Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL : ANSIETAS

Kelompok 1

1. Ahmad Nurul Fadli


2. Ajeng Eka Putri
3. Anastasia Tungga Dewi
4. Cut Intan Nurhaetami
5. Meylinda mutiara
6. Muhammad Nawazir
7. Nasreti

STIkes Widya Dharma Husada

S1 Keperawatan

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL : ASIETAS“ ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas 4
mata kuliah keperawatan jiwa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang keperawatan jiwa bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membagi


sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan,…….2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3

A. Laporan Pendahuluan .....................................................................................3


B. Asuhan Keperawatan Umum Ansietas ...........................................................6
C. Contoh Asuhan Keperawatan Ansietas .........................................................14
D. Strategi Pelaksanaan Tindakan ......................................................................24

BAB III PENUTUP ...................................................................................................29

A. Kesimpulan ....................................................................................................29
B. Saran ..............................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecemasan merupaka suatu keadaan yang ditandai dengan rasa


khawatir yang disertai gejala somatic yang menandakan suatu kegiatan
berlebihan. Kecemasan merupakan gejala umum tetapi non spesifik yang
sering merupakan suatu fungsi emosi.

Ansietas adalah perasaan taku yang tidak jelas dan tidak di dukung
oleh situasai. Tidak ada objek yang dapat di identifikasi sebagai stimulus
ansietas.

Etiologi ansietas terdiri dari faktor predisposisi dan faktor presipitasi.


Tanda dan gejala ansietas diantaranya : Cemas, khawatir, firasat buruk, takut
akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, Merasa tegang, tidak tenang,
gelisah dan mudah terkejut. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak
orang. Gangguan pola tidur, mimpi yang menegangkan. Gangguan
konsentrasi dan daya ingat. Keluhan ( keluhan somatic misalnya rasa sakit
pada otot dan tulang, pendengaran berdenging ( titanus), berdebar-debar,
sesak nafas, gangguan percernaan dan perkemihan, sakit kepala dan
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana laporan pendahuluan ansietas?
2. Bagaimana asuhan keperawatan ansietas umum?
3. Bagaimana contoh kasus pasien dengan ansietas?
4. Bagaimana strategi pelaksanaan tindakan ansietas?
C. Tujuan Penulisan

1
1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui asuhan


keperawatan psikososial : Asuhan keperawatan Ansietas

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari makalah ini adalah untuk mengetahui ;

a. Laporan pendahuluan ansietas


b. Asuhan keperawatan ansietas umum
c. Contoh kasus asuhan keperawatan ansietas
d. Strategi pelaksanaan tindakan ansietas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Laporan Pendahuluan
1. Pengertian
Ansietas adalah perasaan taku yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh
situasai. Tidak ada objek yang dapat di identifikasi sebagai stimulus
ansietas. ( Trisnawati 2016 ).
Kecemasan merupaka suatu keadaan yang ditandai dengan rasa khawatir
yang disertai gejala somatic yang menandakan suatu kegiatan berlebihan.
Kecemasan merupakan gejala umum tetapi non spesifik yang sering
merupakan suatu fungsi emosi ( Trisnawati 2016).
2. Etiologi
a. Factor predisposisi
Kecemasan berasal dari pandangan psikoanalitik, pandangan
interpersonal, pandangan perilaku, kajian keluarga, dan kajian biologis
( Trisnawati 2016 ).
b. Faktor Presipitasi
1) Ancaman terhadap aktivitas biologis seperti penyakit, trauma
fisik, dan menurunnya kemampuan fisiologis untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
2) Ancaman terhadap konsep diri dan harga diri seperti proses
kehilangan. Danperubahan peran, perubahan lingkungan dan
status ekonomi.
3. Tanda dan gejala klinis
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.

3
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan ( keluhan somatic misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging ( titanus), berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan percernaan dan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
4. Patofisiologi
a. Model Noradrenatik
1) Saraf otonom penderita ansietas bersifat hipersensitif dan
mempunya reaksi yang berlebih terhadap rangsangan.
2) Locus ceruleus sebagai alarm
3) Mengakibatkan pelepasan NE
4) Menstimulasi system saraf simpatik dan parasimpatik
b. Model reseptor GABA
1) GABA = major inhibitory neurotransmitter di CNS
2) Benzodiazepin = meningkatkan efek inhibisi dari GABA
3) Secara fungsional dan structural , respon benzodiazepine
berhubungan dengan reseptor GABA tipe A (GABAA) dan
chanel ion yang dikenal sebagai GABA-BZ reseptor Complex.
c. Model Serotonin
1) Ansietas berhubungan dengan transmisi 5HT yang berlebihan
atau overaktivitas dari simulasi jalur 5HT.
2) Mekanisme kerja 5HT terhadap ansietas belum jelas.
5. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan labolatorium didapatkan :
1) Peningkatan fungsi adrenal
2) Peningkatan glukosa

4
3) Menurunnya fungsi paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
b. Uji psikologis
6. Penatalaksanna medis
Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistic, yaitu
mencakup fisik ( somatic), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius.
a. Upaya dalam meningkatkan kekebalan terhadap stress
1) Makan-makanan yang bergizi dan seimbang
2) Tidur yang cukup
3) Cukup olahraga
4) Tidak merokok
5) Tidak meminum minuman keras
b. Terapi psikofarmaka
Terapi dengan menggunakan obat yang berkhasiat memulihkan fungsi
neuro-transmitter ( sinyal penghantar saraf ) di susunan saraf pusat
otak ( Limbic system ). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai
adalah obat anti cemas ( anxiolytic ) yaitu diazepam, clobazam,
blomazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan
alprazolam.
c. Terapi somatic
Untuk menghilangkan gejala keluhan somatic dapat diberikan obat-
obatan yang diberikan pada organ tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dengan kebutuhan individu,
antaranya :
1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat
dan dorongan agar pasien tidak merasa putus asa dan yakin
serta percaya diri.

5
2) Psikoterapi re-dukatif, untuk memberikan pendidikan ulang
dan koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi
kecemasan.
3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk memperbaiki kembali (re-
konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan
akibat stressor.
4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien,
yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi
dan daya ingat.
5) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan
menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat
menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi
stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan
kekeluargaan, agar faktor keluarga menjadi faktor pendukung
bukan faktor penyebab.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat
hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi
berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial.

B. Asuhan Keperawatan Umum Ansietas


1. Pengkajian
a. Identitas Klien
1) Nama : Ansietas lebih sering pada perempuan dari
pada laki-laki, karena perempuan lebih sering mengalami
stress.
2) Umur : Toddler-lansia

6
3) Pekerjaan : Pekerajaan yang mempunyai tingkat stressor
yang besar.
4) Pendidikan : Orang dengan tingkat pendidikan yang rendah
lebih rentan mengalami ansietas
b. Alasan Masuk
Sesuai diagnose dan keluhan klien saat pertama kali masuk.
c. Faktor predisposisi
1) Teori Psikoanalitik
Ansietas adalahkonflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian, ID dan superego. ID mewakili dorongan
insting inpuls positif seseorang. Sedangkan superego mencerminka
hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma budaya
seseorang. Ego atau aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua
eleme yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan
ego bahwa ada bahaya.
2) Teori interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut tidak adanya
penerimaan hubungan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan
perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah
mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3) Teori perilaku
Daftar tentang pelajaran meyakini bahwa individu yang
terbiasa dalam kehidupan dirinya dihadapkan pada ketakutan yang
berlebihan sering menunjukan ansietas pada kehidupan
selanjutnya.
4) Kajian keluarga

7
Gangguan ansietas adalah hal yang biasa ditemukan dalam
keluarga.ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara
gangguan ansietas dan depresi.
5) Kajian biologis
Otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine.
Reseptor ini membantu mengatur ansietas penghambat dalam
aminobutirik. Gamma Neuroregulator (GABA) juga memainkan
peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan
ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi
stressor.
6) Faktor Presipitasi
Stresor pencetus berasal dari sumber internal atau
eksternal, dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu :
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi
ketidakmampuanfisiologis yang akan dating atau
menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas sehari-
hari.
2) Ancaman terhadap system diri seseorang dapat
membahayakan identitas harga diri dan fungsi social yang
terintegrasi.
7) Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung melalui perubahan fisiologi dan
perilaku sedangkan secara tidak langsung menimbulkan gejala atau
mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensitas
perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat
kecemasan.
Respon fisiologi terhadap ansietas

8
1) Respirasi : Nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada
dada, nafas dangkal pembengkakan pada tenggorokan,
terengah-engah.
2) kardiovaskular : Palpitasi, jantung berdebar, tekanan
darah meningkat, rasa ingin pingsan, pingsan, TD
menurun, denyut nadi menurun.
3) Neuromuskular : Refleks meningkat, reaksi terkejut,
mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah,
wajah tegang.
4) Perkemihan : Tidak dapat menahan kencing, sering
berkemih.
5) Gastrointestinal : Kehilangan nafsu makan, menolak
makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, nyeri abdomen,
mual, nyeri ulu hati.

Respon Perilaku Kognitif

1) Perilaku : Gelisah, Ketegangan fisik, Tremor, gugup,


bicara cepat, tidak ada koordinasi, kecenderungan untuk
celaka, menarik diri, menghindar, terhambat melakukan
aktivitas.
2) Kognitif : gangguan perhatian, konsentrasi hilang,
pelupa, salah tafsir, adanya bloking pada pikiran,
menurunnya lahan persepsi, kreatif dan produktif menurun,
bingung, khawatir yang berlebih, hilang menilai
objectifitas, takut akan kehilangan kendali, takut yang
berlebihan.
3) Afektif : mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegag,
nerveus, ketakutan, alarm, tremor, gugup, gelisah.
8) Sumber koping

9
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan
menggerakan sumber koping tersebut dilingkungan. Sumber
koping sebagai modal ekonomok, kemampuan penyelesaian
masalah dukungan social dan keyakinan budaya dapat membantu
seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress
dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
9) Mekanisme koping
Mekanisme koping dapat digunakan untuk mencoba
mengatasinya dan ketidakmampuan dalam mengatasi ansietas
secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku
patologis. Ansietas tingkat ringan dapat ditangugulangi tanpa yang
serius.
Tingkat ansietas sedang dan berat dapat menimbulkan 2
mekanisme koping, diantaranya :
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang
disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi
secara realitis tuntunan situasi stress.
2) Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas
ringan dan sedang,tetapi jika berlangsung pada tingkat
sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas,
maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptip
terhadap stress.
2. Diagnosa
1) Ansietas
2) Penyelesaian kerusakan
3) Koping individu tidak efektif
4) Gangguan pembagian bidang energy
5) Ketakutan
6) Stress

10
7) Perubahan nutrisi
8) Respon psca trauma
9) Ketidakberdayaan
10) Gangguan harga diri
11) Gangguan pola tidur
12) Isolasi social
13) Perubahan proses berpikir
14) Gangguan elminasi urine
15) Pola nafas tidak efektif
16) Diam
17) Inkontinensial
3. Intervensi
a. Tujuan umum : klien akan mengurangi ansietas dari tingkat panic
hingga ringan.
b. Tujuan khusus : Klien mampu untuk :
1) Membina hubungan saling percaya
2) Melakukan aktifitas sehar-hari.
3) Mengekspresikan dan mengidentifikasikan
tentang kecemasannya.
4) Mengidentifikasikan situasi yang menyebabkan
ansietas.
5) Meningkatkan kesehatan fisik dan
kesejahteraannya.
6) Klien terlindungi dari bahaya

Intervensi Ansietas Ringan

1) Gerakan tidak tenang.


2) Perhatikan tanda peningkatan ansietas.
3) Bantu klien menyalurkan energi secara konstruktif.

11
4) Gunakan obat bila perlu
5) Dorong pemecahan masalah
6) Berikan informasi akurat dan factual.
7) Sadari penggunaan mekanisme pertahanan.
8) Bantu dalam mengidentifikasi keterampilan koping yang berhasil.
9) Pertahankan cara tenang dan tidak terburu.
10) Ajarkan latihan teknik relaksasi.

Intervensi Ansietas Sedang

1) Pertahankan sikap tidak tergesa-gesa, tenang bila berurusan dengan


pasien.
2) Bicara dengan sikap tenang, tegas meyakinkan.
3) Gunakan kalimat yang pendek dan sederhana.
4) Hindari menjadi cemas, marah, dan melawan.
5) Dengarkan klien
6) Berikan kontak fisik dengan menyentuh lengan dan tangan klien.
7) Anjurkan klien menggunakan teknik relaksasi.
8) Ajak klien untuk mengungkapkan perasaannya.
9) Bantu klien mengenali dan memahami ansietasnya.

Intervensi Ansietas Berat

1) Isolasi klien dalam lingkungan yang aman dan tenang.


2) Berikan perawatan dan kontak sering sampai konstan.
3) Berikan obat-obatan klien
4) Observasi adanya tanda-tanda peningkatan agitasi.
5) Jangan menyentuh klien tanpa permisi.
6) Yakinkan klien bahwa dia aman.
7) Kaji keamanan dalam lingkungan sekitar.

Panik

12
1) Tetap bersama klien : minta bantuan
2) Jika mungkin hilangkan beberapa stresor fisik dan psikologis dari
lingkungan.
3) Bicara dengan tenang, sikap meyakinkan, menggunakan nada suara
yang rendah.
4) Katakana pada klien bahwa kita tidak akan membahayakan dirinya
sendiri atau orang lain.
5) Isolasikan klien pada daerah yang aman dan nyaman.
6) Lanjut dengan perawatan ansietas berat.
4. Implementasi
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah proses lanjutan untuk menilai efek dari tindakan


keperawatan pada pasien. Evaluasi harus dilakukan terus menerus pada
respons ansietas pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Hal-hal yang perlu dievaluasi meliputi :
a. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau system diri pasien
berkurang dalam sifat, jumlah asal atau waktunya?
b. Apakah perilaku pasien mencerminkan ansietas tingkat ringan atau
tingkat yang lebih berat?
c. Apakah sumber koping pasien telah dikaji dan dikerahkan dengan
adekuat?
d. Apakah pasien mengenali ansietasnya sendiri dan mempunyai
pandangan terhadap perasaan tersebut?
e. Apakah pasien menggunakan respon koping adaptif?

13
f. Sudahkan pasien belajar strategi adaptif baru untuk mengurangi
kecemasan?
g. Apakah pasien menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perubahan personal?
C. Contoh Asuhan Keperawatan Ansietas

Asuhan Keperawatan pada Klien “Ny. S”

Dengan Gangguan Alam Perasaan : Ansietas


1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Berladang
Suku bangsa : Melayu
Status material : Menikah
Alamat : Jln Adisucipto Gg. Cempaka Putih Dalam
2. Alasan Masuk
Klien mengatakan terkena stoke 2 tahun lalu dan di bawa ke RSUD
Soedarso. Klien melakukan terapi di RS sebanya 4 kali. Tetapi tidak ada
perubahan yang signifikan. Klien terkena stroke sudah 4 kali. Dan yang
terakhir terkena stoke saat idul adha 2018 klien tiba-tiba terjatuh saat ingin
ke WCdan mengalami kelumpuhan dibagian kiri tubuh klien dari
ekstremitas atas ke ekstremitas bawah dan bicara jadi pelo.
Saat Pengkajian :
Klien mengatakan merasa cemasdengan keadaanya, klien mengatakan
sebelumnya 3 kali terkena tidak sampai seperti ini. Keluarga
mengatakanbingung melihat kondisi Ny. S seperti ini, tidak tahu cara

14
perawatannya dan sudah lama tidak control kepelayanan kesehatan karena
kondisi Ny. S yang tidak bias berjalan seperti dulu.
Masalah keperawatan : Ganggaun alam perasaan : Kecemasan, kurang
pengetahuan keluarga dalam merawat klien dirumah.
3. Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
klien mengatakan sebelumnya sudah 3 kali terkena penyakit tapi tidak
sampai seperti ini.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar keluarga baik, saat mempunyai masalah klien sering
menceritakannya kepadaanggota keluarganya yang lain terutama
suaminya.
c. Factor psikologis
Klien termasuk tipe orang yang terbuka, dan tidak merasa dirinya tidak
berharga walaupun klien mengalami hambatan dalam mobilisasi.
d. Factor genetic
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien. Kaka dan suami klien memiliki riwayat hipertensi.
4. Factor presipitasi
a. Factor social budaya
Klien tidak memiliki hambatan dengan social budayanya.
b. Faktor biokimia
Adanya rasa khawatir karena penyakitnya dikarenakan penyakitnya
sekarang. Klien sudah 3 kali terkena penyakitnya dan terakhir yang
parah dan khawatir adanya komplikasi lain.
c. Faktor psikologis
Adanya masalah yang tidak hilang ( penyakitnya ). Dimaka klien
merasa cemas dengan maslahnya.
5. Pemeriksaan fisik

15
a. Tanda-tanda vital
TD : 220/100% mmHg N : 88x/m
S : 36.8 C R : 22x/m

b. Ukur
TB : 153 cm BB : 46 kg
c. Keluhan fisik
Tidak ada keluhan yang dirasakan pasien.
6. Psikososial
a. Genogram
Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara.klien berumur 50 tahun.
Klien sudah menikah danmemiliki 3 anak. Klien tinggal satu rumah
dengan suami dan 3 anaknya. Hubungan klien dengan keluarganya terjalin
erat dan sangat baik. Orang terdekat klien adalah suaminya.
b. Konsep diri
1) Citra diri
Klien senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut sampai kaki.
2) Identitas diri
Klien bekerja sebagai petani di ladangnya yang terletak dibelakang
rumahnya. Biasanya klien menghabiskan waktu luang dengan
bertani, menonton tv dan berbincang dengananak dan suaminya.
Semenjak sakit klien hanya bisa menonton tv dan berbincang
dengan anak dan suaminya.
3) Peran diri
Klien berperan sebagai ibu ruamh tangga. Semenjak sakit klirn
tidak bisa memenuhi perannya.
4) Ideal diri
Klien mengatakan bercita-cita ingin menyekolahkan anaknya
setinggi-tingginya.

16
5) Harga diri
Klien herasa tidak ada masalah dalam hubungannya dengan
keluarga dan orang lain.
c. Hubungan social
klien memiliki orang yang berarti dalam hidupnya yaitu suami dan
anak-anaknya. Klien berkata jika ada masalah, klien akan
menceritakan pada suami dan anaknya pasti akan membantu
memecahkan masalah yang dialami klien. Klien tidak mengikuti
kegian diluar rumah karena kondisinya.
d. Spiritual
Klien beragama islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha
Esa. Klien mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan
kondisinya saat ini. Dan berharap diberi kesembuhanatas penyakitnya.
7. Status mental
a. Penampilan
Klien berpenampilan rapih, rambut klien tersisir rapih, rambut klien
pendek seleher.
b. Pembicaraan
Klien berbicara pelo ( kurang jelas, harus mendengarkan dari dekat ),
klien menjawab pertanyaan dengan tepat selama proses wawancara.
Klien berbicara satu topic dengan jelas.
c. Aktivitas motoric
Klien tampak tenang saat berbicara tidak ada gerakan ulang ataupun
gemetar. Namun saat membicarakan penyakitnya klien tampak cemas.
d. Alam perasaan
Klien mengatakan terkadang khawatir dengan kondisinya, takut ada
komplikasi lain. Klien tidak menunjukan ekspresi yang berlebih saat
sedih maupun gembira. Klien terlihat senang saat menceritakan
pengalaman yang menyenangkan.

17
e. Afek
Dari hasil observasi afek yang ditunjukan klien sama dengan stimulasi
yang diberikan.
f. Interaksi selama wawancara
Klien mau menjawab pertanyaan. Kontak mata klien ada dan klien
menatap wajah perawat saat wawancara dan menjawab pertanyaan
dengan panjang lebar.
g. Persepsi
Keluarga mengatakan klien tidak pernah bicara sendiri, klien
mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
h. Proses pikir
Selama wawancara jawaban pasien tiap kalimat dengan kalimat
lainnya berhubungan dalam satu topic.
i. Isi pikir
Tidak ditemukan gangguan isi piker. Pemikiran klien realistis.
j. Tingkat kesadaran
Klien sadar dan mengenal dengan siapa dia berbicara. Tingkat
kesadaran klien terhadap waktu, orang dan tempat jelas.
k. Memori
klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik dimasa
lalu maupun saat ini.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi klien baik dan focus terhadap apa yang dibicarakan.
m. Kemampuan penilaian
Saat diberikan pilihan apakah klien mendahulukan kegiatan berladang
atau menyiapkan sarapan untuk keluarga. Klien memilih menyiapkan
sarapan telebih dahulu karena kalau sudah membuat sarapan klien
leluasa berladangnya.
n. Daya titik diri

18
Klien mengetahui penyakit yang dideritanya.
8. Pola makan dan eliminasi
a. Makan dan minum
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi lebih sdikit dari biasanya tapi
habis, klien dapat makan tanpa bantuan.
b. BAB/BAK
Klien dapa BAB dan BAK sendiri, namun suami yang membantu
membawa ke WC.
c. Mandi
Klien mandi secara mandiri.
d. Berpakaian/berhias
Klien dapat mengganti pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.
e. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidur nyenyak.
f. Penggunaan obat
Klien hanya menggunakan obat warung karena sudah lama tidak
control kepelayanan kesehatan.
g. Kegiatan dalam rumah
Klien mengatakan hanya menonton tv, berbincang dengan keluarga
dirumah.
h. Kegiatan diluar rumah
Klien hara keluar keteras rumah.
9. Mekanisme koping
Klien mengatakan setiap mempunyai masalah selalu menceritakan kepada
keluarganya.
10. Kurang pengetahuan tentang
Klien mengatak sudah lama tidak control ke pelayanan kesehatan.
Keluarga pasien mengatakan bingung dengan kondisi klien seperti ini,
tidak tahu cara perawatannya dirumah.

19
11. Aspek medis
Keluarga mengatakan dokter rumah sakit menyatakan Ny. S terkena
Stroke. Saat wawancara keluarga tidak tahu obat-obat apa yang diminum
Ny. S karena obatnya sudah habis dan Ny.S sudah lama tidak control ke
pelayanan kesehatan.
12. Analisa Data

No Data Masalah
1 DS : Kecemasan
1. Klien mengatakan merasa cemas
dengan kondisinya.
2. Klien mengatakan sudah4 kali
menjalani terapi tapi tidak ada
perubahan signifikan pada
kondisinya.
DO :
1. Klien dan keluarga tampak cemas
2. Klien tampak gelisah
3. Klien dan keluarga bertanya-tanya
tentang kondisi klien saat ini.
2 DS : Ketakutan
1. Klien mengatakan terkadang
khawatir dengan kondisinya, takut
ada komplikasi lain.
DO :
1. Wajah klien tampak ketakutan
2. Bertanya-tanya kepada perawat
3 DS : Kurang Pengetahuan
1. Keluarga pasien mengatakan
bingung dengan kondisi klien

20
seperti ini, tidak tahu cara
perawatannya dirumah.
2. Klien mengatakan sudah lama
tidak control kepelayanan
kesehatan, hanya meminum obat
warung dan berjemur saat pagi
hari diteras rumah.
DO :
1. Klien dan keluarga bertanya-tanga
pada perawat

13. Masalah Keperawatan


1. Kecemasan
2. Ketakutan
3. Kurang pengetahuan
14. Tindakan keperawatan

No Tujuan Intervensi
.
DX
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda
selama 1 x 24 jam diharapkan vital.
kecemasan pasien bilang dengan 2. Bina hubungan saling
kriteria hasil : percaya.
1. Tanda-tanda vital dalam 3. Bantu klien
batas normal mengidentifikasiakn
2. Pasien terlihat lebih perasaanya.
tenang dan tidak gelisah. 4. Dengarkan dengan
penuh perhatian

21
5. Ajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda
selama 1 x 24 jam diharapkan vital
ketakutan pasien hilang dengan 2. Jelaskan pada klien
kriteria hasil : tentang penyakitnya
1. Tanda-tanda vital dalam dan komplikasi yang
batas normal dapat terjadi.
2. Klien mengetahui tentang 3. Anjurkan klien untu
penyakitnya check up ke pelayanan
3. Klien tampak terlihat kesehatan untuk
lebih tenang mengatasi kondisi
klien dan mencegah
terjadinya komplikasi.
4. Anjurkan teknik
relaksasi

3 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda


selama 1 x 24 jam diharapkan vital
kurang pengetahuan pasien 2. Jelaskan tentang
terpenuhi dengan kriteria hasil : penyakitnya sejelas
1. Tanda-tanda vital dalam mungkin.
batas normal
2. Pasien dan keluarga
pasien mengetahui tentang
penyakitnya dan cara
penangannya.

15. Implementasi & Evaluasi

22
No. Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 Kamis, 1. Mengobservasi S : Klien mengatakan
5/11/18 tanda-tanda vital. sudah tidak teralu
2. Membina cemas.
hubungan saling O :
percaya. -Tanda-tanda Vital
3. Membantu klien Td : 120/80 mmHg
mengidentifikasia N : 70x/m
kn perasaanya. RR : 20x/m
4. Mendengarkan S : 36.8 C
dengan penuh -Klien terlihat lebih
perhatian tenang tidak gelisah.
5. Mengajarkan A : Masalah Teratasi
teknik relaksasi P : Hentikan Intervensi
nafas dalam
2 Kamis, 1. Mengobservasi S : Pasien mengatakan
5/11/18 tanda-tanda vital sudah mengerti dengan
2. Menjelaskan penyakitnya dan lebih
pada klien tenang.
tentang O:
penyakitnya dan -Tanda-tanda Vital
komplikasi yang Td : 120/80 mmHg
dapat terjadi. N : 70x/m
3. Menganjurkan RR : 20x/m
klien untu check S : 36.8 C
up ke pelayanan -Klien terlihat lebih
kesehatan untuk tenang
mengatasi A : Masalah Teratasi

23
kondisi klien dan P : Hentikan Intervensi
mencegah
terjadinya
komplikasi.
4. Menjurkan
teknik relaksasi

3 Kamis, 1. Menjelaskan S : Klien dan


5/11/18 tentang keluarganya
penyakitnya mengatakan sudah
sejelas mungkin. paham tentang
penyakitnya.
O:-
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi

D. Strategi Pelaksanaan Tindakan


1. Kondisi klien
Klien mengatakan merasa cemas dengan kondisinya. Klien mengatakan
sudah 4 kali menjalani terapi tapi tidak ada perubahan signifikan pada
kondisinya. Dan ini membuat klien terkadang khawatir dengan
kondisinya, takut ada komplikasi lain.
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas
3. Tujuan :
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu mengenal ansietas
c. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi.
d. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi
untuk mengatasi ansietas.

24
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
percaya diantaranya :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Mengenalkan identitas diri
4) Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai.
5) Menjelaskan tujuan interaksi
6) Menyepakati kontrak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
b. Bantu pasien menghadapi ansietas.
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya.
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas.
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas.
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas.
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan
percaya diri.
1) Pengalihan situasi
2) Latihan relaksasi : Tarik nafas dalam, mengerutkan dan
mengendirkan otot-otot.
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas
muncul

5. Proses pelaksanaan tindakan


a. Orientasi

25
"Assalamualaikum ibu, perkenalkan saya sulli, saya yang sedang
bertugas di ruang ini. Nama ibu siapa? Ibu lebih suka di panggil apa?
Ibu, tujuan saya disini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu,
saya yang akan merawat ibu di sini mulai dari jam 8 pagi sampa jam 2
siang". "Bagaimana perasaan ibu pagi ini?"
"Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
tentang perasaan yang ibu rasakan? Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang selama 30 menit?" " Kita berbincang-bincang di mana bu?
Baiklah kita akan berbincang di ruangan ini".
b. Kerja
" Tadi ibu katakan, ibu merasa cemas, gelisah dan sedikit khawatir,
coba ibu bisa ceritakan lebih lanjtu tentang perasaan ibu? Apa yang
sedang ibu pikirkan? Apa yang ibu lakukan terkait dengan perasaan
tersebut? Apa yang terjadi sehingga ibu merasa cemas?"
"Bagaimana kalau saya ukur dulu ya tekanan darah ibu"
" Apa sebenarnya masalah yang membuat ibu gelisah dan merasa
cemas?"
"Selama ini, bila ibu punya masalah yang mengganggu apa yang ibu
lakukan?"
"jadi ibu merasa khawatir dan memikirkan masalah itu sehingga ibu
merasa gelisah?" "Kalau ibu gelisah bagaimana kebiasaan tidur dan
makan ibu?" "Apakah pekerjaan ibu sehari-hari? Apakah ibu selama
ini puas dengan pekerjaan ibu lakuan? Bagaimana dengan penghasilan
ibu?" " Dalam keluarga ibu, apa yang biasanya dilakukan kalau ada
masalah?" " Oh jadi dalam keluarga ibu memang terbiasa panik dan
gelisah ya dalam menghadapi masalah" " Bagaimana kebiasaan ibu
beribadah? Bagaimana kebiasaan beribadah dalam keluarga ibu?" "
Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami hal seperti ini" " Apa yang
ibu lakukan? Dengan siapa biasanya ibu meminta bantuan" "Apakah

26
ibu berhasil menyelesaikan masalah tersebut?" " Saya yakin sekali ibu
mampu menyelesaikan kecemasan yang ibu rasakan." " Baiklah ibu,
bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah
satu cara untuk mengurangi kecemasan yang ibu rasakan. Bagaimana
kalau kita latihan sekarang. Saya akan lakukan, ibu perhatikan saya,
lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya
bu. Ibu silahkan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu
tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam
hitungan tiga setelah iyu ibu hembuskan udara melalui mulut dengan
meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang coba ibu praktikkan. Wah
bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. Ibu bisa melakukan
latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa rileks atau
santai."
c. Terminasi
" Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang
ibu rasakan dan latihan relaksasi? Coba ibu ulangi lagi cara yang telah
kita pelajari, bagus sekali, jam berapa ibu akan berlatih lagi
menggunakan cara ini? Mari kita masukan jadwal harian ibu. Jadi
setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikan cara ini, dan bisa
melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat. Latihan
relaksasi ini hanya salah satu cara yang bisa digunakan untuk
mengatasi kecemasan atau ketegangan, masih ada cara lain dengan
latihan mengerutkan dan mengendurkan otot, bagaimana kalau kita
latihan cara yang kedua besok pagi, jam berapa bu? Seperti biasa jam
10 pagi di ruangan ini? Masih ada yang mau ditanyakan ibu? Baiklah
kalau tidak ada saya pamit dulu. Assalamualaikum "

27
28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kecemasan merupaka suatu keadaan yang ditandai dengan rasa khawatir


yang disertai gejala somatic yang menandakan suatu kegiatan berlebihan.
Kecemasan merupakan gejala umum tetapi non spesifik yang sering merupakan
suatu fungsi emosi.

Ansietas adalah perasaan taku yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh
situasai. Tidak ada objek yang dapat di identifikasi sebagai stimulus ansietas.

Etiologi ansietas terdiri dari faktor predisposisi dan faktor presipitasi.


Tanda dan gejala ansietas diantaranya : Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan
pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan
mudah terkejut. takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
gangguan pola tidur, mimpi yang menegangkan. gangguan konsentrasi dan daya
ingat. keluhan.

B. Saran
1. Bagi tenaga keperawatan

Perawat diharapkan dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan refernesi


dan menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan ansietas.

2. Bagi Pembaca

Diharapkan makalah ini dapat membantu pembaca menambah


pengetahuan dan memahami masalah ansietas.

3. Bagi penyusun

29
Diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan referensi dan menambah
wawasan serta pengetahuan tentang asuhan keperawatan psikososial :
Asuhan keperawatan ansietas.

30
DAFTAR PUSTAKA

Hapsah. 2010. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien ansietas.


Diakses dari https://id.scribd.com/doc/25776276/Strategi-Pelaksanaan-
Tindakan-Keperawatan-Pada-Klien-Ansietas.

Jack, Flash. 2009. Askep Psikososial ( Ansietas ). Diakses Dari


https://www.academia.edu/18860295/ASKEP_PSIKOSOSIAL_ANSIETAS_
Trisnawati, Kadek. 2016. Laporan Pendahuluan Ansietas. Diakses Dari
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=laporan+pendahuluan+ansietas&oq=#d=gs_qabs&
u=%23p%3Dk6L1gZE_EQYJ
Wijayani, Ririn. 2005. Patofisiologi Ansietas. Diakses Dari
https://www.academia.edu/36634992/PATOFISIOLOGI_ANSIETAS

31

Anda mungkin juga menyukai