BIPOLAR DISORDER
Oleh :
Kelas A1
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
PERIODE 2022/2023
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
4.2 SARAN........................................................................................................ 27
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini semakin sering dijumpai orang-orang yang
mengalami penyakit atau gangguan psikologi akibat berbagai macam
faktor. Keadaan ekonomi maupun sosial yang menekan terus menerus
yang lama kelamaan apabila tidak diwaspadai akan menimbulkan
masalah yag lebih buruk, yaitu terjadinya gangguan mental. Ada
beberapa gangguan yang dikenal luas seperti stres, fobia, bulimia,
pedofilia, homoseks, dan sebagainya. Sebagian besar manusia bahkan
mungkin seluruh manusia pernah merasa depresi, tetapi perilaku ini
tidak dianggap abnormal pada kondisi tertentu (contoh kehilangan
seseorang yang dekat dan disayangi). Perasaan sedih atau depresi
bukanlah hal yang abnormal dalam peristiwa atau situasi yang penuh
tekanan, namun keadaan seseorang dianggap abnormal ketika kondisi
emosional seperti depresi tidak sesuai dengan situasinya. Orang dengan
gangguan mood (mood disorder) mengalami gangguan perasaan yang
luar biasa buruk atau berlangsung lama dan mengganggu kehidupan
seseorang baik dengan dirinya ataupun lingkungannya. Salah satu
gangguan perubahan mood yaitu gangguan bipolar (bipolar disorder),
gangguan ini melibatkan kondisi depresi dan manik (girang atau
bahagia yang berlebihan), biasanya dalam pola yang saling bergantian.
Remaja sekarang cenderung labil atau dalam bahasa popuer disebut
ababil (abg labil). Mahasiswa yang masih termasuk kategori remaja
sangat mudah berubah pola pikir, pendirian, dan mood, karena rata-rata
remaja masih labil dalam beberapa hal sehingga sangat mudah
mengalami depresi. Menurut Kashani, Hoeper, Beck, dan Corcoran
(seperti dikutip Durand & Barlow, 2006) depresi tidak terlalu sering
terjadi pada anak-anak dibanding pada orang dewasa, tetapi meningkat
3
tajam pada masa remaja. Wong & Whitaker (seperti dikutip Nevid,
Rathus, & Greene, 2005) sebuah survei dengan sampel mahasiswa
menunjukkan bahwa sekitar 30% mahasiswa melaporkan mengalami
paling tidak 2 depresi ringan. Banyak yang telat mengidentifikasi
(teridentifikasi saat sudah memburuk) gangguan bipolar (bipolar
disorder), menunjukkan bahwa banyak orang belum mengetahui apa itu
gangguan bipolar (bipolar disorder). Padahal jika tidak ditangani
dengan baik maka dapat berakibat fatal, mulai dari halusinasi
berlebihan, sampai keinginan bunuh diri. Penelitian studi kasus yang
dilakukan pada seorang penderita gangguan bipolar di Bipolar Center
Indonesia menunjukkan pernah melakukan percobaan bunuh diri
sebanyak lima kali. Percobaan bunuh diri paling sering terjadi saat
malam hari saat pikiran-pikiran negatif (trauma, patah hati) muncul
ditambah masalah yang terjadi saat itu. Gangguan bipolar yang dialami
sudah bertahun-tahun, awal muncul gejalanya dari kecil dan terdeteksi
saat usia belasan (sekitar umur 18 tahun). Penderita melakukan
pengobatan dengan menggunakan obat-obatan anti depresan dan
antipsikotik, dan melakukan terapi psikologis.
4
1.3 Tujuan
1. Dapat Mengetahui Apa itu Bipolar disorder
2. Dapat mengetahui Tanda dan gejala dari Gangguan Bipolar
Disorder
3. Dapat mengetahui Faktor Penyebab Terjadinya Bipolar Disorder
4. Mengetahuiapa saja jenis Gangguan Bipolar Disorder
5. Mengetahui perawatan yg dapat dilakukan untuk penderita Bipolar
Disorder
1.4 Manfaatnya
Yaitu dapat memberikan gambaran umum kepada para pembaca
tentang gangguan Bipolar Disorder, Tanda dan gejala umum yg
ditimbulkan oleh penderita, apa saja jenis dari bipolar disorder, faktor
penyebabnya, serta apa saja perawatan yg dapat dilakukan oleh
penderita Bipolar Disorder, agar mereka dapat denganbijak
menanganinya sehingga tidak menimbulkan hal-hal yg berbahaya bagi
penderita maupun orang disekitarnya.Dan penyajian contoh kasus
untuk menambah wawasan pembaca.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gangguan Bipolar Disorder
Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik
(mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi,
seseorang yang menderita gangguan bipolar memiliki ayunan perasaan
(mood swings) yang ekstrim dengan pola perasaan yang mudah berubah
secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap gangguan bipolar bisa
merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Saat suasana hatinya
berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan
sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Suasana hati
meningkat secara klinis disebut sebagai mania, atau di saat ringan
disebut hipomania. Individu yang mengalami episode mania juga sering
mengalami episode depresi, atau episode campuran di saat kedua fitur
mania dan depresi hadir pada waktu yang sama. Episode ini biasanya
dipisahkan oleh periode suasana hati normal, tetapi dalam beberapa
depresi individu dan mania mungkin berganti dengan sangat cepat yang
dikenal sebagai rapid-cycle. Episode manik ekstrim kadang-kadang
dapat menyebabkan gejala psikosis seperti delusi dan halusinasi.
Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara
dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung
6
berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang
lebih ringan daripada manik. Gangguan bipolar dibagi menjadi bipolar
I, bipolar II, cyclothymia, dan jenis lainnya berdasarkan sifat dan
pengalaman tingkat keparahan episode suasana hati; kisaran sering
digambarkan sebagai spektrum bipolar.
7
Gangguan suasana hati sering terjadi pada seseorang, sementara yang
lain hanya mengalami sedikit selama seumur hidup.
• Gembira berlebihan.
• Mudah tersinggung sehingga mudah marah.
• Merasa dirinya sangat penting.
• Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain.
• Penuh ide dan semangat baru.
• Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya.
• Mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengarnya.
• Nafsu seksual meningkat.
• Menyusun rencana yang tidak masuk akal.
• Sangat aktif dan bergerak sangat cepat.
• Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang
dibicarakan.
• Menghambur-hamburkan uang.
• Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung
membahayakan.
• Merasa sangat mengenal orang lain.
• Mudah melempar kritik terhadap orang lain.
• Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari.
• Sulit tidur.
8
• Merasa sangat bersemangat, seakan-akan satu hari tidak cukup 24
jam.
9
• Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan.
• Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas.
• Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu.
• Tidak mampu merasakan kegembiraan.
• Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga.
• Sulit konsentrasi.
• Merasa tak berguna dan putus asa.
• Merasa bersalah dan berdosa.
• Rendah diri dan kurang percaya diri.
• Beranggapan masa depan suram dan pesimistis.
• Berpikir untuk bunuh diri.
• Hilang nafsu makan atau makan berlebihan.
• Penurunan berat badan atau penambahan berat badan.
• Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan.
• Mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa mual, mulut
kering, susah buang air besar, dan terkadang diare.
• Kehilangan gairah seksual.
• Menghindari komunikasi dengan orang lain.
10
Dalam konteks gangguan bipolar, episode campuran (mixed
state) adalah suatu kondisi di saat tahap mania dan depresi terjadi
bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan
energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-
lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam
kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa
kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan
sekitarnya. Hal itu terjadi bergantian dan berulang-ulang dalam waktu
yang relatif cepat. Alkohol, narkoba, dan obat-obat antipedresan sering
dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode ini. Episode
campuran bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita
gangguan bipolar. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki
keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusi, dan
halusinasi. Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan
melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut:
11
2.7 Faktor penyebab
• Genetika
• Fisiologis
12
bersemangat, agresif dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase
mania. Sebaliknya dengan fase depresi yang terjadi ketika kadar cairan
kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita
merasa tidak bersemangat, pesimis dan bahkan keinginan untuk bunuh
diri yang besar.
13
semakin banyaknya kelenjar adrenal. Banyaknya cortisol tersebut juga
berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan penelitian juga
telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan
hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushing’s
Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada
gangguan depresi.
• Lingkungan
14
saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil
yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan
atau depresi. Selain penyebab di atas, alkohol, obat-obatan dan penyakit
lain yang diderita juga dapat memicu munculnya gangguan bipolar.
15
2.8 Beberapa jenis gangguan bipolar
16
semua orang dan tidak jarang terjadi masa kegembiraan berlebihan
(manik), ketika mereka berhenti minum obat, karena mereka merasa
sudah dapat mengontrol dirinya sendiri. Hal ini dapat membuat sulitnya
hidup dengan gangguan bipolar, tetapi dengan adanya edukasi tentang
hal ini, maka gangguan bipolar sesungguhnya tidak benar-benar sulit.
Kadang-kadang, penderita gangguan bipolar perlu diberikan obat-
obatan atas kemauannya; tergantung dari tingkat beratnya, penderita
mungkin berpikir tentang bunuh diri, atau mungkin mereka tidak dapat
melihat keadaannya dengan tepat. Dalam banyak kasus, menerangkan
kasusnya pada penderita akan sangat membantu. Ketika mereka telah
melewati banyak tahap dari gangguan bipolar ini berulang kali, mereka
seringkali melihat tata laksana perawatan dapat membuat hidup mereka
lebih mudah.
Kopi, teh atau rokok di kehidupan sehari-hari adalah hal yang
biasa, tetapi akan berpengaruh besar pada penderita gangguan bipolar:
17
• Dapatkan pengetahuan tentang cara mengatasi gangguan dan hal-hal
yang berkaitan dengan gangguan bipolar. Semakin banyak
diketahui, semakin baik dalam membantu pemulihan sendiri dari
gangguan ini.
• Jauhkan stres dengan menjaga situasi keseimbangan antara
pekerjaan dan hidup sehat, dan mencoba teknik relaksasi seperti
meditasi, yoga, shalat malam (tahajjud) atau pernapasan dalam.
• Mencari dukungan dengan memiliki seseorang yang untuk diminta
bantuan dan dorongan. Cobalah bergabung dengan kelompok
pendukung atau berbicara dengan teman yang dipercaya.
• Buatlah pilihan yang sehat. Pola tidur, makan, dan berolahraga
dapat membantu menstabilkan suasana hati. Menjaga jadwal tidur
yang teratur sangatlah penting.
• Pemantauan suasana hati secara mandiri dengan melacak gejala dan
tanda-tanda ayunan suasana hati Anda berayun di luar kendali
sehingga dapat menghentikan masalah sebelum dimulai.
18
BAB III
CONTOH KASUS
3.1 KASUS I
• KASUS SHEYNA
19
kegiatan belajar di sekolah. Nilai Sheyna sampai mengalami penurunan
yang cukup parah, sehingga orangtua memutuskan supaya Sheyna
menjalani home-schooling saja supaya Sheyna dapat mengatur waktu
kapan untuk belajar. Perilaku insomnia ini dialami Sheyna pasca
pertengkaran hebat di dalam keluarga, di mana kakak pertama Sheyna
ternyata sampai menghamili temannya di sekolah. Pada saat itu, kondisi
rumah sangat “panas”, Ayah dan Ibu selalu bertengkar setiap ada
kesempatan di pagi-siang-sore-malam. Keadaan semakin memanas
karena kakak pertama Sheyna sempat kabur dari rumah bersama teman
yang ia hamili, sehingga memicu pertengkaran antara keluarga Sheyna
dengan keluarga yang anaknya dihamili oleh kakak Sheyna tersebut.
Kondisi tersebut berlangsung hingga kurang-lebih dua bulan dan sejak
itu, Sheyna sulit sekali memejamkan mata seberapa pun dirinya
mengantuk karena bayangan pertengkaran dan suasana memanas itu
selalu menghantui Sheyna. Untuk pertama kalinya, di masa sebulan itu,
Sheyna mengalami ledakan emosi yang tinggi.
20
dibicarakan di dalam keluarganya, seperti tentang dorongan seksual dan
tingkat spiritualitas. Aktivitas ini semakin menjadi-jadi saat ia
merasakan gairah luar biasa untuk melakukan sesuatu.
21
dengan riwayat genetis di dalam keluarganya. Tetapi, kemungkinan itu
tetap ada.
Vindy Ariella (23) dan Igi (34) adalah dua sosok muda yang
optimistis, dinamis, dan penuh karya. Mereka tetap menjalani hidup
dengan semangat meski mengalami gangguan bipolar.
• Kisah Vindy
22
freelance designer yang mampu menghasilkan desain sketsa dengan
gambar apik.
• Kisah Igi
23
Semasa kuliah di fakultas kedokteran dahulu Vindy pernah
merasakan seperti ada beban sungguh berat untuk kuliah. Duduk di
kelas dengan pikiran kosong, konsentrasi terganggu, langkahnya gontai,
tiba-tiba menangis bahkan pernah muncul perasaan ingin mengamuk.
Berbeda halnya saat manik, energi perempuan asal Jakarta ini jadi
berlebih. Segala ketertinggalan materi kuliah pada saat depresi
langsung dikejarnya dengan semangat. Sampai-sampai ia kurang tidur.
Lalu, ia lebih boros, bisa saja tiba-tiba ingin shopping, beli baju-baju
mahal menggunakan uang kosnya.
Pernah juga ia merasakan bosan makan obat, karena tiap hari harus
makan obat antidepresan dan mood stabilizer dari psikiater. "Pernah
empat bulan nggak makan obat, tapi malah episode depresi dan
maniknya berlangsung cepat. Pas datang lagi ke psikiater lagi diberi
obat dengan dosis tinggi,"
24
Mendengarkan lagu-lagu sedih pun mampu memicu emosinya
untuk depresi."Misalnya lagu Geisha, itu kan enak banget ya... Tapi
bisa buat saya larut dan memunculkan perasaan sedih dan depresi," ujar
perempuan asal Depok ini.
Kedua sosok ini kini jadi penyemangat ODB lain bahwa mereka
sama seperti orang sehat jiwa lainnya, yang mampu berkarya dan
berprestasi.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
26
• Gangguan Bipolar II: Tidak ada kejadian kegembiraan berlebihan,
tetapi setidaknya ada satu kejadian Hypomania, dan setidaknya satu
kejadian kesedihan berlebihan (major depressive).[2]
• Cyclothymia: Seperti halnya gangguan bipolar II, tetapi depresinya
tidak dapat dikategorikan sebagai kesedihan berlebihan.[3]
• Unipolar : gejala yang diperlihatkan hanya satu gejala depresi saja.
Sedangkan pada bipolar 1 dan 2 sama-sama memiliki episode manik
dan depresi. Namun perbedaan terletak pada maniknya.
4.2 SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/638/jbptunikompp-gdl-galihginan-31857-9-
unikom_g-i.pdf
http://bipolarcenterindonesia.blogspot.co.id/2014/08/contoh-kasus-bipolar-
disorder-pada-anak.html
28
29