Anda di halaman 1dari 16

FOBIA ULAT ( OPHIDIOPHOBIA )

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Psikologi

Yang dibina oleh Ibu Dra. Mustayah, M.Kes

Oleh :

Vivi Noviyanti ( P17220184063 )

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

D3 KEPERAWATAN LAWANG

April 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena atas
bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang fobia ulat
serta cara penanggulangannya.
Maklah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembutan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang fobia ulat dan cara
penanggulangannya dapat memberikan manfaat serta inspirasi terhadap pembaca .

Malang, 27 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................6

1.3 Tujuan .............................................................................................................6

BAB II HASIL IDENTIFIKASI PERILAKU KUNJUNGAN

2.1 Biodata ............................................................................................................7

2.2 Hasil Wawancara ............................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Fobia Ulat .....................................................................................9

3.2 Gejala Fobia Ulat ..........................................................................................10

3.3 Penyebab Fobia Ulat .....................................................................................11

3.4 Cara Mengatasi Fobia ulat ............................................................................11

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................13

4.2 Saran ............................................................................................................13

Daftar Pustaka ........................................................................................................14

Lampiran ................................................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fobia sering kali dimiliki seseorang. Apabila terdapat perasaan takut akan
sesuatu yang terkadang tidak mengidap sesuatu adalah lucu dan aneh, tetapi bagi
orang yang mengalami hal tersebut benar-benar menakutkan dan sering kali tidak
diketahui penyebab dari hal tersebut. Kebanyakan orang menyebut hal tersebut
dengan istilah fobia pada manusia.
Fobia adalah salah satu bentuk dari gangguan kecemasan. Sebagai bagian dari
gangguan kecemasan, akar berkembangnya gejala ini yaitu pengelolaan yang
kurang adaptif terhadap pengalaman-pengalaman rasa takut yang menimbulkan
rasa cemas, yang pernah dialami seseorang sepanjang kehidupan, terhadap sesuatu
hal atau objek tertentu.
Menurut Martin & Pear (2005) kecemasan yang tidak rasional, berlebihan dan
intens membuat seseorang menjadi tidak mampu melakukan apa-apa disebut
dengan fobia. Selaras dengan pernyataan Martin & Pear (2005), Smith dkk. (2011)
juga mengatakan bahwa fobia merupakan perasaan cemas yang intens dari sesuatu
yang tidak atau sedikit menyebabkan bahaya aktual. Contoh dari fobia adalah
terhadap tempat tertutup, ketinggian, mengemudi di jalan raya, terbang, serangga,
ulat dan jarum.
Menurut Gunawan (2006) fobia tergantung pada bentuk karakter masing-
masing di setiap orang. Apabila orang yang mengalami kejadian buruk sehingga
orang tersebut akan mengalami reaksi fisik dan emosional yang sama seperti saat
ia benar-benar berada di dalam situasi berbahaya yang akhirnya membuat orang
tersebut menjadi tegang.
Fobia termasuk di dalam gangguan psikologis, apabila fobia tersebut secara
signifikan memengaruhi gaya hidup atau keberfungsian seseorang, atau
menyebabkan distres yang signifikan (Nevid, 2005). Menurut Nevid (2005),

4
seseorang bisa saja apabila memiliki kecemasan terhadap suatu objek tertentu,
tetapi hanya apabila kecemasan itu mengganggu kehidupan sehari-hari atau
menyebabkan distres emosional yang signifikan maka barulah dapat didiagnosis
sebagai gangguan fobia. Terdapat banyak teori tentang penyebab dari fobia,
Gunawan (2006) mengatakan bahwa kebanyakan fobia terbentuk melalui dua
proses.
Proses pertama adalah sensitizing event (kejadian yang membuat seseorang
menjadi sensitif) dan proses kedua adalah activating event (peristiwa yang
mengaktifkan). Penyebab lain dari fobia adalah kejadian yang menakutkan yang
terjadi pada masa kanak-kanak. Selain itu juga dapat disebabkan oleh orangtua yang
meninggalkan anak sendirian pada usia yang masih sangat kecil. Pikiran yang sadar
tidak mengingat kejadian tersebut, sedangkan pikiran yang tidak sadar mengingat
kejadian tersebut. Memori ini dapat menyebabkan kecemasan pada beberapa orang.
Selain itu para ahli juga menduga bahwa fobia dapat terjadi dikarenakan faktor 3
genetik dan orang yang mengalami trauma (Orr, 1999).
Specific phobia adalah fobia yang menetap dan berlebihan pada suatu objek
atau situasi spesifik seperti terhadap binatang, benda ataupun situasi tertentu.
Specific phobia merupakan salah satu gangguan psikologis yang paling umum,
sekitar 7-11% dari populasi umum (APA, 2013). Terdapat sebuah penelitian di
Indonesia yang menemukan 6,3% anak usia 3-5 tahun mengalami fobia sekolah
(Stikes Widyagama Husada, 2010). Selain itu terdapat survei bahwa dalam satu
tahun dilaporkan terdapat 9% kasus fobia spesifik dengan prevalensi kemungkinan
individu mengalami fobia spesifik sekitar 10%-13% (APA, 2013).
Salah satu gangguan psikologis yang cenderung berlangsung selama bertahun-
tahun atau beberapa dekade apabila ditangani dengan sukses adalah fobia spesifik
(Nevid, 2005). Pada fobia spesifik perempuan memiliki kemungkinan dua kali lebih
besar (Nevid, 2005). Perbedaan gender ini sampai taraf tertentu dikarenakan
merefleksikan faktor budaya yang mensosialisasikan perempuan untuk tergantung
pada laki-laki demi mendapatkan perlidungan terhadap objek-objek yang
mngancam dalam lingkungan.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari fobia ulat?
2. Apa saja gejala-gejala dari fobia ulat?
3. Apa penyebab dari fobia ulat ?
4. Bagaimana cara mengatasi fobia ulat ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari fobia ulat.
2. Untuk mengetahui gejala-gelaja dari fobia ulat.
3. Untuk mengetahui penyebab fobia ulat.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi fobia ulat.

6
BAB II

HASIL IDENTIFIKASI PERILAKU KUNJUNGAN

2.1 Biodata

Nama : Winda Safitri

Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 11 November 1999

Kelamin : Perempuan

Umur : 19 Tahun

Alamat : Tegalsari Kec. Tegalsari, Banyuwangi

Status : Pelajar

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Tinggi Badan : 150 cm

Berat Badan : 42 kg

2.2 Hasil Wawancara

1. Apakah anda tau pengertian dari fobia?

Jawab : Iya tau, tetapi tidak menyeluruh. Fobia yaitu rasa takut yang
berlebih pada suatu hal.

2. Kenapa anda sangat takut dengan hewan ulat?

Jawab : Karena bagi saya sendiri ulat adalah hewan kecil yang paling
menjijikkan.

7
3. Sejak kapan anda takut dengan hewan ulat?

Jawab : Sejak saya mulai duduk dibangku sekolah, saat itu terjadi karena
adanya beberapa kejadian di sekolah yang akhirnya membuat saya begitu
trauma ketika bertemu dengan hewan ulat.

4. Bagaimana respon anda jika tiba-tiba melihat ulat di sekitar anda?

Jawab : Jika tiba-tiba melihat saya selalu kaget dan merasa sangat ingin
sekali menghindar dari ulat tu.

5. Bagaimana pula respon anda jika ada teman anda yang berusaha menakut-
nakuti dengan hewan ulat?

Jawab : Akan sangat ketakutan dan menghindar dari teman saya dan hewan
itu.

6. Apakah anda tetap takut walau ada mainan atau boneka yang mirip dengan
hewan ulat tersebut ?

Jawab : Tidak, karena menurut saya barang-barang tersebut tidak memiliki


kemiripan rupa dan tekstur ( yang sangat menjijikkan ) hanya saja kemiripan
bentuk.

7. Ada tidak keinginan anda untuk menghilangkan fobia terhadap hewan ulat
?
Jawab :Belum tahu, karena bagi saya ulat adalah hewan kecil yang sangat
menjijikkan dan saya belum yakin kalau saya bisa sembuh dari fobia ulat.
Jadi saya belum tahu dan belum sempat memikirkan untuk menghilangkan
fobia saya dengan hewan ulat.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Fobia Ulat

Fobia adalah gangguan anxietas fobik yakni rasa ketakutan yang berlebihan
pada sesuatu hal atau fenomena tertentu. Perasaan takut seseorang yang mengalami
fobia sulit dimengerti karena objeknya kadang malah tidak masuk akal.

Fobia yang dialami seseorang dapat menyebabkan fiksasi yakni suatu


keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh
ketidakmampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan
takutnya. Dalam keadaan fiksasi, seseorang dapat menangis, menjerit histeris
bahkan bisa melumpuhkan kesadarannya atau pingsan.

Seseorang yang memiliki fobia sebenarnya memahami bahwa ia memiliki

rasa takut yang berlebihan atau tidak beralasan. Upaya untuk melawan rasa takut

tersebut hanya akan membawa lebih banyak kecemasan. Fobia sering dimulai pada

masa kanak-kanak. Ketakutan tersebut tidak rasional dan melumpuhkan

kemampuan seseorang. Ketakutan ini juga menghasilkan keinginan yang kuat

untuk menghindari objek atau situasi yang ditakuti.

Beberapa area diotak menyimpan dan mengingat hal-hal yang pernah

membahayakan. Saat seseorang menghadapi peristiwa serupa dikemudia hari, area

otak tersebut mengambil memori yang penuh stress, kadang-kadang lebih dari satu

kali. Ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi yang sama.

9
Dalam otak, area otak yang menangani rasa takut dan stress terus mengambil

peristiwa yang menakutkan secara tidak tepat. Para peneliti telah menemukan

bahwa fobia sering dikaitkan dengan amygdala, yang terletak dibelakang kelenjar

pituitary di otak. Amydala dapat memicu pelepasan hormone “fight or fight”.

Kondisi ini menempatkan tubuh dan pikiran dalam keadaan yang sangat waspada

dan stress.

Ophidiophobia atau pobia ulat ( hewan melata) adalah gangguan kecemasan

yang mengakibatkan seseorang mengalami rasa takut berlebih pada hewan ulat.

Secara umum, mungkin banyak orang yang lebih memilih untuk menghindari ulat

karena hewan kecil yang sangat menjijikkan, dan akan merasa gatal-gatal jika

terkena bulu ulat tersebut. Namun, rasa takut normal pada ulat berbeda dengan

ketakutan orang yang mengalami fobia. Seseorang dengan ophidiophobia tidak

akan pernah sedikitpun mau menyentuh ulat. Jangankan menyentuh, sekedar

melihat saja mungkin mereka sudah lari ketakutan.

Orang yang fobia ulat juga enggan untuk melakukan kegiatan apapun yang

beresiko bertemu dengan ulat. Misalnya. Berkemah dialam terbuka, turun keruang

bawah tanah, atau memasuki gudang penyimpanan yang sudah dapat dipastikan

penuh dengan hewan ulat. Rasa takut ini akan selalu menghantui pengidap fobia

ulat di mana pun mereka berada.

3.2 Gejala Fobia Ulat

Orang yang fobia ulat tidak mampu menghadapinya sendirian. Mereka akan

bergantung pada orang lain saat melihat ulat tersebut, atau lebih memilih untuk

10
pergi dari pada harus berurusan dengan ulat yang sangat menjiikkan. Beberapa

tempat yang mengingatkan mereka dengan ulat juga pasti akan dihindarinya.

Tanda fobia ulat pada seseorang dapat mudah dikenali dari reaksi takut

berlebihan yang diperlihatkannya ketika melihat objek atau menghadapi situasi

tertentu. Selain rasa takut yang berlebihan, fobia ulat juga bisa disertai dengan

serangan panik yang ditandai dengan:

 Rasa takut, cemas, dan panic yang tidak terkontrol saat melihat ulat
bahkan lebih memilih untuk menjerit atau melarikan diri ke tempat
yang aman.
 Disorientasi atau bingung.
 Pusing dan sakit kepala.
 Mual.
 Dada terasa sesak dan nyeri.
 Sesak napas.
 Detak jantung meningkat.
 Tubuh gemetar dan berkeringat.

3.3 Penyebab Fobia Ulat

Penyebab dari fobia ulat secara umum yaitu kejadian atau pengalaman
buruk yang dialaminya pada masa lalu. Seperti halnya pengalaman yang tidak
pernah dilupakan ketika seseorang dulunya pernah kejatuhan ulat dari atas pohon
dan mengenai bagian tubuhnya, seketika itu tubuhnya merasa gatal-gatal dan panas.
Disisi lain ulat adalah hewan kecil yang sangat menjijikkan dan menakutkan.

Dari kejadian dan pengalaman buruk yang dialami pada masa lalu, jadi
ketika orang melihat ulat bulu ia akan berasasa ketakutan, cemas, bingung dan akan
menimbulkan gejala-gejala fobia lain yang dialami oleh orang tersebut. Penyebab
lain yang memicu fobia ulat yaitu pengaruh lingkungan atau kebiasaan keluarga

11
yang menyikapi ulat adalah hewan yang sangat menjijikkan dan sangat menakutkan
yang bisa bikin badan terasa merinding bila melihat hewan ulat tersebut.

3.4 Cara Mengatasi Fobia Ulat

Jenis fobia terbagi menjadi dua, yakni fobia spesifik dan fobia kompleks.
Nah, fobia ulat ini masuk ke dalam kategori fobia spesifik. Hal yang dapat
dilakukan untuk mengobati seseorang dengan fobia ulat adalah dengan memberikan
terapi psikologi. Salah satu jenis terapi psikologi yang efektif adalah dengan terapi
perilaku kognitif.

Terapi jenis ini menggunakan beberapa teknik agar seorang fobia


memandang dan menyikapi objek fobia berubah. Teknik pertama adalah pemaparan
terhadap objek yg menyebabkan ketakutan. Orang yang fobia ulat akan
diperlihatkan dengan gambar ulat, dan diajak melihat segerombol ulat yang sedang
bergerak-gerak.

Teknik pemaparan biasanya disertai dengan teknik pengendalian diri dan


pola hidup sehat agar lebih efektif. Melalui teknik pengendalian diri dapat mengatur
ketenangan agar berhasil menguasai diri dari fobia. Bentuk pola hidup sehat yaitu
makan makanan sehat, berolahraga secara teratur dan beristirahat secara cukup.
Jika diperlukan, akan diberi resep obat oleh psikiater.

Obat tersebut hanya dikonsumsi dalam jangka waktu yang pendek.


Beberapa contoh obat yang biasa digunakan untuk fobia adalah penghambat sekresi
hormon serotonin, Beta blocker dan benzodiazepine. Hormon serotonin berfungsi
untuk mengatur mood penderita. Beta blockers digunakan agar dampak dari
stimulasi adrenalin terhambat. Benzodiazepine merupakan obat yang biasa
dikonsumsi seseorang yang sangat mudah cemas. Obat ini dapat menyebabkan
ketergantungan sehingga jika kondisi membaik maka dosis obat akan dikurangi.
Dengan cara itulah fobia ulat dapat diatasi dengan baik.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu

benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin

sesuatu yang ditakuti itu. Kalau sudah parah, penderitanya bisa merasa panik saat

ngeliat hal yang dia takutin. Disorientasi atau bingung, pusing dan sakit kepala,

mual, dada terasa sesak dan nyeri, sesak napas, detak jantung meningkat, tubuh

gemetar dan berkeringat. Fobia biasanya banyak dialami oleh anak-anak.

Ophidiophobia atau fobia ulat adalah gangguan kecemasan yang

mengakibatkan seseorang mengalami rasa takut berlebih pada hewan ulat.

4.3 Saran

Hendaknya sebagai orang tua, guru, dan orang dewasa lainya kita bisa menandai
fobia ini agar dapat diatasi secara cepat. Terutama bagi anak-anak orang para orang
tua harus selalu tahu dengan gerak-gerik anak agar dapat memantau
perkemabangan anaknya terhambat atau tidak.

13
DAFTAR RUJUKAN

http://repository.unika.ac.id/15640/2/12.92.0069%20Adytami%20Mudita%20%2
0BAB%20I.pdf

http://ceritajengyuni.blogspot.com/2014/05/Jenis-Jenis-Phobia-dan-Cara-
Mengatasinya.ht

https://www.alodokter.com/fobia

https://www.honestdocs.id/fobia

14
LAMPIRAN

15
1

Anda mungkin juga menyukai