Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL ANSIETAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa II

Kelompok 1

1. Cici Paramida

2. Isma Dwi Yunita

3. Rany Ika Fardila

4. Ummi Stephaine Amelia

5. Zahara Muthia Rusdy

Dosen pembimbing: Ns. Veolina Irman, M. Kep.

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatNya kelompok dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Jiwa II tentang
“Asuhan Keperawatan dengan Masalah Psikososial Ansietas ” dalam bentuk makalah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Veolina Irman, M. Kep. selaku
dosen pembimbing karena adanya tugas ini dapat menambah wawasan kelompok.

Dalam penulisan makalah ini kelompok merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki kelompok. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kelompok
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi
semua pihak di masa yang akan datang.

Padang, Maret 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

A. Definisi Ansietas...........................................................................................3

B. Penyebab Ansietas........................................................................................4

C. Tanda dan Gejala Ansietas............................................................................4

D. Tingkat Ansietas...........................................................................................5

E. Rentang Respon Ansietas..............................................................................6

F. Intervensi pada Klien Ansietas.....................................................................6

BAB III PENUTUP.................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka
serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, untuk mencapai
kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif.
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat
psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Masalah kejiwaan
dan kemasyarakatan yang mempunyai, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan
atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa (Depkes,
2011). Contoh masalah psikososial antara lain: ansietas, harga diri rendah situasional,
gangguan citra tubuh, ketidakberdayaan, gangguan pola tidur, berduka disfungsional,
keputusasaan, koping individu tidak efektif (Depkes, 2011).
Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan berkenaan
akan persiapan untuk menghadapi kemungkinann peristiwa buruk yang akan terjadi di
masa depan (Craske, 2009). Schab menambahkan dalam bukunya bahwa ansietas adalah
perasaan umum yang biasanya digambarkan sebagai kegelisahan atau ketakutan dan
setiap orang dapat mengalami kecemasan (Schab, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari ansietas ?
2. Apa penyebab dari ansietas ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari ansietas ?
4. Apa saja tingkat ansietas ?
5. Bagaimana rentang respon dari ansietas
6. Bagaimana intervensi pada klien ansietas ?

iii
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari ansietas.
2. Untuk mengetahui penyebab dari ansietas.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari ansietas.
4. Untuk mengetahui tingkat ansietas.
5. Untuk mengetahui rentang respon dari ansietas.
6. Untuk mengetahui intervensi pada klien ansietas.

iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Ansietas
Menurut Stuart (2007), ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar
yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Tidak ada objek yang
dapat diidentifikasikan sebagai stimulus cemas.
Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman, takut dan memiliki firasat
akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam
tersebut terjadi (Videback, 2000).
Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat
dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis (Tomb, 2000).
Stuart (2001) mengatakan kecemasan adalah keadaan emosi yang tidak memiliki
objek yang spesifik dan kondisi ini dialami secara subjektif. Cemas berbeda dengan rasa
takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Cemas
adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut.
Cemas adalah suatu perasaan yang tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal
yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan memperkuat
individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Cemas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung dengan tingkat kecemasan, lama cemas yang dialami, dan seberapa baik
individu melakukan koping individu terhadap cemas. Cemas dapat dilihat dalam rentang
ringan, sedang, berat. Setiap tingkat menyebabkan perubahan emosional dan fisiologis
pada individu (Videback, 2008).

v
B. Penyebab Ansietas
Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antara lain (Stuart dan Sundeen,
2008).
1. Teori Psikoanalitik
Kecemasan terjadi karena adanya konflik yang terjadi antara emosional elemen
kepribadian, yaitu id dan super ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati
nurani, sedangkan ego berperan dalam menengahi konflik yang terjadi antara
dua elemen yang bertentangan. Timbulnya kecemasan merupakan upaya
meningkatkan ego ada bahaya.
2. Teori Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap adanya penolakan dan tidak adanya
penerimaan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan fisik.
3. Teori Perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan.
4. Teori Perspektif Keluarga
Kajian keluarga menunjukan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga.
Kecemasan menunjukan adanya pola interaksi yang mal adaptif dalam sistem
keluarga.
5. Teori Perspektif Biologis
Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khususnya yang
mengatur ansietas, antara lain: benzodia-zepines, penghambat asam amino
butirik-gamma neroregulator serta endofirin. Kesehatan umum seseorang
sebagai predisposisi terhadap ansietas.

C. Tanda dan Gejala Ansietas


Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat mengalami kecemasan
secara umum (Hawari, 2004) antara lain adalah sebagai berikut:
1. Gejala psikologis: Perasaan cemas/ khawatir, firasat buruk, takut akan
pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah,
mudah terkejut.

vi
2. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
3. Gangguan konsentrasi daya ingat.
4. Gejala somatik: rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak napas,
gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa dingin
dan lembab, dan lain sebagainya.

D. Tingkat Ansietas
1. Ansietas Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Ansietas ini
menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.
Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta
kreativitas.
2. Ansietas Sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi
individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif
namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukannya.
3. Ansietas Berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada
sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua
perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan
banyak arahan untuk berfokus pada area lain.
4. Tingkat Panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah
dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.
Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan dan kematian.

vii
E. Rentang Respon Ansietas
Menurut Stuart (2001), rentang respon individu terhadap cemas berfluktuasi antara
respon adaptif dan maladaptive. Rentang respon yang paling adaptif adalah antisipasi
dimana individu siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul.
Sedangkan rentang yang paling maladaptive adalah panik dimana individu sudah tidak
mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga mengalami gangguan
fisik, perilaku maupun kogitif.

Respon Adaptif Respon Maladaptive

Antisipasi Ringan Sedang Berat Berat Sekali

F. Intervensi pada Klien Ansietas


1. Individu
Tujuan intervensi pada individu adalah agar pasien mampu mengenal ansietas,
pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi, dan pasien mampu
memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi ansietas.
Tindakan keperawatan:
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan
dalam membina hubungan saling percaya adalah mengucapkan salam
terapeutik, berjabat tangan, menjelaskan tujuan interaksi, membuat kontrak
topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien.
b. Bantu pasien mengenal ansietas
Tindakan yang dilakukan adalah bantu pasien untuk mengidentifikasi dan
menguraikan perasaannya, bantu pasien menjelaskan situasi yang
menimbulkan ansietas, bantu pasien mengenal penyebab ansietas, dan bantu
pasien menyadari perilaku akibat ansietas.
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri.

viii
Dapat dilakukan dengan cara pengalihan situasi, latihan relaksasi (tarik napas
dalam dan mengerutkan dan mengendurkan otot-otot), dan teknik 5 jari dan
juga melalui kegiatan spiritual.
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul.
2. Keluarga
Tujuan intervensi pada keluarga adalah agar keluarga mampu mengenal masalah
ansietas pada anggota keluarganya, keluarga mampu memahami proses
terjadinya masalah ansietas, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami ansietas, keluarga mampu mempratikkan cara merawat pasien
dengan ansietas, keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami
ansietas. Tindakan Keperawatan:
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala.
c. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas.
d. Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan
teknik relaksasi.
e. Menjelaskan lingkungan yang terapeutik untuk klien ansietas.
f. Melatih, memotivasi, membimbing, dan memberikan pujian pada klien
ansietas.
g. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien.

ix
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman, takut dan memiliki firasat
akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam
tersebut terjadi (Videback, 2000).
Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antara lain: teori psikoanalitik,
teori interpersonal, teori perilaku, teori perspektif keluarga, teori perspektif biologis. n
(Stuart dan Sundeen, 2008)
Ansietas terdiri dari beberapa tingkat yaitu, ansietas ringan, ansietas sedang,
ansietas berat dan tingkat panik dari ansietas.
Intervensi yang dapat dilakukan pada klien dengan ansietas dapat dilakukan secara
individu dan melibatkan keluarga.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang “Asuhan Keperawatan dengan
Masalah Psikososial Ansietas”. Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber literatur
yang layak digunakan untuk mahasiswa.

x
DAFTAR PUSTAKA

Irman, Veolina dkk. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Jiwa 1. Padang: UNP Press.
Yusuf, AH dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Nasir, Abdul dan Abdul Muhith. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar
dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

xi

Anda mungkin juga menyukai