MANAJEMEN KESEHATAN
KELOMPOK SGD 7
Ketua : Raymond
173307010039
Sakinah 173307010050
Dosen tutorial
dr. Andre Budi. M.Biomed
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada tutor dan dosen-dosen yang
telah membimbing dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis juga
berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama membantu menyusun makalah
ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pegetahuan serta
wawasannya mengenai tujuan pembelajaran yang di bahas pada makalah ini.Dalam
penyusunan makalah ini banyak hal yang belum sempurna.Oleh sebab itu kami selaku
penyusun makalah ini,kami mengarahkan adanya masukan yang berupa kritikan ataupun
saran demi kebaikan untuk makalah berikutnya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan,kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.Semoga semua ini
berguna bagi kita semua khususnya dalam menunjang pembelajaran kita di dunia kedokteran
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................4
5.7 Daftar penyakit yang boleh di tangani di fasilitas kesehatan tingkat 1............................................30
A.Latar Belakang
Asuransi menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha
perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi (jumlah uang yang harus dibayarkan oleh tertanggung selama
mengikuti asuransi, jumlah uang ini telah tercantum dalam polis asuransi dan
telah disetujui oleh kedua belah pihak untuk dibayarkan.), untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Obyek Asuransi adalah benda dan
jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hokum, serta semua
kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan atau berkurang nilainya.
BAB II
1. Judul Blok
Manajemen Kesehatan
2. Judul Skenario
Manajemen Kesehatan
3. Nama Tutor
Dr. Andre Budi. M.Biomed
2) Tutorial 2
Hari/Tanggal : Rabu, 25 November 2020
Waktu : 14.50–16.30 WIB
Tempat : Via Zoom
3) Pleno
Hari/Tanggal : Jumat, 27 November 2020
Waktu : 13.00-14.40 WIB
Tempat : Via Zoom
BAB III
SKENARIO
Dr. putri, seorang dokter definitif di puskesmas darusalam, kota medan, mengundang warga daerah
tempat dia bekerja untuk di berikan informasi penting tentang kesehatan.
puskesmas
Sangat kuratif
posbindu
terepencil
More Info 1
Kegiatan ini di lakukan di kantor camat medan petisah, dr. putrid memberikan penyuluhan tentang
kesehatan , penyakit degeneratif, ibu dan anak, seperti kesehatan kehamilan, dan kebutuhan imunisasi
serta Gizi anak, pada kegiatan ini hadir Camat medan petisah, ibu hamil,anak anak,lansia, serta pasien
pasien lain puskesmas baik itu pria ataupun wanita
More Info 2
Dokter menggunakan flyer dan slide show sebagai instrument pemberian informasi pada warga.
More Info 3
dr. putri juga memberikan layanan pemeriksaan umum kepada ibu hamil dan lansia, yang di lakukan
dr. putri merupakan bentuk dari upaya kesehatan apa?
A Klarifikasi Istilah
1 Dokter definitif = dokter utama / dokter primer
2 Penyakit degeneratif = penyakit tidak menular (non infeksi) yang dimana terjadi
penurunan fungsi organ dan jaringan seiring berjalannya waktu
3 Flyer = suatu media informasi yang dicetak dalam bentuk selembaran kertas dengan
ukuran kecil yang digunakan sebagai media promosi
4 Slilde show = media informasi dengan bantuan digital yang digambarkan dengan
rangkaian gambar yang dikumpulkan menjadi satu dengan tujuan menjelaskan informasi
tertentu secara bergantian
B Identifikasi masalah
A. Kenapa dr putri menggunakan flyer dan slide show sebagai instrumen pemberian
informasi?
B. Puskesmas tempat dr. putri bekerja termsauk puskesmas yang berwilayah kerja dimana?
C . Kenapa dr. putri memilih kantor camat sebagai tempat penyuluhan?
C Analisa masalah
a. Flyer digunakan karena lebih praktis karena bisa dibawa kerumah dan berisi banyak
informasi, sedangkan slide show digunakan agar bisa memberikan informasi visual
pada saat penyluhan
b. Puskesmas tempat dr. putri bekerja berwilayah di kota
c. kemungkinan dr putri memilih kantor camat sebagai tempat penyuluhan karena
wilayah kantor camat yang strategis yaitu sering didatangani masyarakat sekitar
serta berbagai kegiatan yang dilakukan disana relatif banyak seperti kegiatan dinas
dan daerah medan petisah masih banyak yang membutuhkan penyuluhan tentang
kesehatan, penyakit degeneratif, ibu dan anak, kesehatan kehamilan, dan
kebutuhan imunisasi serta gizi anak.
B. Kesimpulan sementara
Dr. Putri telah melakukan kegiatan UKM dan UKP
C. Learning objective
a. kategori puskesmas berdasarkan wilayah
b. kategori puskesmas berdasarkan kemampuan
c. Perbedaan puskesmas, posyandu, Pustu, Puskel, Dan posbindu
d. kategori posyandu
e. Upaya kesehatan perseorangan (UKP)
f. Upaya kesehatan masyarakat
g. Daftar penyakit yang boleh di tangani di fasilitas kesehatan tingkat 1
h. Alur pelayanan puskesmas
LEARNING OBJECTIVE
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris,
terutama industri, perdagangan dan jasa;
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km,
memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;
3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan sebagaimana
dimaksud pada poin 2.
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris;
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas
berupa bioskop atau hotel;
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen; dan
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana dimaksud pada
poin 2.
1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau,
atau pesisir;
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari
ibu kota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada
sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Referensi:
PeraturanMenteriKesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesahatan Masyarakat. Jakarta.
Lokasi
Puskesmas pembantu memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu
lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi
Sarana transportasipetugas
Sarana transportasilogistuik
Sarana pelayanan Kesehatan
Sarana pendukungpromosikesehatan
Referensi :
Permenkes 75 Tahun 2014
Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta.
Kemenkes RI 2012
KATEGORI POSYANDU
1. PosyanduPratamaPosyanduPratama
Adalah Posyandu yang belum mantap, yang di tandai oleh kegiatan bulanan Posyandu
belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)
orang. Penyebab tidak terlaksana nya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping karena
jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siap nya masyarakat. Intervensi yang
dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah
jumlah kader.
2. PosyanduMadyaPosyanduMadya
Adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima
kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikut sertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.
3. PosyanduPurnamaPosyanduPurnama
Adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain:
a) Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman
masyarakat tentang dana sehat,
b) pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan
cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat,
terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu
mengikut sertakan pula pengurus Posyandu.
4. PosyanduMandiriPosyanduMandiri
Adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahu,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
peserta nya lebih dari50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat,
sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi
memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan
masing-masing yang dirumuskan melalui pendekatan PKMD.
Refrensi :
Buku Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
A. UKM Esensial
UKM esensial merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah ditentukan
program dan cakupannya di seluruh puskesmas di Indonesia. Upaya-upaya ini
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat pada 5 aspek mendasar dari
kesehatan yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu kesehatan ibu, anak dan
KB; gizi; pencegahan dan pengendalian penyakit; kesehatan lingkungan; dan promosi
kesehatan.
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Bentuk-bentuk kegiatan dari upaya kesehatan ini adalah penyuluhan KB,
kunjungan rumah pada ibu pasca salin dengan risiko, pelaksanaan SDIDTK
pada anak pra sekolah.
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Beberapa contoh kegiatan dalam upaya kesehatan ini adalah penanganan dan
pendampingan pada balita gizi buruk, penyuluhan ASI eksklusif, dan
pemantauan tumbuh kembang anak melalui Posyandu Balita.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dengan kegiatan
pemantauan dan pendampingan pasien TB, penyelidikan epidemiologi jika
ditemukan kasus demam berdarah, campak, diare atau penyakit lain yang
memungkinkan terjadinya penularan
UpayaPenyehatanLingkungan
Kesehatan lingkungan di capai melalui berbagai kegiatan, beberapa
diantaranya adalah pemantauan penggunaan air bersih, deklarasi stop BAB
sembarangan, pemantauan jentik secara berkala, pengelolaan sampah yang
terstandar, dan pemantauan tatakelola limbah di lingkungan rumah maupun
instansi.
UpayaPromosiKesehatan
Promosi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kunci dari upaya
peningkatan kesehatan masyarakat.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terdiri dari 10 indikator, yaitu : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan di Posyandu,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, penggunaan jam ban
sehat, pemberantasan jentik nyamuk, mengkonsumsi sayur dan buah setiap
hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok. Kegiatan lain
dari upaya promosi kesehatan adalah pembinaan dan pendampingan
posyandu.
UpayaPerawatanKesehatanMasyarakat
Kunjungan rumah kasus,pembinaan keluargarawan ,pembinaan kesehatan
olahraga
Pembinaan kesehatanindra.
B. UKM Pengembangan
Berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat
UpayaKesehatanLansia
Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia) bertujuan menyediakan pelayanan
kesehatan lanjut usia yang bermutu dan berkesinambungan di puskesmas.
Ketersediaan pelayanan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para
lanjut usia untuk membina kesehatan nya secara mandiri, meningkatkan
kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan
mengatasi kesehatan, serta meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan
kesehatan lanjut usia.
UpayaKesehatanRemaja
Tahap remaja merupakan tahapan perkembangan yang unik di mana terjadi
masa peralihan dari seorang anak menjadi seorang dewasa.Tahapan yang
penuh dengan tantangan ini sering kali di ikuti dengan munculnya berbagai
permasalahan, seperti pergaulan bebas yang mengarah pada kehamilan di usia
remaja, penggunaan NAPZA, atau pun kenakalan remaja lainnya. Untuk
mendampingi remaja dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendampingan terhadap remaja.
UpayaKesehatanJiwa
Permasalahan kesehatan jiwa menjadi keprihatinan bersama Karena
menimbulkan beban psikologis, ekonomi, dan social pada individu maupun
keluarga.Namun permasalahan ini relative belum mendapat penanganan yang
maksimal oleh tenaga kesehatan.Oleh karena itu, Pelayanan kesehatan jiwa
dirasa perlu di ini siasi untuk membantu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan jiwa individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.Upaya
yang dilakukan antara lain upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
kepada pasien gangguan jiwa, keluarga dan masyarakat.
UpayaKesehatanIndera
Fasilitas pelayanan kesehatan indera untuk membantu masyarakat menyadari
penting nya menjaga kesehatan indera dan mengetahui upaya pengobatan yang
tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan indera.
UpayaKesehatanSekolah
Upaya Kesehatan Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan siswa dan
lingkungan sekolah. UKS menjalankan fungsinya berpedoman padaTrias
UKS, yaitu :
Berikut ini adalah diagnose penyakit yang harus tuntas dilayani di fasilitas kesehatan primer di era
JKN sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dan Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia :
1. KejangDemam
2. Tetanus
3. HIV AIDS tanpakomplikasi
4. Tension headache
5. Migren
6. Bell’s Palsy
7. Vertigo (Benign paroxysmal positional Vertigo)
8. Gangguan somatoform
9. Insomnia
10. Benda asing di konjungtiva
11. Konjungtivitis
12. Perdarahansubkonjungtiva
13. Mata kering
14. Blefaritis
15. Hordeolum
16. Trikiasis
17. Episkleritis
18. Hipermetropiaringan
19. Miopiaringan
20. Astigmatism ringan
21. Presbiopia
22. Butasenja
23. Otitis eksterna
24. Otitis Media Akut
25. Serumen prop
26. Mabukperjalanan
27. Furunkel pada hidung
28. Rhinitis akut
29. Rhinitis vasomotor
30. Rhinitis vasomotor
31. Benda asing
32. Epistaksis
33. Influenza
34. Pertusis
35. Faringitis
36. Tonsilitis
37. Laringitis
38. Asma bronchiale
39. Bronchitis akut
40. Pneumonia, bronkopneumonia
41. Tuberkulosisparutanpakomplikasi
42. Hipertensiesensial
43. Kandidiasismulut
44. Ulcusmulut (aptosa, herpes)
45. Parotitis
46. Infeksi pada umbilikus
47. Gastritis
48. Gastroenteritis (termasukkolera, giardiasis)
49. Refluksgastroesofagus
50. Demamtifoid
51. Intoleransimakanan
52. Alergimakanan
53. Keracunanmakanan
54. Penyakitcacingtambang
55. Strongiloidiasis
56. Askariasis
57. Skistosomiasis
58. Taeniasis
59. Hepatitis A
60. Disentribasiler, disentriamuba
61. Hemoroid grade 1⁄2
62. Infeksisalurankemih
63. Gonore
64. Pielonefritistanpakomplikasi
65. Fimosis
66. Parafimosis
67. Sindroma duh (discharge) genital (Gonore dan non gonore)
68. Infeksisalurankemihbagianbawah
69. Vulvitis
70. Vaginitis
71. Vaginosis bakterialis
72. Salphingitis
untuk mendapatkan pelayanan yang diatas, secara umum pasien maupun peserta jaminan
Kesehatan harus mengikuti ketentuan sebelum mendapatkannya yaitu dimulai dari :
1. Pelayanan administrasi meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk berobat,
penyediaan dan pemberian surat rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk
penyakit yang tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Biasanya,
pasien akan ditanyakan terlebih dahulu keluhan penyakit, identitas dan kartu jaminan
sosial ( jika ada) seperti BPJS, KIS, KJS, dan sebagainya. Namun, jika tidak
memilikinya, maka jaminan yang akan dibayar bersifat pribadi (tidak mendapat biaya
yang ditanggung dan seluruh biaya ditanggung sendiri).
2. Setelah menyelesaikan administrasi, pasien akan menunggu di ruang tunggu setelah
mendapat nomor antrian dan menunggu namanya dipanggil
3. Ketika petugas Kesehatan memanggil nama pasien, giliran pasien yang dipanggil oleh
tenaga medis akan diarahkan menuju tempat pemeriksaan dokter sesuai dengan
keluhan yang dialami
4. Pasien diperiksa/ mendapatkan pelayanan Kesehatan
5. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, pasien biasanya akan mendapatkan resep
obat dari dokter atau jika fasilitas Kesehatan yang tersedia di puskesmas tersebut tidak
lengkap, maka dokter akan mengeluarkan surat rujukan ke puskesmas/ rumah sakit
yang memiliki fasilitas Kesehatan yang lebih lengkap atau sesuai dengan keluhan
yang dialami pasien dengan surat rujukkan (akan dipertimbangkan dengan
menentukan pasien mendapat atau tidak rawat inap jika Kesehatan pasien yang tidak
layak dan rawat jalan jika pasien dianggap mampu sesuai dengan kondisi yang
dialami saat itu).
6. Jika pasien tidak dirujuk, selanjutnya pasien akan diarahkan ke tempat pengambilan
obat dengan memberi resep dokter kepada bagian farmasi puskesmas atau pun dapat
dibeli di apotek
Rujukan Puskesmas :
a. Tujuan sistem rujukan :
- Kepastian hukum bagi fasyankes dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu
- Meningkatnya kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan perseorangan tingkat
pertama
- Tertatanya alur pelayanan kesehatan perseorangan tingkat pertama, dua dan ketiga
secara berkesinambungan
- Meningkatnya askes dan cakupan pelayanan kesehatan perseorangan secara
merata dan menyeluruh
- Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan perseorangan mencapai MDGS
b. Alasan melakukan rujukan :
- Fasyankes bersangkutan mengalami keterbatasan sumber daya, kompetensi dan
kewenangan untuk mengatasi suatu kondisi, baik yang sifatnya sementara ataupun
menetap
- Pasien tertentu membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik/sub spesialistik,
termasuk diantaranya kasus dengan emergensi
- Pasien membutuhkan pelayanan rawat inap dan penatalaksanaan selanjutnya yang
tidak tersedia di fasyankes bersangkutan
- Untuk melayani pasien tertentu, dibutuhkan peralatan diagnostik dan atau
terapetik, sementara di fasyankes bersangkutan tidak tersedia
Alur Rujukan:
Menurut Peraturan Gubernur Jawa Barat Tahun 2011 Pasal 5 tentang PEDOMAN
PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN :
1. Alur pertama pasien adalah pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PPK 1)
yang berada pada wilayah cakupan rujukan di kecamatan.
2. Alur rujukan dan rujukan balik dilaksanakan secara vertical dan horizontal sesuai dengan
kemampuan dan kewenangan pelayanan.
3. Alur rujukan dan rujukan balik dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan dalam 1
(satu) wilayah cakupan rujukan berdasarkan jenjang fasilitas pelayanan kesehatan dimulai
dari PPK 1 ke PPK 2 dan seterusnya.
4. Alur rujukan bisa dilaksanakan tidak sesuai dengan pasal (2) dalam keadaan sebagai
berikut:
a. Dalam keadaan kegawat daruratan
b. Fasilitas pelayanan kesehatan dalam wilayah cakupan rujukan tidak mempunyai
sarana / tenaga yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi ketentuan alur rujukan dan
wilayah cakupan rujukan dapat diberikan sanksi sesuai ketentuan.
BAB VI
KESIMPULAN AKHIR
dr. putri melakukan UKM esensial dengan upaya kesehatan ibu dan anak
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA