Anda di halaman 1dari 4

Diagnosis banding sekret vagina dan rasa gatal penyebab vulvovaginitis Sifat pasien Penyebab sekret tersering pada

gadis prapubertas Sifat gejala Sekret bervariasi (sedikit-banyak) Pruritus perineum Rasa terbakar Sekret kental putih kebau-abuan, tanpa bau, tetapi banyak. Tanpa pruritus Sekret / iritasi vulva dimulai akut. Sekret sering seperti dadih susu, pruritus menyolok Sekret biasanya banyak, berbusa, abu-abu kehiajuan dan berbau busuk. Tingkat pruritus bervariasi Jarang gatal/ rasa terbakar, sekret cervix purulenta, nyeri pelvis, demam Gejala penyerta Mungkin dysuria Faktor pencetus & memperberat Gambaran fisik Biasanya tidak menyebar ke atas sepertiga bawah vagina. Dinding vagina atrofik tipis. Tanpa tanda-tanda radang Pemeriksaan diagnostik

Sekret fisiologis

Gadis menarke

Efek estrogen dimulai tepat sebelum atau sesudah menarke Mungkin dysuria Diabetes, antibiotik, pil KB, kehamilan

pH sekret 4,5-6,0

Kandidiasis

trikomoniasis

Semua usia, penyebab vulvovaginitis tersering pada anak. Biasa selama tahun reproduktif Banyak pada usia reproduktif

vaginitis

Hapusan basah saline atau KOH memperlihatkan hifa atau spora pH vagina 4,2-4,9 pH vagina 4,9-5,6. Apusan darah memperlihatkan leukosit dan protozoa motil Pewarnaan gram,kultur urin

Dapat disertai infeksi gonococus atau bacteroides. Uretritis menyebabkan dysuria dan frekuensi Dysuria, infeksi rektum, nyeri saat berjalan atau naik tangga

Sering ditularkan secara seksual

Vaginitis. Peteki vagina, radang mukosa

Gonore

Insiden meningkat pada neonatus yang tertular ibu. Jarang pada gadis premenarke, harus dicurigai penganiayaan (seksual)

Gejala sering memburuk menjelang menstruasi, ditularkan secara seksual.

Servisitis dan sekret vagina, nyeri pada manipulasi cerviks, nyeri tekan adneksa

chlamydia

dysuri

Ditularkan

Servisitis, sekret serviks, nyeri pd manipulasi.

Kultur GO negatif

Herpes genitalis

Gejala dapat menyiksa, pruritus, asa terbakar,yeri tekan vulva

Dysuria,disoareuniu

Infeksi sekunder Servisitis streptokokus/candida

hapusan Tzanck

Tambahan: Disuria dengan sekret urethra mukoid atau mukopurulen biasanya timbul 1-3 minggu setelah koitus dengan pasangan yang terinfeksi (non gonore). Sekret urethra biasa ditemui saat bangun tidur, setelah periode lama tidak berkemih, atau setelah mengurut penis. Penting! Bahwa pasien dapat menderita uretritis gonore dan nongonore dalam waktu bersamaan dan dapat diperoleh pada saat yang sama. Keluhan tambahan nyeri pinggang bisa dicurigai adanya prostatitis dan pielonefritis. Jika ada disuria dan deman dan positif saat rectal toucher, bisa berarti ada prostatitis. Sedangka pielonefritis dicurigai jika ada keluhan mual muntah yang menyerti disuria.

Sumber: Diagnosis Banding Gejala Yang Lazim. Robert. H. Seller. Penerbit Buku Kedokteran ECG. 1989. Jakarta

GO: Etiologi: GO disebabkan oleh Neisseria gonorrheae, termasuk golongan diplokokus, gram negatif, BTA, bisa tahan lama di udara, didalam dan diluar leukosit, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu aiatas 39 derajat celcius, dan tidak tahan terhadap desinfektan. Daerah yang paling

mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang, yakni pada vagina wanita sebelum pubertas. Gejala klinis: inkubasi 2-5 hari. Kadang penderita telah mengobati diri sendiri sehingga bisa terjadi resistensi. Pada wanita umumnya asimptomatik.infeksi pada pria biasanya urethritis. Dan pada wanita yang simptomatik biasanya urethritis dan servisitis. Kelainan yang timbul akibat hubungan kelamin adalah dengan cara genito-genito, pada pria dan wanita dapat berupa orofaringitis, proktitis, dan konjungtivitis. Diagnosis: sediaan langsung (pewarnaan gram, bahan dari sekret pada pria dari daerah fosa navikularis, pada wanita dari urethra, muara kelenjar Bartholin, serviks, rektum). Kultur (media transpormedia stuart dan media transgrow-- dan pertumbuhanmc leods chocolate agar, media thayer martin, modified thayer martin agar--) Tatalaksana: prinsipnya adalah mengobati infeksi gonore, dan edukasi Pemilihan obat untuk daerah dengan insiden GO tinggi: Seftriakson 250mg.i.m., atau spektinomisin 2gr.i.im., atau siprofloksasin 500 mg oral + doksisiklin 2x100mg selama 7 hari, atau tetrasiklin 4x500mg selama 7 hari, atau 2x500mg selama 7 hari. Atau Sefuroksin 1 gr. Oral + 1gr probenesid, sefotaksim 1gr. i.m.+ doksisiklin/tetrasiklin/eritromisin(seperti diatas) Daerah insiden GO rendah: (Penisilin procain in aqua 4,8 juta unit, atau ampisilin 3,5 gr atau amoksisilin 3 gr) + 1gr probenesid + doksisiklin 2x100mg selama 7 hari, atau tetrasiklin 4x500mg selama 7 hari, atau 2x500mg selama 7 hari.

Herpes Simpleks Etiologi: VHS tipe 1 dan II menrupakan virus herpes is yang merupakan virus DNA. Pembagian ipe I dan II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker, dan lokasi klinis. Gejala klinis: infeksi primer( HSV I biasa di daerah pinggang ke atas terutama di bagian mulut dan hidung, biasa dimulai pada usia anak-anak. Inokulasi bisa terjadi karena kebetulan. KaloHSV II biasanya lokasi klinisnya di daerah pinggang kebawah terutama bagian genital. Juga bisa menyebabkan herpes meningitis dan infeksi neonatus. Tapi lokasi klinis bisa terkacau karena adanya hubungan seksual cara oro-genital .infeksi primer berlangsung berat dan lama, biasanya sekitar 3 minggu, sering disertai demam, malaise, anoreksia, pembengkakan getah bening regional.

Kelainan klinis dapat berupa vesikel yang berkumpul diatas kulit yang sembab dan erimatosa, berisi cairan jernih yang bisa jadi purulen kadang bisa jadi ulser.) , fase laten ( tidak ada gejala klinis, tetapi HSV ditemukan dalam keadaan non aktif di ganglion dorsalis) , rekurens(pada fase laten yang terpacu sehingga HSV aktif kembali dan menimbulkan gejala klinis. Gejala klinis leih ringan kira-kira 7-10 hari. Bisa timbul di tempat yang sama atau berbeda) Diagnosis: virus bisa ditemukan pada vesikel dan dapat dibiak, tapi tidak dapat diperiksa antibodi HSV. Pada percobaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear. Tatalaksana: hingga saat ini belum ada yang bisa mengobati secara radikal, pada lesi dini digunakan salep idoksuridin, asiklovir (saat virus aktif), jika timbul ulser bisa di kompres. Pengobatan oral dengan asiklovir 5x200mg selama 5 hari. Untuk yang lebih berat bisa dengan asiklovir parenteral . untuk pencegahan bisa dengan meningkatkan imunitas selular misal dengan preparat lupidon dan lupidon G. Baik juga pemberian levamisol dan isoprinosin.

Sumber: ilmi penyakit kulit dan kelamin edisi ke 5. 2007. Balai Penerbit FK UI Jakarta. Prof. Dr.dr. Adhi Djuanda

Anda mungkin juga menyukai