GANGGUAN KECEMASAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuTugas Mata Kuliah
“Kasuistika”
Dosen pengampu:
“Arfin Nurma Halida, M.A.”
NAMA :
1. Nanda Rosidah (17303163030)
2. M. Fitona A’rofi (17303163023)
3. Kosik Atul Fadilah (17303163014)
4. Ista’nul Helmi Fauzi (17303163028)
5. Sri Selestari (17303163010)
6. Windy Ajeng (17303163024)
7. Muyassaroh (17303163025)
Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat, tauhid, serta
hidayah-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah “Gangguan
Kecemasan”. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita keluar dari kegelapan, dan menjadi
teladan bagi kita semua atas semua akhlak mulianya.
Selanjutnya sebagai rasa hormat atas bantuan dan bimbingan serta dorongan
dari semua pihak, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Arfin Nurma Halida, M.A. selaku dosen mata kuliah “Kasuistika”
yang telah membina dan membimbing kami,
2. Semua pihak yang telah membantu menyesaikan tugas makalah ini.
Semoga Allah senantiasa membalas segala budi kebaikan mereka semua
dan selalu melimpahkan berkah serta hidayah-Nya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
untuk dikembangkan lebih lanjut dan sebagai media pambelajaran. Kamipun
menyadari bahwa penyusunan makalah ini pasti banyak kesalahan dan
kekurangan yang dikarenakan kurangnya ilmu dalam bidang ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
diwaktu yang akan datang. Kami selaku penyusun hanya mengharap keridhoan
Allah SWT semata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
sumbangan baik kepada penyusun sendiri maupun kepada pihak lain, amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Kecemasan dan Ketakutan .....................................................2
B. Faktor-Faktor Gangguan Kecemasan ..................................................3
C. Gangguan Panik dan Terapinya............................................................4
D. Gangguan Fobia dan Terapinya............................................................5
E. Contoh Kasus Kecemasan....................................................................6
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecemasan bukanlah suatu penyakit melainkan suatu gejala.
Kecemasan bisa berpengaruh buruk pada pekerjaan seseorang jika
timbulnya sering kali. Penting sekali untuk mengingat bahwa kecemasan
mungkin timbul secara tersendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain
dari berbagai gangguan emosi. Kecemsan adalah kondisi yang paling
langka dilaporkan karena tidak dianggap penting. Sulit untuk mengira
berapa jumlah orang yang mengalami gangguan kecemasan karena
mayoritas mereka tidak melakukan konsultasi/ periksa ke dokter.
Beberapa orang percaya jumlah kecemasan yang dialami orang-
orang meningkat karena akibat dari tekanan-tekanan gaya hidup modern.
Namun beberapa dokter spesialis tidak percaya kalau kecemasan tersebut
mengalami peningkatan karena tidak ada bukti secara medis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ketakutan dan kecemasan?
2. Apa saja faktor dari gangguan kecemasan?
3. Apa gangguan panik dan bagaimana terapinya?
4. Apa gangguan fobia dan bagaimana terapinya?
5. Apa contoh kasus dari gangguan kecemasan dan bagaimana cara
menanganinya?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi ketakutan dan kecemasan.
2. Mengetahui apa saja faktor dari gangguan kecemasan.
3. Mengetahui gangguan panik dan bagaimana terapinya.
4. Mengetahui gangguan fobia dan bagaimana terapinya.
5. Mengetahui 1 contoh kasus dari gangguan kecemasan dan bagaimana
cara menanganinya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Rasa takut adalah merpakan defence mechanism, atau mekanik
bela diri. Maksudnya ialah bahwa rasa takut timbul pada diri seseorang
disebabkan adanya kecenderungan untuk membela diri sendiri dari bahaya
atau hanya perasaan yang tak enak terhadap sesuatu hal. Dalam sebuah
bukunya yang berjudul “Fears and Phobias” Doktor Tony Whitehad
mengajukan definisi tentang rasa takut. Definisi yang dimaksud adalah
sebagai berikut: rasa takut adalah sesuatu yang agak kompleks,
didalamnya terdapat suatu perasaan emosional dan sejumlah perasaan
jasmaniah (Soelasmono, 2011)
Spielberger menambahkan bahwa ketakutan adalah state anxiety
yaitu suatu keadaan/kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang
ditandai dengan perasaan tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara
sadar serta bersifat subjektif. Bisanya berhubungan dengan situasi-situasi
lingkungan yang khusus, misalnya situasi ujian atau tes (Slameto, 2003).
Segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan organisme
dapat menimbulkan kecemasan. Ancaman fisik, ancaman terhadap harga
diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan, juga
menimbulkan kecemasan. Yang dimaksud dengan kecemasan adalah
emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah
-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda.
Jadi ketakutan adalah suatu keadaan emosi indivisu terhadap suatu
keadaan yang dianggapnya mengancam serta mempengaruhi fikiran.
3
a. Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal sangat mempengaruhi cara
berfikir individu, tentang diri anda sendiri dan orang lain. Hal ini bisa
di sebabkan dari pengalaman keluarga, sahabat, rekan kerja dll.
Sehingga individu tersebut tidak merasa aman terhadap
lingkungannya.
b. Emosi Yang ditekan
Kecemasan bisa terjadi jika sesorang tidak mampu menemukan jalan
keluar untuk perasaan orang itu dalam hubungan personal. Ini akan
terjadi jika seseorang menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka
waku yang lama.
c. Sebab-Sebab Fisik
Fikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat
memnyebabkan timbulnya kecemasan. Ini biasanya terlihat dalam
kondisi, kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu
penyakit. Kondisi-kondisi seperti ini dapat menyebabkan timbulnya
kecemasan.
d. Keturunan : gangguan-gangguan emosi dapat ditemukan dari keluarga-
keluarga tertentu, ini bukan merupakan penyebab penting dari
kecemasan.
4
Terapi perilaku kognitif adalah pengobatan yang efektif untuk
gangguan panik dan agorafobia. Terapi ini dirancang untuk membantu
individu mengubah pemikiran mereka yang tidak rasional yang memicu
kecemasan dan menghadapi objek atau situasi yang ditakuti secara
bertahap, dengan tujuan mengurangi kecemasan dan memperluas zona
kenyamanan seseorang. Pada awalnya, individu akan merasa tidak nyaman
ketika menghadapi objek atau situasi yang ditakuti dalam terapi, tapi
dengan pemaparan berulang-ulang kecemasan akan berkurang secara
bertahap. Individu juga bisa belajar teknik relaksasi untuk mengurangi
kecemasan mereka. Partisipasi aktif dalam terapi dari individu penderita
gangguan panik dan dari anggota keluarga mereka (misalnya dengan
memberikan pengawasan dan dukungan) sangat penting untuk pengobatan
yang efektif.
5
bahaya aktual. Contoh dari fobia adalah terhadap tempat tertutup,
ketinggian, mengemudi di jalan raya, terbang, serangga,ular dan jarum.
Fobia dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan berbagai
cara, di antaranya dengan terapi obat-obatan dan psikoterapi (Satriana,
2012). Pada umumnya dokter menyarankan penggunaan obat psikoleptik,
yaitu benzodiazepines dalam dosis renda Jenis obat-obat ini adalah
Diazepam, Klordiazepoksid, Lorazepam, Klobazam, Bromazepam,
Oksazolam, Klorazepat, Alprazolam atau Prazepam. Rational emotive
behavior therapy (REBT), hypnotherapy, talk therapy dan neuro
linguisticprogramming (NLP) merupakan psikoterapi yang dapat
digunakan untuk mengurangi fobia.
Selain itu Cognitive Behavior Therapy (CBT) juga sudah banyak
digunakan untuk kesembuhan pasien fobia. Pemberian terapi CBT
merupakan teknik gabungan antara teknik kognitif untuk mengendalikan
distorsi kognitif dan teknik behavioristik untuk mengendalikan
kecemasannya. Pendekatan teknik kognitif dalam CBT dilakukan dalam
penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pengolahan informasi dan
memodifikasi keyakinan atau pola pikir yang adaptif (Beck dalam Spigler
& Guevremont, 2003).
6
rasional (Goldfried & Davison, 1976). Subjek mengaku setelah berlatih
relaksasi tubuhnya menjadi lebih nyaman, rileks, dan tidak mengalami
sesak nafas lagi jika ia terlalu cemas. Identifikasi akan pemikiran negatif
dilakukan untuk membuat subjek menyadari berbagai pemikiran
negatifnya, dan selanjutnya subjek diajak untuk mencari alternatif
pemikiran yang lebih positif dan rasional (restrukturisasi kognitif). Tugas
rumah yang terapis berikan pada sesi restrukturisasi kognitif, memudahkan
subjek untuk berlatih mengembangkan alternatif pemikiran yang lebih
positif dan rasional. Meskipun telah mampu berfikir positif dan rasional
saat diberikan tugas rumah, namun dalam kondisi yang sangat
mencemaskan, subjek mengaku sulit berfikir positif dan rasional. Subjek
ternyata tidak berlatih relaksasi sebelumnya.
Saat subjek telah mampu berfikir positif, dan ia telah terampil
melakukan relaksasi, maka ia berlatih menghadapi exposure. Role play
dilakukan untuk menyipakna subjek menghadapi exposure, dan hasilnya
ia dapat mengevaluasi keberhasilan dan kegagalannya sehingga ia lebih
siap ketika melakukan exposure. Kondisi subjek yang rileks membuatnya
mampu menerapkan alternatif pemikiran yang lebih positif dan rasional,
sehingga membuatnya lebih termotivasi dalam menyelesaikan skripsinya.
Subjek tidak lagi menghindari situasi yang selama ini ia cemaskan atau
melakukan perilaku-perilaku aman seperti bermain benda, HP, atau ketika
diajak teman berbicara ia tidak konsentrasi. Kondisi yang rileks, pemikiran
positif dan rasional, membuat subjek berani menghadapi situasi sosial saat
exposure. Keberhasilan subjek dalam exposure membuatnya lebih berani
dan percaya diri ketika menghadapi situasi sosial yang sesungguhnya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
9
DAFTAR PUSTAKA