Anda di halaman 1dari 20

Liquor Cerebrospinalis (LCS)

BY TEDY FEBRIYANTO, SST., M.Bmd


Liquor Cerebrospinalis atau yang biasa disingkat
LCS adalah cairan yang menyelimuti susunan
syaraf pusat. Fungsinya adalah sebagai pelindung
terhadap otak maupun tulang belakang. Selain
itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas
dengan mengatur komposisi ion, membawa
keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak
mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan
perlindungan terhadap tekanan.
Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak
yang diambil melalui lumbal punksi. Kelainan 
hasil pemeriksaan dapat memberikan
petunjuk ke arah suatu penyakit susunan saraf
pusat, baik kasus akut maupun kronis yang
akan diberikan tindakan lebih lanjut oleh
klinisi berupa pemberikan terapi adekuat.
Cairan otak : cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat
oleh plexus choroideus di dalam ruang atau ventrikel otak
melalui transport akitf dan ultrafiltrasi, sedangkan 30%
dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikel dan
rongga subarachnoid. Pada
orang   dewasa   volume   intrakranial   kurang   lebih 1700
ml,  volume
otak  sekitar  1400  ml,  volume  cairan  serebrospinal  52-
162  ml  (rata-rata  104  ml)
dan  darah  sekitar  150  ml.  80%  dari  jaringan  otak 
 terdiri  dari  cairan,  baik  ekstra sel  maupun  intra  sel.
cairan  serebrospinal  dibentuk  sebanyak  0,35  ml/
menit  atau  500ml/hari,  sedangkan  total  volume  c
airan  serebrospinal  berkisar  75-
150  ml  dalamsewaktu.  Ini  merupakan  suatu  kegia
tan  dinamis,  berupa  pembentukan,  sirkulasi
dan  absorpsi.  Untuk  mempertahankan  jumlah  cai
ran  serebrospinal  tetap  dalam sewaktu,
maka  cairan  serebrospinal  diganti  4-
5  kali  dalam  sehari.
Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang
diambil melalui lumbal punksi, Cairan otak tidak
boleh dipandang sama dengan cairan yang terjadi
oleh proses ultrafiltrasi saja dari plasma darah. Di
samping filtrasi, faktor sekresi dari plexus
choriodeus turut berpengaruh. Karena itu cairan
otak bukanlah transudat belaka. Akan tetapi seperti
transudat, susunan cairan otak juga selalu
dipengaruhi oleh konsentrasi beberapa macam zat
dalam plasma darah.
Pengambilan cairan otak itu dilakukan dengan
maksud diagnostik atau untuk melakukan
tindakan terapi. Kelainan dalam hasil
pemeriksaan dapat memberi petunjuk kearah
suatu penyakit susunan saraf pusat, baik yang
mendadak maupun yang menahun dan
berguna pula setelah terjadi.
• Dalam keadaan normal, cairan otak hanya
mengandung sedikit sekali protein, karena
sawar darah-otak tidak dapat ditembus oleh
protein-protein plasma yang besar
molekulnya. Konsentrasi normal kurang dari
1% dari kadar protein dalam serum yang
nilainya 5-8 g/dl.
• Ada bermacam-macam sebab konsentrasi protein
meningkat. Satu di antaranya adalah permeabilitas
sawar darah-otak yang menigkat oleh radang. Pada
meningitis yang berat, semua jenis protein dapat
menembus ke dalam LCS, termasuk juga fibrinogen
yang molekulnya besar sekali. Pada meningitis
purulenta, protein dalam LCS lebih meningkat lagi
oleh karena bakteri dan sel-sel, baik yang utuh
maupun yang rusak menambah protein ke dalam
LCS.
Pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis ditujukan
untuk mengetahui adanya kelainan pada otak
maupun sumsum tulang, meningitis, tumor,
abses, enchefilitis maupun infeksi virus pada
daerah tersebut. Analisa Liquor
Cerebrospinalis sendiri dibagi menjadi menjadi
3 bagian yaitu makroskopis, mikroskopis dan
kimia.
Pemeriksaan makroskopis
• 1.    Warna
• 2.    Kekeruhan (Kejernihan)
• 3.    Bekuan
• 4.    BJ
• 5.    pH
Pemeriksaan mikroskopis
•   Hitung Jumlah Sel
• 2.    Hitung Jenis Sel (Diff.Count)
pemeriksaan kimia 
1. pemeriksaan protein
2. Glukosa
3. klorida.
Pemeriksaan protein pada LCS
Pemeriksaan Ross- Jones atau sering yang disebut
None-Apelt merupakan suatu pemeriksaan untuk
mengetahui atau menguji kadar globulin dalam
cairan otak.
Pada pemeriksaan menggunakan larutan jenuh
ammonium sulfat sebagai reagens. Reagen
ammonium sulfat ini terdiri dari ammonium sulfat
sebanyak 80 gr dan  aquadest 100 ml. Larutan ini
kemudian  disaring sebelum digunakan.
- Semua alat dan bahan dikondisikan pada suhu kamar. Hal ini berfungsi agar
reaksi yang terjadi pada saat pemeriksaan dapat berjalan secara maksimal.
- Tabung serologis diisi dengan larutan amonium sulfat jenuh sebanyak 1 ml.  
- Kemudian sampel ditambahkan 0,5 ml ke tabung dengan hati-hati melewati
dinding tabung serologis.(Larutan amonium sulfat  ini nantinya akan
memberikan reaksi terhadap protein globulin yang ada dalam sampel dalam
bentuk kekeruhan yang berupa cincin).
- Larutan tersebut kemudian dibiarkan selama 3 menit. (Waktu ini merupakan
waktu optimal yang diperlukan reagen amonium sulfat jenuh bereaksi
dengan globulin dalam sampel)
-  Kemudian diamati perubahan yang terjadi.
- Ketebalan cincin yang terbentuk berbanding lurus dengan  kadar globulin,
makin tinggi kadar globulinnya maka cincin yang terbentuk makin tebal.
Pemeriksaan Pandy

• Metode yang digunakan untuk memeriksa


adanya protein dalam Liquor Cerebrospinalis
adalah Test Pandy.
• Reagen Pandy dibuat dari larutan jenuh fenol
dalam air (phenolum liquefactum 10 ml :
aquadest 90 ml : simpan beberapa hari pada
suhu 37C dengan sering dikocok-kocok)
bereaksi dengan globulin dan dengan albumin.
Tes pandy mudah dilakukan pada waktu pungsi dan sering dijalankan
sebagai bed side test.Itu sebabnya test pandy masih digunakan
meskipun telah banyak  test lain untuk menentukan protein dalam
cairan otak yang lebih spesifik dan lebih bermanfaat bagi klinik.

Dalam keadaan normal  tidak terjadi kekeruhan atau adanya kekeruhan


yang sangat ringan berupa kabut halus. Semakin keruh hasil reaksi ini
semakin tinggi kadar protein .

Hasil reaksi ini harus segera dinilai setelah pencampuran liquor dengan
reagen.Hasil dilaporkan dalam bentuk positif atau negatif saja. Perlu
diingat jika ada darah dalam cairan otak hasil pemeriksaan tidak ada
artinya.
Pemeriksaan pandy menggunakan gelas arloji sebagai wadah pereaksinya.
Hal ini untuk memudahkan dalam pengamatan kekeruhan pada sampel.

Pada gelas arloji ditambahkan 1 ml reagen pandy kemudian diteteskan 1


tetes sampel cairan otak pada reagen yang ditambahkan di atas gelas
arloji tersebut. Kemudian diamati hasilnya apakah menunjukkan
kekeruhan atau tidak.

Kekeruhan diakibatkan denaturasi protein dalam larutan fenol yang jenuh


yang menyebabkan protein mengendap.

Semakin keruh campuran, semakin banyak kadar protein dalam sampel


tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Dipastikan reagen yang digunakan tidak kadaluarsa. 
• Cairan otak yang diteteskan pada reagen terhindar dari
sedimen atau endapan agar tidak menyebabkan hasil yang
positif palsu. 
• Pada saat pengamatan hasil menggunakan latar belakang
hitam agar mudah melihat kekeruhan yang berwarna
putih. 
• Pada saat pengamatan gelas arloji digoyang perlahan-lahan
untuk melihat seberapa banyak kekeruhan yang terjadi dan
apakah terdapat butiran seperti pasir atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai