Oleh:
Preseptor:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan referat yang berjudul
“Penanganan Terkini Gangguan Bipolar” .
Referat ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada bapak dr.Taufik Ashal,Sp.KJ selaku pembimbing yang telah
memberikan masukan dan bimbingan dalam pembuatan referat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa referat ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
1
tepat pada pasien gangguan bipolar dengan memperhitungkan keamaan dan manfaat
dapat membantu memperbaiki dampak buruk gangguan bipolar.6
1.2 Batasan Masalah
Referat ini membahas tentang gangguan bipolar.
1.3 Tujuan Penulisan
Referat ini bertujuan untuk mengetahui mulai dari definisi hingga
penatalaksanaan pasien dengan gangguan bipolar.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan merujuk pada
berbagai literatur.
2.2 Etiologi
Penyebab gangguan bipolar multifaktor.
faktor genetik
Penelitian keluarga terkait gangguan bipolar menunjukkan bahwa apabila dari
salah satu orang tua memiliki gangguan mood, seorang anak akan memiliki
risiko antara 10-25% mewarisi gangguan mood. Risiko anak mewarisi gangguan
bipolar dari satu orang tua dengan gangguan bipolar adalah 27% dan dari kedua
orang tua dengan gangguan mood bipolar adalah 74%. Maka dari itu, faktor
genetik sangatlah berpengaruh dan dapat membuat individu rentan terkena
gangguan mood.1
2.3 Patofisiologi
Patofisiologi mengenai gangguan afektif bipolar belum diketahui secara pasti
sampai saat ini, dan tidak ada penanda biologis objektif yang secara definitif
berhubungan dengan keadaan penyakit. Penanda biologis objektif yang sesuai
dengan keadaan gangguan bipolar belum ditemukan, namun studi mengenai saudara
kembar, keluarga, dan adopsi mengindikasikan bahwa gangguan bipolar memiliki
komponen genetik yang signifikan. Komponen genetik pada gangguan bipolar sangat
kompleks, kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa alel penyakit umum
yang berbeda- beda. Terdapat beberapa lokus yang sekarang diketahui berhubungan
dengan perkembangan gangguan bipolar. Lokus ini dikelompokkan sebagai
2.6 Tatalaksana
2.6.1 Non-Farmakologi
a. Psikoedukasi11
Psikoedukasi secara luas mencakup penyediaan informasi tentang sifat
penyakit, perawatannya, dan strategi koping utama untuk pasien dan keluarga. Model
psikoedukasi terkini untuk gangguan bipolar mengajarkan pengembangan
keterampilan dalam mendeteksi dan mengelola akibat dari depresi dan mania,
2.6.2 Farmakologi
a. Terapi gangguan bipolar, agitasi akut11
Lini I Injkesi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien
dengan episode mania atau campuran akut., dosis adalah 9,75 mg/mL
injeksi, maksimum adalah 29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari
dengan interval dua jam).
Injeksi IM Olanzapin, dosis 10 mg/injeksi, maksimum adalah 30
mg/hari. Interval pengulangan injeksi adalah dua jam.
Injeksi IM Lorazepam dosis 2 mg
Inhalasi Loxapine 5 mg maksimal 10 mg/hari
Lini II Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah
30 menit. Dosis maksimum adalah 15 mg/hari.
Injeksi IM Haloperidol + Midazolam dosis 2.5 mg (haloperidol) + 7.5
mg (midazolam) maksimal 5 mg (haloperidol) + 15 mg (midazolam)
Asenapin sublingual dosis 10 mg
Lini III PO haloperidol 5 mg maksimal 20 mg/hari
B. Antipsikotika Atipik14
Antipsikotika atipik, baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif sebagai
terapi lini pertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut adalah olanzapin,
risperidon, quetiapin, dan aripiprazol.
1. Risperidon14
Risperidon adalah derivat benzisoksazol. Ia merupakan antipsikotika atipik pertama
yang mendapat persetujuan FDA setelah klozapin.
Absorbsi : Risperidon diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral. Ia
dimetabolisme oleh enzim hepar yaitu CYP 2D6.
Dosis : Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan
yaitu tablet dan cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan
besoknya dapat dinaikkan hingga mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar
pasien membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidon injeksi jangka panjang (RIJP)
dapat pula digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang dianjurkan untuk
orang dewasa atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak
berespons dengan 25 mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per
dua minggu.
Indikasi : mania akut dan efektif pula untuk terapi rumatan.
Efek Samping : Sedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi, peningkatan berat
badan, berkurangnya gairah seksual, disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada
risperidon bila dibandingkan dengan pada plasebo. Peningkatan berat badan
dan prolaktin dapat pula terjadi pada pemberian risperidon.
2. Olanzapin14
Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin yang memiliki afinitas terhadap
dopamin (DA), D2, D3, D4, dan D5, serotonin 2 (5-HT2); muskarinik, histamin
1(H1), dan a1- adrenergik.
Indikasi : bipolar episode akut mania dan campuran, serta efektif untuk terapi
rumatan GB.
Dosis : 5-30 mg/hari.
C. Antidepresan14,15
Antidepresan efektif untuk mengobati GB, episode depresi. Penggunaannya
harus dalam jangka pendek. Penggunaan jangka panjang berpotensi meginduksi
hipomania atau mania. Untuk menghindari terjadinya hipomania dan mania,
antidepresan hendaklah dikombinasi dengan stabilisator mood atau dengan
antipsikotika atipik.14
1. Derivat trisiklik15
Imipramin (dosis anjuran 75-150 mg/hari, sediaan tab 25 mg)
Amitriptilin (dosis anjuran: 75-150 mg/hari, sediaan tab 25 mg)
2. Derivat tetrasiklik15
Maproptilin (dosis anjuran: 75-150 mg/hari, sediaan tab 10 mg, 25 mg, 50 mg,
75 mg)
Mianserin (dosis anjuran: 30-60 mg/hari, sediaan tab 10 mg)
3. Derivat MAOI (MonoAmine Oksidase-Inhibitor)15
Moclobemide (dosis anjuran: 300 mg/hari terbagi dalam 2-3 dosis dapat
dinaikkan sampai dengan 600 mg/ hari).
4. Derivat SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)15
Sertralin (dosis anjuran : 50-100 mg/hari, sediaan tab 50 mg)
Fluoxetine ( dosis anjuran : 20-40 mg sehari, sediaan cap 20 mg)
Fluvoxamine (dosis anjuran : 50-100 mg, sediaan tab 50 mg)
Paroxetine, Citalopram (dosis anjuran : 20-40 mg/hari, sediaan tab 20 mg).
5. Derivat SNRI (Serotonin Norepineprin Reuptake Inhibitor)15
Venlafaxine (dosis lazim: 75-150 mg/hari. Sediaan cap 75 mg)
2.7 Prognosis
Pasien dengan gangguan bipolar I memiliki prognosis yang lebih buruk
dibandingkan gangguan depresi mayor. Sekitar 40-50% pasien dengan bipolar 1
memiliki kemungkinan mengalami episode manik kedua dalam 2 tahun episode
pertama. Walaupun dengan penggunaan litium sebagai profilaksis meningkatkan
prognosis bipolar I, kemungninan hanya 50-60% pasien dapat diatasi gejalanya
dengan litium. Sekitar 7% pasien dengan gangguan bipolar tidak memiliki gejala
rekuren; 45% memiliki lebih dari 1 episode, dan 40% memiliki gangguan kronik.
Sekitar 40% dari keseluruhan pasien mengalami lebih dari 10 episode. Pada follow
up jangka panjang 15% dari seluruh pasien dengan bipolar I dapat hidup dengan baik,
45% hidup dengan baik namun memiliki multirelaps, 30% pasien dengan remisi
parsial, dan 10% pasien dengan sakit kronis. Untuk prognosis gangguan bipolar II,
sampai saat ini masih dilakukan penelitian.2
Pasien bipolar I dengan premorbid status pekerjaan yang tidak mendukung,
ketergantungan alkohol, gejala psikotik, gejala depresi dan jenis kelamin laki-laki
juga mempengaruhi prognosis yang kurang baik. Durasi pendek dari manik, usia
yang tidak terlalu muda saat onset menghasilkan prognosis yang lebih baik.2
Berdasarkan penelitian di AS terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatkan
prognosis buruk terjadi pada sebagian besar pasien AS, diantaranya banyak episode
kekambuhan, siklus cepat, onset dini gangguan bipolar pada masa anak-anak atau
remaja (<19 tahun), penundaan >4 tahun sejak onset onset penyakit hingga
pengobatan pertama untuk mania dan depresi, riwayat penyalahgunaan zat, dan
komorbiditas medis; stress pada masa kecil, dan memiliki anxietas. Faktor lain juga
dapat menyebabkan kemunduran penyakitdan memperbesar beban stressor seperti
memiliki ≥2 komorbiditas medis, kesulitan pengangguran, kurangnya akses
perawatan kesehatan, kurangnya dukungan sosial yang telah dikaitkan dengan
peningkatan insiden upaya bunuh diri pada pasien gangguan bipolar yang dimiliki
lebih dari 50% pasien di AS.16