Anda di halaman 1dari 32

invaginasi

Oleh :
Azizi Yemahul 1940312149
Yuli Syafirah 1940312012

Preseptor : dr. Budi Pratma Arnofyan, SpB. SpBA


Table of contents

01 Pendahuluan
03 Penutup

02 Tinjauan Pustaka
04 Referensi
01
Pendahuluan
Invaginasi (Intususepsi)
“suatu keadaan gawat darurat akut dibidang
ilmu bedah dimana suatu segmen usus masuk
kedalam lumen usus bagian distalnya sehingga
dapat menimbulkan gejala obstruksi >>
strangulasi usus >> perforasi dan peritonitis..”
Introduction

Idiopatik

2-12 bulan, > laki-laki

38 kasus per 100.000 kelahiran hidup


dalam tiga tahun pertama kehidupan

Negara maju: outcome lebih baik.


Diagnosis dini dan prosedur terapi
kurang invasif
Introduction

Insiden Invaginasi
Variasi luas

2002-2012  44.454
kasus intususepsi di
wilayah Amerika Utara,
Asia, Eropa, Oseania,
Afrika, Mediteranian
Timur, Amerika Selatan
juga Amerika Tengah
Introduction

Tujuan
Batasan Masalah
Mengetahui gejala klinis,
Emriologi anatomi, definisi, diganosis, tatalaksana awal
etiologi, faktor resiko, diagnosis, invaginasi
tatalaksana komprehensif,
komplikasi

Metode
tinjauan pustaka yang
merujuk pada berbagai
literatur.
02 Tinjauan
Pustaka
Embriologi
-> mulai mg III

MG IV dan V
 -> endoderm

Usus Faring Usus Depan Usus Tengah Usus


Belakang
(A) Lingkaran usus sebelum rotasi (lateral). Superior
arteri mesenterika membentuk sumbu loop
(B) Setelah terjadi rotasi 180° berlawanan dengan arah
jarum jam.

Embriologi

A) Lingkaran usus setelah 270°


melakukan rotasi berlawanan;
B) Posisi akhir lingkaran usus, terjadi
perpindahan sekum dan usus buntu
kearah kaudal pada kuadran kanan
bawah.
Anatomi
“masuk suatu segmen usus kedalam lumen usus
lainya ( proksimal masuk ke distalnya)”
Intussuscipien > penerima, intussusceptum
> masuk
Etiologi

idiopatic Diverticulum Polip usus


90%. asumsi (peristaltik usus meckel Despite being red, Mars
yang tidak terkoordinasi, is a cold place
hiperplasia limfoid (infeksi))

Hematoma Lymphoma ileum Benda asing dll


Faktor Resiko

Perubahan diet Vaksin rotavirus ASI Ekslusif Enteritis akut


makanan, musim
Imunitas tidak optimal.
enteropatogen seperti Bayi invaginasi 78% tidak
adenovirus dan rotavirus. asi ekslusif usia 2-4 bln
Insiden >> setelah (india, 2019)
vaksin (1998)
Patofisiologi

Segmen ileum masuk ke kolon  Sakit perut mula-mula hilang


peristaltik usus kompresi pembuluh darah timbul kemudian menetap dan
yang tidak mesenterika  inflamasi dan sering disertai rangsangan muntah.
terkoordinir, edema intestinal 
hiperplasia Darah yang keluar peranal
obstruksi usus, gangguan vaskuler, merupakan darah segar yang
limfoid
dan bahkan nekrosis usus. bercampur lendir
Patogenesis kalsifikasi
Sebabkan obstruksi C
usus dg 2 cara

STEP 2
A
B Penekanan masa mesentrika
oleh usus  dinding usus
oedematus, kemudian 
infiltrasi leukosit, eritrosit,
fibrin-fibrin pada lapisan serosa
 terganggunya vaskularisasi
ke usus  usus nekrosis,
STEP 1 perforasi, dan terjadi peritonitis
Penyempitan lumen
(terisi segmen usus)
Manifestasi Klinis

Gejala klasik intususepsi


TRIAS klasik intususepsi
pada anak adalah
(Ombredanne’s) adalah:
• nyeri perut, (80-
1) Nyeri perut yang
95%)
bersifat kolik,
• muntah, dan
2) Teraba massa tumor
• BAB lendir darah (red diperut seperti sosis
currant jelly stool) (sausage’s sign), dan
3) BAB lendir darah.
Diagnosis

A. Anamnesis
B. Pemeriksaan fisik
 Vital sign
 Status Generalis
 Status Lokalis
 Abdomen: distensi abdomen, teraba massa
diperut seperti sosis (sausage’s sign), kuadran
kanan bawah yang teraba kosong (dance’s sign)
Pemeriksaan rectal toucher dapat ditemukan:
1) Tonus sfingter ani melemah,
2) Mungkin invaginasi dapat diraba berupa
massa seperti portio/pseudo portio (portio
like appearance), dan
3) Bila jari di tarik, maka akan keluar darah
bercampur lendir (red currant jelly stool).
Pemeriksaan penunjang

USG
Barium
enema/colon in
loop  gold
standard

CT scan
MRI
Barium enema/colon in loop

Coiled Spring Appearance dan Cupping


USG potongan longitudinal:
USG potongan transversal: Hayfork sign atau
sandwich sign dan
Bulls eye, donut sign, atau pseudo kidney.
target sign.
CT scan

USG potongan longitudinal : pseudokidney.


CTscan potongan transversal: Bulls eye, donut
sign, atau target sign.
Diagnosis banding

 Gastroenteritis akut
 Prolaps rektum.
Tatalaksana

• Reduksi non operatif  dapat


dilakukan dengan bantuan fluoroskopi
atau ultrasonografi dengan enema
hidrostatik (kontras larut air atau
barium) atau pneumatik
(menggunakan udara).
Operatif
Pada kasus intususepsi anak bukan pilihan utama,
kecuali:
1. reposisi dengan Ba-enema gagal,
2. terjadi invaginasi yang berulang,
3. terdapat penyebab invaginasi yang spesifik,
4. terdapat nekrosis usus,
5. perforasi atau peritonitis.
 Pada pengobatan secara operatif, reposisi dilakukan dengan milking ke proksimal
secara gentle dan mernbutuhkan kesabaran.

 Bila reposisi gagal atau usus nekrosis, dilakukan reseksi dan dilakukan penyambungan
usus secara end to end.

 Bila keadaan umum jelek, dilakukan reseksi usus, kemudian diikuti dengan double
enterostomi secaraMikulicz.
Prognosis

• Intususepsi sering berulang, yaitu sekitar 8–15% kasus.


• Rekurensi tertinggi terjadi pada 24 jam pertama.
• Faktor penentu prognosis lainnya adalah diagnosis dini, pengobatan yang cepat dan tepat, kondisi
penderita waktu datang ke rumah sakit.
Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah
• dehidrasi,
• obstruksi,
• nekrosis,
• Perforasi dan peritonitis,
• fecal fistula, dan
• recurrent idiopathic intussusception.
03
Penutup
Kesimpulan
 Invaginasi merupakan suatu keadaan dimana bagian proksimal usus masuk ke bagian usus
distal.
 Trias klasik intususepsi (Ombredanne’s) adalah: 1) Nyeri perut yang bersifat kolik, 2) Teraba
massa tumor diperut seperti sosis (sausage’s sign), dan 3) BAB lendir darah red currant jelly
stool.
 Barium enema/colon in loop masih menjadi gold standard diagnosis intususepsi.
 Pengobatan dilakukan secara operatif maupun non-operatif. Reduksi non- operatif menjadi
pilihan pertama pada anak kecuali jika ditemukan tanda perforasi usus atau peritonitis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai