Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN DURASI PENGGUNAAN SMARTPHONE


SELAMA PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA
PANDEMI COVID-19 DAN KEJADIAN
COMPUTER VISION SYNDROME
PADA PELAJAR MTsN 1 BONE

NUR ATHIFAH
21906150

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................v

DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................vi

I. JUDUL PENELITIAN.................................................................................1

II. RUANG LINGKUP......................................................................................1

III. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian......................................................................................6
D. Manfaat Penelitian....................................................................................6

IV. TINJAUAN PUSTAKA

A. Computer Vision Syndrome......................................................................7


B. Durasi Penggunaan Smartphone Selama Pembelajaran Online...............13
C. Sintesa Hasil Penelitian Sebelumnya.......................................................23

V. KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti..................................................28


B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti.............................................................29
C. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif.............................................30

VI. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.........................................................................................31
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian...................................................................31
C. Populasi Dan Sampel................................................................................31
D. Pengumpulan Data...................................................................................34
E. Pengolahan Data.......................................................................................35
F. Analisis Data Univariat............................................................................36
G. Penyajian Data..........................................................................................36
H. Etika Penelitian.........................................................................................36

ii
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman

1. Sintesa Hasil Penelitian Sebelumnya........................................23


2.

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran I : Lembar Permohonan Penelitian

Lampiran II : Lembar Persetujuan Penelitian

Lampiran III : Kuesioner Penelitian

v
DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Penjelasan

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Cm : Centimeter

COVID-19 : Coronavirus Disease 2019

CVS : Computer Vision Syndrome

Daring : Dalam Jaringan

Dkk. : Dan Kawan-Kawan

E-Learning : Elektronic Learning

E-Reader : Elektronic Reader

KOMINFO : Kementerian Komunikasi Dan Informatika

MENDIKBUD : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

MSD : Musculoskeletal Disorders

MTsN : Madrasah Tsanawiyah Negeri

PT. : Perseroan Terbatas

P.Value : Nilai Probabilitas atau Besarnya Peluang

TI : Teknologi Informasi

VDT : Visual Display Terminal

WHO : World Health Organization

% : Persen

> : Lebih Besar Dari

≥ : Lebih Dari

< : Lebih Kecil Dari

vi
≤ : Kurang Dari

α : Alfa

± : Kurang Lebih

= : Sama Dengan

(+) : Positif

(-) : Negatif

vii
PROPOSAL PENELITIAN

I. JUDUL PENELITIAN

GAMBARAN DURASI PENGGUNAAN SMARTPHONE SELAMA

PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA PANDEMI COVID-19 DAN

KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA PELAJAR

MTSN 1 BONE.

II. RUANG LINGKUP

KEPERAWATAN KOMUNITAS

III. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit virus Corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang

mengakibatkan terjadinya infeksi pada saluran pernapasan dan virus ini dapat

menyebar melalui droplet (percikan air liur) seperti batuk, bersin, atau

menghembuskan nafas oleh orang yang terinfeksi virus Corona. Dan selain

melalui droplet, virus Corona dapat tertular jika seseorang menyentuh benda

yang terkontaminasi oleh virus Corona lalu menyentuh area wajah, maka

dapat pula juga tertular oleh virus Corona (WHO, 2020).

Data ter-update COVID-19 pada tanggal 24 Mei 2021 Secara Global

kasus COVID-19 Terkonfirmasi dengan jumlah 166.860.081 kasus, dan data

di Indonesia adalah 1.781.127 kasus positif (Satgas penanganan COVID-19,

2021). Sedangkan Pada wilayah Sulawesi selatan kasus posistif COVID-19

yaitu 327 orang (Sulsel Tanggap COVID-19, 2021). Sebagian besar

pemerintah di seluruh dunia mulai menerapkan tujuan bersama untuk

1
mengurangi penyebaran virus Corona dengan memberlakukan pembatasan

jarak fisik atau biasa disebut Physical distancing misalnya tidak bepergian ke

tempat ramai, Pembatasan pada imigrasi serta untuk menghindari

pembelajaran pengajaran tatap muka langsung (Gonzalez dkk., 2020).

Begitupun adanya melakukan karantina dengan situasi yang melarang

warga untuk keluar ataupun masuk ke suatu tempat atau biasa disebut istilah

Lockdown yang merupakan juga berdampak menimbulkan beban keluarga.

Dari dampak Lockdown banyak orang tua yang mengeluh terhadap anaknya

yang mengalami kecanduan gadget, telepon genggam atau tablet, hal ini

sangat membahayakan pada anak yang dapat merusak kesehatan, baik fisik

ataupun mentalnya (Rohayani, 2020).

Dengan munculnya virus Corona mengalami dampak kerugian bagi

semua kalangan terutama di dunia pendidikan seperti yang dijelaskan dari

penelitian Gonzalez dkk, dengan menghindari pengajaran secara langsung

antar pengajar dan pelajar agar proses pembelajaran tidak tertinggal maka

dari itu Pemerintah membuat keputusan dengan proses pembelajaran secara

langsung akan tetapi pembelajarannya dengan melalui Online ataupun disebut

dalam jaringan (Daring) (Sari, Tusyantari dan Suswandari, 2021). Dan

begitupun juga dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (MENDIKBUD)

mengedarkan surat untuk melarang pembelajaran tatap muka langsung di

semua level pendidikan di zona apapun selama ada pandemi COVID-19 dan

menggantinya dengan cara pendidikan jarak jauh melalui online atau dalam

2
jaringan (Daring) (Menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia,

2020)

Pembelajaran Daring adalah penggunaan internet untuk mengakses

materi, berinteraksi dengan materi, instruktur dan pembelajaran lain, serta

mendapatkan dukungan selama proses pembelajaran dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan, menciptakan pemahaman dan berkembang dari

pengalaman belajar. Pembelajaran Daring adalah dapat juga diartikan sebagai

sebuah interaksi antara pengajar dan pelajar yang dibangun dalam jaringan

melalui komputer atau alat teknologi elektronik lainnya (Sudarsana dkk,

2020).

Adanya teknologi merupakan bagian dari kebutuhan manusia yang

menjadikan ketergantungan sebagai alat bantu aktivitasnya terutama pada

teknologi seperti Smathphone yang saat ini sudah banyak digunakan oleh

manusia. Sesuai informasi dari kementrian komunikasi dan informatika

(KOMINFO) Yang menyatakan bahwa Negara Indonesia yang akan menjadi

Negara yang pengguna aktif Smartphone yang masuk kategori terbesar urutan

ke-4 setelah Negara Cina, India, Dan Amerika. Dengan jumlah penduduk

Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa, dari lembaga riset digital marketing

emarketer yang memperkirakan pada tahun 2018 jumlah pengguna aktif

Smartphone di Indonesia akan lebih dari 100 juta orang (KOMINFO, 2015).

Smartphone (Ponsel Cerdas) ialah telepon seluler dengan kemampuan

lebih, mulai dari resolusi, fitur, hingga komputasi termasuk adanya sistem

operasi mobile didalamnya. Didalam Smartphone dapat digunakan sebagai

3
sarana pembelajaran di mana melalui seseorang dapat mempelajari hal-hal

baru melalui isi atau pesan yang disalurkan. Selain itu juga Smartphone bisa

menjadi media hiburan yang menjadikan hobi seseorang seperti halnya

bermain Game, mendengarkan musik, serta menjadi sarana untuk

menjalankan bisnis Online, dan dapat menjadi alat untuk menyimpan

berbagai macam data baik dalam bentuk huruf, angka dan gambar (Daeng,

Mawengkang dan Kalesaran, 2017).

Berdasarkan dari hasil survei KOMINFO pada tahun 2017

menunjukkan sudah lebih dari setengah masyarakat Indonesia yang

menggunakan Smartphone pribadi yaitu 66,31 %. dan frekuensi penggunaan

Smartphone dalam sehari di Indonesia yaitu paling tinggi 1-3 jam (34,51%)

dan paling rendah penggunaan durasi >10 jam (5,76%) (KOMINFO, 2017).

Smartphone tersebut pada tampilan layar dapat mengeluarkan Radiasi

dan gelombang seperti sinar ultraviolet dan sinar X, dan bila terpapar dalam

jangka waktu lama dapat mengalami gangguan kesehatan mata. Dari

gangguan kesehatan mata tersebut salah satu Penyakitnya adalah penyakit

Computer Vision Syndrome (CVS). Penyakit tersebut akan muncul keluhan

seperti nyeri kepala, mata tegang, buram, mata kering, mata iritasi, mata

lelah, sensitif terhadap cahaya (silau), penglihatan ganda, nyeri dapat

dirasakan pada leher, pundak dan bagian belakang leher (Amalia, 2018).

Ernawati, budiharto, dan winarianti (2015) dalam Muallima, Febriza,

dan Putri (2019) dengan membaca secara terus-menerus selama lebih dari 30

menit dapat meningkatkan kejadian faktor risiko Miopia. Pada saat membaca

4
terdapat komponen mata yang dapat mempengaruhi kerja otot mata sehingga

menyebabkan kelelahan pada mata lebih cepat timbulnya Miopia lebih besar

yang sehingga dapat menjadi kebutaan, dan begitupula pada penggunaan

Gadget juga termasuk aktivitas dengan jarak pandang dekat (Muallima,

Febriza, dan Putri, 2019)

Secara global Prevalensi kejadian CVS mencapai 64% hingga 90%

pada pengguna VDT (Visual display terminal) dengan jumlah penderita di

segala dunia yang diperkirakan sebesar 60 juta orang dan dalam setiap tahun

akan terus muncul 1 juta kasus baru (Logaraj, Madhupriya dan Hegde, 2014).

kemudian dari hasil penelitian kejadian Computer vision syndrome (CVS)

pada mahasiswa jurusan ilmu komputer Universitas Lampung dengan jumlah

responden 56 dijadikan sampel penelitian dan didapatkan 39 Mahasiswa

(69,6%) mengalami CVS dengan penggunaan lama teknologi komputer

dengan durasi >2 jam sebanyak 75,51% mengalami CVS. CVS terjadi

disebabkan oleh Interaksi antara mata dan layar komputer dan visual display

terminal (VDT) lainnya seperti telepon genggam dan tablet (Valentina dkk.,

2019).

Adapun juga penelitian yang dilakukan di Sulawesi Selatan tepatnya

pada karyawan pengguna komputer di PT. Telkom Indonesia yang

mengalami kejadian CVS sebesar 57,7% atau 30 orang dari 52 responden.

Gejala yang dialami adalah mata kering, mata merah, mata berair, tegang dan

sakit pada mata, penglihatan kabur, penglihatan ganda dan pusing serta gejala

5
lain seperti nyeri otot punggung, kaku leher dan nyeri pada bahu (Insani dan

Wunaini, 2018).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

Gambaran Durasi Penggunaan Smartphone Selama Pembelajaran Online

Dimasa Pandemi COVID-19 Dan Kejadian Computer Vision Syndrome Pada

Pelajar MTsN 1 Bone. Salah satu alasan penulis memilih di sekolah MTsN 1

Bone untuk meneliti karena merupakan sekolah yang memiliki siswa-siswi

terbanyak di kabupaten bone untuk tingkat sekolah menengah pertama, serta

saat ini di masa pandemi di mana pelajar dari sekolah tersebut masih

menerapkan pendidikan secara Online atau dalam jaringan.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian yaitu “Bagaimana Gambaran Durasi Penggunaan Smartphone

Selama Pembelajaran Online Di masa Pandemi COVID-19 Dan Kejadian

Computer Vision Syndrome Pada Pelajar MTsN 1 Bone?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Durasi Penggunaan Smartphone Selama

Pembelajaran Online Di masa Pandemi COVID-19 Dan Kejadian Computer

Vision Syndrome Pada Pelajar MTsN 1 Bone

6
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Gambaran durasi penggunaan smartphone selama dalam

pembelajaran online dan di luar dari pembelajaran online di masa pandemi

COVID-19 pada pelajar MTsN 1 Bone

b. Untuk mengetahui Gambaran gejala dari kejadian Computer vision syndrome

Yang dialami oleh pelajar MTsN 1 Bone dalam melakukan pembelajaran

online serta di luar dari pembelajaran online di masa Pandemi COVID-19

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang

gambaran durasi penggunaan Smartphone selama Pembelajaran Online di

masa pandemi COVID-19 dan Kejadian Computer Vision Syndrome Pada

pelajar MTsN 1 Bone.

2. Manfaat Institusi

Sebagai masukan dan informasi tambahan yang dapat memberikan

informasi mengenai kejadian dari Computer Vision Syndrome dapat menjadi

sumber bacaan atau sumber informasi dan referensi bagi pembaca, terkhusus

mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Makassar.

3. Manfaat Praktis

Sebagai menambah pengetahuan bagi peneliti dalam bentuk pengabdian

dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh serta memperluas wawasan

7
4. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam

mengenal gejala dari penyakit Computer vision syndrome.

IV. TINJAUAN PUSTAKA

A. Computer Vision Syndrome

1. Definisi

American Optometris Association (1995) seperti dikutip Mussa (2016)

Computer vision syndrome (CVS) adalah gangguan pada mata yang

disebabkan oleh gejala visual yang diakibatkan oleh interaksi tampilan pada

komputer atau akibat lingkungannya. Gejala dari CVS adalah sakit kepala,

penglihatan kabur, sensasi terbakar, mata merah dan nyeri, masalah

pemfokusan mata serta nyeri pada leher dan bahu. Dengan melihat layar

digital tersebut dalam jangka waktu lebih dari dua jam setiap hari akan

meningkat gangguan fungsi penglihatan yang akan cenderung mengalami

beberapa gejala Computer vision syndrome (Mussa, 2016).

2. Etiologi

Computer Vision Syndrome terjadi karena disebabkan oleh adanya

gangguan saat memfokuskan penglihatan pada VDT (Visual display

terminal). Visualisasi obyek pada VDT berbeda dengan obyek pada kertas.

Hal ini disebabkan karena huruf atau obyek pada kertas memiliki kontras dan

batas yang lebih baik dan secara signifikan berbeda dengan latar belakangnya

sehingga tidak menimbulkan kesulitan memfokuskan dan tidak menimbulkan

kelelahan pada mata. Obyek atau huruf pada VDT tidak memiliki kontras

8
yang baik terhadap latar belakangnya, karena bagian pusat obyek memiliki

intensitas cahaya yang lebih tinggi dibandingkan bagian tepinya. Selain itu

terdapat glare dan refleksi dari monitor sehingga menimbulkan kesulitan

untuk memfokuskan dan mengakibatkan timbulnya kelelahan pada mata

(Amalia, 2018).

3. Patofisiologi

Mekanisme fokus pada mata manusia tidak sama dengan teks cetak dan

unit tampilan visual, yang dapat memberikan respon dengan cara yang

berbeda. Bahan bacaan pada teks cetak dan tampilan visual komputer

memiliki banyak perbedaan dalam hal jarak pandang, sudut pandang,

kecepatan berkedip, kemunculan teks dan kebutuhan akomodasi serta dalam

pelebaran celah palpebra saat membaca. Setiap huruf yang dicetak terdiri dari

karakter yang terdefinisi dengan baik di seluruh permukaannya, sedangkan

huruf unit tampilan visual terdiri dari piksel yang merupakan hasil dari sinar

elektronik yang menghantam permukaan belakang layar berlapis fosfor.

Karakter dari layar tampilan visual terdiri dari titik-titik kecil yang disebut

piksel. Setiap piksel mengalami terang pada tengahnya dan buram pada tepi

luarnya. Maka karakter elektronik tersebut memiliki tepi yang buram

dibandingkan dengan huruf pada kertas tepi yang tajam, sehingga membuat

mata sangat sulit untuk mempertahankan fokus pada piksel. Mata akan

berusaha memfokuskan kembali ke tampilan layar dengan proses terus

menerus yang sehingga membuat mata menjadi kelelahan (Alemayehu dan

Alemayehu, 2019)

9
4. Faktor Risiko

a. Faktor individual

1) Usia

Seiring bertambahnya usia terutama pada lanjut usia yang ditandai

dengan adanya kondisi yang mengalami penurunan daya tahan tubuh dan

fungsi tubuh yang sehingga akan berisiko terkena penyakit terutama

mengalami gangguan pada fungsi penglihatan (Munandar dan Khairani,

2016).

2) Jenis kelamin

Perempuan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kejadian CVS

dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki (Amalia, 2018). Seperti pada

hasil penelitian pada mahasiswa jurusan komputer di Universitas Lampung

didapatkan sebanyak 70,37% responden perempuan mengalami CVS

(Valentina dkk., 2019). Memilki risiko tinggi pada wanita disebabkan karena

seiring dengan bertambahnya usia pada lapisan Tear Film lebih cepat menipis

sehingga memudahkan mata menjadi kering (Darmaliputra dan Dharmadi,

2019).

3) Durasi penggunaan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa jurusan

teknologi informasi mendapatkan responden yang melebihi durasi

penggunaan selama 4 jam dalam sehari dan beristirahat kurang dari 15 menit

akan memiliki kecenderungan lebih besar terkena CVS. Dengan

menggunakan komputer lebih dari dua jam secara terus menerus tanpa jeda

10
akan berisiko untuk terkena CVS, akibat lelahnya otot-otot siliaris karena

berakomodasi secara terus-menerus (Darmaliputra dan Dharmadi, 2019).

4) Penggunaan kacamata

Pengguna kacamata mengalami masalah berupa kesulitan untuk

mengatur fokus mata atau koordinasi mata yang tidak dapat dikoreksi dengan

kacamata refraksi atau lensa kontak. Dari kedua alat bantu penglihatan

tersebut dapat memperparah gejala CVS karena tidak mendukung fungsi kerja

mata selama bekerja di depan komputer sehingga akan muncul kelelahan

pada mata dan meningkatkan gejala CVS. dari Hasil yang didapatkan pada

penelitian pada mahasiswa jurusan ilmu komputer di universitas lampung

yaitu sebanyak 12,5% responden yang memakai kacamata dan diantara

jumlah sebanyak 92,86% yang mengalami CVS. Walaupun jumlah pemakai

kacamata kurang, namun hasil yang didapatkan secara signifikan

menunjukkan pemakaian kacamata selama penggunaan komputer dapat

meningkatkan risiko delapan kali lebih besar (Valentina dkk., 2019).

5) Jarak pandang

Proses dengan melihat jarak dekat memerlukan suatu mekanisme

akomodasi sehingga mata dapat memfokuskan objek penglihatan ke retina

dan terbentuk bayangan yang jatuh tepat di retina dan Mekanisme tersebut

menyebabkan objek yang terlihat menjadi jelas . Bahwa semakin jauh jarak

pandang mata terhadap layar komputer (90-100 cm) gejala yang muncul

dikeluhkan terkait CVS seperti mata tegang, mata lelah, kemampuan

memfokuskan mata menjadi lambat, mata kering dan iritasi serta mengalami

11
sakit kepala akan semakin lama semakin berkurang gejala CVS. Untuk

Idealnya jarak penglihatan mata terhadap layar adalah sebesar 20-40 inchi

(50-100 cm) (F. T. A. Sari dan Himayani, 2018).

Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa

Universitas Sam Ratulangi Manado untuk penggunaan smartphone jarak

pandang aman dapat menggunakan ponsel dengan jarak 30cm dari mata ke

layar (Panambuhan, Runampuk dan Moningka, 2019).

6) Riwayat obat-obatan

Obat anti hipertensi diduga obat tersebut dapat menyebabkan sindroma

mata kering secara langsung melalui efek inflamasi pada kelenjar sekretoris,

atau secara tidak langsung melalui penurunan produksi air mata, mengganggu

input nervus dalam refleks sekresi air mata, dan begitupun juga pada obat anti

depresan maupun anti histamin.

7) Riwayat penyakit

Ada Beberapa penyakit yang dapat mengurangi sekresi air mata yang

akan terjadinya mata kering yaitu akibat penyakit diabetes mellitus,

hipertensi, Sjogren’s syndrome (penyakit gangguan system kekebalan tubuh

yang ditandai dengan mata kering dan mulut kering).

(Satrianawaty, Sumarno dan Prabowo, 2019).

b. Faktor lingkungan

1) Sumber pencahayaan Ruangan

Faktor lingkungan yang dapat menjadi risiko terjadinya CVS yaitu

adanya Pencahayaan yang buruk mengalami Cahaya yang tidak seimbang

12
antara layar pengguna VDT (Visual Display Terminal) dengan cahaya

sekitarnya (Alemayehu dan Alemayehu, 2019).

2) Suhu udara ruangan

Suhu udara ruangan yang rendah dapat juga menurunkan frekuensi

berkedip pada mata.

3) Kelembapan udara ruangan

Semakin rendah kelembapan udara dapat juga menurunkan frekuensi

berkedip sehingga menyebabkan keluhan dari gejala CVS seperti mengalami

keluhan mata kering.

(F. T. A. Sari dan Himayani, 2018)

5. Gejala

Gejala CVS dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu:

a. Gejala astenopia

Gejala Astenopia terdiri dari mata lelah, mata tegang, mata terasa sakit,

mata kering, dan nyeri kepala.

b. Gejala pada permukaan okuler

Gejalanya berupa mata berair, mata teriritasi, dan akibat penggunaan

lensa kontak.

c. Gejala visual

Gejala visual terdiri dari penglihatan kabur, penglihatan ganda,

presbiopia, dan kesulitan dalam memfokuskan penglihatan.

13
d. Gejala ekstraokuler

Gejala ekstraokuler terdiri dari nyeri bahu, nyeri leher, dan nyeri pada

punggung.

(Monaliza dkk., 2018)

B. Durasi Penggunaan Smartphone Selama Pembelajaran Online

1. Smartphone

a. Definisi

Berawal dari Ponsel merupakan salah satu yang paling banyak digunakan

masyarakat saat ini, perkembangannya pun sangat pesat, serta fungsinya terus

berubah dari sekedar media komunikasi menjadi alat komunikasi multimedia

yang memiliki banyak fungsi sehingga dapat membantu kelancaran berbagai

aktivitas, berbagai profesi masyarakat hingga kemudian muncul dengan

istilah Smartphone atau Telepon pintar.

Smartphone atau Telepon pintar mempunyai kemampuan seperti

komputer yang dijalankan oleh sistem operasi yang mengontrol sistem dan

kinerja barang elktronik. Dengan adanya Smartphone sebagai perangkat

fleksibel memungkinkan penggunanya untuk selalu terhubung melalui

fasilitas telepon maupun data atau internet secara bersamaan, ini yang sangat

membedakannya dengan telepon biasa dari pada sebelumnya. Fenomena dari

Smartphone tersebut memiliki hasil perkembangan teknologi dan informatika

yang semakin ke depan semakin canggih.

14
b. Dampak smartphone

1) Dampak positif

a) Mempermudah komunikasi

Komunikasi antar guru, pelajar dan orang tua dapat berjalan dengan lebih

mudah dilakukan secara massal melalui grup yang tersedia di aplikasi

komunikasi seperti whatsapp dan lain-lain.

b) Media hiburan

Menjadikan media untuk membantu pelajar atau guru untuk beristirahat

sejenak dari kejenuhan mereka. Seperti Games yang dapat meningkatkan

kemampuan para pelajar yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan mereka

atau Games yang mengasah kemampuan mengingat atau berhitung.

c) Meningkatkan pengetahuan

Membantu pelajar untuk mendapatkan berbagai informasi pengetahuan

untuk keperluan dalam pendidikan mereka

d) Meningkatkan kenyamanan dalam belajar

Memudahkan untuk mendapatkan informasi serta menghemat waktu

tanpa memerlukan untuk bepergian ke perpustakaan untuk mencari informasi

yang mereka perlukan.

e) Tersedianya teknologi yang lebih canggih

Smartphone memberikan banyak pilihan aplikasi yang berguna untuk

membantu proses belajar, mengumpulkan informasi yang dibutuhkan seperti

belajar bahasa, teknik menggambar, memasak serta meningkatkan

kemampuan Public Speaking dengan belajar melalui telepon pintar mereka.

15
f) Mempertajam kemampuan mengingat murid

Mempertajam ingatan pelajar yang dapat dilakukannya adalah merekam,

mengambil gambar dan mencatat seluruh pelajaran yang diberikan secara

lengkap dan mempelajari kembali lagi.

g) Meningkatkan kemampuan dalam mengatur waktu

Dampak positif dari penggunaan smartphone adalah meningkatkan

kemampuan dalam mengatur waktu mereka. Seperti Beberapa aplikasi notes,

stopwatch, kalender, alarm, perekam, google drive, office dan banyak lagi

yang mampu membantu mereka dalam mencatat, menerima dan mengirim

dokumen atau tugas mereka. Mengatur waktu belajar mereka bisa lebih tepat

waktu dalam belajar dan mengatur skala prioritas dalam mengerjakan tugas-

tugas mereka. Dengan bantuan Smartphone, pelajar dapat menjadi pelajar

terbaik dalam belajar dan meningkatkan berbagai aspek dalam hidup mereka

melalui manajemen waktu yang tepat.

2) Dampak negatif

a) Tidak fokus saat belajar

Membuat pelajar mengalihkan perhatian yang melewatkan beberapa

pelajaran yang diberikan karena terlalu sibuk dengan Smartphone.

b) Dapat menyebabkan kecanduan

Smartphone dapat membuat pelajar kecanduan yang tidak bisa lepas dari

telepon pintar mereka mulai dari bangun hingga sampai kembali mau tidur.

16
c) Kurangnya interaksi sosial dikehidupan nyata

Kurangnya interaksi sosial dikehidupan mereka di mana lebih berinteraksi

dengan melalui media sosial ketimbang dengan interaksi sosial mereka

d) Prestasi akademik menurun

Penyebabnya karena mereka tidak dapat mengingat atau menangkap

informasi yang diberikan saat proses belajar mengajar karena teralihkan

perhatiannya oleh Smartphone.

e) Membuat kurang berempati dengan lingkungan sekitar

Orang-orang yang sudah kecanduan dengan Smartphone, akan cenderung

lebih cuek dan kurang berempati dengan apa yang terjadi dengan sekitar

mereka karena sudah asyik dengan smartphone mereka.

f) Meningkatkan level kecemasan dan depresi

Media sosial menjadi media berbagi dan biasanya orang-orang

membagikan cerita mereka disana, mulai dari foto berlibur, kuliner, berita-

berita bahagia lainnya. Hal ini dapat meningkatkan level kecemasan dan

depresi bagi orang lain yang tidak memiliki kesempatan untuk merasakan

kebahagiaan seperti yang dibagikan oleh teman-temannya melalui media

sosial.

g) Risiko penyalahgunaan Smartphone

Begitu mudahnya mengakses internet melalui smartphone jika

disalahgunakan untuk mengakses situs-situs yang tidak seharusnya diakses

oleh para pelajar, misalnya digunakan untuk mengakses pornografi.

17
h) Mengganggu kesehatan

Penggunaan smartphone secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan

penggunanya. Misalnya terganggunya kesehatan mata mereka atau kurangnya

waktu tidur mereka karena menggunakan smartphone sampai larut malam.

Hal ini berpengaruh kepada tingkat konsentrasi murid-murid dalam belajar

dan dapat membuat prestasi akademik mereka menurun.

i) Mengurangi daya tangkap otak dan daya ingat

Smartphone dapat mengakibatkan daya tangkap otak dan daya ingat pada

pelajar menurun. Hal ini disebabkan karena mereka cenderung mengandalkan

smartphone untuk melakukan berbagai hal seperti merekam percakapan,

menggunakan mesin pencari untuk setiap apa pun yang tidak mereka tahu.

Otak tidak dilatih untuk berpikir jika mengandalkan smartphone secara terus

menerus dalam proses belajar.

j) Tindakan kecurangan

Mudahnya menggunakan smartphone, bisa membuka kesempatan bagi

murid-murid untuk melakukan tindakan kecurangan saat ujian, baik

mencontek dengan mengakses internet atau berbagi jawaban dengan teman

melalui media komunikasi. Tindakan mencontek bisa terjadi karena murid-

murid yang malas belajar akibat terlalu asyik bermain dengan smartphone

mereka dan membuat mereka malas untuk belajar.

(Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa, 2019)

Adapun juga dampak negatif dari segi aspek kesehatan lainnya, Untuk

penggunaan Smartphone dalam jangka waktu yang lama juga dapat

18
menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti terjadi gangguan pada mata

yang dapat membuat fungsi penglihatan menjadi buruk, gangguan

pendengaran, serta MSD (Musculoskeletal Disorders) seperti nyeri leher,

nyeri punggung, ataupun pada bahu (Bachtiar dkk., 2020).

2. Pembelajaran Online

a. Definisi

Pembelajaran online adalah pembelajaran yang melalui teknologi dengan

jaringan internet yang dapat membantu dalam proses belajar dan pemberian

pengetahuan yang di mana saling berinteraksi dengan pelajar dengan pengajar

dengan melalui bantuan aplikasi zoom, classroom dan sebagainya.

Pembelajaran online dilakukan dengan tidak tatap muka langsung, hanya

saja dengan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran online menjadi pilihan

kedua setelah pembelajaran offline yang merupakan pengaruh dari masa

pandemi COVID-19 yang tidak memungkinkan guru dan pelajar dapat

bertatap muka langsung untuk melakukan proses pembelajaran. Dengan hal

tersebut tujuannya untuk mengurangi penyebaran COVID-19 serta

pembelajaran tetap berjalan.

(Pratiwi, 2021).

Pembelajaran online atau pembelajaran metode E-Learning di mana

pelajar yang membutuhkan sarana & prasarana yang mendukung agar

pembelajaran tetap berjalan dengan baik, seperti komputer, Smartphone,

aplikasi, serta jaringan internet yang digunakan sebagai media

19
berlangsungnya pembelajaran berbasis E-Learning atau Online (Dwi dkk.,

2020).

b. Dampak pembelajaran online

1) Dampak positif

a) Pendidik menjadi paham dalam teknologi

Bahwa seperti yang diketahui mutu pendidikan di Indonesia harus

ditingkatkan dengan mampu menguasai berbagai kecanggihan ilmu

pengetahuan teknologi yang dipergunakan juga untuk proses pembelajaran

online, yang bermanfaat untuk pendidik yang mengalami kurangnya

pengetahuan tentang di bidang ilmu pengetahuan tekonologi.

b) mendapatkan berbagai sumber pelajaran

Membuat pelajar menjadi mudah mengakses seputar pembelajaran dari

berbagai sumber dan materi pelajaran. Terutama pada siswa yang sudah

disediakan website platform belajar seperti kelas pintar, zenius, quipper dan

lain sebagainya.

c) Belajar dari rumah orang tua berperan sebagai pendidik yang utama

Seperti yang kita ketahui bahwa orang tua memilki kesibukan tertentu

yang sehingga kurangnya waktu untuk mendampingi anak yang hanya

mengharapkan anaknya di didik oleh gurunya di sekolah, dalam proses

belajar yang semestinya pendidikan bukan hanya guru yang dapat melakukan

hal tersebut di mana orang tua dapat juga untuk mempertanggung jawabkan

bersama dalam mendidik anak. Tetapi di masa pandemi orang tua menjadi

sebagai pendidik utama yang mampu bekerja sama dengan guru dan

20
pemerintah, sehingga tujuan pembelajaran online dapat tercapai secara

efektif.

2) Dampak negatif

a) Peserta didik merasa terbebani oleh tugas yang diberikan oleh pendidik

Di masa pandemi COVID-19 banyak guru yang memilih untuk

memberikan tugas kepada siswanya sehingga membuat beberapa siswa yang

terbebani dengan tugas yang diberikan. Bukan hanya siswa yang terbebani

namun orang tua ikut terbebani juga karena harus memantau dan mengajari

anaknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Karena guru lebih

banyak menekankan proses pembelajaran yang sangat menitik beratkan pada

aspek kognitif semata, yang seharusnya adalah guru harus lebih menekankan

pada keterampilan dan kreativitas siswa sehingga siswa tidak terbebani.

b) Kebijakan belajar dari rumah banyak disalahgunakan oleh beberapa peserta

didik

Dengan penerapan pembelajaran online di masa pandemi dapat dilakukan

di rumah, namun ada juga yang menyalahgunakan seperti diberikan tugas

oleh gurunya yang berupa tugas kelompok, namun siswa mengambil dalam

kesempatan untuk berkumpul bertemu langsung dengan teman kelompoknya

yang disamping itu juga untuk melakukan bepergian diluar rumah untuk

menyelesaikan tugasnya. Saat pandemi COVID-19 sebaiknya pendidik

diberikan tugas individu kepada peserta didik untuk bisa tetap di rumah

mengerjakan masing-masing yang bukan mengerjakan di luar rumah, dan

selain itu untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Karena banyak peserta

21
didik yang menganggap bahwa tugas kelompok harus berkumpul secara tatap

muka dan hal tersebut belum bisa dilakukan di masa pandemi COVID-19.

c) Pembelajaran melalui video converence yang terlalu lama bisa menyebabkan

mata tidak sehat

Di masa pandemi banyak sekali pendidik yang menggunakan video

conference sebagai kelas virtual, tanpa disadari jika terlalu lama dilakukan

video conference dapat menyebabkan kerusakan pada mata Jika dari jam

pertama kemudian dilanjutkan lagi di jam kedua peserta didik harus

mengikuti kelas virtual itu terhitung kurang lebih antara 4-5 jam. Pengaturan

waktu pembelajaran sangat diperlukan agar pembelajaran Daring menjadi

lebih efektif dan efisien.

d) Peserta didik kurang memahami materi pembelajaran

Belajar dari rumah tanpa guru meskipun ada orang tua yang mengajar

ditambah dengan berbagai sumber belum tentu membuat peserta didik paham

terhadap materi dan tugas yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu peran

pendidik sangat mendidik dalam proses belajar. Disaat pembelajaran di

rumah banyak peserta akan rindu dengan gurunya ataupun dosennya.

(Dwi dkk., 2020)

3. Durasi Penggunaan Smartphone selama pembelajaran online

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata Durasi adalah lamanya

sesuatu berlangsung atau rentang waktu digunakan. Kemudian dari beberapa

penelitian yang mengemukakan bahwa Smartphone memiliki radiasi yang

apabila berlangsung lama dan terus menerus dapat menggangu kesehatan

22
khususnya gangguan pada mata. Studi terdahulu menunjukkan bahwa

melakukan Computer Work yang terlalu lama dapat berakibat terjadinya

Musculoskeletal Disorder pada bahu, lengan, tangan dan sakit kepala. Selain

dari itu, mata yang terus-menerus untuk melihat Visual Display Terminal

(VDT) dapat mengakibatkan juga masalah visual yang mempunyai gejala

Ocular seperti mata terasa gatal, berair, kering dan mata sakit. Gejala Visual

yaitu mata kabur, gejala sistemik mengalami sakit kepala, Shoulder Pain,

Neck Pain, dan Back Pain (Fathimahhayati, Pawitra dan Tambunan, 2020).

Masyarakat dengan adanya smartphone yang dilengkapi layanan internet

sudah berada selalu dalam genggaman yang memberi kemudahan bagi

banyak orang yang dapat mengakses berbagai informasi ataupun hiburan

sehingga dalam penggunaan yang tidak tepat atau secara berlebihan dapat

membawa sikap ketergantungan atau kecanduan.

Adapun waktu durasi yang baik penggunaan durasi yang tepat yaitu pada

usia bayi 0-6 bulan sebaiknya tidak dianjurkan untuk memperkenalkan

smartphone. Bayi usia antara 1-2 tahun sudah dapat diperkenalkan akan tetapi

tidak boleh lebih dari 1 jam dalam sehari. Anak usia 6 tahun boleh

menggunakan Gadget dengan syarat selalu didampingi oleh orang tuanya,

kemuadian pada usia >6 tahun keatas boleh menggunakan hanya untuk

program yang aman di usianya serta penggunaan gadget tidak lebih dari 3 jam

dalam sehari (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Pandemi COVID-19 merubah tatanan kehidupan masyarakat dalam

berbagai aspek, salah satunya aspek pendidikan. Sesuai dengan Surat Edaran

23
MENDIKBUD pada tanggal 17 Maret 2020, semua instansi pendidikan

melaksanakan pembelajaran dari rumah sampai batas waktu yang ditentukan.

(Menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia, 2020).

Dengan melaksanakan pembelajaran Daring atau Online, maka terdapat

perubahan aktivitas pelajar, yaitu frekuensi penggunaan Smartphone

meningkat, lebih banyak aktivitas duduk daripada berdiri dan lebih banyak

aktivitas digital daripada aktivitas fisik. Berdasarkan dari hasil penelitian

pada mahasiswa TI Universitas Mulawarman yang menggunakan smartphone

dalam melakukan pembelajaran online dengan posisi duduk di kursi yang

kemudian meletakkan smatphone nya di atas meja, yang menimbulkan

keluhan fisik, Musculoskeletal Disorder pada pinggang, leher bagian atas dan

leher bagian bawah dengan keluhan tingkat rasa sakit yang dialami oleh

responden adalah “agak sakit”. Dan penelitian tersebut juga menunjukkan

mengalami keluhan pada Visual Fatigue terutama sakit kepala, mata sakit,

mata kering karena rata-rata penggunaan Smartphone adalah 8,3 jam per hari.

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk meringankan dari gejala

tersebut dapat dilakukan dengan teknik 20-20-20 yang artinya  mengalihkan

pandangan dari layar setiap 20 menit untuk menatap objek yang berjarak jauh

(sekitar 20 kaki atau 6 meter) selama 20 detik. Dua puluh detik merupakan

waktu yang dibutuhkan untuk otot mata akhirnya relaksasi.

(Fathimahhayati, Pawitra dan Tambunan, 2020)

24
C. Sintesa Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 1
Sintesa hasil penelitian sebelumnya
Judul Jenis Populasi
No hasil
penelitian penelitian dan sampel
1. Gambaran Penelitian Populasi Didapatkan lebih
faktor risiko ini pada banyak responden
individual mengguna penelitian berjenis kelamin lelaki
terhadap kan tersebut dari (70,7%), menggunakan
kejadian metode mahasiswa komputer dengan jarak
Computer deskriptif fakultas pandang ≥ 50 cm
vision kuantitatif teknik (56,1%), melihat
syndrome pada dengan jurusan komputer yang
mahasiswa pendekata teknologi posisinya berada lebih
jurusan n cros informasi rendah dari posisi mata
teknologi sectional universitas (60,2%), bekerja di
informasi (Potong udayana depan komputer > 4
universitas lintang) dengan jam dalam sehari
udayana tahun sampel (82,1%), beristirahat
2015 penelitian selama ≥ 15 menit
sebanyak setelah menggunakan
Kenny 123 komputer (62,6%),
Darmaliputra mahasiswa, tidak menggunakan
Dan Made dengan kacamata saat bekerja
Dharmadi teknik di depan komputer
2019 pengambila (71,5%), serta kejadian
n sampel CVS pada responden
menggunak sebesar 74%.
an Simple
Random Kemudian untuk
Sampling. keluhan CVS dengan
jumlah terbanyak
adalah mata lelah
(91,1%) sedangkan
paling sedikit
responden mengeluhkan
adanya penglihatan
ganda (19,5%).

Kecenderungan
kejadian CVS
berdasarkan faktor
risiko bahwa kejadian
CVS lebih sering
ditemukan pada

25
responden perempuan
(83,3%) Adanya
kecenderungan tersebut
disebabkan karena
seiring bertambahnya
usia, lapisan tear film
pada wanita lebih cepat
menipis. Penipisan ini
akan memudahkan mata
menjadi kering. jarak
pandang < 50 cm
(79,6%) disebabkan
mata melakukan
akomodasi untuk
memfokuskan agar
cahaya tepat jatuh di
retina sehingga objek
terlihat jelas.
Akomodasi yang
berlangsung terus-
menerus akan
menyebabkan otot
siliaris kelelahan dan
menimbulkan keluhan
penglihatan. Sudut
pandang lebih rendah
(77%), durasi bekerja di
depan komputer > 4
jam (78,2%) berisiko
untuk terkena CVS,
akibat lelahnya otot-
otot siliaris karena
berakomodasi secara
terus-menerus, durasi
istirahat < 15 menit
(78,3%), dan
menggunakan kacamata
(82,9%) Hal ini
disebabkan karena
penggunaan kacamata
tidak dibuat khusus
untuk melihat tampilan
komputer.
(Darmaliputra dan
Dharmadi, 2019)

26
2. Faktor-Faktor Penelitian Populasi Durasi penggunaan
Yang tersebut pada smartphone dalam
Berhubungan mengguna penelitian penelitian ini adalah
Dengan kan jenis tersebut jangka waktu responden
Computer penelitian adalah menggunakan
Vision analitik karyawan smartphone dalam satu
Syndrome kuantitatif yang hari. Hasil analisis pada
(CVS) Pada dengan terdaftar di tabel di atas
Karyawan Pt. desain PT. menunjukkan bahwa
Depoteknik cross Depoteknik nilai p-value sebesar
Duta Perkasa sectional Duta 0,000 yang di mana
Tahun 2020 Perkakas berarti terdapat
yang hubungan signifikan
Muhammad menggunak antara durasi
Bilal Ibnu an penggunaan smartphone
Maeda, Azizah komputer dengan CVS.
Musliha Fitri, dalam
Rizki Amalia pekerjaanny (Maeda, Fitri dan
2020 a. Melalui Amalia, 2020)
teknik total
sampling,
didapatkan
jumlah
sampel
sebanyak 50
orang.
3. Hubungan Jenis Populasi Berdasarkan hasil uji
Lama penelitian dalam statistic dengan
Penggunaan yang penelitian menggunakan uji Chi
Komputer digunakan tersebut Square menunjukkan
Dengan pada seluruh bahwa p.value (0,004)
Kejadian penelitian pegawai < α (0,05), yang berarti
Computer ini yaitu kantor BPJS ada hubungan lama
Vision penelitian Kesehatan penggunaan komputer
Syndrome kuantitatif di Rumah dengan kejadian
Pada Pegawai dengan Sakit computer vision
Kantor Di pendekata Grandmed syndrome Pada Pegawai
Rumah Sakit n survey Lubuk kantor BPJS Kesehatan
Grandmed analitik, Pakam yang di Rumah Sakit
Lubuk Pakam mengguna berjumlah Grandmed.
kan desain 36 orang.
Irmayani, penelitian Pengambila
Beny Irawan, yaitu n sampel
Anggi Isnani cross dengan
Parinduri, sectional menggunak
Atika Sari an tekhnik

27
Lubis 2020. Total
sampling
yaitu
seluruh
populasi
dijadikan
sampel.
(Irmayani dkk., 2020)
4. Computer Jenis Sebanyak Frekuensi keseluruhan
Vision Penelitian 343 siswa CVS ditemukan 98,7%.
Syndrome Yang terdaftar Dua puluh sembilan
(CVS) dan Digunakan dalam persen siswa
faktor risiko Adalah penelitian mengalami keluhan
terkait antara Studi tersebut. ekstra okular dan 71%
mahasiswa Cross Analisis memiliki gejala okular.
kedokteran Sectional akhir Gejala CVS lebih
sarjana di Deskriptif dijalankan umum diamati di antara
tengah-tengah pada 326 yang menggunakan
Covid-19 mahasiswa desktop atau laptop
kedokteran dengan panjang kurang
Khola Noreen, sarjana. dari lengan (p = 0,001).
Kashif Ali, Wanita Jarak <12 inci dari
Kausar Aftab, adalah 228 ponsel ditemukan
Muhammad (69%) dan dikaitkan dengan iritasi
Umar 2021. 98 (30%) mata dan nyeri bahu
adalah laki- leher (p = 0,001).
laki. Frekuensi istirahat lebih
dari 60 menit
ditemukan secara
signifikan terkait
dengan iritasi mata (p =
0,002) dan sensitivitas
berkedip dan cahaya
yang berlebihan (p =
0,001). Masalah
kesehatan yang terkait
dengan penggunaan
berlebihan perangkat
digital sangat tinggi
selama pandemi Covid-
19. Gejala CVS secara
signifikan dikaitkan
dengan jarak dari
perangkat digital dan
interval istirahat yang
kurang.

28
(Noreen dkk., 2021)
5. Prevalensi dan Jenis Populasi Ada peningkatan yang
faktor risiko penelitian sebanyak signifikan dalam durasi
penilaian digunakan 261 orang rata-rata penggunaan
ketegangan adalah tua atau perangkat digital
mata digital di analisis wali selama era COVID-19
antara anak- studi cross menanggapi (3,9 ± 1,9 jam)
anak sectional kuesioner dibandingkan dengan
menggunakan yang dalam era pra-covid (1,9 ± 1,1
e-learning berbasis waktu yang jam, p = <0,0001). Di
online selama kuesioner ditentukan. era covid, 36,9% dari
pandemi Dari jumlah Anak-anak
COVID-19: tersebut, menggunakan
ketegangan yang perangkat digital
mata digital di termasuk dengan waktu >5 jam
antara anak- dalam dibandingkan dengan
anak (studi analisis 1,8% anak-anak di
meja-1) studi hadapan era COVID-
penelitian 19. Dalam penelitian
Amit Mohan, tersebut 217 tersebut, 96,3% anak-
Pradhnya Sen, peserta anak menghadiri kelas
Chintan Shah, yang online, di mana 49,8%
Elesh Jain, memberikan dari mereka menghadiri
Swapnil Jain tanggapan kelas online selama >2
2021. lengkap jam per hari. Ada
untuk peningkatan prevalensi
survei. DES (Digital eye strain)
di antara anak-anak di
era pandemi. Orang tua
harus
mempertimbangkan
durasi, jenis dan jarak
penggunaan perangkat
digital untuk
menghindari gejala
DES pada anak-anak.

(Mohan dkk., 2020)

29
V. KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Computer vision syndrome (CVS) adalah gangguan pada mata yang

disebabkan oleh cahaya radiasi elektromagnetik yang berasal dari

penggunaan komputer, laptop, dan Smartphone secara berkepanjangan atau

durasi lama yang menangkap berkas cahaya dipantulkan dari sebuah benda

tersebut.

Di masa pandemi COVID-19 ini masyarakat lebih banyak menggunakan

alat teknologi seperti Smartphone sebagai kebutuhan sehari-hari untuk

melakukan berbagai aktivitas di rumah masing-masing akibat yang diterapkan

adanya Social distancing ataupun Lockdown yang tujuannya untuk mencegah

tersebarnya virus Corona. Hal ini berlaku juga khususnya di dunia pendidikan

di mana MENDIKBUD mengedarkan surat untuk menerapkan pembelajaran

jarak jauh terhadap peserta didik selama masa pandemi COVID-19, yang

mengharuskan untuk tetap belajar di rumah dengan menggunakan alat

teknologi seperti komputer, laptop, ataupun Smartphone sebagai alat

komunikasi untuk menghubungkan antar guru dengan peserta didiknya

dengan berbasis pembelajaran Online atau dalam jaringan.

Dilakukannya Pembelajaran Online sesuai waktu yang ditentukan dan

apabila dilakukan dalam waktu yang lama akan berdampak juga bagi

kesehatan terutama pada mata tanpa diselingi waktu jeda istirahat akan

berisiko terjadinya CVS, belum lagi ketika di luar dari pembelajaran online

pelajar akan melanjutkan menggunakan smartphone nya sebagai media

30
hiburan juga yang tanpa memerhatikan jeda istirahat menatap layar

Smartphone. Dari gangguan pada mata salah satu penyakitnya yaitu kejadian

Computer vision syndrome (CVS) yang memunculkan keluhan seperti terjadi

mata lelah, mata terasa tegang, mata kering, mata terasa berair, mengalami

iritasi, terjadinya penglihatan menjadi kabur, kesulitan memfokuskan

penglihatan, mata terasa sakit, penglihatan ganda, nyeri kepala, nyeri leher,

nyeri bahu, dan nyeri punggung yang disebabkan oleh layar media elektronik

tersebut dalam waktu penggunaan yang lama.

B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti

Berdasarkan dari landasan teori yang telah diuraikan dan dijelaskan pada

tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan suatu model antara variabel yang

diteliti sebagai berikut:

Durasi penggunaan Smartphone Gejala


selama pembelajaran Online Computer
Vision
Durasi penggunaan Smartphone Syndrome
di luar pembelajaran Online

C. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

1. Durasi Penggunaan Smartphone

a. Definisi operasional

Durasi waktu saat menggunakan Smartphone ketika pelajar MTsN 1

Bone melakukan pembelajaran online dan juga durasi di luar dari

pembelajaran online yang diukur berdasarkan durasi penggunaan Smartphone

oleh pengguna yang dilakukan dalam sehari.

31
b. Kriteria objektif

Durasi penggunaan Smartphone diukur sesuai dengan waktu rata-rata

yang digunakan oleh pelajar dalam hitungan jam/hari.

2. Compter Vision Syndrome

a. Definisi operasional

Kejadian Computer Vision Syndrome jika responden memiliki keluhan

gejala gangguan pada mata berupa mata lelah, mata tegang, mata kering, mata

berair, mata teriritasi akibat penggunaan lensa kontak, Penglihatan kabur,

kesulitan dalam memfokuskan penglihatan, mata terasa sakit, nyeri kepala,

penglihatan ganda, nyeri punggung, nyeri leher dan nyeri bahu.

b. Kriteria objektif

Kejadian CVS dinilai apabila ditemukan satu atau lebih dari gejala yang

dikeluhkan maka dikatakan terdiagnosis Computer Vision Syndrome (+CVS)

dan tidak mengeluhkan gejala sama sekali dikatakan tidak terdiagnosis

Computer Vision Syndrome (-CVS).

VI. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan desain penelitian Deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran

antara variabel yang diteliti.

32
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada pelajar di sekolah MTsN 1 Bone

Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2021.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pelajar MTsN 1 Bone yang

berjumlah 1.289 orang yang memiliki jumlah 38 kelas diantaranya dari kelas

VII memiliki 11 kelas terdapat 356 pelajar, kemudian untuk kelas VIII

memiliki juga 11 kelas yang terdapat 347 pelajar, dan untuk kelas IX

memiliki 16 kelas dengan 586 pelajar. Data tersebut didapatkan dari hasil

kunjungan pengambilan data awal secara langsung ke tempat penelitian pada

tahun 2020.

2. Sampel

Sampel penelitian ini yaitu semua pelajar MTsN 1 Bone. Untuk

menentukan jumlah sampel pada penelitian ini maka digunakan teknik

pengambilan Propotional Stratified Random sampling dan adapun untuk

penentuan ukuran sampel menggunakan rumus slovin.

Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :

N
n= 2
1+ N (d )

33
Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,05-0,1)

Penyelesaian:

N
n= 2
1+ N (d )

1.289
n=
1+ 1.289¿ ¿

1.289
n=
1+ 1.289¿ ¿

1.289
n=
1+ 3,2225

n = 305,2 dibulatkan menjadi 305 yang merupakan jumlah yang akan

digunakan sebagai sampel.

Kelas VII dengan 84 pelajar perwakilan


populasi 356 pelajar dari kelas VII

Populasi 1289 Kelas VIII dengan 82 pelajar perwakilan


pelajar populasi 347 pelajar dari kelas VIII

Populasi
Kelas IX dengan 139 pelajar perwakilan
populasi 586 pelajar dari kelas IX

Strata Sampel

Berikut penjelasan pengambilan sampel berdasarkan strata atau kelompok

dalam suatu populasi proses sampling menggunakan Propotional Stratified

random sampling yaitu :

34
a. Populasi 1289 orang yang merupakan pelajar MTsN 1 Bone

b. Dari populasi tersebut terdapat kelas VII memiliki 356 pelajar dari 11 kelas,

kelas VIII memiliki 347 pelajar dari 11 kelas dan kelas IX memiliki 586

pelajar dari 16 kelas.

c. Dari masing-masing kelas dilakukan pemilahan untuk dijadikan sampel

dengan batas ketentuan 305 pelajar. Untuk menentukan proporsi sampel

setiap kelas menggunakan rumus sampel berstrata sebagai berikut :

Ni
ni = Xn
N

Keterangan : ni = Banyak sampel pada stratum

n = Banyak sampel seluruhnya

Ni = Banyak populasi stratum

N = Banyak populasi seluruhnya

356
1) Kelas VII ni = x 305=84,2 dibulatkan 84 pelajar yang merupakan
1289

perwakilan sampel dari kelas tersebut, dan kemudian untuk sampel pada tiap

perwakilan kelas yaitu 84 : 11 = 7,6 dibulatkan 8 yang menjadi perwakilan

tiap kelas

347
2) Kelas VIII ni = x 305=82,1 dibulatkan 82 pelajar untuk perwakilan dari
1289

kelas tersebut. Kemuadian untuk perwakilan kelas yaitu 82 : 11 = 7,4 yang

dibulatkan 7 yang merupakan perwakilan tiap kelas

35
586
3) Kelas IX ni = x 305=138,6 dibulatkan 139 yang merupakan perwakilan
1289

sampel dari kelas tersebut, setelah itu untuk perwakilan pada tiap kelas yaitu

139 : 16 = 8,6 dan dibulatkan menjadi 9 merupakan perwakilan dari tiap kelas

D. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dengan membagikan

kuesioner melalui Google Form kepada responden.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sekolah MTsN 1 Bone

berupa jumlah pelajar yang mengalami kejadian Computer Vision Syndrome

dalam penggunaan Smartphone.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan

memberikan kuesioner melalui Google Form. Sebelum diberikan kuesioner

peneliti terlebih dahulu melakukan perkenalan diri melalui zoom meeting agar

peneliti terjalin hubungan saling percaya terhadap responden nantinya. Oleh

karena itu tempat perencanaan penelitian belum dapat dilakukan tatap muka

langsung kepada responden yang disebabkan adanya pandemi COVID-19.

Didalam pertemuan melalui zoom meeting peneliti akan menyampaikan

maksud dan tujuan untuk melakukan penelitian, dan untuk langkah-langkah

pengumpulan data yang akan dilakukan kepada responden setelah itu

memberikan kuesioner penelitian kepada responden.

36
3. Instrument Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan satu alat

ukur yaitu kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan

menggunakan Google Form dan dijawab oleh responden sesuai jawaban yang

dikemukakan oleh pelajar MTsN 1 Bone.

E. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan program SPSS melalui tahapan berikut:

1. Penyunting (Editing)

Penyunting adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh dikumpulkan. Penyunting dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

data atau setelah data terkumpul.

2. Pengkodean (Coding)

Pengkodean merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberian kode sangat

penting bila pengolahan data analisa data menggunakan komputer.

3. Pemasukan Data (Entry Data)

Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau data base komputer. Kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel-kontingensi

4. Pembersihan (Cleaning)

Dengan melakukan pengecekan kembali kemungkinan kesalahan seperti

kode, kelengkapan dan sebagainya.

37
F. Analisis Data

Analisis Univariat

Pada Analisis ini tujuannya agar peneliti mengetahui data karakteristik

variabel yang diteliti dengan melihat distribusi masing-masing variabel yaitu

durasi penggunaan smartphone selama pembelajaran online, durasi

penggunaan smartphone di luar dari pembelajaran online serta kejadian

gejala Computer vision syndrome dengan melihat dari sebuah data-data

variabel yang diteliti tersebut apakah dapat digunakan untuk analisis lebih

lanjut lagi atau tidak.

G. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi disertai penjelasan ataupun narasi.

H. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti perlu mendapatkan rekomendasi

dari institusi atau lembaga tempat penelitian dan dalam pelaksanaan

penelitian tetap memperhatikan masalah etika meliputi :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Sebelum melakukan penelitian peneliti akan meminta persetujuan

terlebih dahulu dengan memberikan lembar permohonan dan lembar

persetujuan kepada kepala MTsN 1 Bone ataupun mewakili. Tujuan dari

38
Informed Consent agar mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta

mengetahui dampak yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.

Apabila tempat penelitian mengizinkan dan bersedia, maka menandatangani

lembar persetujuan, dan jika tidak diizinkan dan tidak bersedia maka peneliti

harus menghormati serta menghargai hak-hak dari pihak tempat penelitian.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menjaga kerahasiaan

responden dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar atau

alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan oleh peneliti merupakan cara untuk menjaga

kerahasiaan responden pelajar MTsN 1 Bone.

3. Kerahasiaan (Confidentialy)

Menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya akan dijaga kerahasiaannya data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil penelitian.

39
DAFTAR PUSTAKA

Alemayehu, A. M., dan Alemayehu, M. maru. (2019). Pathophysiologic


Mechanisms of Computer Vision Syndrome and its Prevention: Review.
World Journal of Ophthalmology & Vision Research, 2(5), 1–7.
https://doi.org/10.33552/wjovr.2019.02.000547
Amalia, H. (2018). Computer Vision Syndrome. Jurnal Biomedika dan Keshatan,
1(2), 117–118. https://doi.org/10.1177/2165079917712727
Bachtiar, F., Fithri, N. K., Amalia, R., Herbawani, C. K., Ismiyasa, S. W., dan
Purnamadyawati. (2020). Edukasi Mengenai Dampak Penggunaan
Smartphone Sebagai Upaya Pencegahan Gangguan Muskuloskeletal Pada
Remaja. Abdimas Unwahas, 5(1), 28–32.
Daeng, I. T. M., Mewengkang, N. ., dan Kalesaran, E. R. (2017). Penggunaan
Smartphone Dalam Menunjang Aktivitas Perkuliahan Oleh Mahasiswa
Fispol Unsrat Manado. Acta Diurna, VI(1), 1–15.
Darmaliputra, K., dan Dharmadi, M. (2019). Gambaran Faktor Risiko Individual
Terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome Pada Mahasiswa Jurusan
Teknologi Informasi Universitas Udayana Tahun 2015. E-Jurnal Medika,
8(1), 95–102.
Dwi, B., Amelia, A., Hasanah, U., Putra, A. M., dan Rahman, H. (2020). Analisis
Keefektifan Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1), 3.
Fathimahhayati, L. D., Pawitra, T. A., dan Tambunan, W. (2020). Analisis
ergonomi pada perkuliahan daring menggunakan smartphone selama masa
pandemi covid-19 : Studi kasus Mahasiswa Teknik Industri Universitas
Mulawarman ( Ergonomics analysis on online learning using smartphones
during the covid-19 pandemic : A case s. 12(3), 308–317.
Gonzalez, T., De la Rubia, M. A., Hincz, K. P., Comas-Lopez, M., Subirats, L.,
Fort, S., dan Sacha, G. M. (2020). Influence of COVID-19 confinement on
students’ performance in higher education. PLOS ONE, 15(10 October), 1–
23. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0239490
Insani, Y., dan Wunaini, N. (2018). Hubungan Jarak Mata dan Intensitas
Pencahayaan terhadap. Manajemen kesehatan yayasan RS. Dr.Soetomo, 4(2),
153–162.
Irmayani, I., Irawan, B., Parinduri, A. I., dan Lubis, A. S. (2020). Hubungan Lama
Penggunaan Komputer Dengan Kejadian Computer Vision Syndrome Pada
Pegawai Kantor Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. Jurnal Kesmas
Dan Gizi (Jkg), 2(2), 114–118. https://doi.org/10.35451/jkg.v2i2.393
Kementrian kesehatan Republik Indonesia. (2018). Bijak gunakan smartphone

40
agar tidak ketergantungan.
https://www.kemkes.go.id/article/print/18070600008/bijak-gunakan-
smartphone-agar-tidak-ketergantungan.html
KOMINFO. (2015). Indonesia Raksasa Teknologi Digital Asia.
https://kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-
digital-asia/0/sorotan_media
KOMINFO. (2017). Individu memiliki Smarphone. In Survey Penggunaan TIK
2017 (hal. 18–19). Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika
dan Informasi dan Komunikasi Publik, Badan Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia.
Logaraj, M., Madhupriya, V., dan Hegde, S. (2014). Computer vision syndrome
and associated factors among medical and engineering students in Chennai.
Annals of Medical and Health Sciences Research, 4(2), 179.
https://doi.org/10.4103/2141-9248.129028
Maeda, M. B. I., Fitri, A. M., dan Amalia, R. (2020). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan Computer vision syndrome (CVS) pada karyawan
PT.Depoteknik duta perkasa. Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat 2020,
223–239.
Menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia. (2020). Surat edaran
pembelajaran daring dan bekerja dari rumah dalam rangka mencegah
peneybaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Mohan, A., Sen, P., Shah, C., Jain, E., dan Jain, S. (2020). Symposium Recent
advances and challenges in the management of retinoblastoma Globe -
saving Treatments. Indian Journal of Ophthalmology, 17(1), 1.
https://doi.org/10.4103/ijo.IJO
Monaliza, Karim, D., dan Damanik, S. rahmalia hairani. (2018). Faktor-faktor
yang berhubungan dengan keluhan computer vison syndrome pada
mahasiswa keperawatan universitas Riau. JOM FKp, 5(2), 141–146.
Muallima, N., Febriza, A., dan Putri, R. K. (2019). HUBUNGAN
PENGGUNAAN GADGET DENGAN PENURUNAN TAJAM Infeksi
Gadget tidak hanya sekedar dijadikan media hiburan semata tapi dengan
aplikasi yang terus diperbaharui gadget wajib digunakan oleh orang-orang
yang memiliki kepentingan bisnis , ataupun pengerjaan. Jurnal ilmiah
kesehatan iqra, 7, 79–85.
Munandar, A., dan Khairani. (2016). Gambaran Penglihatan Lanjut Usia di Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Keperawatan, 1(1), 1–9.
Mussa, A. (2016). Computer vision syndrome. Insight (American Society of

41
Ophthalmic Registered Nurses), 38(4), 23.
https://doi.org/10.15406/aovs.2016.04.00110
Noreen, K., Ali, K., Aftab, K., dan Umar, M. (2021). Computer Vision Syndrome
(CVS) and its Associated Risk Factors among Undergraduate Medical
Students in Midst of COVID-19. Pakistan Journal of Ophthalmology, 37(1),
102–108.
Panambuhan, J., Rumampuk, J., dan Moningka, M. E. W. (2019). Hubungan
Penggunaan Smartphone dengan Ketajaman Penglihatan Pada Mahasiswa
Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2015.
Jurnal Medik dan Rehabilitasi, 1(3), 1–6.
Pratiwi, R. A. (2021). Penerapan metode ceramah dan diskusi selama
pembelajaran online. 1–8. https://doi.org/10.31219/osf.io/wdm9e
Rohayani, F. (2020). Menjawab Problematika Yang Dihadapi Anak Usia Dini di
Masa. Qawwam, 14(1), 29–50.
https://doi.org/10.20414/Qawwam.v14i1.2310
Sari, F. T. A., dan Himayani, R. (2018). Faktor Risiko Terjadinya Computer
Vision Syndrome. Majority, 7(28), 278–282.
Sari, R. P., Tusyantari, N. B., dan Suswandari, M. (2021). Dampak Pembelajaran
Daring Bagi Siswa Sekolah Dasar Selama Covid-19. Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 2(1), 11. https://doi.org/https://doi.org/10.37478/jpm.v2i1.732
Satgas penanganan COVID-19. (2021). Data COVID-19.
https://www.covid19.go.id/
Satrianawaty, L. D., Sumarno, T. M., dan Prabowo, S. (2019). Hang tuah medical
journal. Hang Tuah Medical Journal, 17(1), 35–46.
Sudarsana, I. K., Lestari, N. G. A. M. Y., Wijaya, I. K. W. B., Krisdayanthi, A.,
Andayani, K. Y., Trisnadewi, K., Muliani, N. M., Dewi, N. P. S., Suparya, I.
K., Gunawan, I. G. D., Kusumawati, N. A., Purandina, I. P. Y., Sutriyanti, N.
K., Sudiani, N. N., Adnyani, N. W., Iragraha, S. M. F., Winaya, I. M. A.,
Siswadi, G. A., dan Aryana, I. M. P. (2020). Pembelajaran daring di masa
Pandemi COVID-19. In K. aria prima Dewi PF & J. Simarmata (Ed.),
COVID-19 Perspektif Pendidikan (1 ed., Nomor October, hal. 35–53).
Yayasan Kita Menulis.
Sulsel Tanggap COVID-19. (2021). Sulsel Tanggap COVID-19.
https://covid19.sulselprov.go.id/
Valentina, D. C. damiri, Yusran, M., Wahyudo, R., dan Himayani, R. (2019).
Faktor risiko sindrom penglihatan komputer pada mahasiswa jurusan ilmu
komputer fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas
lampung. JIMKI, 7(2), 29–37.

42
WHO. (2020). COVID-19. Penyakit Virus Corona. https://www.who.int/health-
topics/coronavirus#tab=tab_1
Yayasan bangun kecerdasan bangsa. (2019). Dampak Positif dan Negatif
Smartphone dalam Dunia Pendidikan. https://ybkb.or.id/dampak-positif-dan-
negatif-smartphone-di-dunia-pendidikan/#:~:text=Dampak positif dari
penggunaan smartphone,mengatur waktu mereka dalam belajar.

43
Lampiran I

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yang terhormat,


Pelajar MTsN 1 Bone/Calon
Responden
Di,-
Tempat

Dengan hormat,

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Athifah


NIM : 2196150

Akan mengadakan Penelitian dengan judul Gambaran durasi penggunaan


Smartphone selama pembelajaran Online di masa Pandemi COVID-19 dan
kejadian Computer Vision Syndrome pada Pelajar MTsN 1 Bone.
Dilakukannya Penelitian tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan
bagi pelajar MTsN 1 Bone sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang
diberikan merupakan tanggung jawab kami untuk menjaganya. Jika calon
responden bersedia ataupun menolak, maka tidak ada ancaman terhadap pelajar
MTsN 1 Bone. Jika selama responden merasa dirugikan maka diperbolehkan
responden untuk mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi pada penelitian kami.
Demikian surat permintaan ini kami buat, jika telah menyetujui permintaan
kami, maka kami sebagai peneliti sangat mengharapkan kesediaannya untuk ikut
menjadi responden kami. Atas perhatian dan persetujuannya kami mengucapkan
terimakasih.
Peneliti

(NUR ATHIFAH)

44
Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, bersedia untuk ikut berpartisipasi

sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswi Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar, atas :

Nama : Nur Athifah

NIM : 21906150

Judul Penelitian : “Gambaran durasi penggunaan Smartphone selama

pembelajaran Online di masa pandemi COVID-19 dan

kejadian Computer Vision Syndrome pada Pelajar MTsN 1

Bone”

Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangani dan kiranya

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Watampone, 2021

Responden

(…………………………………)

45
Lampiran III

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran durasi penggunaan Smartphone selama pembelajaran Online di masa

pandemi COVID-19 dan Kejadian Computer Vision Syndrome pada pelajar MTsN

1 Bone

A. Data demografi

Nama : Jenis Kelamin :

Kelas : Umur :

B. Petunjuk pengisian :

1. Sebelum menjawab pertanyaan di bawah ini diharapkan responden untuk

menyimak penyampaian dari peneliti untuk menjelaskan terkait pertanyaan

dari kuesioner ini

2. Bacalah pertanyaan dengan teliti dan seksama

3. Beri Jawaban yang telah disediakan dengan memilih salah satu poin serta

menjawab pertanyaan dengan jawaban anda sendiri yang anda anggap

sesuai

C. Informasi penggunaan

1. Apakah anda menggunakan kacamata atau lensa kontak saat menggunakan

Smartphone/laptop?

a. Ya

b. Tidak

46
2. Apakah ada pencahayaan di tempat anda saat menggunakan

Smartphone/laptop?

a. Ada

b. Tidak ada

3. Apakah anda memilki riwayat penyakit-penyakit tertentu?(Hipertensi,

diabetes melitus, katarak)

a. Ya

b. Tidak

(Jika jawaban Ya sebutkan…)

4. Apakah anda sedang mengonsumsi obat-obatan?

a. Obat Anti depresi

b. Obat Anti hipertensi

c. Obat Anti Alergi

d. Tidak ada

5. Berapa Jarak mata anda dengan layar saat menggunakan Smartphone

/laptop?

a. < 30 cm

b. ≥ 30 cm

47
D. Variabel penggunaan Smartphone saat pembelajaran online

1. Di mana tempat anda sering melakukan pembelajaran online?

a. Rumah sendiri

b. Rumah keluarga/teman

c. Di luar dari rumah (Jika pilihan jawaban ini silahkan lanjutkan ke soal

No.3)

2. Ruangan apa yang anda gunakan untuk melakukan pembelajaran online?

a. Ruang tamu

b. Kamar

c. Ruang makan

d. Ruang dapur

3. Berapa jam rata-rata anda bekerja secara terus-menerus di depan

Smartphone atau komputer dalam sehari untuk melakukan pembelajaran

Online? (Hanya memfokuskan penglihatan di depan Smartphone tanpa

jeda istirahat)

Jawab :

4. Apakah setelah melihat layar selama 2 jam, anda melakukan istirahat 15

menit dan melakukan peregangan otot?

a. Ya

b. Tidak

5. Berapa kali anda melaksanakan pembelajaran online dalam seminggu?

a. 2-4 kali

b. 5-7 kali

48
c. Sekali seminggu

6. Bagaimana posisi tubuh anda saat melakukan pembelajaran online dalam

menggunakan Smarthphone/laptop?

a. Duduk di kursi dan Smartphone/laptop di atas meja

b. Duduk di kursi dan memegang Smartphone/laptop

c. Duduk di sofa memegang Smartphone/laptop

d. Duduk di lantai dan Smarthphone/laptop di atas meja

e. Berbaring telentang dan memegang Smartphone

Variabel Kejadian Computer Vision Syndrome

Apakah dalam Penggunaan Smartphone/laptop dalam pembelajaran online anda


mengalami keluhan seperti ?
Keluhan Ya Tidak
Mata Lelah
Mata Tegang
Mata Terasa Sakit
Mata Kering
Nyeri Kepala
Mata Berair
Mata Teriritasi Akibat Lensa Kontak
Penglihatan Kabur
Penglihatan Ganda
Kesulitan Dalam Memfokuskan Penglihatan
Nyeri Bahu
Nyeri Punggung
Nyeri Leher

49
E. Variabel penggunaan Smartphone diluar dari pembelajaran online

1. Di mana tempat anda sering untuk menggunakan Smartphone/Laptop pada

saat di luar pembelajaran online?

a. Rumah sendiri

b. Rumah keluarga/teman

c. Di luar dari rumah ( Jika pilihan jawaban ini silahkan lanjutkan ke soal

No.3)

2. Ruangan apa yang anda gunakan untuk melakukan pembelajaran online?

a. Ruang tamu

b. Kamar

c. Ruang makan

d. Ruang dapur

3. Berapa jam rata-rata anda secara terus-menerus di depan Smartphone

dalam sehari di luar dari pembelajaran Online? (Hanya memfokuskan

penglihatan di depan Smartphone tanpa jeda istirahat)

Jawab:

4. Aplikasi apa yang anda gunakan secara terus-menerus di luar dari

pembelajaran online?

a. Medsos

b. Youtube

c. Game

d. Browsing

e. Lainnya (sebutkan)

50
5. Apakah setelah melihat layar selama 2 jam, melakukan istirahat 15 menit

dan melakukan peregangan otot?

a. Ya

b. Tidak

6. Bagaimana posisi tubuh anda saat menggunakan Smarthphone/laptop ?

a. Duduk di kursi dan Smartphone/laptop di atas meja

b. Duduk di kursi dan memegang Smartphone/laptop

c. Duduk di sofa memegang Smartphone/laptop

d. Duduk di lantai dan Smarthphone/laptop di atas meja

e. Berbaring telentang dan memegang Smartphone

Variabel Kejadian Computer Vision Syndrome

Apakah dalam Penggunaan Smartphone di luar dari pembelajaran online anda


mengalami keluhan seperti ?
Keluhan Ya Tidak
Mata Lelah
Mata Tegang
Mata Terasa Sakit
Mata Kering
Nyeri Kepala
Mata Berair
Mata Teriritasi Akibat Lensa Kontak
Penglihatan Kabur
Penglihatan Ganda
Kesulitan Dalam Memfokuskan Penglihatan
Nyeri Bahu
Nyeri Punggung
Nyeri Leher

Kuesioner tersebut merupakan hasil dari jurnal analisis ergonomi pada

perkuliahan Daring menggunakan Smartphone selama masa COVID-19 pada

tahun 2020.

51

Anda mungkin juga menyukai