Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 1


BAB 1 ......................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Bipolar Disorder ............................................................................................. 3
2.2 Teori Psikologi Tentang Gangguan Mood ........................................................................ 3
2.2.1 Teori Psikoanalisis Tentang Depresi ........................................................................ 3
2.2.2 Teori Kognitif Tentang Depresi ................................................................................ 4
2.2.3 Teori Interpersonal Tentang Depresi........................................................................ 4
2.2.4 Teori Psikologi Tentang Gangguan Bipolar............................................................. 5
2.3 Teori Biologi Tentang Gangguan Mood ........................................................................... 5
2.3.1 Genetic Data .................................................................................................................. 5
2.3.2 Neurochemistry dan Mood Disorders ............................................................................ 5
2.3.2 Sistem Neuroendokrin ................................................................................................... 6
2.3.3 An Integrated Theory of Bipolar Disorder .................................................................... 6
2.4 Teori Lingkungan Tentang Gangguan Mood ................................................................... 7
BAB III ....................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 9
BAB IV ..................................................................................................................................... 15
PENUTUP ................................................................................................................................ 15
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 15
4.2 Saran ............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan jiwa adalah suatu keadaan kesehatan yang abnormal dengan manifestasi
psikologis atau perilaku, terkait penderitaan yang nyata dan menampakan kinerja yang buruk
yang disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetis, fisik dan kimiawi.
Misalnya, susah tidur, cemas berlebihan, sedih berlebihan dan berkepanjangan. Gangguan
jiwa sama dengan gangguan fisik atau sakit tetapi berbeda dengan gila atau sakit jiwa. Jika
sakit jiwa ditandai dengan lupa ingatan, tidak menyadari realita, tertawa sendiri, bicara
sendiri, dan sebagainya. Ciri - ciri gangguan jiwa, yaitu ada perubahan perilaku dari positif ke
negatif, ada perubahan pikiran, yang awalnya logis menjadi tidak logis, bicara awalnya runtut
menjadi melompat-lompat, ada perubahan fungsi, yang awalnya mau bersosialisasi menjadi
tidak mau bersosialisasi, uring-uringan, serta ada perubahan lainnya yang tampak tidak biasa.

Bipolar disorder termasuk pada gangguan jiwa berat. Bukan hanya karena ada masalah
psikologis saja tetapi adanya ketidakseimbangan neurotrasmitter di dalam otak. Penderita
akan mengalami perubahan mood secara ekstrem, jika ekstrem naik penderita akan menjadi
mania (sangat senang dan bersemangat) jika ekstrem turun penderita akan mengalami depresi.
Maka dalam makalah ini akan membahas lebih mendalam tentang peran psikologi kesehatan
terhadap birpolar disorder.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan bipolar disorder dan apa saja jenis-jenisnya?
2. Apa faktor penyebab terjadinya bipolar disorder?
3. Bagaimana gejala-gejala pada penderita bipolar disorder beserta contohnya?
4. Bagaimana cara menangani dan mencegah bipolar disorder?
5. Apa peran psikologi kesehatan terhadap bipolar disorder?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bipolar disorder dan jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya bipolar disorder.
3. Untuk mengetahui gejala-gejala pada penderita bipolar disorder dan contohnya.
4. Untuk mengetahui cara menangani dan mencegah bipolar disorder.

2
5. Untuk mengetahui peran psikologi kesehatan terhadap bipolar disorder.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bipolar Disorder


Ganguan bipolar atau sering disebut juga dengan manic - depresi merupakan kelainan
pada otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan
kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan
depresi. Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana
perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar
Disorder biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang
sangat berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun
bulan. Ini semua tergantung masing-masing pengidap.Mood atau keadaan emosi internal
merupakan penyebab utama dari gangguan ini.

Bipolar disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda.
setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. beberapa orang memiliki
gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa orang sisanya mengalami
gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai.
gejalanya terlihat seperti masalah - masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari
masalah lain yang lebih besar. Beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun
sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung,
bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di managed seumur
hidup.

2.2 Teori Psikologi Tentang Gangguan Mood

2.2.1 Teori Psikoanalisis Tentang Depresi


Menurut Freud (1917/ 1950) potensi depresi muncul pada awal masa kanak-kanak.
Pada fase oral anak mungkin kurang terlalu terpenuhi kebutuhannya, sehingga ia terfiksasi
pada fase ini mengakibatkan individu dependen, low self esteem. Hipotesanya adalah, setelah
kehilangan orang yang dicintai, ia mengidentifikasi diri dengan orang tersebut seolah untuk
mencegah kehilangan. Lama-lama ia malah marah pada dirinya sendiri, merasa bersalah.

3
2.2.2 Teori Kognitif Tentang Depresi

a. Teori depresi Beck (1967)


Individu menjadi depresi akibat interpretasi negatif yang bias. Pada waktu
kecil/remaja muncul skema negatif akibat kejadian-kejadian buruk ia merasa akan selalu sial
atau gagal, dipadu dengan bias kognitif muncul triad negatif (pandangan sangat negatif
tentang diri, dunia, masa depan).
b. Teori helplessness atau hopelessness

Learned helplessness

Kepasifan individu dan perasaan tak berdaya mengontrol hidupnya, didapat dari
pengalaman-pengalaman buruk/ trauma, mengarah pada depresi

Attribution and learned helplessness

Pada situasi dimana individu pernah gagal, ia akan mencoba mengatribusikan


penyebab kegagalan. Individu depresi bila mereka mengatribusikan kejadian negatif bersifat
stabil dan global. Individu depresi biasanya menunjukkan depressive attributional
stylemengatribusikan rasa hasil negatif sebagai personal, global, penyebabnya stabil

Teori hopelessness

Sejumlah bentuk depresi dianggap sebagai akibat hopelessness merasa hasil yang
diharapkan takkan pernah muncul, individu tak bisa merubah situasi. Kemungkinan muncul
akibat self esteem yang rendah, kecenderungan anggapan bahwa kejadian negatif akan
mengakibatkan sejumlah hal negative.

2.2.3 Teori Interpersonal Tentang Depresi

Individu depresi cenderung terbatas jaringan dan dukungan sosialnyamengurangi


kemampuan individu mengatasi kejadian negatif, rentan terhadap depresi. Individu depresi
berusaha meyakinkan diri bahwa orang lain benar peduli. Namun ketika yakin, rasa puasnya
hanya sebentar. Berhubungan dengan konsep diri negatif. Kompetensi sosial yang rendah
diperkirakan memunculkan depresi pada anak usia TK. Interpersonal problem solving skill
yang rendah dapat meningkatkan depresi pada remaja
4
2.2.4 Teori Psikologi Tentang Gangguan Bipolar

Tekanan hidup adalah faktor penting munculnya gangguan bipolar. Dukungan sosial
dapat mempercepat penyembuhan simptom depresi, tapi tidak simtom mania. Atributional
style + sikap disfungsi + kejadian buruk ----> peningkatan simptom depresi ataupun mania
pasien bipolar. Self esteem individu mania mungkin sangat rendah

2.3 Teori Biologi Tentang Gangguan Mood

2.3.1 Genetic Data


Penelitian mengenai faktor genetis pada gangguan unipolar dan bipolar melibatkan
keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15% keluarga dari
pasien yang mengalami gangguan bipolar pernah mengalami satu episode gangguan mood
(Gherson, 1990, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004).

Pada gangguan unipolar, meskipun faktor genetis mempengaruhi, namun kurang


menentukan dibandingkan gangguan bipolar. Resiko akan meningkat pada keluarga pasien
yang memiliki onset muda saat mengalami gangguan. Berdasarkan beberapa data diperoleh
bahwa onset awal untuk depresi, munculnya delusi, dan komorbiditas dengan gangguan
kecemasan dan alkoholisme meningkatkan resiko pada keluarga (Goldstein, et al., 1994;
Lyons et al., 1998, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004).

2.3.2 Neurochemistry dan Mood Disorders


Dua neurotransmitter yang berperan dalam gangguan mood adalah norepinephrine dan
serotonin. Norepinephrine terkait dengan gangguan bipolar dimana tingkat norephinephrine
yang rendah menyebabkan depresi dan tingkat yang tinggi menyebabkan mania. Sedangkan
untuk serotonin, tingkatnya yang rendah juga menyebabkan depresi. Terdapat dua kelompok
obat untuk depresi, yaitu tricyclics dan monoamine oxidase (MAO) inhibitors. Tricyclics
seperti imipramine (tofranil) adalah obat antidepresan yang berfungsi untuk mencegah
pengambilan kembali norephinephrine dan serotonin oleh presynaptic neuron setelah
sebelumnya dilepaskan, meninggalkan lebih banyak neurotransmitter pada synapse sehingga
transmisi pada impuls syaraf berikutnya menjadi lebih mudah.

Monoamine oxidase (MAO) inhibitors merupakan obat antidepresan yang dapat


meningkatkan serotonin dan norephineprhine. Terdapat pula obat yang dapat secara efektif
mengatasi gangguan unipolar, yaitu Selective Serotonin Reuptake Inhibitors, seperti Prozac.
5
Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek samping dari berbagai obat
antidepresan tersebut sehingga peningkatan dari norephineprhine dan serotonin tidak
menimbulkan komplikasi lainnya.

2.3.2 Sistem Neuroendokrin


Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi hipotalamus.
Hipotalamus kemudian mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkannya.
Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituitary. Relevansinya
terkait dengan simtom vegetatif pada gangguan depresi, seperti gangguan tidur dan
rangsangan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi
memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi, hal itu disebabkan
produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus (Garbutt, et al., 1994
dalam Davison, Neale, & Kring, 2004).

Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga menyebabkan
semakin banyaknya kelenjar adrenal (Rubun et al., 1995, dalam Davison, Neale, & Kring,
2004). Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus
dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan hipoccampal
yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushings Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya
tingkat cortisol pada gangguan depresi.

2.3.3 An Integrated Theory of Bipolar Disorder


Gangguan bipolar merefleksikan adanya gangguan pada sistem motivasional yang
disebut dengan behavioral activation system atau BAS. BAS memfasilitasi kemampuan
manusia unuk mendekati atau memperoleh reward dari lingkungannya dan ini telah dikaitkan
dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert, peningkatan
energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur.

Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur syaraf dalam otak yang melibatkan
dopamine neurotransmitter dan juga terkait dengan perilaku untuk memperoleh reward.
Peristiwa kehidupan yang melibatkan pencapaian tujuan atau reward diprediksi meningkatkan
simtom mania. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada
simtom mania, dan pencapaian tujuan tidak terkait dengan perubahan dalam simtom depresi.
Dengan demikian, BAS dan manifestasi perilakunya, yaitu pencapaian tujuan diasosiasikan
dengan simtom mania dari gangguan bipolar.

6
2.4 Teori Lingkungan Tentang Gangguan Mood
Bipolar disorder tak hanya dipengaruhi oleh gen saja, tetapi juga didorong oleh faktor
lingkungan. Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit
yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan
(reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta,
dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk
lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan.

Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa
ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan
seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-
obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder. Di sisi
lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini
sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal.

Ciri - ciri gangguan jiwa: 1. Ada perubahan perilaku dari positif ke negatif 2. Ada
perubahan pikiran, yang awalnya logis menjadi tidak logis, bicara awalnya runtut menjadi
melompat-lompat. 3. Ada perubahan fungsi, yang awalnya mau bersosialisasi menjadi tidak
mau bersosialisasi, uring-uringan, dll. 4. Ada perubahan lainnya yang tampak tidak biasa.

Bipolar disorder termasuk pada gangguan jiwa berat. Bukan hanya karena ada masalah
psikologis saja tetapi adanya ketidakseimbangan neurotrasmitter di dalam otak. Penderita
akan mengalami perubahan mood secara ekstreem, jika ekstrem naik penderita akan menjadi
mania (sangat senang dan bersemangat) jika ekstrem turun penderita akan mengalami depresi.

Siklus moodnya berubah-ubah dalam beberapa episode atau siklus, satu ketika
menjadi hypomania atau mania, di lain waktu menjadi depresi dan tidak dapat diperkirakan
kapan akan datang dan berubah, bisa dalam hitungan tahun, bulan minggu bahkan dalam
hitungan jam. Di dalam siklus mood ini juga bisa terdapat episode normal. Penderita dapat
menjalani kehidupan yang baik, sadar akan apa yang dilakukannya.

Ciri-ciri penderita bipolar disorder yang berada pada fase hypomania menuju mania
adalah : 1. Merasa gembira berlebihan. 2. Penuh semangat 3. Banyak ide dan impian 4. Suka
berbicara atau ngomong 5. Mendominasi 6. Tidak dapat tenang dan susah tidur 7. Merasa
dirinya hebat dan paling menarik 8. Mengubah penampilan secara dratis 9. Terjadi
peningkatan nafsu seksual

7
Ciri-ciri penderita Bipolar Disoder ketika pada episode Depresi antara lain :

1. Mood menurun

2. Mudah menangis

3. Kehilangan semangat

4. Merasa tidak berguna

5. Putus Asa

6. Ada pikiran tentang kematian hingga pada suatu titik muncul dorongan untuk bunuh diri.

Menjaga agar penderita tetap normal atau terkontrol, minimal ada hal wajib yang
harus dilakukan secara holistik/ menyeluruh : 1. Minum obat yang telah diresepkan psikiater
secara rutin 2. Menjalani Psikoterapi pada psikolog 3. Menjalani terapi secara sosial-budaya
dan lingkungan, dalam hal ini peran keluarga, pasangan dan teman-teman harus mendukung
pasien untuk hidup normal. Lingkungan yang menghujani dengan hujatan dan kritikan atau
sebaliknya overprotektif karena terlalu khawatir akan memperburuk kondisi pasien.

Tips hidup sehat secara Fisik dan Psikis :

1. Istirahat cukup. Tidur sangat penting untuk kesehatan jiwa.

2. Atur pola makan dan asupan. Tentunya yang bergizi dan seimbang.

3. Lakukan aktifitas fisik seperti olah raga, pekerjaan rutin sehari-hari, hobi yang positif
seperti berkebun, memasak, dll. Refershing secara berkala.

4. Berkehidupan yang positif dengan selalu berpikiran positif serta bermasyarakat,


bersosialisasi dengan lingkungan.

5. Memiliki Tujuan yang positif

6. Berserah kepada Tuhan.

8
BAB III

PEMBAHASAN

5.1 Pengertian Bipolar Disolder

Pada makalah ini kami membahas tentang bipolar disorder. Ganguan bipolar atau
sering disebut juga dengan manic - depresi merupakan kelainan pada otak yang menyebabkan
ketidak normalan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan untuk untuk
mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi.
Gangguan ini bersifat episode yang cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau
mood dan tingkat aktivitas yang terganggu. Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder
biasanya sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat
berat. Periode mania dan depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan.

5.2 Gejala-Gejala Bipolar Disolder

Gejala gejala pada bipolar disolder terbagi menjadi 4 periode atau episode

5.2.1 Gejala-gejala dari mania atau episode manic:

Pada episode ini terbagi menjadi 2 perubahan yaitu perubahan suasan hati dan perubahan
kelakuan.
5.2.1.1Perubahan-Perubahan Suasana Hati

1) Periode yang panjang dari perasaan "puncak", atau suasana hati yang sangat
gembira atau ramah
2) Suasana hati yang sangat teriritasi, agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)" atau
"wired".

5.2.1.2 Perubahan-Perubahan Kelakuan

1) Berbicara sangat cepat, melompat dari satu idea ke yang lainnya, mempunyai
pemikiran-pemikiran yang bergegas-gegas
2) Sangat mudah dikacaukan
3) Aktivitas-aktivitas yang menuju tujuan yang meningkat, seperti menerima proyek-
proyek baru
4) Menjadi gelisah
5) Tidur yang sedikit
9
6) Mempunyai kepercayaan yang tidak realistik pada kemampuan seseorang.
7) Berkelakuan secara impulsif dan mengambil bagian pada banyak kelakuan-
kelakuan yang menyenangkan dan berisiko tinggi, seperti membelanjakan sprees,
seks yang impulsif, dan investasi-investasi bisnis yang impulsif.

5.2.2 Gejala-gejala dari episode depresi:

Pada episode ini terbagi menjadi 2 perubahan yaitu perubahan suasan hati dan
perubahan kelakuan

5.2.2.1 Perubahan-Perubahan Suasana Hati

1) Periode yang panjang dari perasaan khawatir atau kosong


2) Kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati, termasuk seks.

5.2.2.2 Perubahan-Perubahan Kelakuan

1) Merasa lelah atau "slowed down"


2) Mempunyai persoalan-persoalan berkonsentrasi, mengingat, dan membuat
keputusan-keputusan
3) Menjadi gelisah atau teriritasi
4) Merubah kebiasaan-kebiasaan makan, tidur, atau yang lain-lain
5) Memikirkan kematian atau bunuh diri, atau mencoba bunuh diri.

5.2.3 Gejala-gejala dari episode hipomania :

Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada
pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami
hallucination dan delusion. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti
kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap
hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut.

1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.


2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.

10
5.2.4 Gejala-gejala episode campuran (Mixed state episode) :

Dalam konteks bipolar disorder, mixed state adalah suatu kondisi dimana tahap mania
dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi
yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan
panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya.
Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya.
Hal itu terjadi bergantin dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Mixed state bisa
menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode ini,
penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa,
delusion,dan hallucination. Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan
bunuh diri antara lain sebagai berikut.

1. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di
sekitarnya.
2. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
3. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4. Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.

5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Bipolar Disolder

1. Stress peristiwa kehidupan Stres dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang
dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau
tiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi,
kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
2. Penyalahgunaan Zat Meskipun penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan
bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan
penyakit. Obat-obatan seperti kokain, ekstasi, dan amphetamine dapat memicu mania,
sedangkan alkohol dan obat penenang dapat memicu depresi.
3. Obat obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain
yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-counter, penekan nafsu
makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.
4. Perubahan Musiman Episode mania dan depresi sering mengikuti pola musiman.
Manic episode lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode depresif lebih
sering terjadi selama musim dingin, musim gugur, dan musim semi (untuk negara
dengan 4 musim).

11
5. Kurang Tidur Rugi tidur-bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam istirahat

5.4 Penanganan Bipolar Disolder

Gangguan Bipolar biasanya akan berlangsung seumur hidup. Bipolar memang tidak
bisa disembuhkan sepenuhnya, tapi bisa ditangani secara efektif dengan treatment jangka
panjang. Penanganan yang tepat membantu orang dengan gangguan Bipolar mengontrol
perubahan mood yang terjadi pada dirinya. Ada 2 cara efektif dalam penanganan Bipolar
Disorder yaitu Farmakologi dan Psikoterapi.

5.4.1 Farmakologi

Untuk penanganan dengan (Farmakologi) obat-obatan, seseorang harus berkonsultasi


dengan psikiater atau berobat ke pusat kesehatan. Obat yang biasa digunakan untuk mengatasi
gejala Bipolar adalah penstabil mood, antipsikotik, dan antidepresan. Masing-masing obat ini
memiliki efek samping yang berbeda-beda pada tubuh penggunanya dan seringkali sangat
tidak nyaman, seperti diare, penglihatan kabur, dan pusing, namun obat-obatan ini harus tetap
dikonsumsi secara rutin.

5.4.2 Psikoterapi

Untuk psikoterapi, ada beberapa teknik yang bisa dipilih dalam penanganan gangguan
Bipolar. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah teknik psikoterapi yang diterapkan
pada individu dengan Bipolar Disorder. Teknik ini membantu mereka untuk belajar
mengubah pikiran dan perilaku yang merusak atau negatif . Family-focused therapy adalah
teknik yang melibatkan anggota keluarga. Teknik ini membantu keluarga untuk mengenali
gejala-gejala yang mungkin timbul dan apa yang bisa dilakukan oleh keluarga. Teknik ini
juga berusaha meningkatkan komunikasi dan kemampuan penyelesaian masalah dalam
keluarga. Interpersonal and social rhythm therapy adalah teknik yang berusaha
meningkatkan kemampuan sosial orang dengan Gangguan Bipolar. Selain itu, mereka
diharuskan untuk membuat jadwal rutin dan tidur untuk melindungi dari Episode Manic.

5.5 Tipe tipe Bipolar Disorder

1. Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau campuran


yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala manic yang
begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya,

12
orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung
paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi
perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
2. Penyakit Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi
namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
3. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang
mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik
untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung
cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk
didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan
jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
4. Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit
bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode
dari hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua tahun.
Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik
untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
5. Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder.
Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode dari
depresi utama, mania, hypomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun.

5.6 Peran Psikologi Kesehatan Terhadap Bipolar Disorder

Dalam hal ini individu yang sangat berperan adalah seorang Psikolog. Peranan
psikologi klinis (Psikolog kesehatan) yaitu intervensi (terapi dan konseling), assesment,
psikodiagnostik, evaluasi, mengajar, konsultasi, administrasi (klinik, rumah sakit, klinik rawat
jalan), penelitian kepada penderita Bipolar Disorder. Dengan adanya Psikolog kesehatan
dapat membantu penderita Bipolar Disorder menuju proses penyembuhan.

5.7 Cara Mencegah Bipolar Disorder

Banyak metode yang dapat dilakukan untuk mencegah Bipolar Disorder. Adapun cara
mencegah Bipolar Disorder adalah sebagai berikut :

1. Dapatkan pendidikan cara mengatasi gangguan penyakit bipolar disorder


2. Jauhkan dari stres dan mencari dukungan
3. Buatlah pilihan yang sehat dan monitor suasana hati anda

13
4. Lebih mendekatkan diri kepada tuhan.

5.8 Contoh Kasus Bipolar Disorder

Saat saya mulai merasa sangat senang, saya tidak tidak lagi merasa seperti ibu rumah
tangga biasa. Saya malah terasa terorganisasi dan terampil dan saya mulai merasa bahwa saya
adalah orang yang paling kreatif. Saya dapat menulis puisi dengan mudah. Saya dapat
mengubah melod tanpa usaha keras. Saya dapat melukis. Pikiran saya terasa lancar dan dapat
menyerap apa pun. Saya memiliki ide yang tak terhitung mengenai perbaikan kondisi anak
yang menderita keterbelakangan mental, atau tentang bagaimana rumah sakit untuk anak-anak
itu seharusnya dijalankan, apa yang seharusnya ada di sekeliling mereka untuk membuat
mereka tetap gembira.dan nyaman serta tidak merasa takut. Saya melihat diri saya mampu
mencapai banyak hal demi kebaikan orang. Saya memiliki ide yang tak terhitung mengenai
bagaimana masalah lingkungan dapat memberikan inspirasi terhadapat perjuangan untuk
mendapat kesehatan dan perbaikan hidup bagi semua orang. Saya merasa mampu mencapai
banyak hal demi kebaikan keluarga saya dan orang lain. Saya merasa senang, suatu perasaan
euphoria atau kegirangan. Saya ingin hal ini berlangsung selamanya. Saya seperti tidak
membutuhkan banyak tidur. Berat badan saya turun dan terasa sehat dan saya menyukai diri
saya sendiri. Bahkan saya baru saja membeli 6 gaun baru dan semuanya terlihat bagus bila
saya pakai. Saya merasa seksi dan para pria memperhatikan saya. Mungkin saya akan
melakukan satu atau beberapa perselingkuhan. Saya merasa mampu berbicara dan akan
berhasil dalam politik. Saya ingin menolong orang dengan masalah yang serupa seperti saya
sehingga mereka tidak merasa putus harapan.Sangat indah bila anda merasakan hal
iniPerasaan kegembiraan yang kuat, mood yang baik, membuat saya merasa ringan dan
penuh dengan kenikmatan hidup. Namun, saat melewati tahap ini, saya menjadi manic dan
kreativitas saya menjadi sangat membesar sehingga saya mulai melihat hal-hal dalam pikiran
saya yang tidak masuk akal. Misalnya, suatu malam saya menciptakan suatu keseluruhan film,
lengkap dengan pemerannya, dimana saya masih berpikir bahwa hal itu akan menyenangkan.
Saya melihat para pemarannya sejelas bila saya menonton mereka dalam kehidupan nyata.
Saya juga mengalami terror yang sangat hebat, seperti benar-benar terjadi, saat saya tahu
bahwa sebuah adegan pembunuhan akan berlangsung. Saya gemetar ketakutan dibawah
selimut dan menjadi benar-benar tak berdaya. Seperti Anda kehatui, saya menjadi seorang
psikosis manic pada saat itu. Teriakan saya membangunkan suami saya, yang mencoba
meyakinkan saya bahwa kami berada di kamar tidur dan segalnya masih tetap sama. Tidak
ada yang perlu ditakutkan. Namun, saya tetap dimasukan ke rumah sakit keesokan harinya.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gangguan bipolar disorder merupakan gangguan mental yang menyerang kondisi
psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa
depresi dan mania. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba secara drastis
yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi). Akan tetapi, seseorang yang menderita
gangguan bipolar memiliki ayunan perasaan (mood swings) yang ekstrim dengan pola
perasaan yang mudah berubah secara drastis. Ada empat jenis episode suasana hati pada
penderita gangguan bipolar, yakni mania, hipomania, depresi, dan episode campuran.
Gangguan bipolar disorder disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : genetika, fisiologis
dan lingkungan.

4.2 Saran
Gangguan bipolar berasal dari faktor genetik, fisiologis serta dari lingkungan, maka
dalam mencegah munculnya gangguan bipolar harus dimulai dari hal-hal sederhana dari
dalam diri setiap individu. Berikut ini cara-cara untuk membantu diri sendiri dalam
penanganan gangguan bipolar, diantaranya mendapatkan pengetahuan tentang cara mengatasi
gangguan dan hal-hal yang berkaitan dengan gangguan bipolar. Semakin banyak diketahui,
semakin baik dalam membantu pemulihan sendiri dari gangguan ini. Menjauhkan stres
dengan menjaga situasi keseimbangan antara pekerjaan dan hidup sehat, dan mencoba teknik
relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam. Mencari dukungan dengan memiliki
seseorang yang untuk diminta bantuan dan dorongan. Cobalah bergabung dengan kelompok
pendukung atau berbicara dengan teman yang dipercaya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Carson, C, Robert; Butcher, N, James. 1992. Abnormal Psychology and Modern Life. 9th.
Edition. Harper Collins Publishers, Inc. New York 100 22

Nevid, S, Jeffrey; Rathus, A, Spencer. 2003. Abnormal Psychology in a Changing World. 5th.
Edition. Upper Saddle River. New Jersey 07458

Davison, C, Gerald; Neale, M, Jhon; Kring, M, Ann. Abnormal Psychology. 9th. Edition.
NewYork. Psychopathology Development.

16

Anda mungkin juga menyukai