Outline
Fisiologi
Hepar
Patogenesis
Manifestasi
Klinis
Diagnosis
Tatalaksana
Prognosis
Fisiologi Hepar
Metabolisme
Anabolisme
Katabolisme (detoksikasi)
Storage
Glikogen
Vitamin
Memelihara keseimbangan
aliran darah splanknikus
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 5, 2010
Definisi
Ensefalopati hepatikum: Disfungsi otak reversibel akibat insufisiensi
fungsi liver dan/atau portosystemic shunting, setelah mengeksklusi
penyakit otak lainnya, yang bermanifestasi sebagai sekumpulan
abnormalitas neuropsikiatri yang bervariasi dari gejala subklinis hingga
koma
Sering didapatkan pada pasien sirosis (30-45%) dan pasien dengan
transjugular intrahepatic portal-systemic shunts (10-50%)
Dikelompokkan berdasarkan penyakit yang mendasari, derajat berat
manifestasi, perjalanan penyakit, faktor presipitasi
Clin Gastroenterol Hepatol. 2015
Gejala-gejala
Tanda-tanda
EEG
Minimal
(Grade 0)
hasil abnormal pada tes psikometri atau neurofisiologi tanpa gejala klinis
(+/-)
Prodromal
(Grade I)
(+)
Koma
mengancam
(Grade II)
(++)
Koma ringan
(Grade III)
(+++)
Koma dalam
(Grade IV)
(++++)
Episodik
Rekuren
Persistem
AASLD, 2014
Patogenesis hipotesis-hipotesis
Hipotesis amoniak
Hipotesis toksisitas sinergik
Hipotesis neurotransmiter palsu
Hipotesis GABA dan Benzodiazepin
Hipotesis Amoniak
LUMEN USUS:
Bakteri usus:: urease degradasi protein & urea amonia
Enterocytes: glutamin amonia
Merkaptan
Menghambat NaKATP-ase
Oktanoid
Gangguan oksidasi,
fosforilasi, konsumsi
oksigen, penekanan
NaK-ATP-ase
Fenol
dll
Aktivitas otak,
enzim hati monoamin
oksidase, laktat
dehidrogenase,
suksinat
dehidrogenase, prolin
oksidase berpotensi
dengan amonia
Hipotesis Gangguan
Neurotransmisi
OTAK NORMAL: dopamin, norepinephrine
GANGGUAN FUNGSI HATI:
produksi oktapamin shunt otak
asam amino rantai cabang, asam amino aromatik konsentrasi
neurotransmiter
Benzodiazepin-like substance
Transmisi impuls
Efek GABA
Gambaran Klinis
Koma hepatik
AkutPerjalanan
(Fulminant hepatic
failure)
penyakit
Eksplosif: delirium,
kejang,
edema otak
Gejala
klinis
Kronik
Koma portosistemik
Pemeriksaan Laboratorium
Konsentrasi ammonia darah
Fungsi hepar abnormal
Ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremi,
hipokalemi)
Normal
15-30
Tingkat I
31-50
Tingkat II
51-80
Tingkat III
81-120
Tingkat IV
>120
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 5, 2010
Tingkat 0
<150
Tingkat 1
151-200
Tingkat 2
201-250
Tingkat 3
251-300
Tingkat 4
>300
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 5, 2010
Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik (gangguan pola tidur,
gangguan kognitif dan neuromuskular, ADL)
Eksklusi penyebab alterasi mental lainnya (pemeriksaan
laboratorium, CT scan)
Evaluasi (apabila ada) faktor presipitasi
Penunjang:
EEG: peninggian amplitudo dan menurunnya jumlah siklus gelombang perdetik, penurunan
frekuensi dan gelombang normal Alfa
Tes Psikometri: Reitan Trail Making Test, Uji Hubung Angka/Number Connection Test
Amonia darah: konsentrasi
Radiologi: CT scan, MRI eksklusi etiologi perubahan status mental lain
Faktor Presipitasi
pada pasien dengan penyakit liver atau portal-systemic shunt
Perdarahan saluran cerna
Infeksi
Hipokalemi dan/atau alkalosis metabolik
Gagal ginjal
Hipovolemik
Hipoksia
Zat sedatif
Hipoglikemia
Konstipasi
Hepatocellular carcinoma and/or vascular occlusion
Hepatic encephalopathy. Clin Liver Dis 2012
Penatalaksanaan
Primer atau
sekunder ?
Primer: kerusakan parenkim hati yang
berat tanpa faktor presipitasi
Prinsip:
Mengobati penyakit dasar
Mengidentifikasi dan menghilangkan faktor
pencetus
Menurunkan level amonia darah
Medikamentosa
Untuk menurunkan kadar amonia darah:
laktulosa, lactitol, rifaximin
Dosis: 30-45 mL (20-30g) 2-4x/hari
Tatalaksana Umum
Memperbaiki oksigenasi jaringan
Pemberian vitamin (terutama gol vit. B)
Memperbaiki keseimbangan elektrolit dan cairan (cegah
dehidrasi)
Diet
Laksansia
Antibiotika
Membersihkan saluran cerna bagian bawah bila diperlukan
Prognosis
Koma hepatik
portosistemik
sekunder
faktor-faktor
pencetus teratasi
+ pengobatan
standar 80%
pasien kembali
sadar
disertai dengan
hipoalbuminemia,
ikterus, asites
prognosis buruk
Thankyou
for your attention