVE ........................................................................7

BAB V. TINJAUAN TEORI............................................................................11

5.1 kategori puskesmas berdasarkan wilayah.............................................9

5.2 kategori puskesmas berdasarkan kemampuan.................................................................11

5.3 Perbedaan puskesmas, posyandu, Pustu, Puskel, Dan posbindu....................................13

5.4 kategori posyandu..............................14


5.5 Upaya kesehatan perseorangan (UKP)..............................................22

5.6 Upaya kesehatan masyarakat...................................25

5.7 Daftar penyakit yang boleh di tangani di fasilitas kesehatan tingkat 1............................................30

5.8 Alur pelayanan puskesmas......32

BAB VI. KESIMPULAN AKHIR.....................................................................40

BAB VII. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................41


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Asuransi menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha
perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi (jumlah uang yang harus dibayarkan oleh tertanggung selama
mengikuti asuransi, jumlah uang ini telah tercantum dalam polis asuransi dan
telah disetujui oleh kedua belah pihak untuk dibayarkan.), untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Obyek Asuransi adalah benda dan
jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hokum, serta semua
kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan atau berkurang nilainya.
BAB II

DATA PELAKSANAAN TUTORIAL

1. Judul Blok

Manajemen Kesehatan

2. Judul Skenario

Manajemen Kesehatan

3. Nama Tutor
Dr. Andre Budi. M.Biomed

4. Jadwal Pelaksanaan Tutorial


1) Tutorial 1
 Hari/Tanggal : Senin,23 November 2020
 Waktu : 14.50-16.30 WIB
 Tempat : Via Zoom

2) Tutorial 2
 Hari/Tanggal : Rabu, 25 November 2020
 Waktu : 14.50–16.30 WIB
 Tempat : Via Zoom

3) Pleno
 Hari/Tanggal : Jumat, 27 November 2020
 Waktu : 13.00-14.40 WIB
 Tempat : Via Zoom
BAB III

SKENARIO

Dr. putri, seorang dokter definitif di puskesmas darusalam, kota medan, mengundang warga daerah
tempat dia bekerja untuk di berikan informasi penting tentang kesehatan.

puskesmas

Wilayah kerja kegiatan jenis


kemampuan
kota
posyandu
Rawat jalan
desa preventif
pustu

Rawat inap terpencil Early diagnosis


puskel

Sangat kuratif
posbindu
terepencil

More Info 1
Kegiatan ini di lakukan di kantor camat medan petisah, dr. putrid memberikan penyuluhan tentang
kesehatan , penyakit degeneratif, ibu dan anak, seperti kesehatan kehamilan, dan kebutuhan imunisasi
serta Gizi anak, pada kegiatan ini hadir Camat medan petisah, ibu hamil,anak anak,lansia, serta pasien
pasien lain puskesmas baik itu pria ataupun wanita
More Info 2
Dokter menggunakan flyer dan slide show sebagai instrument pemberian informasi pada warga.

More Info 3
dr. putri juga memberikan layanan pemeriksaan umum kepada ibu hamil dan lansia, yang di lakukan
dr. putri merupakan bentuk dari upaya kesehatan apa?
A Klarifikasi Istilah
1 Dokter definitif = dokter utama / dokter primer
2 Penyakit degeneratif = penyakit tidak menular (non infeksi) yang dimana terjadi
penurunan fungsi organ dan jaringan seiring berjalannya waktu
3 Flyer = suatu media informasi yang dicetak dalam bentuk selembaran kertas dengan
ukuran kecil yang digunakan sebagai media promosi
4 Slilde show = media informasi dengan bantuan digital yang digambarkan dengan
rangkaian gambar yang dikumpulkan menjadi satu dengan tujuan menjelaskan informasi
tertentu secara bergantian

B Identifikasi masalah
A. Kenapa dr putri menggunakan flyer dan slide show sebagai instrumen pemberian
informasi?

B. Puskesmas tempat dr. putri bekerja termsauk puskesmas yang berwilayah kerja dimana?
C . Kenapa dr. putri memilih kantor camat sebagai tempat penyuluhan?

C Analisa masalah
a. Flyer digunakan karena lebih praktis karena bisa dibawa kerumah dan berisi banyak
informasi, sedangkan slide show digunakan agar bisa memberikan informasi visual
pada saat penyluhan
b. Puskesmas tempat dr. putri bekerja berwilayah di kota
c. kemungkinan dr putri memilih kantor camat sebagai tempat penyuluhan karena
wilayah kantor camat yang strategis yaitu sering didatangani masyarakat sekitar
serta berbagai kegiatan yang dilakukan disana relatif banyak seperti kegiatan dinas
dan daerah medan petisah masih banyak yang membutuhkan penyuluhan tentang
kesehatan, penyakit degeneratif, ibu dan anak, kesehatan kehamilan, dan
kebutuhan imunisasi serta gizi anak.

B. Kesimpulan sementara
Dr. Putri telah melakukan kegiatan UKM dan UKP
C. Learning objective
a. kategori puskesmas berdasarkan wilayah
b. kategori puskesmas berdasarkan kemampuan
c. Perbedaan puskesmas, posyandu, Pustu, Puskel, Dan posbindu
d. kategori posyandu
e. Upaya kesehatan perseorangan (UKP)
f. Upaya kesehatan masyarakat
g. Daftar penyakit yang boleh di tangani di fasilitas kesehatan tingkat 1
h. Alur pelayanan puskesmas
LEARNING OBJECTIVE

Kategori puskesmas berdasarkan wilayah kerja


Menurut PMK 2014 tahun 2014 pasal 20 sampai 31, puskesmas dapat dikategorikan sebagai
berikut:
- Karakteristik wilayah kerja
- Kemampuan penyelenggaraan
Berdasarkan wilayah kerja, puskesmas dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Puskesmas kawasan perkotaan
2. Puskesmas kawasan pedesaan
3. Puskesmas kawasan terpencil
4. Puskesmas kawasan sangat terpencil

Puskesmas kawasan perkotaan


Puskesmas kawasan perkotaan adalah Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan
yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai
berikut:

1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris,
terutama industri, perdagangan dan jasa;
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km,
memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;
3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan sebagaimana
dimaksud pada poin 2.

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki


karakteristik sebagai berikut:

1. Memprioritaskan pelayanan UKM;


2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;
4. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan; dan
5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang
sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
Puskesmas Kawasan pedesaan
Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi
kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan
sebagai berikut:

1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris;
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas
berupa bioskop atau hotel;
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen; dan
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana dimaksud pada
poin 2.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki


karakteristik sebagai berikut:

1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;


2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat;
3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan; dan
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat perdesaan

Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil


Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau,
atau pesisir;
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari
ibu kota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada
sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat


terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga


kesehatan;
2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan kewenangan
tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;
3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal;
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan
masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;
5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan; dan
6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster
dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.

KATEGORI PUSKESMAS BERDASARKAN KEMAMPUAN PELAYANAN


Puskesmasberdasarkankemampuanpenyelenggaraandalam PMK RI Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat pasal 25 dikategorikansebagaiberikut (Kementrian
Kesehatan RI 2014)
a. Puskesmas Non-Rawat Inap
Puskesmas non rawatinapadalahpuskesmas yang
tidakmenyelenggarakanpelayananrawatinapkecualipertolonganpersalinan normal.
KetentuanUmum :
1. Terletak di kawasanperkotaan, kawasanperdesaan, kawasanterpencil dan
kawasansangatterpencil.
2. Puskesmas non rawatinapdapatmenyelenggarakanrawatinap pada pelayananpersalinan
normal apabilamemenihipersyaratansesuaidenganketentuanperaturanperundang-
undangan. Dokter dan bidan yang
memberikanpelayananpersalinantersebutdapataberstatus on call untukpenanganan di
luar jam operasional
3. Pelayanankegawatdaruratansesuaidenganketentuanperaturanperundangan- undangan
4. Jam operasionalditetapkan oleh kepaladaerahkabupaten/kota,
dengantetapmemperhatikankepentinganpelayanan public,
sesuaidenganketentuanperaturanperundangan-undangan yang berlaku.

b. Puskesmas Rawat Inap


Puskesmasrawatinapadalahpuskesmas yang
diberitambahansumberdayauntukmenyelenggarakanpelayananrawatinap,
sesuaipertimbangankebutuhanpelayanankesehatan
KetentuanUmum :
1. Terletak di kawasanperdesaan, kawasanterpencil dan kawasansangatterpenncil, yang
jauhdarifasilitaspelayanankesehatanrujukantingkatlanjutan.
2. PeningkatanpuskesmasmenjadiPuskesmas Rawat
InapdilakukansecarabertahapmulaidariPuskesmas non-rawatinap.
3. Berlokasi pada daerahstrategis dan mudahdijangkau
4. Rawat inap di Puskesmashanyadiperuntukkanuntukkasus-kasus yang lama rawatnya
paling lama 5 hari. Pasien yang memerlukanperawtanlebihdari 5
hariharusdirujukkerumahsakit, secaraterencana.
5. Harus dilengkapidengansumberdayauntukmendukungpelayananrawatinap,
sesuaidenganketentuan.
6. Memilikijumlahtempattidur paling banyak 10 tempattidur dan
memberikanpelayananrawatinap 24 jam dalamssehari dan 7 har
dalamsatumingguuntukpelayananrawatinapnya.
7. Jam operasionalditetapkan oleh Kepala Daerah Kabupaten/kota,
dengantetapmemperhatikankepentinganpelayanan public,
sesuaidenganketentuanperaturanperundangan- undangan yang berlaku.

Referensi:
PeraturanMenteriKesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesahatan Masyarakat. Jakarta.

PERBEDAAN PUSKESMAS, POSYANDU, PUSTU, PUSKEL, DAN POSBINDU

1. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)


 Definisi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No 75, 2014).
 Tujuan Puskesmas
Tujuan puskesmas menurut yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik
Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2 adalah untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat; untuk mewujudkan
masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
 Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayahkerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
g. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
(Permenkes RI No 75 Tahun 2014).
 Lokasi
Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat diakses
dengan mudah menggunakan transportasi umum. Tersedia jalur untuk pejalan kaki dan
jalur-jalur yang aksesibel untuk penyandang disabilitas.
 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
pembangunan kesehatan yang sesuai dengan paradigma sehat, pertanggungjawaban
wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan keterpaduan dan
kesinambungan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).
 Misi Puskesmas
Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
a. Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap p\\\embangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
c. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat
guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas
program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung
dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

2. Posyandu (Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu)


 Definisi
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
 Tujuan
Tujuan umum :
Menunjang percepatakan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
c. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
 Fungsi
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan
dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka
mempercepat penurunan AKI dan AKB.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI dan AKB.
 Sasaran
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya :
1. Bayi
2. Anak balita
3. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui
4. Pasangan Usia Subur (PUS)
 Lokasi
Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/nagari. Bila diperlukan dan memiliki
kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan lainnya yang
sesuai.

3. Pustu (Puskesmas Pembantu)


 Definisi
Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang
memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah
kerja Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral Puskesmas, yang
harus dibina secara berkala oleh Puskesmas.
Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan
dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia.
 Tujuan
Tujuan Puskesmas Pembantu adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.
 Fungsi
Fungsi Puskesmas Pembantu adalah untuk menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan yang dilakukan Puskesmas, di wilayah kerjanya. Peran Puskesmas
Pembantu:

a. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja Puskesmas.

b. Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan terutama UKM.

c. Mendukung pelaksanaan kegiatan Posyandu, Imunisasi, KIA, penyuluhan


kesehatan, surveilans, pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain.
d. Mendukung pelayanan rujukan.

e. Mendukung pelayanan promotif dan preventif.

 Lokasi
Puskesmas pembantu memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu
lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas.

4. Puskel (Puskesmas Keliling)


 Definisi
Merupakanjaringanpelayananpuskesmas yang sifatnyabergerak (mobile),
untukmeningkatkanjangkauan dan kualitaspelayananbagimasyarakat di wilayah
kerjapuskesmas yang belumterjangkau oleh pelayanandalamgedungpuskesmas.
 Tujuan
Untukmeningkatkanjangkauan dan mutupelayanan Kesehatan
bagimasyarakatterutamamasyarakat di daerahterpencil/sangatterpencil dan
terisolasibaik di daratmaupun di pulau-
pulaukecilsertauntukmenyediakansaranatransportasidalampelaksanaanpelayanankese
hatan.

 Fungsi
 Sarana transportasipetugas
 Sarana transportasilogistuik
 Sarana pelayanan Kesehatan
 Sarana pendukungpromosikesehatan

5. Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu)


 Definisi
Merupakanperansertamasyarakatdalammelakukankegiatandeteksidini dan
pemantauan factor risikoPTM utama yang dilaksanakansecaraterpadu,rutin, dan
periodik. Kelompok PTM (PenyakitTidakMenular) utamaadalah diabetes melitus
(DM), kanker, penyakitjantung dan pembuluhdarah (PJPD),
penyakitparuobstruktifkronis (PPOK), dan gangguanakibatkecelakaan dan
tindakkekerasan.
 Tujuan
Meningkatkanperansertamasyarakatdalampencegahan dan penemuandini factor
resiko PTM.
 SasaranKegiatan
Sasaranutamaadalahkelompokkegiatanmasyarakatsehat, berisiko dan penyandang
PTM berusia 15 tahunkeatas
 WadahKegiatan
Dilaksanakanterintegrasidenganupaya Kesehatan bersumbermasyarakat yang
sudahada, ditempatkerja, atauklinikperusahaan, dilembaga Pendidikan.

Referensi :
Permenkes 75 Tahun 2014
Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta.
Kemenkes RI 2012

KATEGORI POSYANDU

Menurut Depkes RI (2011), perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan


demikian, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk
mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dana lattelaahan
perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan
telah adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan
atas 4 tingkat sebagai berikut:

1. PosyanduPratamaPosyanduPratama
Adalah Posyandu yang belum mantap, yang di tandai oleh kegiatan bulanan Posyandu
belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)
orang. Penyebab tidak terlaksana nya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping karena
jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siap nya masyarakat. Intervensi yang
dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah
jumlah kader.
2. PosyanduMadyaPosyanduMadya
Adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima
kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikut sertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.
3. PosyanduPurnamaPosyanduPurnama
Adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain:
a) Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman
masyarakat tentang dana sehat,
b) pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan
cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat,
terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu
mengikut sertakan pula pengurus Posyandu.
4. PosyanduMandiriPosyanduMandiri
Adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahu,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
peserta nya lebih dari50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat,
sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi
memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan
masing-masing yang dirumuskan melalui pendekatan PKMD.

Refrensi :
Buku Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)

Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian


kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
UPK tingkat pertama dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi, dokter layanan primer
dan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan serta memberikan pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan, standar prosedur operasional dan etika profesi.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, Puskesmasberwenang untuk:
1. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis,
psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat
dan setara
2. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
danpreventif
3. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada
keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat
4. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan,
keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja
5. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi
6. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis
7. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan aksesPelayanan
Kesehatan
8. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatankompetensi sumber daya
manusia Puskesmas
9. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan
10. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama meliputi:
1. Rawat Jalan
2. Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan satu hari (one day care)
4. Home care
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Referensi: Permenkes No.43 tahun 2019

Upaya Kesehatan Masyarakat


Sesuai dengan Permenkes No 75 Tahun 2014, puskesmas memiliki peran sebagai gerbang
pertama yang diharapkan bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
komprehensif, tidak hanya melakukan pelayanan kepada perseorangan tetapi juga kepada
masyarakat yang lebih luas.Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) menjadi tugas utama
puskesmas yang berfokus kepada upaya pencegahan dan promosi kesehatan
masyarakat.UKM juga mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam peningkatan
kesehatan masyarakat.

A. UKM Esensial
UKM esensial merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah ditentukan
program dan cakupannya di seluruh puskesmas di Indonesia. Upaya-upaya ini
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pada 5 aspek mendasar dari
kesehatan yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu kesehatan ibu, anak dan
KB; gizi; pencegahan dan pengendalian penyakit; kesehatan lingkungan; dan promosi
kesehatan.
 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana 
Bentuk-bentuk kegiatan dari upaya kesehatan ini adalah penyuluhan KB,
kunjungan rumah pada ibu pasca salin dengan risiko, pelaksanaan SDIDTK
pada anak pra sekolah.
 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Beberapa contoh kegiatan dalam upaya kesehatan ini adalah penanganan dan
pendampingan pada balita gizi buruk, penyuluhan ASI eksklusif, dan
pemantauan tumbuh kembang anak melalui Posyandu Balita.
 Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit  
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dengan kegiatan
pemantauan dan pendampingan pasien TB, penyelidikan epidemiologi jika
ditemukan kasus demam berdarah, campak, diare atau penyakit lain yang
memungkinkan terjadinya penularan
 UpayaPenyehatanLingkungan
Kesehatan lingkungan di capai melalui berbagai kegiatan, beberapa
diantaranya adalah pemantauan penggunaan air bersih, deklarasi stop BAB
sembarangan, pemantauan jentik secara berkala, pengelolaan sampah yang
terstandar, dan pemantauan tatakelola limbah di lingkungan rumah maupun
instansi.
 UpayaPromosiKesehatan
Promosi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kunci dari upaya
peningkatan kesehatan masyarakat.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terdiri dari 10 indikator, yaitu : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan di Posyandu,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, penggunaan jam ban
sehat, pemberantasan jentik nyamuk, mengkonsumsi sayur dan buah setiap
hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok. Kegiatan lain
dari upaya promosi kesehatan adalah pembinaan dan pendampingan
posyandu. 
 UpayaPerawatanKesehatanMasyarakat
Kunjungan rumah kasus,pembinaan keluargarawan ,pembinaan kesehatan
olahraga
Pembinaan kesehatanindra.
B. UKM Pengembangan
Berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat
 UpayaKesehatanLansia
Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia) bertujuan menyediakan pelayanan
kesehatan lanjut usia yang bermutu dan berkesinambungan di puskesmas.
Ketersediaan pelayanan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para
lanjut usia untuk membina kesehatan nya secara mandiri, meningkatkan
kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan
mengatasi kesehatan, serta meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan
kesehatan lanjut usia.
 UpayaKesehatanRemaja
Tahap remaja merupakan tahapan perkembangan yang unik di mana terjadi
masa peralihan dari seorang anak menjadi seorang dewasa.Tahapan yang
penuh dengan tantangan ini sering kali di ikuti dengan munculnya berbagai
permasalahan, seperti pergaulan bebas yang mengarah pada kehamilan di usia
remaja, penggunaan NAPZA, atau pun kenakalan remaja lainnya. Untuk
mendampingi remaja dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendampingan terhadap remaja.
 UpayaKesehatanJiwa
Permasalahan kesehatan jiwa menjadi keprihatinan bersama Karena
menimbulkan beban psikologis, ekonomi, dan social pada individu maupun
keluarga.Namun permasalahan ini relative belum mendapat penanganan yang
maksimal oleh tenaga kesehatan.Oleh karena itu, Pelayanan kesehatan jiwa
dirasa perlu di ini siasi untuk membantu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan jiwa individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.Upaya
yang dilakukan antara lain upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
kepada pasien gangguan jiwa, keluarga dan masyarakat.
 UpayaKesehatanIndera 
Fasilitas pelayanan kesehatan indera untuk membantu masyarakat menyadari
penting nya menjaga kesehatan indera dan mengetahui upaya pengobatan yang
tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan indera.
   UpayaKesehatanSekolah 
Upaya Kesehatan Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan siswa dan
lingkungan sekolah. UKS menjalankan fungsinya berpedoman padaTrias
UKS, yaitu :

1. Pelayanankesehatan, bentuk kegiatan nya adalah pemeriksaan siswa sakit


dan screening kesehatan untuk siswa kelas
2. Pendidikan kesehatan, bentuk kegiatannya adalah penyuluhan kesehatan
kepada siswa
3. Penyehatan lingkungan, bentuk kegiatan nya adalah pengelolaan sampah
dan upaya kesehatang lingkungan
 Upaya Kesehatan Olahraga
Saat ini ,perhatian masyarakat tidak hanya tertuju pada pengendalian penyakit
menular tetapi juga pencegahan dari penyakit tidak menular, seperti hipertensi
dan diabetes mellitus. Penyakit tidak menular ini sebagian besar disebabkan
oleh factor gaya hidup individu yang tidak sehat. Salah satu upaya untuk
mengatasi hal ini adalah dengan memiliki kebiasaan berolahraga secara
rutin.Upaya kesehatan olahraga adalah salah satu program pengembangan
UKM yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
olahraga.

Daftar penyakit yang boleh ditangani di fasilitas kesehatan tingkat I

Berikut ini adalah diagnose penyakit yang harus tuntas dilayani di fasilitas kesehatan primer di era
JKN sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dan Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia :

1. KejangDemam
2. Tetanus
3. HIV AIDS tanpakomplikasi
4. Tension headache
5. Migren
6. Bell’s Palsy
7. Vertigo (Benign paroxysmal positional Vertigo)

8. Gangguan somatoform
9. Insomnia
10. Benda asing di konjungtiva
11. Konjungtivitis
12. Perdarahansubkonjungtiva
13. Mata kering
14. Blefaritis
15. Hordeolum
16. Trikiasis
17. Episkleritis
18. Hipermetropiaringan
19. Miopiaringan
20. Astigmatism ringan
21. Presbiopia
22. Butasenja
23. Otitis eksterna
24. Otitis Media Akut
25. Serumen prop
26. Mabukperjalanan
27. Furunkel pada hidung
28. Rhinitis akut
29. Rhinitis vasomotor
30. Rhinitis vasomotor
31. Benda asing
32. Epistaksis
33. Influenza
34. Pertusis
35. Faringitis
36. Tonsilitis
37. Laringitis
38. Asma bronchiale
39. Bronchitis akut
40. Pneumonia, bronkopneumonia
41. Tuberkulosisparutanpakomplikasi
42. Hipertensiesensial
43. Kandidiasismulut
44. Ulcusmulut (aptosa, herpes)
45. Parotitis
46. Infeksi pada umbilikus
47. Gastritis
48. Gastroenteritis (termasukkolera, giardiasis)

49. Refluksgastroesofagus
50. Demamtifoid
51. Intoleransimakanan
52. Alergimakanan
53. Keracunanmakanan
54. Penyakitcacingtambang
55. Strongiloidiasis
56. Askariasis
57. Skistosomiasis
58. Taeniasis
59. Hepatitis A
60. Disentribasiler, disentriamuba
61. Hemoroid grade 1⁄2
62. Infeksisalurankemih
63. Gonore
64. Pielonefritistanpakomplikasi
65. Fimosis
66. Parafimosis
67. Sindroma duh (discharge) genital (Gonore dan non gonore)
68. Infeksisalurankemihbagianbawah
69. Vulvitis
70. Vaginitis
71. Vaginosis bakterialis
72. Salphingitis

73. Kehamilan normal


74. Aborsispontankomplit
75. Anemiadefisiensibesi pada kehamilan
76. Ruptur perineum tingkat 1⁄2
77. Absesfolikelrambut/keljsebasea
78. Mastitis
79. Cracked nipple
80. Inverted nipple
81. DM tipe 1
82. DM tipe 2
83. Hipoglikemiringan
84. Malnutrisienergi protein
85. Defisiensi vitamin
86. Defisiensi mineral
87. Dislipidemia
88. Hiperurisemia
89. Obesitas
90. Anemiadefiensibesi
91. Limphadenitis
92. Demam dengue, DHF
93. Malaria
94. Leptospirosis (tanpakomplikasi)
95. Reaksianafilaktik
96. Ulkus pada tungkai
97. Lipoma
98. Veruka vulgaris
99. Moluskumkontangiosum
100. Herpes zoster tanpakomplikasi
101. Morbilitanpakomplikasi
102. Varicella tanpakomplikasi
103. Herpes simplekstanpakomplikasi
104. Impetigo
105. Impetigo ulceratif ( ektima)
106. Folikulitissuperfisialis
107. Furunkel, karbunkel
108. Eritrasma
109. Erisipelas
110.Skrofuloderma
111. Lepra
112. Sifilis stadium 1 dan 2
113. Tinea kapitis
114. Tinea barbe
115. Tinea facialis
116. Tinea corporis
117. Tinea manus
118. Tinea unguium
119. Tinea cruris
120. Tinea pedis
121. Pitiriasis versicolor
122. Candidiasis mucocutanringan
123. Cutaneuslarvamigran
124. Filariasis
125. Pedikulosiskapitis
126. Pediculosis pubis
127. Scabies
128. Reaksigigitanserangga
129. Dermatitis kontakiritan
130. Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant)

131. Dermatitis numularis


132. Napkin ekzema
133. Dermatitis seboroik
134. Pitiriasis rosea
135. Acne vulgaris ringan
136. Hidradenitis supuratif
137. Dermatitis perioral
138. Miliaria
139. Urtikariaakut
140. Eksantemapous drug eruption, fixed drug eruption
141. Vulnuslaseraum, puctum
142. Luka bakarderajat 1 dan 2
143. Kekerasantumpul
144. Kekerasantajam

Alur Pelayanan Puskesmas


Pelayanan Kesehatan yang didapat dari puskesmas dapat diakses apabila pasien atau pun
konsumen telah membayar iuran (khususnya BPJS atau sudah menjadi peserta BPJS yang
memiliki hak untuk mendapat pelayanan Kesehatan jika sudah membayar iuran).
Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses melalui puskesmas biasanya bersifat komprehensif
yang terdiri dari :
1. Pelayanan Kesehatan pertama, yaitu rawat jalan tingkat pertama (RJTP) dan rawat
inap tingkat pertama (RITP)
2. Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu rawat jalan tingkat lanjutan
(RJTL) dan rawat inap tingkat lanjutan (RITL)
3. pelayanan persalinan
4. pelayanan gawat darurat
5. pelayanan ambulan bagi pasien rujukan dengan kondisi tertentu antar fasilitas
kesehatan
6. pemberian kompensasi khusus bagi peserta di wilayah tidak tersedia fasilitas
kesehatan memenuhi syarat

untuk mendapatkan pelayanan yang diatas, secara umum pasien maupun peserta jaminan
Kesehatan harus mengikuti ketentuan sebelum mendapatkannya yaitu dimulai dari :
1. Pelayanan administrasi meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk berobat,
penyediaan dan pemberian surat rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk
penyakit yang tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Biasanya,
pasien akan ditanyakan terlebih dahulu keluhan penyakit, identitas dan kartu jaminan
sosial ( jika ada) seperti  BPJS, KIS, KJS, dan sebagainya. Namun, jika tidak
memilikinya, maka jaminan yang akan dibayar bersifat pribadi (tidak mendapat biaya
yang ditanggung dan seluruh biaya ditanggung sendiri).
2. Setelah menyelesaikan administrasi, pasien akan menunggu di ruang tunggu setelah
mendapat nomor antrian dan menunggu namanya dipanggil
3. Ketika petugas Kesehatan memanggil nama pasien, giliran pasien yang dipanggil oleh
tenaga medis akan diarahkan menuju tempat pemeriksaan dokter sesuai dengan
keluhan yang dialami
4. Pasien diperiksa/ mendapatkan pelayanan Kesehatan
5. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, pasien biasanya akan mendapatkan resep
obat dari dokter atau jika fasilitas Kesehatan yang tersedia di puskesmas tersebut tidak
lengkap, maka dokter akan mengeluarkan surat rujukan ke puskesmas/ rumah sakit
yang memiliki fasilitas Kesehatan yang lebih lengkap atau sesuai dengan keluhan
yang dialami pasien dengan surat rujukkan (akan dipertimbangkan dengan
menentukan pasien mendapat atau tidak rawat inap jika Kesehatan pasien yang tidak
layak dan rawat jalan jika pasien dianggap mampu sesuai dengan kondisi yang
dialami saat itu).
6. Jika pasien tidak dirujuk, selanjutnya pasien akan diarahkan ke tempat pengambilan
obat dengan memberi resep dokter kepada bagian farmasi puskesmas atau pun dapat
dibeli di apotek

Rujukan Puskesmas :
a. Tujuan sistem rujukan :
- Kepastian hukum bagi fasyankes dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu
- Meningkatnya kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan perseorangan tingkat
pertama
- Tertatanya alur pelayanan kesehatan perseorangan tingkat pertama, dua dan ketiga
secara berkesinambungan
- Meningkatnya askes dan cakupan pelayanan kesehatan perseorangan secara
merata dan menyeluruh
- Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan perseorangan mencapai MDGS
b. Alasan melakukan rujukan :
- Fasyankes bersangkutan mengalami keterbatasan sumber daya, kompetensi dan
kewenangan untuk mengatasi suatu kondisi, baik yang sifatnya sementara ataupun
menetap
- Pasien tertentu membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik/sub spesialistik,
termasuk diantaranya kasus dengan emergensi
- Pasien membutuhkan pelayanan rawat inap dan penatalaksanaan selanjutnya yang
tidak tersedia di fasyankes bersangkutan
- Untuk melayani pasien tertentu, dibutuhkan peralatan diagnostik dan atau
terapetik, sementara di fasyankes bersangkutan tidak tersedia

Alur Rujukan:

Menurut Peraturan Gubernur Jawa Barat Tahun 2011 Pasal 5 tentang PEDOMAN
PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN :
1. Alur pertama pasien adalah pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PPK 1)
yang berada pada wilayah cakupan rujukan di kecamatan.
2. Alur rujukan dan rujukan balik dilaksanakan secara vertical dan horizontal sesuai dengan
kemampuan dan kewenangan pelayanan.
3. Alur rujukan dan rujukan balik dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan dalam 1
(satu) wilayah cakupan rujukan berdasarkan jenjang fasilitas pelayanan kesehatan dimulai
dari PPK 1 ke PPK 2 dan seterusnya.
4. Alur rujukan bisa dilaksanakan tidak sesuai dengan pasal (2) dalam keadaan sebagai
berikut:
a. Dalam keadaan kegawat daruratan
b. Fasilitas pelayanan kesehatan dalam wilayah cakupan rujukan tidak mempunyai
sarana / tenaga yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi ketentuan alur rujukan dan
wilayah cakupan rujukan dapat diberikan sanksi sesuai ketentuan.

BAB VI
KESIMPULAN AKHIR

dr. putri melakukan UKM esensial dengan upaya kesehatan ibu dan anak
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

- PeraturanMenteriKesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat


Kesahatan Masyarakat. Jakarta.
- Permenkes 75 Tahun 2014
Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta.
Kemenkes RI 2012
- Buku Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
- Permenkes No.43 tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai