Disusun
Oleh :kelompok 8
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Askep
Gangguan Psikososial.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah PPK, serta bertujuan
untuk memberikan informasi terkait dengan gangguan protein pada manusia. Kami ucapkan
terimakasih kepada semua orang yang terlibat dalam proses penyusunan makalah ini,
khususnya kepada :
1. Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,
2. Orang tua kami, yang telah memfasilitasi kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah
ini,
3. Ibu Agustiningsih,S.Kep., Ns. selaku dosen pengampu, yang telah memberikan arahan
kepada kami,
4. Teman-teman mahasiswa program studi D3 Keperawatan Akademik Keperawatan Karya
Bakti Husada Yogyakarta tahun ajaran 2021/2022, yang telah memberikan dukungan
semangat selama proses penyusunan makalah ini.
Atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kami penulis menerima segala kritik
dan saran yang membangun, agar kedepannya kami dapat mengerjakan tugas serupa dengan lebih
baik.
24 Februari 2022
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................... 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi
psikososial bisa diartikan sebagai suatu perubahan yang muncul di dalam kehidupan
sebuah individu, baik di dalamnya yang termasuk hal yang sifat psikologik ataupun adanya
hubungan sosial yang terdapat pengaruh hubungan timbal balik.
Menurut Lynn S. Bickley (2009) kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi
pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu sendiri, bagi sebagian
klien kecemasan merupakan saringan terhadap persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian
lainnya kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya."
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena
dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak
diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990). Kecemasan dapat didefininisikan suatu
keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau
persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens,
1998).
Kecemasan mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan setiap individu,
tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda secara luas. Respon
masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tepi emosional yang memprovokasi
kecemasan untuk merangsang kreativitas atau kemampuan pemecahan masalah, yang lainnya
dapat menjadi bergerak ke tingkat patologis. Perasaan umumnya dikategorikan menjadi
empat tingkat untuk tujuan pengobatan : ringan, sedang, berat, dan panik. Perawat dapat
menemukan klien cemas di mana saja di rumah sakit atau lingkup masyarakat.
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
5
a. Peristiwa Traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan
krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
1. Respons fisik:
a. Kardiovaskular
b. Pernafasan
c. Neuromuskular
d. Gastrointestinal
e. Traktur Urinarius
f. Kulit
2. Respons Kognitif:
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus pada
apa yang menjadi perhatiannya
3. Respons Perilaku :
4. Respons Emosi:
6
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan.
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus
pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,distressed, khawatir, prihatin.
D. Penatalaksanaan Kecemasan.
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik
(somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti
pada uraian berikut:
2. Terapi Psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCI. meprobamate dan
alprazolam.
E. Diagnosa
1. Ansietas
3. Defisit Pengetahuan
7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN "Ny, M"
A. Identitas Klien.
Inisial : Ny. M
Umur : 53 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Berdagang
B. Alasan masuk:
Klien mengatakan terkena stroke 2 tahun yang lalu dan dibawa ke RSUD Soedarso.
Klien melakukan terapi di RS sebanyak 4 kali. Tetapi tidak ada perubahan yang signifikan.
Klien terkena stroke sudah 4 kali. Klien mengatakan bahwa ia sedih kehilangan anak
pertamanya yang disebabkan karena kecelakaan ia merasa tidak terima kenyataan bahwa
anaknya sudah meninggal dunia . Dan yang terakhir terkena stroke saat Idul Adha 2015 klien
tiba-tiba terjatuh saat ingin ke WC dan mengalami kelumpuhan di bagian kiri tubuh klien dari
ekstremitas atas ke ekstremitas bawah dan bicara jadi pelo.
C. Faktor Predisposisi
8
2. Faktor komunikasi dalam keluarga Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat
mempunyai masalah, klien sering menceritakannya kepada anggota keluarganya yang
lain terutama suaminya.
3. Faktor psikologis Klien termasuk tipe orang yang terbuka, dan tidak merasa dirinya
tidak berharga walaupun klien mengalami hambatan dalam mobilisasi.
4. Faktor genetic, Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien. Kakak klien memiliki riwayat hipertensi Suami klien ada riwayat hipertensi.
D. Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital:
2. Ukur
Ya ( ) Tidak (*)
3. keluhan fisik :
Kelien mengatakan saat ini tidak ada keluhan fisik yang dirasakan.
E. Psikososial
1. Konsep Diri
a.Citra tubuh
Klien senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki. Klien juga
mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas diri
e. Peran diri
Klien berperan sebagai ibu rumah tangga. Semenjak sakit klien tidak bisa memenuhi
perannya.
9
d. Ideal Diri Klien
e. Harga Diri
Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan orang lain.
f. Hubungan Sosial
Klien memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu suami dan anaknya. Klien
berkata jika ada masalah. klien akan menceritakan kepada suami dan anaknya pasti akan
membantu memecahkan masalah yang dialami klien. Klien tidak mengikuti kegiatan diluar
rumah karena kondisinya.
g. Spiritual
Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Klien
mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan kodisinya saat ini.
F. Status Mental
2. Pembicaraan, Klien berbicara pelo (kurang jelas, harus mendengarkan dari dekat).
Klien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses. wawancara
klien berbicara mengenai satu topik dengan jelas (Isi pembicaraan).
3. Alam perasaan, Klien mengatakan terkadang khawatir dengan kondisinya, takut ada
komplikasi lain Klien tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan saat sedih maupun
gembira Klien terlihat senang saat menceritakan pengalamannya yang menyenangkan.
5. Isi piker, Selama wawancara tidak ditemukan gangguan isi pikir. Pemikiran klien
realistis.
6. Memori, Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa lalu
maupun saat ini. Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi klien sudah makan
atau belum, jam berapa. Klien tidak mengalami gangguan daya ingat baik jangka
panjang maupun jangka pendek.
10
G. Analisis data
DS: Kecemasan
2 Klien mengatakan terkadang khawatir
dengan kondisinya, takut ada Risiko Distres
komlikasi lain. Spiritual
DO:
Wajah pasien tampak cemas.
Bertanya-tanya kepada perawat.
11
H. Pohon Masalah
Ketakutan
Kecemasan
Kurang pengetahuan
12
selama 3x24 berlebihan Anjurkan klien dan
jam, perasaan menurun keluarga untuk check
takut menurun up ke pelayanan
kesehatan untuk
mengatasi kondisi
klient dan mencegah
terjadinya komloikasi
lain.
13
Masalah teratasi
sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan
16 Februari 2022 a. Mengidentifikasi S:
kesiapan dan kemampuan Klien dan keluarga
menerima informasi. mengatakan sudah ada
gambaran tentang
b. Menyediakan materi dan penyakit yang dialami
media Kesehatan klien dan komplikasi
pemberian yang bisa terjadi.
c. KIE O:
Klien dan keluarga
d. Menjadwalkan pemberian tampak mengerti
KIE kesepakatan dengan penjelasan
kesehatan perawat.
A:
e. Memberikan kesempatan
Masalah teratasi.
untuk bertanya sesuai
P:
dengan kesehatannya
Evaluasi intervensi yang
sudah dilakukan
f. Menjelaskan penanganan
masalah kesehatan
19 Februari 2022 a. Mengetahui pesan non S: klien dapat
verbal tentang kebutuhan menjelaskan kembali
spiritual klien apa yang sudah
dijelaskan oleh
b. . Berespons secara perawat.
singkat spesifik dan
faktual O: klien terlihat dapat
menjawab pertanyaan
c. Mendengarkan secara yang diajukan perawat
aktif dan menunjukkan seperti
empati
A : masalah teratasi
d. Menerapkan tehnik
komunikasi terapeutik
P: Evaluasi intervensi
e. . Meningkatkan kesadaran yang sudah dilakukan
dengan kepekaan pada
pesan verbal klien
f. . Memahami masalah
klien tanpa menghukum
walaupun tidak perasaan
klien berarti menyetujui
klien
14
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Kecemasan mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan setiap individu,
tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda secara luas. Respon
masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tepi emosional yang memprovokasi
kecemasan untuk merangsang kreativitas atau kemampuan pemecahan masalah, yang lainnya
dapat menjadi bergerak ke tingkat patologis. Perasaan umumnya dikategorikan menjadi
empat tingkat untuk tujuan pengobatan : ringan, sedang, berat, dan panik. Perawat dapat
menemukan klien cemas di mana saja di rumah sakit atau lingkup masyarakat.
B. Saran
Daftar Pustaka
15
Hawari, D.,2008,Menejemen Stres Cemas Dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Penerbit
Aesculapius.
Sulastri, S.Kep. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa.
16