FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, 01 Maret 2019
Latar Belakang: Gadget tidak hanya sekedar dijadikan media hiburan semata
tapi dengan aplikasi yang terus diperbaharui gadget wajib digunakan oleh semua
kalangan, termasuk anak-anak. Berdasarkan penelitian American Optometric
Association tahun 2010, anak dan remaja menggunakan gadget rata-rata lebih dari
7 jam. Pemakaian gadget berlebihan didefinisikan pada anak berusia di atas 2
tahun yang menggunakan gadget itu lebih dari 2 jam per hari.
Tujuan: Untuk mengetahui adanya hubungan penggunaan gadget dengan
penurunan tajam penglihatan pada Siswa SMP Unismuh Makassar.
Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan menggunakan
rancangan penelitian analitik observasional dan desain cross sectional (potong
lintang). Peneliitan dilakukan dengan menggunakan Snellen Chart dan melibatkan
112 sampel siswa SMP Muhammadiyah Makassar. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan metode
simple random sampling, dan pengolahan data dengan uji statistic chi-square.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa murid yang menggunakan gadget
dengan durasi, frekuensi dan jarak yang tidak normal dengan visus yang menurun
sebanyak 62 murid (55,4%) dan durasi yang tidak normal dengan visus yang
normal sebanyak 10 murid (8,9%), sedangkan murid yang menggunakan gadget
dengan durasi yang normal dengan yang visus yang normal yaitu sebanyak 23
murid (20,5%) dan durasi yang normal dengan visus yang menurun sebanyak 17
murid (15,2%). Hasil uji Chi Square untuk durasi diperoleh P=0,000 (P<0,05)
juga didapatkan nilai OR (Odds Ratio) sebesar, 8,388 dengan CI 95% 3,356-
20,965. Dan uji Chi Square untuk frekuensi diperoleh P=0,000 (P<0,05) juga
didapatkan nilai OR (Odds Ratio) sebesar 6,352 dengan CI 95% 2,597-15,540.
Sementara uji Chi Square jarak diperoleh P=0,001 (0,05) dengan menunjukkan
nilai OR (Odd Ratio) sebesar 4,249 dengan CI 95% 1.801-10,025.
Kesimpulan: Dari hasil penelitian didapatkan prevalensi penurunan tajam
penglihatan pada siswa-siswi SMP Unismuh Makassar Kecamatan Rappocini
Kota Makassar yang memiliki visus menurun lebih tinggi daripada visus yang
normal, terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan gadget (durasi,
frekuensi, dan jarak) dengan penurunan tajam penglihatan, dan penggunaan
gadget merupakan salah satu faktor terjadinya penurunan tajam penglihatan
i
FACULTY OF
MEDICINE UNIVERSITY OF
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Undergraduate Thesis, March
1st 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar
Makassar.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
hidupnya
2. Kepada kedua orang tua saya, Ibu saya Yusmarni, S.E., M.H. dan Ayah
saya Drs. Hamzah Laptur, M.H. yang telah memberikan doa, dukungan
tepat waktu.
iii
memberikan sarana dan prasarana sehingga penulis dapat menyelesaikan
Muhammadiyah Makassar.
saya yang telah memberikan semangat dan motivasi agar penulis dapat
7. Kepada keluarga saya yang dengan setulus hati telah membantu saya
10. Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
Penulis menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun penulis
berharap semoga tetap dapat memberikan manfaat pada pembaca, masyarakat dan
penulis lain. Akhir kata, saya berharap Allah SWT membalas segala kebaikan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN TIDAK
ABSTRACT .................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
B. Jenis-Jenis Gadget................................................................................ 7
E. Kelainan Refraksi................................................................................. 12
v
F. Definisi Miopia ................................................................................... 12
H. Patofisiologi Miopia............................................................................. 15
I. Klasifikasi Miopia................................................................................ 16
O. Komplikasi Miopia............................................................................... 25
R. Kerangka Teori..................................................................................... 33
C. Hipotesis............................................................................................... 37
A. Objek Penelitian................................................................................... 38
B. Metode Penelitian................................................................................. 39
vi
F. Etika Penelitian .................................................................................... 43
C. Analisis Variabel.................................................................................. 46
BAB VI PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................ 62
B. Saran ...................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
gadget
Tabel 5.4 Data frekuensi responden berdasarkan hasil pemeriksaan visus yang
dilakukan.
Tabel 5.5 Hubungan durasi penggunaan gadget dengan hasil pemeriksaan visus
visus
Tabel 5.7 Hubungan jarak pengguanaan gadget dengan hasil pemeriksaan visus
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan aplikasi yang terus diperbaharui gadget wajib digunakan oleh orang-
orang yang memiliki kepentingan bisnis, ataupun pengerjaan tugas kuliah dan
kantor, akan tetapi pada faktanya gadget tak hanya digunakan oleh orang
anak dan remaja menggunakan gadget rata-rata lebih dari 7 jam. Pemakaian
Pada orang normal, pada saat melihat jarak dekat mata akan
Namun jika pada aktifitas melihat dekat yang berlebihan seperti bermain
akan mencembung secara berlebihan dan dalam waktu yang lama akan
1
Membaca terus-menerus selama lebih dari 30 menit dapat
miopia lebih banyak dialami oleh siswa yang membaca buku selama 2 jam
atau lebih. Pada saat membaca terdapat komponen mata yang mempengaruhi
kerja otot mata, sehingga kelelahan mata lebih cepat timbul dan risiko
maksimum 2 jam sehari/ untuk anak dan remaja di atas 2 tahun untuk aktivitas
2
satu faktor yang berpengaruh dalam perkembangan miopia adalah aktivitas
melihat dekat atau nearwork. Faktor resiko yang paling nyata adalah
kelainan refraksi pada penduduk yang berusia lebih 6 tuhan adalah sebesar
9,2%, sedangkan kelainan severe low vision adalah 0,3% dan angka kebutaan
ditangani. Sekitar 10% dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) menderita
kelainan refraksi. Tetapi, sampai saat ini angka pemakaian kacamata koreksi
6/6 artinya seseorang melihat benda jarak 6 meter dengan tajam penuh.9
dengan layar lebih cerah digunakan siang dan malam, dan kemungkinan akan
lebih sering terjadi. Menggunakan smartphone di tempat tidur dan dalam gelap
3
adalah gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, diikuti oleh katarak dan
dapat menangkap berkas cahaya yang dipantulkan dari sebuah benda. Jika
lensa yang dilalui cahaya menjadi sangat kecil sehingga ukurannya mendekati
difraksi.11
durasi tidak normal (lebih 2 jam/ hari) memiliki peluang 3 kali mengalami
berjarak lebih dari 30 cm. Penggunaan gadget dengan jarak kurag dari 30 cm
penglihatan.13
4
kesehatannya terutama kesehatan mata. Maka penulis terdorong untuk
Makassar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Unismuh Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
5
pembuatan laporan penelitian.
penelitian
Sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gedget
B. Jenis-jenis gadget
pesan gambar.
2. Ipad Merupakan sebuah gadget yang memiliki ukuran lebih besar. Alat ini
7
berbagai kemampuan. Alat ini dapat digunakan untuk SMS, faksimili
tanpa kabel. Sehingga alat ini dapat dibawa kemanamana dan memiliki
tetap.12
kini. Sehingga hal itu membuat remaja semakin tertarik bahkan penasaran
gadget.
8
4. Keterjangkauan harga gadget
5. Lingkungan
menggunakan gadget.
6. Faktor budaya
memiliki gadget.
7. Faktor social
serta status sosial. Peran keluarga sangat penting dalam faktor sosial,
8. Faktor pribadi
9
seperti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi,
gaya hidup, dan konsep diri. Kepribadian remaja yang selalu ingin
dampak bagi remaja. Dampak yang terjadi berupa dampak positif dan negatif.
1. Dampak positif
ini .
c. Hubungan jarak jauh tidak lagi menjadi masalah dan menjadi halangan.
Hal ini dikarenakan kecanggihan dari aplikasi yang ada didalam gadget.
yang belum dimengerti. Hal ini biasa dilakukan remaja dengan sms atau
2. Dampak negatif
10
sosial dibandingkan dengan belajar.
didalam gadget.
g. Bagi remaja gadget tidak menguntungkan. Hal ini dalam upaya untuk
11
E. Kelainan Refraksi
bentuk tepat di retina, melainkan di bagian dpan atau belakang bintik kuning
dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam
Refraksi adalah titik fokus jauh dasar (tanpa bantuan alat) yang
bervariasi di antara mata individu normal, tergantung bentuk bola mata dan
astigmat) memerlukan lensa koreksi agar terfokus dengan baik untuk melihat
jauh. Gangguan optik ini disebut kalainan refraksi. Refraksi adalah prosedur
F. Definisi Miopia
kekuatan pembiasan berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dari jarak
tak terhingga difokuskan di depan retina oleh mata dalam keadaan tanpa
akomodasi.20
tidak terbentuk tepat pada retina tetapi terbentuk di bagian depan atau
belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. Bentuk
kelainan refraksi lain yang dikenal selain miopia yaitu hipermetropia dan
astigmatisma.20
12
G. Etiologi Miopia
1. Jarak yang terlalu dekat pada waktu membaca buku, menonton televisi,
dan sebagainya. Mata yang dipaksakan dapat merusak mata itu sendiri.
3. Terlalu lama beraktivitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja di
Mata membutuhkan istirahat yang teratur dan cukup agar tidak terus
5. Terlalu lama mata berada di balik media transparan yang tidak cocok
sehingga kurang mampu bekerja keras dan mudah untuk terkena rabun jika
13
merupakan beberapa makanan yang baik untuk kesehatan mata. Selain itu,
usia, status gizi, onset miopia, tekanan intraokular, stress dan faktor sosial
ekonomi.20
dalam kurun waktu yang lama seperti pekerjaan yang berhubungan dengan
computer/laptop.15
miopia (2q, 4q, 7q, 12q, 15q, 17q, 18p, 22q, dan Xq) dan gen 7p15, 7q36,
miopia berat (> -6D). hal ini membuktikan bahwa riwayat miopia di
14
yang merupakan suatu mekanisme kimia untuk peregangan, terjadi setelah
H. Patofisiologi Miopia
tentang terjadinya pemanjangan sumbu bola mata pada miopia. Yang pertama
pada teori mekanik adalah penekanan bola mata oleh muskulus rektus medial
muskulus oblik superior juga menekan bola mata pada waktu melihat atau
15
bekerja terlalu lama. Konvergensi berlebihan disebabkan oleh karena
oblik superior yang menekan bola mata lebih besar. Jadi di sini ada pengaruh
dari anatomi mata terhadap terjadinya miopia. Kebenaran akan hal ini telah
I. Klasifikasi Miopia
congenital yang terjadi saat lahir, miopia juvenile atau miopia usia sekolah
miopia terbagi atas aksial akibat perubahan panjang bola mata melebihi 24
16
2. Miopia sedang, dimana miopia lebih antara 3- dioptric
3. Miopia berat atau tinggi, dimana miopia lebih besar dari 6 dioptri
1. Miopia aksial yaitu sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter
2. Miopia kurvatur/refraktif yaitu kurvatur kornea atau lensa lebih kuat dari
lebih kuat).
3. Miopia indeks yaitu dimana indeks bias mata lebih tinggi dari normal.
2. Miopia progresif, yaitu miopia yang bertambah terus pda usia dewasa
ablasi retina serta kebutaan. Miopia ini dapat juga disebut miopia
degenerative atau miopia maligna, bila miopia lebih dari 6 dioptri disertai
kelainan pada fundus okuli dan panjang bola mata sehingga terbentuk
17
hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar,
Pasien miopia akan melihat jelas bila dalam jarak pandang dekat dan
sakitkepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit.
untuk mencegah sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil).
jelas) yang dekat sehigga mata selalu dalam keadaan konvergensi.hal ini
- Gejala subyektif :
3. Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai dengan
akomodasi), astenovergens.
- Gejala objektif :
1. Miopia simpleks
a. Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang
18
menonjol.
2. Miopia patologik
kelainan pada :
tidak teratur.
macula.
19
5) Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan
retina. Akibat penipisan retina ini maka bayangan koroid tampak lebih
K. Diagnosis Miopia
1. Refraksi subyektif
maupun penderita.
visus VOD (visus oculi dextra) dan VOS (visus oculi sinistra).
menggunakan lensa sferis + (S+), sferis – (S-), silindris +/- (C+/-). Pada
20
didapatkan visus 6/6 (20/20) artinya seseorang melihat benda jarak 6 meter
2. Refraksi Obyektif
ringan. Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan tubuh akan berkurang saat
remaja untuk mencapai emetropia. Panjang sumbu saat bayi lahir pendek yang
melambat hingga usia 6 tahun dan akan stabil pada usia sekitar 10-15 tahun.
Kelengkungan kornea jauh lebih curam saat lahir (radius 6.59 mm) dan akan
mendatar sampai mendekati kelengkungan dewasa (radius 7.71 mm) pada usia
21
sekitar 1 tahun. Lensa jauh lebih sferis pada saat lahir dan mencapai bentuk
M. Progresivitas Miopia
sekarang dengan derajat miopia pertama kali, kemudian dibagi lama menderita
dalam tahun. Jadi nilai ini merupakan nilai rata-rata progresivitas miopia.
M = (dt-do)
Keterangan :
per tahun. Progresivitas lebih cepat terjadi pada miopia dengan kelainan
retina, tekanan intraokuar >16 mmHg, miopia lebih dari -3 dioptri saat usia <
11 tahun.
22
Seseorang yang menderita miopia dikatakan progresif apabila ada peningkatan
miopia ≥ -0.5D, dan miopia dikatakan tidak progresif bila peningkatan derajat
a. Usia, semakin muda usia semakin besar pertumbuhan anatomis bola mata.
hubungan yang bermakna antara lama membaca dan kerja jarak dekat.
membaca.
miopia lebih banyak dialami oleh siswa yang membaca buku selama 2 jam
mempengaruhi kerja otot mata, sehingga kelelahan mata lebih cepat timbul
23
kejadian miopia. Blue- turquoise light memberi pengaruh yang baik bagi
blue-violet light memberi pengaruh yang tidak baik bagi tubuh karena
dapat merusak sel-sel di mata termasuk sel-sel otot mata dan paparan yang
Degeneration (AMD).
sekitar 7 jam setiap harinya untuk beraktivitas di depan layar dan lebih
menderita miopia sebesar 1,2 kali dibandingkan dengan pekerja yang tidak
c. Intensitas cahaya
kelelahan mata. Hal ini diakibatkan adanya kontraksi otot siliaris yang
lebih jelas.
24
menempatkan dirinya pada posisi yang membuatnya merasa nyaman
buku bacaan akan menjadi terlalu dekat dan durasi membaca cenderung
e. Pendidikan tinggi
tinggi mengalami tingkat progresi miopia yang tinggi (86%) dalam masa
yang sama.25
O. Komplikasi Miopia
1. Ablasio retina
hole pada daerah perifer retina akibat proses-proses degenerasi dari daerah
ini.
Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98%
air dan 2% serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencair
25
miopia tinggi. Hal ini berhubungan dengan hilangnya struktur normal
kecil (floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan viterus
3. Glaukoma
Risiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada miopia
sedang 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada miopia terjadi
Sering terjadi pada obliterasi dini pembuluh darah kecil. Biasanya terjadi
tajam penglihatan.
5. Katarak
P. Pencegahan Miopia
Sejauh ini, hal yang dilakukan adalah mencegah jangan sampai menjadi
26
lensa kontak dan penggunaan kacamata. Pencegahan lainnya adalah
yang cukup.
baik.
3. Jika ada kelainan pada mata, kenali dan perbaiki sejak awal. Jangan
menunggu sampai ada gangguan pada mata. Jika tidak diperbaiki sejak
awal, maka kelainan yang ada bisa menjadi permanen, misalnya bayi
27
4. Dengan mengenali keanehan, misalnya kemampuan melihat yang kuran,
melihat bayi.25
mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT. Bahkan bisa
dikatakan Kesehatan adalah nikmat Allah SWT yang terbesar yang harus
diterima manusia dengan rasa syukur. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah
ُْﻢ إِ ﱠن َﻋ َﺬاﺑِﻰ ﻟَ َﺸ ِﺪﯾ ٌﺪ َوإِ ْذ ﺗَﺄ َ ﱠذنَ َرﺑﱡ ُﻜ ْﻢ ﻟَﺌِﻦ َﺷﻜَﺮْ ﺗُ ْﻢ َﻷَ ِزﯾ َﺪﻧ ﱠ ُﻜ ْﻢ َوﻟَﺌِﻦ َﻛﻔَﺮْ ﺗ
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika
terkait takdir pula. Meski sudah berperilaku sehat, apabila Allah SWT
seseorang ditakdirkan oleh Allah SWT untuk sehat maka sehatlah ia. Janji
28
“78. (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang
menunjuki Aku, 79. dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum
kepadaKu, 80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku, 81.
dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
82. dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari
Mata yang sehat adalah anugerah yang di berikan Allah SWT. Dengan
melihat indahnya dunia, bahkan dengan mata pula kita bisa membedakan mana
hal yang baik dan yang buruk karena dengan mata kita mampu mengartikan
gambar atau wujud yang tampak di depan kita. Oleh karena itu, penting sakali
bagi kita untuk tetap menjaga kesehatan mata. Kita harus senantiasa menjaga
Banyak sekali punya penyakit mata yang dapat menyerang mata kita
Penyakit mata yang sudah taka sing lagi kita dengar seperti miopia
atau rabun jauh, hipermetropia atau rabun dekat, presbiopia, atau tidak dapat
melihat berbagai macam warna. Ada banyak hal yang dapat anda lakukan
29
untuk menjaga kesehatan matadan dapat terhindar dari penyakit mata tersebut.
Para ahli medis mengatakan bahwa celak mata memiiki daya guna dan
dengan jelas dan terang. Celak mata juga berfungsi untuk membersihkan
Adapun saat paling tepat untuk mencelak mata adalah ketika hendak
tidur. Karena pada saat itu ketenangan mata dan kestabilan gerak mta
sangat terjaga, sehingga fungsi celak mata akan berjalan secara optimal di
mudah lelah, warna gelap membuat kita suram dan warna-wana terang
korteks serebral dan retina manusia, cyan dan hijau lebih cocok karena
cyan dan hiaju dapat menyerap sinar lebih ultraviolet yang tidak
30
daripada warna lainnya. Tapi apa warna hijau baik untuk kesehatan mata
tidak berarti bahwa dapat melindungi mata kita. Ini berarti bahwa melihat
rasa lelah.
Warna hijau ini disebutkan dalam beberapa ayat dari Kitab Allah,
ﻋ ﺒْ ﻘ َ ﺮِ ﱟ
ي ِﺣ ﺴَ ﺎ ٍن ْ ﺧ
َ ﻀ ﺮ ٍ َو ٍ ﻣُ ﺘ ﱠ ﻜ ِ ﺌ ِ ﯿ َﻦ ﻋَ ﻠ َ ﻰٰ َر ﻓ ْ َﺮ
ُ ف
ﺳ ﻘ َ ﺎ ھ ُ ْﻢ َر ﺑ ﱡ ﮭ ُْﻢ ﺷَ َﺮ ا ﺑ ً ﺎ ط َ ﮭ ُ ﻮ ًر ا
َ َو
“Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih. “(Q.S. Al-
Insan[76]:21).
ٍ ﻋ ْﺪ ٍن ﺗ َ ْﺠ ﺮ ِ ي ِﻣ ْﻦ ﺗ َ ْﺤ ﺘ ِ ﮭ ِ ﻢُ ا ْﻷ َ ﻧ ْ ﮭ َ ﺎ ُر ﯾ ُ َﺤ ﻠ ﱠ ْﻮ َن ﻓ ِ ﯿ ﮭ َ ﺎ ِﻣ ْﻦ أ َ ﺳَ ﺎ و ِ َر ِﻣ ْﻦ ذَ ھ َ ﺐ َ ِ أ ُو ﻟَٰ ﺌ
ُ ﻚ ﻟ َ ﮭ ُ ْﻢ َﺟ ﻨ ﱠ ﺎ
َ ت
ب ِ ِ ﻋ ﻠ َ ﻰ ا ْﻷ َ َر ا ﺋ
ُ ﻚ ۚ ﻧ ِ ْﻌ َﻢ ا ﻟ ﺜ ﱠ َﻮ ا َ ﺳ ﺘ َ ﺒ ْ َﺮ ق ٍ ﻣُ ﺘ ﱠ ﻜ ِ ﺌ ِ ﯿ َﻦ ﻓ ِ ﯿ ﮭ َ ﺎ
ْ ِ ﻀ ًﺮ ا ِﻣ ْﻦ ﺳ ُ ﻨ ْ ﺪ ُ س ٍ َو إ ُ َو ﯾ َ ﻠ ْ ﺒ َ ﺴ ُ ﻮ َن ﺛ ِ ﯿ َ ﺎ ﺑ ً ﺎ
ْ ﺧ
ﺖ ﻣُ ْﺮ ﺗ َ ﻔ َ ﻘ ً ﺎ
ْ َ َو َﺣ ﺴُ ﻨ
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-
sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan
mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang
mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala
yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; “(Q.S. Al-Kahfi
[18]:31).
31
Doa Menjaga Kesehatan Mata
Mata adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah
SWT kepada semua hamba-Nya. Dengan mata kita nisa melihat indahnya
dunia, bisa melihat mana hal-hal yang baik dan mana hal yang buruk. Maka
bersyukurlah kita semua hingga sampai saat ini masih diberi anugerah yang
Ketika kita dicoba dengan cobaan sakit mata, tentu ini sangat
semesta dengan sempurna, tidak seperti biasanya saat mata kita sehat. Maka
bersyukurlah bagi kita semua yang masih diberi kesehatan. Namun jika ada
teman-teman yang kebetulan sedang sakit mata, jangan lupa berusaha untuk
menyembuhkannya. Selain itu juga jangan lupa untuk berdoa agar supaya
penyakit yang mengganggu penglihatan kita ini cepat di angkat oleh Allah
SWT.
Berikut Doa yang dapat di panjatkan ketika kita mengalami rabun atau
ٌك ا ﻟ ْ ﯿ َ ْﻮ َم َﺣ ِﺪ ﯾ ﺪ َ ﻚ ِﻏ ﻄ َ ﺎ َء
َ َك ﻓَﺒ
َ ﺼ ُﺮ َ ﻏ ﻔ ْ ﻠ َ ﺔ ٍ ِﻣ ْﻦ ھ ٰ َ ﺬَ ا ﻓ َ ﻜَ ﺸَ ﻔ ْ ﻨ َ ﺎ
َ ْﻋ ﻨ َ ْ ﻟ َ ﻘ َ ْﺪ ﻛُ ﻨ
َ ﺖ ﻓ ِﻲ
Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami
singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu
pada hari itu amat tajam. “(Q.S. Qaf[50]:22).
32
R. Kerangka Teori
Gadget
1. Komputer
2. Ipad
3. Telepon seluler
4. Laptop
5. Dll
Penurunan Tajam
Snellen Chart
Penglihatan
33
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Konsep Pemikiran
Penurunan
Frekuensi penggunaan
Tajam
gadget
Penglihatan
34
B. Tabel 3.1 Variabel Penelitian
skoring 0 untuk
jawaban yang
salah
35
2. Frekuensi Jumlah penggunaan Mengisi kuesioner, ≤ 3 kali Kategori
mencakup dalam
penggunaan sehari
gadget dengan
memberikan
skoring 1 pada
setiap jawaban
skoring 0 untuk
jawaban yang
salah
tengah layar
gadget (mistar)
36
lensa negatif, visus 20/20 F
Buruk
jika >
20/20 F
atau >
6/6
C. Hipotesis
1. H0 (Hipotesis Null)
tajam penglihatan.
2. Ha (Hipotesis Alternatif)
penglihatan.
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
a. Populasi
b. Sampel
Makassar.
38
2. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Besar Sampel
Menggunakan rumus:
Keterangan:
· Kesalahan tipe I = 5%
Zα = 1,960
Zβ = 0,842
· Q2 = 1 - P2
Q2 = 1 - 0,221 = 0,779
P1 = P2 + 0,20
39
· Q1 = 1 - P1
Q1 = 1 – 0,421 = 0,579
sebesar =
· P = Proporsi total = ( P1 + P2 ) / 2
P = ( 0,779 + 0,579 ) / 2
P = 1,358 / 2 = 0,679
· Q=(1-P)
Q = ( 1 – 0,679 ) = 0,321
( P1Q1+P2Q2) 2
1= 2=[ ( )
]
(1,29 + 0,54)
=
(0,421 – 0,221)
40
1,29 + 0,54 + 2 1,29 0,54 1,664 + 0,291 + 1,393
= =
0,421 + 0,221 − 2 0,421 0,221 0,17 + 0,04 − 0,18
3,348
=
0,03
= 111,6
2. Metode Sampling
berupa kuisioner.
susunan yang lebih baik dan rapi. Pengolahan data manual ini melalui 4
tahapan:
a. Editing
41
lengkap menjadi lengkap. Editing dilakukan di tempat penelitian
b. Coding
saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.
c. Skoring
d. Cleaning
analisis bivariat.
1. Analisis Univariat
dari variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada dalam
42
2. Analisis Bivariat
F. Etika Penelitian
menjamin kerahasiaan identitas responden, hak privasi dan martabat dan hak
untuk bebas dari resiko cedera intrinsik (fisik, sosial, dan emosional).
1. Informed Consent
menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-
hak responden.
2. Anonimity
43
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama
3. Confidentialy (Kerahasiaan)
G. Prosedur/Alur Penelitian
Pengukuran visus
44
A. Gambaran Umum Lokasi
didapat dari penelitian ini sebanyak 112 sampel. Karakteristik sampel dari
penelitian ini yang terdiri dari data mengenai pengetahuan responden tentang
Microsoft Excel. Dari tabel induk tersebutlah kemudian data dipindahkan dan
Sciences) for windows version dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel
1. Populasi
45
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas VIII di SMP
2. Sampel
kelas yaitu:
Kelas VIII A1 :
29 siswa
Kelas VIII A2 :
26 siswa
Kelas VIII B2 :
20 siswa
Kelas VIII B3 :
21 siswa
C. Analisis Variabel
1. Analisis Univariat
Data tentang penggunaan gadget dibagi menjadi tiga variabel yang terdiri
yaitu normal dan berlebihan, serta jarak diklasifikan dalam dua kriteria
yaitu jauh dan dekat. Sedangkan data tentang penurunan tajam penglihatan
46
terdiri dari hasil pemeriksaan visus diklasifikasikan dalam dua kriteria
gadget.
Normal 40 35,7
Dari hasil penelitian tabel 5.1 diketahui bahwa dari 112 responden
penggunaan gadget
Normal 44 39,3
Berlebihan 68 60,7
47
Dari hasil penelitian tabel 5.2 bahwa frekuensi penggunaan gadget
gadget.
Jauh 41 36,6
Dekat 71 63,4
Dari hasil penelitian tabel 5.3 jarak penggunaan gadget yang paling
yang dilakukan.
Menurun 33 29,5
Normal 79 70,5
48
2. Analisis bivariat
Square.
visus
95%
Hasilpemeriksaan visus
P POR CI
Variabel
Menurun Normal Total Lower Upper
N % N % N % Value
Durasi
Tidak nomal 62 55,4 10 8,9 72 64,3 8,388 3,356 20,695
0,000
Normal 17 15,2 23 20,5 40 35,7
Total 79 70,5 33 29,5 112 100,0
Dari hasil penelitian tabel 5.5 terdapat hasil analisis bivariat hubungan
antara durasi penggunaan gadget dengan hasil pemeriksaan visus. Dari data diatas
dapat di ketahui bahwa murid yang menggunakan gadget dengan durasi yang
tidak normal dengan visus yang menurun sebanyak 62 murid (55,4%) dan durasi
yang tidak normal dengan visus yang normal sebanyak 10 murid (8,9%),
sedangkan murid yang menggunakan gadget dengan durasi yang normal dengan
yang visus yang normal yaitu sebanyak 23 murid (20,5%) dan durasi yang normal
Dari hasil analisis bivariat uji Chi Square di peroleh P=0,000 (P<0,05)
Unismuh Makassar. Dari hasil tes tersebut juga di dapatkan nilai OR (Odds Ratio)
49
sebesar, 8,388 dengan CI 95% 3,356- 20,965 artinya durasi penggunaan gadget
pemeriksaan visus
95%
Hasilpemeriksaan visus
Total P POR CI
Variabel
Menurun Normal Lower Upper
N % N % N % Value
Frekuensi
58 51,8 10 8,9 68 60,7 6,352 2,597 15,540
Berlebihan
0,000
dengan visus yang menurun sebanyak 58 murid (51,8%), dan dengan visus yang
gadget dengan frekuensi yang normal dengan visus yang normal yaitu sebanyak
23 murid (20,5%), dan murid yang menggunakan gadget dengan frekuensi yang
Dari analisis bivariat uji Chi Square diperoleh P=0,000 (P<0,05) yang
50
Makassar. Hasil tes tersebut menunjukkan nilao OR (Odds Ratio) sebesar 6,352
pemeriksaan visus
menunjukkan bahwa murid yang menggunakan gadget dengan jarak yang dekat
dengan visus yang menurun sebanyak 58 murid (51,8%) dan visus normal
jarak yang jauh dengan visus yang menurun yaitu sebanyak 21 murid (18,8%)
Hasil analisis bivariate uji Chi Square diperoleh P=0,001 (0,05) yang
Makassar. Hasil tes tersebut menunjukkan nilai OR (Odd Ratio) sebesar 4,249
51
dengan CI 95% 1.801-10,025 artinya jarak penggunaan gadget merupakan faktor
52
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
maksimum 2 jam sehari/ untuk anak dan remaja di atas 2 tahun untuk
penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu normal ≤ 2 jam dan tidak
normal > 2 jam. Dari hasil univariat didapatkan bahwa paling banyak
murid dengan durasi penggunaan gadget yang tidak normal yaitu sebanyak
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Lely I. Porotu’o pada pelajar
screen based activity > 2 jam/hari yang tinggi yaitu 80%. Kairupan T juga
yang menunjukkan bahwa siswa yang memiliki screen time >2 jam/hari
53
2. Frekuensi Penggunaan Gadget
lama penggunaan gadget dengan kelelahan mata pada anak usia sekolah.27
cukup lama. Hasil uji univariat dalam penelitian ini menunjukkan jarak
54
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh
Rudhiati dimana dari segi jarak terdapat pengaruh jarak pandang saat
risiko 3 kali lipat terjadinya miopia karena mata akan berusaha untuk
focus pada objek yang ada di depannya sehingga menyebabkan otot mata
mengalami kelelahan.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dian pada
55
sehingga dapat mempengaruhi perkembangan ilmiah dan intelegensi
murid (29,5%).
visus tidak normal 51,9% dan menurut penelitian dilakukan oleh Lely I.
B. Analisis Bivariat
menggunakan gadget dengan durasi yang tidak normal dengan visus yang
menurun sebanyak 62 murid (55,4%) dan durasi yang tidak normal dengan
menggunakan gadget dengan durasi yang normal dengan yang visus yang
normal yaitu sebanyak 23 murid (20,5%) dan durasi yang normal dengan
56
dapatkan nilai OR (Odds Ratio) sebesar, 8,388 dengan CI 95% 3,356-
televisi dengan gangguan tajam penglihatan dengan nilai P=0,000. Hal ini
disebabkan karena screen based activity atau waktu di depan layar kaca
penglihatan.30
visus
57
menggunakan gadget dengan frekuensi yang normal dengan visus yang
penglihatan.
yang terjadi pada fungsi penglihatan. Stres pada otot akomodasi dapat
terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat pada objek berukuran
kecil dan pada jarak dekat dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian,
dan sebagai akibatnya kelelahan pada mata , stress pada retina dapat
58
3. Hubungan jarak penggunaan gadget dengan hasil pemeriksaan visus
murid yang menggunakan gadget dengan jarak yang dekat dengan visus
yang jauh dengan visus yang menurun yaitu sebanyak 21 murid (18,8%)
dengan jarak dekat 4,2 kali lebih beresiko mengalami penurunan tajam
penglihatan.
Rudhiati dimana dari segi jarak terdapat pengaruh jarak pandang saat
59
hanya sebesar 39,3% responden mengalami kelainan ketajaman
risiko 3 kali lipat terjadinya miopia karena mata akan berusaha untuk
focus pada objek yang ada di depannya sehingga menyebabkan otot mata
mengalami kelelahan.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dian pada
C. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan sampel
2. Keterbatasan waktu
60
adanya responden yang masih ragu dalam memberikan jawaban dalam
61
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makassar yang memiliki visus menurun lebih tinggi daripada visus yang
normal.
2. Dari hasil uji analisis didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
B. Saran
2. Sebaiknya orang tua memberikan gadget kepada anak hanya pada waktu
tertentu saja seperti pada hari libur agar dapat mengurangi faktor risiko
62
3. Diharapkan orangtua juga memperhatikan makanan yang diberikan kepada
vitamin A.
diperhatikan.
63
DAFTAR PUSTAKA
64
13. Melita PA. Hubungan Antara Riwayat Miopia di Keluarga dan Lama
Aktivitas Melihat Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa PSPD UNTAN
angkatan 2010- 13 JOM FK Vol 1, No 2, Oktober 2014 2012. [skripsi]
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura . 2013
14. Mohammad Jimbo Helmi Wibisono. Kelainan Refraksi. Diunduh dari:
http://www.scribd.com/116345970/3154- 3271-1-PB
15. Pullicino, Peter. Myopia: an example of how an uncertain medical theory
leads to public ignorance, and industry capitalization
16. Rani B, Singh U, Maheshwari R. Cell phone radiation and health : an
outlook. Bulletin of Environment, Pharmacology & Life Sciences.
2011:8;108
17. Raudhah el jannah, Kemajuan teknologi dan pengaruh terhadap kehidupan
remaja, (on–line) (http://www. Bawean net.com), diakses pada tanggal 24
Oktober 2010
18. RNIB. High degree myopia. c2005 [cited 2005 Dec 31]. Available from:
http://www.rnib.org.uk/xpedio/groups/public/documents/PublicWebsite/publi
c_rnib003657.hcs p.htm
19. Vaughan D, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmologi umum. Edisi 14. Jakarta:
Widya Medika; 2000
20. Windsor, Richard L, Windsor, Laura K. Understanding vision loss from
pathological myopia. c2005 [cited 2005 Dec 31]. Available from:
http://www.eyeassociates.com/
images/understanding_vision_loss_from_p.htm
21. Christo F.N. Bawelle., Fransiska Lintong., Jimmy Rumampuk, 2016. Hubungan
Penggunaan Smarthphone Dengan Fungsi Penglihatan Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado angkatan 2016. Available from :
https://media.neliti.com/media/publications/68414-ID-hubungan-
penggunaan-smartphone-dengan-fu.pdf
22. Trisna Ika Fitri. 2017. Hubungan Lama Penggunaan Dan Jarak Pandang Gadget
Dengan Ketajaman Penglihatan Pada Anak Sekolah Dasar Kelas 2 Dan 3 di SDN
027 KOTA Samarinda
65
https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/192/SKRIPSI.pdf?seque
nce=2&isAllowed=y
23. Putri A. 2016. Skripsi Miopia Univesitas Andalas. Available from :
http://scholar.unand.ac.id/10344/1/BAB%20I%20%28Pendahuluan%29.pdf
24. Widyastuti.2010. Hubungan Penggunaan Smartphone Dengan Kejadian Myopia
Pada Remaja SMP di Yogyakarta. Available from :
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Peneli
tianDetail&act=view&typ=html&buku_id=102654&obyek_id=4
25. Inez Sharfina Primadani. KTI Tinjauan Pustaka Availabe from:
http://eprints.undip.ac.id/57598/3/INEZ_SHARFINA_PRIMADIANI_22010
113120056_Lap.KTI_Bab2.pdf
26. http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00539%20BAB%20III.pdf
27. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45817/Chapter%20II.
pdf?sequence=4
28. file:///C:/Users/User/Downloads/S2-2015-302902-chapter1.pdf
66
KATEGORI KATEGORI KATEGORI
NO NAMA KELAS FREKUENSI DURASI JARAK VOD VOS HASIL
FREKUENSI DURASI JARAK
1 NHRA VIII A2 > 3kali Berlebihan > 2 jam tidak normal < 30 cm Dekat 6 per 20 6 per 20 menurun
2 NF VIII A2 < 3kali normal > 2 jam tidak normal > 30 cm Jauh 6 per 6 6 per 6 normal
3 MFAF VIII B1 > 3kali Berlebihan < 2 jam normal < 30 cm dekat 6 per 6 6 per 6 normal
4 MAAG VIII B1 > 3kali Berlebihan > 2 jam tidak normal < 30 cm dekat 6 per 6 6 per 6 normal
5 AZR VIII B1 < 3kali normal < 2 jam normal > 30 cm Jauh 6 per 6 6 per 6 normal
6 MAAO VIII A1 > 3kali Berlebihan > 2 jam tidak normal < 30 cm dekat 6 per 6 6 per 20 menurun
7 MAY VIII B2 > 3kali Berlebihan > 2 jam tidak normal < 30 cm dekat 6 per 6 6 per 6 normal
8 AAT VIII B2 < 3kali normal < 2 jam normal < 30 cm dekat 6 per 6 6 per 6 normal
9 MRP VIII B2 > 3kali Berlebihan > 2 jam tidak normal < 30 cm dekat 6 per 6 6 per 6 normal
10 YS VIII B2 > 3kali Berlebihan < 2 jam normal > 30 cm Jauh 6 per 20 6 per 20 menurun
11 NHRA VIII A2 > 3kali Berlebihan > 2 jam tidak normal < 30 cm Dekat 6 per 20 6 per 20 menurun
NO NAMA KELAS FREKUENSI SKOR DURASI SKOR JARAK SKOR HASIL SKOR
TIDAK
1 NHRA VIII A2 BERLEBIHAN 1 1 DEKAT 1 MENURUN 1
NORMAL
TIDAK
2 NF VIII A2 NORMAL 0 1 JAUH 0 NORMAL 0
NORMAL
TIDAK
4 MAAG VIII B1 BERLEBIHAN 1 1 JAUH 0 NORMAL 0
NORMAL
TIDAK
6 MAAO VIII A1 BERLEBIHAN 1 1 DEKAT 1 MENURUN 1
NORMAL
TIDAK
7 MAY VIII B2 BERLEBIHAN 1 1 DEKAT 1 NORMAL 0
NORMAL
TIDAK
9 MRP VIII B2 BERLEBIHAN 1 1 DEKAT 1 NORMAL 0
NORMAL
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut
ber-partisipasi pada penelitian yang berjudul “Hubungan Penggunaan Gadget
Dengan Penurunan Tajam Penglihatan pada Siswa-Siswi SMP Unismuh
Makassar”. Selanjutnya saya telah membaca lembaran informasi penelitian dan
telah diterangkan beberapa poin berikut ini :
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Hubungan Penggunaan
Gadget Dengan Penurunan Tajam Penglihatan pada Siswa-Siswi SMP
Unismuh Makassar Penelitian ini akan melibatkan partisipasi saya sebagai
individual.
2. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya ini bersifat sukarela dan saya dapat
mengundurkan diri kapan saja tanpa adanya hukuman, tekanan maupun denda
dari pihak peneliti.
3. Saya mengerti bahwa informasi yang saya berikan tidak akan dipublikasikan
kepada pihak yang tidak berkepentingan dalam penelitian ini.
3. Setelah mengetahui contoh gadget di atas, gadget mana yang sudah anda
miliki?
Komputer
Laptop
Ipad
Televis
Radio
Handphone/smartphone
Frequencies
Statistics
interpretas
Durasi frekuensi jarak i
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Durasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frekuensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jarak
Hasil pemeriksaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
durasi * tidak
112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
normal
Crosstabulation
Hasil Pemeriksaan
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.79.
Risk Estimate
Cases
frekuensi * hasil
112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
pemeriksaan
Crosstabulation
Hasil Pemeriksaan
Berlebihan Count 10 58 68
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.96.
Risk Estimate
Cases
durasi * tidak
112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
normal
Crosstabulation
Hasil Pemeriksaan
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Risk Estimate