Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH ILMU BUDAYA DASAR


DOSEN : HERNA, SKOM., MIKOM

KETAKUTAN
(FOBIA)

Oleh:
DIYANK SHABIRA
NPM : 51417794

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2018
KETAKUTAN
(FOBIA)

Oleh:
DIYANK SHABIRA
NPM : 51417794

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2018

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat membuat dan

menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang berjudul “Fobia”.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Ibu Herna, SKOM.,

MIKOM atas tugas yang diberikan sehingga dapat memotivasi dan

membangkitkan inspirasi serta kebiasan bagi kami dalam membuat tulisan-tulisan

ilmiah.

Akhirnya disadari bahwa makalah ini tentunya memiliki banyak

kekurangan dan sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu segala masukan yang

positif baik kritik maupun saran dari semua pihak sangat diharapkan demi

kebaikan ke depan.

Depok, April 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
........................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
........................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
........................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN
..........................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
.......................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
.......................................................................................................
2
1.3 Tujuan
.......................................................................................................
2
1.3.1 Tujuan Umum
............................................................................................................
2
1.3.2 Tujuan Khusus
............................................................................................................
2
1.4 Ruang Lingkup
...................................................................................................................
3

BAB II PEMBAHASAN
..........................................................................................................
4
2.1 Definisi Fobia
...................................................................................................................
4
2.2 Faktor Penyebab Fobia
...................................................................................................................
4
2.3 Jenis-jenis Fobia
...................................................................................................................
6

4
2.4 Gejala Fobia
...................................................................................................................
8
2.5 Dampak Fobia
...................................................................................................................
9
2.6 Diagnosis dan Pengobatan Fobia
...................................................................................................................
11

BAB III KESIMPULAN


..........................................................................................................
14

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari suatu permasalahan
yang menimbulkan kegelisahan. Setiap orang, siapapun dan dari golongan serta
bangsa apapun pasti pernah mengalami kegelisahan dalam hidupnya. Kegelisahan
sering terjadi pada manusia terutama disaat pernah melakukan suatu perbuatan
yang buruk, sehingga membuat hatinya tidak tenang dan merasa cemas karena
terlalu memikirkan akibat dari perbuatan buruk yang sudah dilakukannya. Hal
inilah yang membuat seseorang mengalami kegelisahan.
Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar,
rasa khawatir/cemas pada diri manusia. Kegelisahan yang timbul sebenarnya
tercipta di dalam pikiran manusia sendiri melalui ketidakmampuan atau kegagalan
untuk memahami perasaan keakuan, khayalan yang melambung serta kesalahan
dalam menilai setiap kejadian atau benda. Jadi, kegelisahan merupakan gejala
universal pada diri manusia sebagai manifestasi dari kecemasan, kekhawatiran,
keterasingan ataupun ketidakpastian yang salah satu penyebabnya adalah adanya
ketakutan atau fobia.
Berdasarkan mitologi, fobia berasal dari dewa Phobos sebagai dewa yang
bertugas memunculkan pikiran-pikiran menakutkan serta menciptakan teror bagi
para musuh Yunani (Davey, 1997). Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan
pada sesuatu hal atau fenomena yang terjadi karena adanya keterbatasan manusia
untuk dapat mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang belum terjadi serta
karena adanya suatu harapan atau ancaman. Manusia gelisah karena takut
terhadap dosa-dosa dan pelanggaran yang telah dilakukan, takut terhadap hasil
kerja yang tidak memenuhi kepuasan, takut kehilangan milik (harta dan jabatan),
atau takut menghadapi keadaan masa depan, dan berbagai penyebab lainnya.
Ketakutan pada pengidap fobia sering tidak terkendali, bersifat irasional,
dan terus-menerus dari objek, situasi, atau kegiatan tertentu (elib.unicom.ac.id.
diakses tanggal 15 April 2018). Seseorang yang mengalami phobia menjadi
terbatas ruang geraknya atau mengalami limitasi akibat dari dorongan rasa takut.

6
Ketakutan menjadi sesuatu yang tersimpan dalam diri manusia yang dapat
mendorong menjadi penentu tindakan atau sebaliknya menjadi bahaya yang
melemahkan manusia. Fobia mengganggu kehidupan orang yang mengidapnya
dan bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap fobia sulit dimengerti,
sehingga sering dijadikan bahan cemohoan dan bulan-bulanan orang di sekitarnya.
Dalam kasus fobia, rasa takut dipicu oleh stimulus yang tidak benar-benar
menakutkan atau mengancam keselamatan dirinya, sedangkan jika stimulus
tersebut memang benar-benar berbahaya atau mengancam maka ini tidak
termasuk fobia melainkan suatu rasa takut yang wajar.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang penulis ajukan pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan fobia?
2. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fobia?
3. Sebutkan jenis-jenis fobia?
4. Apa saja gejala seseorang menderita fobia?
5. Bagaimana cara mendiagnosis dan proses pengobatan untuk fobia?
6. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari fobia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Secara umum, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang fobia.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui definisi dari fobia
2. Mengetahui faktor penyebab terbentuknya fobia
3. Mengetahui tentang jenis-jenis fobia
4. Mengetahui gejala yang timbul jika terkena fobia
5. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh fobia.
6. Mengetahui cara mendiagnosis dan pengobatan untuk fobia.

7
1.4 Ruang lingkup
Di dunia ini banyak hal-hal yang menyebabkan kegelisahan dalam diri
manusia baik yang di lakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja. Penulisan
makalah ini hanya dibatasi pada konsep tentang fobia.

8
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Fobia


Kata “fobia” berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight),
takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak
zaman Hippocrates. Fobia adalah ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan
terhadap sebuah obyek atau situasi yang tidak masuk akal. Pengidap fobia merasa
tidak nyaman dan menghindari objek yang ditakutinya, bahkan terkadang juga
bisa menghambat aktivitas (http://bchymera.blogspot.com. diakses tanggal 15
april 2018).
Fobia didefinisikan sebagai penolakan mengganggu yang diperantarai oleh
rasa takut yang tidak proporsional, dengan bahaya yang dikandung oleh objek
atau situasi tertentu dan diakui oleh si penderita sebagai sesuatu yang tidak
berdasar. Menurut Meitchati (1983) fobia adalah ketakutan yang tidak
terkendalikan, tidak normal kepada suatu hal atau kejadian tanpa diketahui
sebabnya (Ella dan Farah, 2011). Fobia adalah rasa takut yang khas yang disadari
oleh penderita sebagai suatu hal yang tidak masuk akal, tetapi tidak dapat
mengatasinya. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fobia adalah
rasa takut yang berlebihan terhadap suatu objek atau kejadian yang membuat
penderita merasakan kecemasan berlebih bahkan bisa menghambat aktivitas.

2.2 Faktor Penyebab Fobia


Pada umumnya fobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan
yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah
yang semuanya kemudian ditekan ke dalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis
di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya
fobia. Secara medis, penyebab terjadinya fobia belum secara jelas diketahui,
namun ada beberapa faktor yang diduga kuat bisa menyebabkan terjadinya fobia,
antara lain:
1. Mengalami peristiwa yang menyebabkan trauma.

9
2. Memiliki kepribadian yang terlalu sensitif, temperamen tinggi, selalu
berpikiran negatif, dan sangat pemalu.
3. Faktor keturunan.

Seligman dalam teori “biological preparedness” mengatakan bahwa


ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansi sang stimulus terhadap
nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan
tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada
beruang karena nenek moyang pada waktu masih hidup di dalam gua pernah
diterkam dan hampir dimakan beruang tapi selamat sehingga dapat menghasilkan
kita sebagai keturunannya. Menurut Seligman, kita sudah disiapkan oleh sejarah
evolusi untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.
Kartini Kartono dalam https://syifasalsabyla.wordpress.com/2015 (diakses
tanggal 15 April 2018) menjelaskan bahwa fobia dapat disebabkan oleh:
1. Pernah mengalami ketakutan yang hebat
2. Pengalaman asli ini dibarengi rasa malu dan rasa bersalah kemudian semua
ditekan untuk melupakan kejadian-kejadian tersebut.
3. Jika mengalami stimulus yang sama akan timbul respon yang bersyarat
kembali, meskipun peristiwa pengalaman yang asli sudah dilupakan. Respon-
respon ketakutan hebat selalu timbul kembali sungguhpun ada usaha-usaha
untuk menekan dan melenyepkan respon tersebut.

Fathiah (2010) menyatakan ada tiga bentuk kerentanan yang memberikan


kontribusi pada penyebab berbagai gangguan fobia: (elib.unicom.ac.id. Diakses
tanggal 15 April 2018).
1. Kerentanan biologis menyeluruh (generalized biological vulnerability), yaitu
kecenderungan untuk gelisah atau tegang yang diturunkan atau diwariskan.
Tetapi, kerentanan ini untuk mengalami kecemasan bukan kecemasan itu
sendiri.
2. Kerentanan psikologis menyeluruh (generalized psychological vulnerability),
artinya berdasarkan pengalaman awal, mungkin tumbuh dewasa dengan

10
disertai keyakinan bahwa dunia ini berbahaya dan diluar kontrol dan tidak
mampu mengatasi bila ada hal buruk yang menimpa.
3. Kerentanan psikologis spesifik (specific psychology vulnerability), dimana
manusia belajar dari pengalaman awal, misalnya dari apa yang diajarkan oleh
orang tua, bahwa situasi atau objek tertentu berbahaya (meskipun sebenarnya
tidak). Contohnya apabila ayah takut anjing, maka anak juga akan takut pada
anjing karena beranggapan bahwa anjing adalah sesuatu yang berbahaya.

2.3 Jenis-jenis Fobia


Hal yang aneh tentang fobia adalah biasanya melibatkan ketakutan
terhadap peristiwa yang biasa dalam hidup dan bukan yang luar biasa. Orang
dengan phobia mengalami ketakutan untuk hal-hal yang amat biasa, seperti naik
elevator atau naik mobil di jalan raya. Dengan contoh ini, dapat diketahui bahwa
phobia dapat mengganggu bila berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari seperti naik
kendaraan, berbelanja, atau pergi keluar rumah.
Berikut ini adalah tiga tipe fobia berdasarkan sistem DSM, yaitu fobia
spesifik, fobia sosial, dan agorafobia.

1. Fobia Spesifik
Phobia spesifik adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap
objek atau situasi spesifik, seperti:
a. Acrophobia: takut terhadap ketinggian, bahkan hanya setinggi 2 (dua) meter
sudah cukup menakutkan bagi penderita fobia.
b. Claustrophobia: takut terhadap tempat tertutup/terkunci sehingga orang
dengan fobia jenis ini sering berada di taman atau di lapangan olahraga
bersama teman-temannya.
c. Fobia binatang: takut terhadap binatang tertentu seperti tikus, ular, atau
binatang-binatang menjijikkan. Seseorang bisa saja mempunyai ketakutan
terhadap hewan-hewan, namun bila ketakutan itu mengganggu kehidupan
sehari-hari atau menyebabkan distress emosional yang signifikan di dalam
diri (bahkan ketika hanya membayangkan hewan itu) maka orang tersebut
mengalami fobia.

11
d. Fobia benda-benda tertentu: seperti jarum suntik (bukan sakit ditusuk jarum
sunti), pisau, benda-benda elektronik, atau benda-benda lain.

2. Fobia Sosial
Fobia sosial adalah ketakutan yang intens terhadap situasi sosial atau ramai
sehingga mereka mungkin sama sekali menghindarinya atau menghadapinya tapi
dengan distress emosi yang amat berkecamuk. Penderita fobia sosial mengalami
ketakutan terhadap situasi sosial seperti berkencan, datang ke pesta, pertemuan-
pertemuan sosial, bahkan presentasi untuk ujian. Fobia sosial yang mendasar
adalah ketakutan berlebihan terhadap evaluasi negatif dari orang lain, dalam arti
mereka takut dinilai jelek oleh orang lain. Mereka merasa seakan-akan ribuan
pasang mata sedang memperhatikan dengan teliti setiap gerak yang mereka
lakukan. Contoh fobia jenis ini adalah:
a. Demam panggung yang berlebihan
b. Kecemasan yang berlebihan saat berbicara di forum, bahkan di hadapan
orang-orang terdekat sekalipun.
c. Kecemasan meminta sesuatu, seperti memesan makanan di rumah makan
karena takut pelayan atau teman menertawai makanan yang mereka pesan.
d. Ketakutan bertemu dengan orang baru, hal ini menyebabkan penderita tidak
berkembang dalam hal sosial.
Fobia jenis ini menyebabkan penurunan kualitas hidup penderitanya,
seperti kualitas untuk mencapai sasaran pendidikan, maju dalam karir, atau
bertahan dalam pekerjaan yang membutuhkan interaksi dengan orang lain secara
langsung. Sekali fobia sosial tercipta, maka akan berlanjut secara kronis sepanjang
hidup.

3. Agrofobia
Agrofobia secara harfiah diartikan sebagai “takut kepada pasar”, yang
sugestif untuk ketakutan berada di tempat-tempat terbuka dan ramai. Berbeda
dengan fobia sosial, agorafobia tidak “mati sosial” bila berinteraksi dengan orang-
orang di tempat yang sepi. Agrofobia melibatkan ketakutan terhadap tempat-
tempat atau situasi-situasi yang memberi kesulitan bagi mereka untuk meminta
bantuan ketika ada suatu problem yang menimpa mereka atau orang lain.

12
Seseorang dengan agorafobia takut untuk pergi berbelanja di toko-toko yang
penuh sesak, bersempit-sempitan di bus, dan lain-lain yang kira-kira membuat
mereka sulit meminta pertolongan (http://www.kaskus.co.id.2011. diakses tanggal
15 April 2018).

Berdasarkan jenis ketakutannya, fobia dibagi menjadi dua, yaitu:


1. Fobia spesifik: Fobia ini biasanya mulai berkembang sejak masa kanak-
kanak, misalnya takut pada ketinggian, takut hewan tertentu, takut jarum
suntik, dan lain sebagainya.
2. Fobia kompleks: Fobia yang biasanya berkembang di masa dewasa, misalnya
fobia sosial seperti perasaan cemas berlebih ketika berada di lingkungan
tertentu yang akan sangat mengganggu keseharian dan menghambat
pengembangan dirinya.
Beberapa contoh dari fobia yang banyak terjadi, sebagai berikut:
1. Ablutofobia : Takut mencuci atau mandi.
2. Acarofobia : Takut pada rasa gatal atau pada serangga yang menyebabkan
gatal.
3. Acerofobia : Takut akan rasa asam.
4. Achluofobia : Takut akan gelap/kegelapan.
5. Barofobia : Takut pada gravitasi.
6. Basofobia/Basifobia : Ketidakmampuan untuk berdiri/takut untuk berjalan
atau jatuh.
7. Bathmofobia: Takut akan tangga atau tempat sempit.
8. Bathofobia: Takut kedalaman.
9. Batofobia: Takut ketinggian atau dekat dengan bangunan tinggi.
10. Cherofobia: Takut pada keriangan/kegembiraan.

2.4 Gejala Fobia


Gejala fobia pada diri seseorang dapat mudah dikenali dari reaksi takut
berlebihan yang diperlihatkannya ketika melihat objek atau menghadapi situasi
tertentu. Selain rasa takut yang berlebihan, fobia juga bisa disertai dengan
serangan panik yang ditandai dengan:

13
a. Disorientasi atau bingung.
b. Pusing dan sakit kepala.
c. Mual.
d. Dada terasa sesak dan nyeri.
e. Sesak napas.
f. Detak jantung meningkat.
g. Tubuh gemetar dan berkeringat.
h. Telinga berdenging.
i. Sensasi ingin selalu buang air kecil.
j. Mulut terasa kering.
k. Menangis terus-menerus dan takut ditinggal sendirian (terutama pada anak-
anak).

2.5 Dampak Fobia


Setiap jenis fobia memiliki dampak yang berbeda-beda tergantung pada
jenis fobia yang dialami. Berikut dampak yang ditimbulkan dari sudut pandang
secara umum, yaitu:
1. Kurang percaya diri
2. Depresi atau gangguan jiwa
3. Bunuh diri
4. Penyakit
5. Kurangnya focus
6. Ketakutan berlebih
Beberapa contoh dari dampak menurut jenis fobia, antara lain:
1. Heliofobia
Heliophobia merupakan sebuah fobia yang mengakibatkan pengidapnya
mengalami ketakutan yang berlebihan terhadap sinar matahari. Ketakutan ini
bahkan dapat menimbulkan sebuah delusi, dimana pengidap Heliofobia akan
merasakan sensasi seolah terbakar kulitnya saat terkena sinar matahari, sehingga
pengidap Heliofobia selalu dilanda kegelisahan saat akan terkena sinar matahari
langsung.

14
Hal ini mengakibatkan pengidap Heliofobia atau Heliophobes akan sebisa
mungkin menghindari sinar matahari. Akibatnya mereka akan mengalami
kekurangan vitamin D, yang sebagian besar di dapat dari sinar matahari. Vitamin
D sendiri dalam tubuh kita, berguna untuk mengatur kalsium dalam tulang dan
menjaga tulang tetap sehat. Kekurangan Vitamin D, selain tak baik bagi tulang
juga akan meningkatkan risiko Rakhitis, Kanker atau penyakit lain yang bahkan
bisa mengakibatkan kematian.
2. Ambulofobia
Ambulofobia adalah rasa takut untuk berdiri atau berjalan. Penderita fobia
ini pastilah tidak dapat menjalani hidupnya secara normal. Untuk berdiri dan
berjalan saja mereka takut, bagaimana mau bepergian keluar dan walaupun bisa
memakai kursi roda tapi itu juga tidak efisien. Penderita fobia ini tidak akan bisa
menghindari dari rasa takutnya setiap hari. Gejala Ambulofobia ini antara lain:
berkeringat, pusing, mual, rentang nafas pendek, gemetar, hingga panik. Penyebab
fobia ini bisa karena pengalaman cidera pada kaki, radang sendi, atau masalah
medis lainnya yang menyebabkan penderitanya merasa sakit saat berjalan.
3. Somnifobia
Somnifobia dapat mengakibatkan pengidapnya mengalami ketakutan akan
kehilangan kontrol atas tubuh saat mereka tertidur. Kondisi ini juga menimbulkan
terjadinya mimpi buruk yang terus berulang. Akibatnya pengidap Somnifobia,
menjadi takut untuk tertidur dan sebisa mungkin berusaha tetap terjaga. Hal inilah
yang secara perlahan, dapat membunuh pengidap Somnifobia. Seperti diketahui,
saat tidur tubuh manusia memulai proses pemulihan diri dengan memproduksi
berbagai hornon imunitas yang berfungsi untuk meregenerasi segala jaringan
tubuh yang mengalami kerusakan. Tanpa tidur yang cukup, tubuh manusia tak
akan dapat memulihkan kerusakan yang ada dalam tubuhnya.
Seorang pengidap Somnifobia bahkan bisa tidak memejamkan mata sama
sekali selama beberapa hari lamanya. Hal ini secara perlahan akan menimbulkan
masalah kesehatan serius diantaranya tekanan darah tinggi, sakit jantung dan
stroke yang akhirnya akan berujung pada kematian.

15
2.6 Diagnosis dan Pengobatan Fobia
Mage (1996) dalam Psikologi Abnormal (2006) menyebutkan bahwa tanpa
diketahui orang lain sebagian besar orang mengalami penderitaan karena fobia
yang meraka alami dan tidak mencari pertolongan. Pada kenyataanya, banyak
orang yang didiagnosis mengidap fobia oleh seorang ahli klinis tidak merasa
dirinya mempunyai masalah yang perlu perhatian khusus (elib.unicom.ac.id.
Diakses tanggal 15 April 2018).
Fobia biasanya dapat mudah terdiagnosis oleh dokter dari gejala-gejala
yang mengarah pada kondisi tersebut, dengan diperkuat oleh riwayat penyakit
(termasuk kejiwaan), riwayat penggunaan obat, dan riwayat kehidupan sosial
pasien. Penanganan terhadap fobia dapat dilakukan melalui terapi psikologi, salah
satunya yang efektif adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini membantu pasien
mengubah cara pandang dan cara bersikap terhadap suatu masalah.
Dalam kasus fobia, ahli terapi akan membantu pasien mengatasi rasa takut
melalui teknik pemaparan atau desentisasi. Dengan teknik pemaparan terhadap
benda atau suasana yang ditakuti, rasa takut diharapkan dapat berkurang secara
bertahap sehingga akhirnya pasien dapat mengendalikan fobia yang dialami.
Contohnya, adalah pada pasien yang mengalami fobia terhadap ular. Awalnya
pasien diminta untuk membaca tulisan tentang ular, lalu diperlihatkan gambar
hewan tersebut, dan tahapan berikutnya dengan mengunjungi kanda ng ular, yang
dilanjutkan dengan memegang reptil tersebut secara langsung.
Di samping teknik tersebut, para ahli juga mengajarkan pasien teknik
pengendalikan diri. Misalnya, melalui teknik relaksasi untuk membantu mengatur
ketenangan dan pernapasan, atau teknik visualisasi untuk membayangkan
keberhasilan mengatasi situasi. Hasil yang lebih efektif akan terlihat saat beberapa
teknik terapi dipadukan dengan ditunjang oleh penerapan gaya hidup sehat,
misalnya beristirahat secara cukup, mengkonsumsi makanan sehat secara teratur,
dan rajin berolah raga.
Menurut Mage (1996), keputusan menjalani terapi sering kali muncul
ketika terjadi perubahan dalam kehidupan seseorang yang membuatnya terpapar
dengan sesuatu yang telah dihindari atau diminimalkan selama bertahun-tahun.
Beberapa jenis terafi yang jalankan adalah:

16
a. Terapi berbicara
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatas berbagai fobia. Jenis terapi
bicara yang bisa digunakan adalah:
- Konseling: Konselor biasanya mendengarkan permasalahan seseorang
seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi tertentu
yang membuatnya cemas. Setelah itu konselor akan memberikan cara
untuk mengatasinya.
- Psikoterapi: Seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara
mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana
cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
- Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu
suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku
seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif
untuk melawan fobia.
b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan
bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini
dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan
objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan- lahan seseorang
akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-
kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.
c. Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya
dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Obat-obatan ini dipergunakan
untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan dan hanya
diberikan untuk jangka waktu pendek, antara lain:
- Penghambat pelepasan serotonin (SSRIs). Obat ini bekerja dengan cara
memengaruhi salah satu hormon transmiter di dalam otak, yaitu hormon
serotonin, berperan dalam menciptakan dan mengatur suasana hati.
- Penghambat beta (beta blockers). Obat yang biasanya digunakan untuk
mengatasi hipertensi dan gangguan jantung ini diberikan untuk
menghambat reaksi-reaksi yang muncul dari stimulasi adrenalin akibat

17
rasa cemas, seperti suara dan tubuh gemetar, jantung berdebar, atau
tekanan darah meningkat.
- Benzodiazepine. Obat ini diberikan untuk mengatasi kecemasan pada
tingkat yang parah. Biasanya pemberian benzodiazepine akan dikurangi
secara bertahap seiring membaiknya kondisi guna menghindari
ketergantungan.

18
BAB III
KESIMPULAN

1. Fobia adalah rasa takut yang berlebihan terhadap suatu objek atau kejadian
yang membuat penderita merasakan kecemasan/kegelisahan berlebih bahkan
bisa menghambat aktivitas
2. Banyak faktor penyebab dari fobia, namun umumnya adalah karena traumatis
atau pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengelaman yang disertai
rasa malu dan bersalah.
3. Tipe fobia dibedakan atas: fobia spesifik yaitu takut berlebihan terhadap
objek atau situasi tertentu; fobia sosial yaitu ketakutan yang intens terhadap
situasi sosial; dan agrofobia yaitu ketakutan terhadap tempat atau situasi yang
sulit untuk meminta bantuan ketika ada suatu problem.
4. Gejala fobia mudah dikenali dari reaksi yang terlihat seperti: bingung, pusing;
mual; dada sesak dan nyeri; sesak napas; detak jantung meningkat; gemetar
dan berkeringat; telinga berdenging; sensasi buang air kecil, dan lain-lain.
5. Dampak fobia sangat bervariasi mulai dari ringan memiliki dampak yang
berbeda-beda tergantung pada jenis fobia yang dialami. Berikut dampak yang
ditimbulkan darseperti kurang fokus hingga berat seperti bunuh diri dan
kematian.
6. Diagnosis fobia mudah dikenali dan penanganannya dilakukan melalui terapi
psikologi untuk membantu mengubah cara pandang dan sikap terhadap suatu
masalah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Davey, Graham C.L. 1997. Phobias: A Handbook of Theory, Research and


Treatment. NewYork: Jhon Wiley & Sons.

http://bchymera.blogspot.com. 2010. Phobia dan Cara Mengatasinya.

http://elib.unicom.ac.id. 2012. Buku Ilustrasi Tentang Pengenalan Fobia.

http://fast-blogger.blogspot.com. 2012. Gangguan Psikologis Phobia.

https://www.kaskus.co.id. 2011. Macam-macam Jenis Takut.


https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/09/manusia-dan-kegelisahan/
https://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan
kegelisahan/
http://bima-san.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-phobia_25.html
http://www.votecamejo.com/health/deretan-phobia-yang-dapat-menyebabkan-
kematian-bagi-penderitanya/
https://fikrialvian.wordpress.com/2016/04/09/penderitaan-akibat-phobia/
http://ciricara.com/2014/12/16/5-dampak-buruk-akibat-rasa-takut/
http://psycnet.apa.org/record/1995-04074-001

Anda mungkin juga menyukai