Anda di halaman 1dari 25

STANDAR ASUHAN

KEPERAWATAN

Disusun oleh:
 
1. Galuh Oktaviani Dyah P
(20211324)
2. Inti Mukharomatul N (20211326)
3. Sarmila Regiana (20211340)
Pengertian Standar Asuhan
Keperawatan
Menurut (Gillies, 1989, h.121), standar adalah suatu pernyataan diskriptif
yangmenguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur,
proses dan hasil. Menurut (Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983),
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yangdidasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritualyang komprehensif
(dikutip oleh Priharjo, 1995).

Menurut (Gillies, 1989, h. 121), standar praktek keperawatan adalah suatu


pernyataanyang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap
pelayanan keperawatan yangdiberikan untuk klien.

Dapat disimpulkan, bahwa standar praktek keperawatan adalah batas ukuran


baku minimal yang harus dilakukan perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan
Ciri-ciri Standar Asuhan
Keperawatan
Praktek keperawatan professional
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 
1. Otonomi dalam pekerjaan
2. Bertanggung jawab dan bertanggung
gugat
3. Pengambilan keputusan yang
mandiri
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
5. Pemberian pembelaan
6. Memfasilitasi kepentingan pasien
Tipe Standar Asuhan
Keperawatan
1 Standar praktek 2 Standar Asuhan
Meliputi kebijakan (police), uraian Standar asuhan meliputi prosedur,
tugas (job deskription), dan standar asuhan genetik, dan rencana
standarkinerja (performance asuhan (care plans). Mereka
standar). Ia menuntun perawat merupakan alat untuk memastikan
dalam melaksanakan perawatan perawatan pasien yang aman dan
pasien.Ia juga menetapkan level memastikanhasil yang berasal dari
kinerja yang perlu diperlihatkan oleh pasien ini. meliputi limakategori
perawat untuk memastikan bahwa utama: manajemen pasien dengan
standar asuhan akan dicapai dan peralatan invasi, manajemen pasien
menggambarkan definisi institusi dengan peralatan non invatif;
tentang apa yang dapat dilakukan manajemen status fisiologis dan
oleh perawat. psikologis; dan diagnosa
keperawatantertentu.
Tujuan Standar Asuhan
Keperawatan
1. Memberi bantuan yang efektif kepada semua orang yang
memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan
Nasional

2. Menjamin bahwa bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasien


danmengurangi/menghilangkan kesenjangan

3. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada

4. Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan


untukmengembangkan tingkat kemampuan professional

5. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua kalangan


Kesehatan

6. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan


kesehatan
Tujuan Standar Asuhan
Keperawatan
Tujuan dan manfaat standar asuhan keperawatan
penting lainnya mencakup pada dasarnya mengukur
kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas
manajemen organisasi. Dalam pengembangan standar
menggunakan pendekatan dan kerangkakerja yang lazim
sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab
mengembangkan standar bagaimana proses
pengembangan tersebut 
Komponen SAK
Standar asuhan keperawatan yang diberlakukan melalui SK Dirjen Yan Med
No.YM.00.03.2.6.7637 Tahun 1993

 STANDAR I : PENGKAJIAN

1. Pengumpulan data 2. Pengelompokan 3. Perumusan


data masalah
a. Menggunakan format yang
baku a. Data biologis a. Kesenjangan antara
b. Sistematis b. Data psikologis status kesehatan
c. Di isi sesuai item yang c. Data sosial dengan norma dan
tersedia d. Data spiritual juga pola fungsi
d. Aktual kehidupan
e. Absah b. Perumusan
masalah ditunjang
oleh data yang telah
STANDAR II: DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa dirumuskan berdasarkan status


kesehatan pasien, dianalisis, dan dibandingkan dengan
norma fungsi kehidupan pasien.
1. Diagnosa keperawatan dihubungan dengan
penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan
pasien
2. Dibuat sesuai wewenang perawat
3. Komponennya terdiri dari masalah, penyebab,
tanda dan gejala atau terdiri dari masalah dan
penyebab
4. Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien
sudah nyata terjadi.
5. Bersifat potensial apabila masalah kesehatan
pasien, kemungkinan besar akan terjadi
6. Dapat ditanggulangi oleh perawat
 STANDAR III: PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Prioritas masalah 2. Tujuan asuhan 3. Rencana tindakan


keperawatan
1.Disusun berdasarkan tujuan
a. Masalah-masalah yang
asuhan keperawatan
mengancam kehidupan a. Spesifik 2. Melibatkan pasien atau keluarga
merupakan prioritas b. Bisa diukur 3. Mempertimbangkan latar belakang
pertama. c. Bisa dicapai budaya pasien atau keluarga
b. Masalah- masalah yang d. Realistik 4. Menentukan alternatif tindakan
mengancam kesehataan e. Ada batas waktu yang tepat
seseorang adalah prioritas 5. Mempertimbangkan kebijaksanaan
dan peraturan yang berlaku,
kedua
lingkungan, sumber daya dan fasilitas
c. Masalah- masalah yang yang ada.
mempengaruhi perilaku 6. Menjamin rasa aman dan nyaman
merupakan prioritas ketiga. bagi pasien
7. Kalimat instruksi, ringkas, tegas
dengan bahasanya mudah
dimengerti.
STANDAR IV: INTERVENSI KEPERAWATAN

1.Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan


2.Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien
3.Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien maupun keluarg
4.Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
5.Menggunakan sumber daya yang ada
6.Menerapka prinsip aseptik dan antiseptic
7.Menerapkan prinsip aman, nyaman, dan ekonomis, privacy dan
mengutamakan keselamatan pasien
8.Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respons pasien
9.Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan
pasien
10.Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
11.Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
12.Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan yang berpedoman pada
prosedur teknis yang telah ditentukan
STANDAR V: EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi keperawatan bisa dilakukan


secara periodik, sistematis, dan juga dengan
berencana untuk menilai perkembangan
pasien
1. Setiap tindakan keperawatan dilakukan
evaluasi
2. Evaluasi hasil menggunakan indicator
yang ada pada rumusan tujuan
3. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan
4. Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan
tim Kesehatan
5. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
STANDAR VI: CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN

● Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual


1.Dilakukan selama pasien selama pasien dirawat nginap dan rawat jalan
2.Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan
3.Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
4.Penulisannya harus jelas dan segera dan ringkas serta menggunakan istilah
yang baku
5.Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
6.Setiap pencatatan harus mencantumkan inisial, paraf, dan juga nama perawat
yang telah melaksanakan tindakan dan juga waktunya
7.Menggunakan formulir yang baku
8.Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku
Pelaksanaan Evaluasi penerapan SAK
Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan (InstrumenA) meliputi:
1. Petunjuk penggunaan b Pengisian instrument dilakukan oleh peraw
instrument A terdiri: dengan kriteria sebagai berikut:
a. Aspek yang dinilai dalam instrument
ini adalah: (1). Perawat terpilih dari ruangan

(1). Pengkajian Keperawatan. tempat dilakukan evaluasi.

(2). Diagnosa Keperawatan. (2). Perawat yang telah menguasai /

(3). Perencanaan Keperawatan. memahami proses perawatan.

(4). Tindakan Keperawatan. (3). Telah mengikuti pelatihan

(5). Evaluasi Keperawatan. penerapan standar asuhan

(6). Catatan Asuhan Keperawatan. keperawatan di Rumah Sakit.


c. Rekam medik pasien yang dinilai harus (d. Bentuk instrument A

memenuhi kriteria : terdiri dari:

(1). Rekam medik pasien yang telah pulang dan telah dirawat
minimal 3 (tiga) hari diruangan yang bersangkutan. (1). Kolom 1: No urut yang dinila
(2). Data dikumpulkan sebelum berkas rekam medik pasien (2). Kolom 2: Aspek yang dinilai.
dikembalikan pada bagian Medical Recort Rumah Sakit. (3). Kolom 3: No kode rek
(3). Khusus untuk kamar operasi dan UGD penilaian
medik yang dinilai.
dilakukan setelah pasien dipindahkan ke ruang lain /
(4). Kolom 4: Keterangan.
pulang.
(4). Rekam medik pasien yang memenuhi kriteria selama
periode evaluasi berjumlah 20 untuk setiap ruangan, Pada
setiap akhir penilaian dibuat rekapitulasinya.
● e. Cara pengisian instrument A. (4). Kolom keterangan diisi bila
penilai menganggap perlu
(1). Perawat penilai mengisi kolom
3 dan 4. mencantumkan penjelasan atau bila
ada keraguan penilaian.
(2). Kolom 3 terdiri dari 10 sub kolom
yang diisi denagn kode berkas pasien (1, (5). Sub total diisi sesuai dengan
2, 3, ...... dst) hasil penjumlahan jawaban nilai

(3). Pada tiap sub kolom diisi dengan “V” yang ditemukan pada masing-
tanda “V” bila aspek yang dinilai masing kolom.
ditemukan dan tanda “O”bila aspek yang
dinilai tidak ditemukan pada rekam (6). Total diisi dengan hasil
medik pasien yang bersangkutan. penjumlahan sub total, 01 + 02 +
03 ...... dan seterusnya.
(7). Tiap variable dihitung prosentasenya dengan cara:
 
Total
Prosentase = ==============================
x 100%
Jumlah berkas x jumlah aspek yang dinilai.
 
2. Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar
Asuhan Keperawatan.Aspek yang dinilai:

a. Pengkajian.
(1). Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.
(2). Data dikelompokkan (bio, psiko, sosial, spiritual).
(3). Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang.
(4). Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status
kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan.
Lanjutan

b. Diagnosa.
(1). Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan.
(2). Diagnosa keperawatan mencerminkan PE / PES.
(3). Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.
 
Lanjutan
c. Perencanaan.
(1). Berdasarkan diagnosa keperawatan.
(2). Disusun menurut urutan prioritas.
(3). Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek, perubahan,
perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria.
(4). Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci
dan jelas atau melibatkan pasien/keluarga.
(5). Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.
(6). Rencana tindakan menggambarkan kerja sama dengan tim kesehatan lain.
Lanjutan

d. Tindakan.
(1). Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana perawatan.
(2). Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan
keperawatan.
(3). Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi.
(4). Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas.
 e. Evaluasi.
(1). Evaluasi mengacu pada tujuan.
(2). Hasil evaluasi dicatat.
Lanjutan
f. Catatan Asuhan Keperawatan.
(1). Menulis pada format yang baku.
(2). Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.
(3). Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan
benar.
(4). Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat mencantumkan
paraf/nama jelas, dan tanggal jam dilakukannya tindakan.
(5). Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
 Instrument Evaluasi Persepsi Pasien Terhadap
Mutu Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit
(Instrumen B) meliputi:
1. Petunjuk penggunakan instrumen B.
2. Instrumen evaluasi persepsi pasien terhadap
asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
 Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di Rumah
Sakit (Instrumen C) meliputi:

1.Petunjuk penggunaan instrumen C.


2.Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang medical
surgical atau ruang penyakit dalam / ruang bedah.
3.Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang
kebidanan.
4.Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di kamar
operasi.
5.Instrumen observasi pelaksanaan tindakan
keperawatan di instalasi gawat darurat.
6.Instrumen observasi pelaksanaan tindakan
keperawatan di ruang perawatan intensif.
7.Instrumen observasi pelaksanaan tindakan
keperawatan di ruang perinatologi
Sekian dari kami, saya
pamit undur diri karena
kalau maju saingannya
temen
sendiri 

Anda mungkin juga menyukai