Disusun oleh :
Wildan Ashlakhul Umam 201510230311210
Risa Nur Amelia 201510230311246
BAB V
KERAHASIAAN REKAM dan HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGI
Pasal 23
REKAM PSIKOLOGI
c) Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi menjaga kerahasiaan klien dalam hal pencatatan,
penyimpanan, pemindahan, dan pemusnahan catatan/data di bawah pengawasannya
Pasal 24
MEMPERTAHANKAN KERAHASIAAN DATA
Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi wajib memegang teguh rahasia yang menyangkut klien
atau pengguna layanan psikologi dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya.
Penggunaan keterangan atau data mengenai pengguna layanan psikologi atau orang yang
menjalani pemeriksaan psikologi yang diperoleh Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi dalam
rangka pemberian layanan Psikologi, hendaknya mematuhi hal-hal sebagai berikut; a) Dapat
diberikan hanya kepada yang berwenang mengetahuinya dan hanya memuat hal-hal yang
langsung dan berkaitan dengan tujuan pemberian layanan psikologi. b) Dapat didiskusikan
hanya dengan orang-orang atau pihak yang secara langsung berwenang atas diri pengguna
layanan psikologi. c) Dapat dikomunikasikan dengan bijaksana secara lisan atau tertulis
kepada pihak ketiga hanya bila pemberitahuan ini diperlukan untuk kepentingan pengguna
layanan psikologi, profesi, dan akademisi. Dalam kondisi tersebut indentitas orang yang
menjalani pemeriksaan psikologi tetap dijaga kerahasiaannya.
“Dalam film anger management terapis sebelumnya tidak memberikan informed consent. Di
antaranya siapa-siapa yang terkait dalam proses terapinya serta tidak menjaga kerahasiaan
klien. Beberapa kali klien diceritakan bertemu dengan beberapa orang asing yang sebelumnya
tudaka ada pemberitahuan terlebih dahulu. “
Pasal 20
INFORMED CONSENT
Setiap proses penelitian atau pemeriksaan psikologi yang melibatkan manusia harus disertai
dengan informed consent. Informed Consent adalah persetujuan dari orang yang akan
menjalani pemeriksaan psikologi atau orang yang menjadi subjek penelitian untuk terlibat
dalam proses penelitian psikologi yang dinyatakan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani
oleh orang yang menjalani pemeriksaan/yang menjadi subyek penelitian dan saksi. Aspek-
aspek yang perlu dicantumkan dalam informed consent adalah: a. Kesediaan untuk mengikuti
penelitian dan atau praktik psikologi tanpa paksaan. b. Perkiraan lamanya penelitian dan atau
praktik psikologi c. Gambaran tentang apa yang akan dilakukan dalam proses penelitian, dan
atau praktik tersebut d. Keuntungan dan atau risiko yang dialami selama proses tersebut.
Jaminan kerahasiaan selama proses tersebut. Orang yang bertanggung jawab jika terjadi efek
samping yang merugikan selama proses tersebut.