Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GANGGUAN KECEMASAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Abnormal

Dosen Pengampu : Devy Sekar Ayu Ningrum,M.Psi.,Psikolog

Disusun Oleh Kelompok 2

1. Eva Fauziah Said (22010028)


2. Maula Azahra (22010041)
3. Sri Saniati (22010015)
4. Wardah Hasanah (22010024)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunia-nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya dengan judul “Gangguan Kecemasan”. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah psikologi abnormal.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk bisa semakin
baik kedepannya dan dapat bermanfaat untuk pembaca.

Bandung, 27 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gangguan Kecemasan ........................................................ 3

2.2 Aspek-Aspek Kecemasan .................................................................... 3

2.3 Tipe-Tipe Gangguan Kecemasan .......................................................... 4

2.4 Tingkat Kecemasan .............................................................................. 6

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Kecemasan .............................. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 9

3.2 Saran .................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap hari manusia menghadapi berbagai situasi yang dapat memicu
kecemasan. Misalnya, ujian mendadak, pekerjaan rumah, terlambat masuk
kelas, tanggal kerja, dll. Padahal rasa takut adalah reaksi alami yang bisa
dialami siapa saja sebagai respons terhadap situasi yang dianggap mengancam
atau berbahaya. Namun, ketika rasa takut itu berlebihan dan tidak
proporsional dengan ancamannya, hal itu dapat menimbulkan gangguan yang
memengaruhi kemampuan seseorang.
Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang umum
terjadi pada banyak orang. Kecemasan bisa ditandai dengan munculnya
perasaan takut dan hati-hati atau kewaspadaan yang samar-samar dan tidak
nyaman (Davison et al. 2004).
Kecemasan dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang,
seperti kesehatan fisik dan mental, hubungan interpersonal, dan performa
kerja. Pendekatan terapi dan pengobatan farmakologis adalah beberapa
pendekatan utama dalam mengatasi gangguan kecemasan.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan yang dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan gangguan kecemasan?
1.2.2 Apa saja aspek gangguan kecemasan?
1.2.3 Apa jenis gangguan kecemasan dan tingkatan yang ada?
1.2.4 Faktor apa yang mempengaruhi dan bagaimana menanganinya?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Dengan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, tujuan pembuatan
makalah ini yaitu :
1.3.1 Mengetahui definisi gangguan kecemasan.
1.3.2 Mengetahui aspek gangguan kecemasan.
1.3.3 Mengenal jenis-jenis dan tingkatan gangguan kecemasan.
1.3.4 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan cara menanganinya.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Menyelesaikan tugas mata kuliah psikologi abnormal.
1.4.2 Mampu memberikan gambaran tentang gangguan kecemasan.
1.4.3 Mampu memberikan informasi dan wawasan bagi pembaca dan penulis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gangguan Kecemasan


Kecemasan adalah respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi
kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan
proporsi ancaman, atau sepertinya datang tanpa ada penyebabnya yaitu bila
bukan merupakan respon terhadap perubahan lingkungan (Nevid, dkk
2005).
Selain itu Gail W. Stuart (2006: 144) juga mengemukakan bahwa
kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Dapat disimpulkan bahwa gangguan kecemasan adalah kondisi emosi
yang ditandai perasaan takut atau tidak nyaman dan datang tanpa ada
penyebabnya sehingga individu merasa terancam serta memiliki perasaan
tidak berdaya.

2.2 Aspek-Aspek Kecemasan


Menurut Shah (dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawati, S, 2014:144)
kecemasan dibagi menjadi tiga aspek, yaitu:
1. Aspek fisik, seperti pusing, sakit kepala, tangan mengeluarkan
keringat, menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi dan
lain-lain.
2. Aspek emosional, seperti timbulnya perasaan panik dan takut.
3. Aspek mental atau kognitif, timbulnya gangguan terhadap perhatian
dan memori, rasa khawatir, ketidakteraturan dalam berpikir, dan
bingung.

Gail W. Stuart (2006: 149) juga mengelompokkan kecemasan


(anxiety) dalam respon perilaku, kognitif, dan afektif.

3
2.3 Tipe-Tipe Gangguan Kecemasan
1. Gangguan Panik
Gangguan ini menyebabkan reaksi kecemasan yang intens
disertai dengan gejala-gejala fisik, seperti jantung yang berdebar cepat,
nafas cepat dan tersengal atau kesulitan bernafas, dan merasakan
lemas serta pusing. Gangguan panik terjadi kepada orang yang
memiliki kecemasan tinggi.
2. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)
Adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan perasaan
cemas dan menduga bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi sehingga
terjadi keterangsangan tubuh. Gangguan ini ditandai dengan
kecemasan yang terjadi secara terus menerus tanpa sebab.
Sebenarnya GAD merupakan gangguan yang stabil, biasanya
muncul pada pertengahan remaja sampai pertengahan umur dua puluh
tahunan dan kemudian berlangsung sepanjang hidup (Rapee dalam
Nevid, dkk, 2005). Gangguan ini muncul dua kali lebih banyak
dialami oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
GAD biasanya muncul bersama dengan gangguan lain seperti
depresi atau gangguan kecemasan lainnya seperti agoraphobia dan
obsesif-kompulsif.
3. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
Obsesif kompulsif adalah istilah gangguan kecemasan yang tidak
terkendali dan dilakukan secara berulang. Contohnya individu yang
berpikir bahwa tangannya tetap kotor meskipun telah dicuci berkali-
kali atau individu yang terus menerus mengecek kembali pekerjaan
secara berulang-ulang.
Mataix-Cols, do Rosario-Campos dan Leckman (dalam Halin
dan Whitbourne, 2012) menyebutkan bahwa terdapat empat dimensi
utama dalam gejala OCD yaitu sebagai berikut:

4
a. Obsesi yang diasosiasikan dengan kompulsi untuk memeriksa
sesuatu.
b. Kebutuhan akan hal yang simetris dan meletakkan sesuatu sesuai
dengan urutannya.
c. Obsesi terhadap kebersihan yang kemudian diasosiasikan dengan
kompulsi untuk membersihkan.
d. Perilaku individu yang menumpuk barang.
Dalam teori psikoanalisa, obsesif dan kompulsif dipandang
sebagai hal yang sama-sama disebabkan oleh dorongan instingtual,
seksual, atau agresif yang tidak dapat dikendalikan. Gejala ini muncul
dan dianggap sebagai pencerminan dari hasil perjuangan antara id dan
superego.
Alfred Adler memandang gangguan obsesif kompulsif sebagai
akibat dari rasa tidak kompeten. Adler percaya bahwa ketika anak-
anak tidak didorong untuk mengembangkan suatu perasaan kompeten
oleh orangtua yang terlalu memanjakan atau sangat dominan, mereka
mengalami kompleks inferioritas dan secara tidak sadar melakukan
sikap kompulsif untuk menciptakan suatu wilayah di mana mereka
dapat menggunakan kendali dan merasa terampil.
4. Fobia
Fobia adalah perasaan cemas dan takut sebagai respon terhadap
ancaman. Gangguan fobia adalah rasa takut berlebih terhadap objek
atau situasi yang tidak sebanding dengan ancamannya. Orang dengan
gangguan fobia tidak kehilangan kontak dengan reallitas, mereka
biasanya tahu bahwa ketakutan mereka itu berlebihan dan tidak pada
tempatnya (Nevid, dkk, 2005). Beberapa jenis gangguan fobia
diantaranya acrophobia (takut ketinggian), mysophobia (takut kuman
dan bakteri), dan entomophobia (takut serangga).

5
5. Gangguan Stress Akut dan Gangguan Stres Pasca Trauma
Gangguan stress akut adalah reaksi seseorang yang mengalami
suatu trauma berat. Gangguan stress akut secara khas akan menghilang
setelah 1 sampai 2 minggu, tetapi apabila berlanjut lebih dari satu
bulan, maka diagnosa perlu diubah menjadi gangguan stress pasca
trauma. Berbeda dengan ASD (Autism Spectrum Disorder), PTSD
(Post Traumatic Disorder) bisa berlangsung berbulan-bulan, bertahun-
tahun, atau sampai beberapa dekade dan mungkin baru muncul setelah
beberapa bulan atau tahun setelah kejadian traumatis.
Sedangkan gangguan pasca trauma atau PTSD adalah reaksi
maladaptif yang berkelanjutan terhadap suatu pengalaman traumatis.
ASD adalah faktor resiko besar untuk PTSD karena banyak orang
dengan ASD yang kemungkinan mengembangkan PTSD.

2.4 Tingkat Kecemasan


Gail W. Stuart (2006: 144) mengemukakan ada beberapa tingkatan
kecemasan, yaitu:
a. Kecemasan ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,
kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan
meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi
belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
b. Kecemasan sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit
lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak
perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada area yang banyak
diarahkan.

6
c. Kecemasan berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung
berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir
tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk
berfokus pada area lain.
d. Tingkat panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan terror. Individu
yang mengalami ini akan panik dan tidak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan arahan.

2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan


Adler dan Rodman (dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S,
2014: 145- 146) menyatakan terdapat dua faktor yang dapat menimbulkan
kecemasan, yaitu:
1. Pengalaman negatif pada masa lalu
Sebab utama dari timbulnya rasa cemas kembali pada masa
kanak-kanak, yaitu timbulnya rasa tidak menyenangkan dan tidak
nyaman jika menghadapi peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa
mendatang.
2. Pikiran yang tidak rasional
Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam empat bentuk, yaitu:
a. Kegagalan ketastropik, yaitu adanya asumsi dari individu
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya. Individu
mengalami kecemasan, ketidakmampuan dan
ketidaksanggupan dalam mengatasi permasalahannya.
b. Kesempurnaan, individu mengharapkan kepada dirinya untuk
berperilaku sempurna dan tidak memiliki cacat. Individu
menjadikan ukuran kesempurnaan sebagai sebuah target dan
sumber yang dapat memberikan inspirasi.

7
c. Persetujuan.
d. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang
berlebihan, ini terjadi pada orang yang memiliki sedikit
pengalaman.
Meski masing-masing gangguan kecemasan memiliki faktor dan
karakteristik yang berbeda, umumnya kecemasan dapat ditangani
dengan psikoterapi dan obat-obatan.
Bentuk psikoterapi yang paling umum adalah terapi perilaku
kognitif. Terapi ini akan mengarahkan ke cara berpikir, bereaksi, dan
berperilaku yang dapat membantunya mengurangi gejala kecemasan.
Salah satu upaya mudah yang dapat dilakukan untuk mengurangi
kecemasan diantaranya senantiasa untuk berpikir positif, olahraga, dan
bercerita kepada orang terdekat.

8
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Gangguan kecemasan adalah kondisi emosi yang ditandai perasaan takut


atau tidak nyaman dan datang tanpa ada penyebabnya sehingga individu
merasa terancam serta memiliki perasaan tidak berdaya. Kecemasan juga
dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek fisik, aspek emosional, aspek mental
atau kognitif. Selain itu tipe gangguan kecemasan antara lain :
1. Gangguan Panik.
2. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder).
3. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD).
4. Fobia.
5. Gangguan Stress Akut dan Gangguan Stres Pasca Trauma.
Tingkat kecemasan pun bermacam macam, ada kecemasan ringan,
sedang, berat dan tingkat panik. Faktor yang mempengaruhinya pun sama,
salah satunya adalah pengalaman negatif yang pernah dirasakan di masa lalu.
Pendekatan terapi dan pengobatan farmakologis adalah beberapa pendekatan
utama dalam mengatasi gangguan ini.

3.2 Saran

Banyaknya persoalan dan permasalahan yang muncul dari kecemasan


maka baiknya banyak orang yang perlu dibekali konsep mengenai
kecemasan dan apa dampaknya serta cara menanganinya, sehingga dampak
psikologis kecemasan dapat diminimalisir.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fitri Annisa, Dona & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia
(Lansia) 5(2). 94-97.

Saleh, Umniyah. Anxiety Disorder (Universitas Hasanuddin). Diakses di


http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/NzIwMmI1YzA
wZDUzYWYxZjgyYzRjODE0ZmY0YWNjMzVlM2U5ZGQxYQ==.pdf .

10

Anda mungkin juga menyukai