Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“KECEMASAN”

untuk memenuhi tugas mata kuliah “keperawatan kesehatan jiwa dan psikososial”
oleh dosen pengampu irfan S.Kep., Ns., M.Kep

OLEH:

KELOMPOK II

ALDI

DEWI SYAHRAENI (B0221052)

MUSNADIRA (B0221012)

NURDINA (B0221316)

HUSNIA.H (B0221049)

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI KEPERAWATAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas kasih-NYA dan kebaikan-
NYA sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah keperawatan
kesehatan jiwa dan pisikososial” dengan tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Irfan S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen
mata kuliah wawasan social budaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karna itu, kritik dan saran yag membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini ataupun makalah kami selanjutnya

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I pendahuluan .................................................................................................4

a. Latar belakang.............................................................................................4
b. Rumusan masalah .......................................................................................4

BAB II isi ..................................................................................................................5

1. Konsep dasar kecemasan ............................................................................5


2. Defenisi kecemasan .....................................................................................5
3. Tingkat kecemasan.......................................................................................5
4. Factor penyebab kecemasan.......................................................................7
5. Tanda dan gejala kecemasan......................................................................8
6. Dampak kecemasan.....................................................................................9
7. HAM-A..........................................................................................................10
8. Penentuan derajat dan tingkat kecemasan................................................12
9. Analisis teori.................................................................................................12
10. Asuhan keperawatan ..................................................................................13

BAB III penutup ......................................................................................................19

1. Kesinpulan....................................................................................................19
2. Saran .............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................20

11.

3
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang
Kecemasan adalah suatu keadaan khawtir yang mengeluhkan sesuatu yang
buruk akan terjadi. Kecemasan ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti
ketegangan fisik dan adanya perasaan khawatir (Durand dan Barlow, 2006).
Gejalah kecemasan bervariasi antara individu yang satu dengan yang lain.
Gejalah dapat berupa perasaan yang tidak menyenangkan, ketakutan yang difus
serta gejala otonom seperti palpitasi, berkeringat, sakit kepala, jantung berdebar,
sakit perut, gelisah dan ketidak mampuan berdiri atau duduk dalam waktu yang
lama (Kaplan dan Sadock, 2010).
DiIndonesia, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, pravalensi ganggguan
mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 6% dari
populasi yang berumur >15 tahun. Sedangkan disumatera barat pravelensi
gangguan kecemasan yaitu sebanyak 4.5% dari populasi yang berumur >15
tahun (Riskedas, 2013).
Kecemasa merupakan salah satu masalah utama dalam hal pendidikan yang
dihadapi oleh remaja. Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 hingga 24
tahun. Terlalu cemas dan takut menjelang ujian, justru akan menggangu daya
ingat dan konsentrasi untuk belajar efektif (Putri 2017). Masalah yang menjadi
sulit oleh karena kuranngnya pengalaman dalam mengatasi masalah dan adanya
suasana hati yang berubah-ubah serta tingginya angka perilaku ceroboh
(Spear,2010).
B. rumusan masalah
Apa saja konssep dasar kecemasan?
Bagaimana proses perkembangan dari kecemasan itu sendiri ?
Apa analisis teori dari kecemasan ?

4
BAB II

ISI

A. Konsep Dasar Kecemasan


1. Definisi Kecemasan
Pada dasarnya kecemasan adalah kondisi psikologis seseorang yang
penuh dengan rasa takut dan khawatir, dimana perasaan takut dan khawatir
akan sesuatu hal yang belum pasti pernah terjadi. Kecemasan berasal dari
bahasa latin (anxius) dan dari bahasa jerman (anst), yaitu suatu kata yang
digunakan untuk menggambarkan efek negative dan rangsangan fisiologis
(Muyasaroh et al.2020), kecemasan merupakan keadaan emosi yang muncul
saat individu sedang stress dan ditandai oleh perasaan tegang, pikiran yang
membuat individu merasa khawatir dan disertai respon fisik (jantung
berdetak kencang, naiknya tekanan darah dan lain sebagainya).
Berdasarkan pendapat dari (gunarso, n.d, 2008) dalam (wahyudi, Bahri,
and Handayani 2019), kecemasan atau anxientas adalah rasa khawatir, takut
yang tidak jelas sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya
kedewasaan, merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian.
Kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam merngerakan. Baik
tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang
terganggu, keduanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari
dari pertahanan terhadap kecemasan itu jelaslah bahwa pada gangguan
emosi dan gangguan tingkah laku, kecemasan merupakan maalah pelik.
Berdadarkan beberapa oengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
suatu perasaan takut dan khawatir yang bersifat lama pada sesuatu yang
tidak jelas (subjektif) atau belum pasti akan terjadi dan berhubungan dengan
perasaan yang tidak menentu dan berdaya.
2. Tingkat Kecemasan
Semua orang pasti mengalami kecemasan pada derajat tertentu, menurut
peplau, dalam (musyaroh et al. 2020) mengidentifikasi empat tingkat
kecemasan, yaitu:
a. Kecemasan ringan

5
Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kecemasan
ini dapat memotivasi belajar mengnhasilka pertumbuhan serta kreativitas.
Tanda dan gejala: persepsi dan perhatian meningkat, waspada, sadar akan
stimulus internal dan eksternal, mampu mengatasi masalah secara efektif
serta terjadi kemampuan belajar perubahan psiologis ditandai dengan
gelisah, sulit tidut, hipersensitif terhadap suara, tanda vital dan pupil
normal.
b. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan pada hal yang
penting dan mengesampinkan yang lain, sehingga individu mengalami
perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah. Respon fungsiologi: sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah
naik, mulut kering, gelisah, konstifasi. Sedangkan respon kognitif yaitu
lahan persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterimah,
berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
c. Kecemasan Berat
Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi individu cenderung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak
dapat berpikir tentang hal ini semua perilaku ditunjukkan untuk
mengurangi ketegangan. Tanda dan gejalah dari kecemasan berat yaitu:
persepsinya sangat kurang, berfokus pada hal yang detail, rentang
perhatian sangat terbatas, tidak dapat berkomunikasi atau menyelesaikan
masalah, serta tidak dapat belajar secara efktif. Pada tingkatan ini
individu mengakami sakit kepala, pusing, mual,gemetar, insomnia,
palpitasi, takikardi, hiperventilasi, sering buang air kecil dan diare.
Secara emosi individu megalami ketakutan serta seluruh perhtian
berfokus pada dirinya
d. Panik
Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terpengaruh,
ketakutan, dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu
yang mengalami panik tidak dapat melakukan kesuatu walaupun dengan
pengarahan. Panik menyebabkan peningkatan aktifitas motorik,

6
menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini dengan
kehidupan dan juga berlangsung lama dapat terjadi kelelahan yang sangat
bahkan kematian. Tanda dan gejalah dari tingkat panik yaitu tidak dapat
fokus pada suatu kejadian.
3. Fakto-Faktor Penyebab Kecemasan
Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian
besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-
peristiwa atau situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan
cemas. Menurut Safitri Ramaiyah (2003 musyawaroh at al. 2020) ada
beberapa factor yang menunjukkan reaksi kecemasan diantaranya yaitu:
a. Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal cara berpikir invdividu tentang
diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan
keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu
merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
b. Emosi yang ditekan
Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan
keluar untuk permasalahannya sendiri dalam hubungan personal ini,
terutama jika dirinya menekan rasa marah atau prustasi dalam jangka
waktu yang sangat lama.
c. Sebab-Sebab Fisik.
Menurut ( Patotisuro Lumban Gaol, 2004) dalam (musyawaroh at
al.2020) kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang
tidak nyata dan sewaktu-waktu terjadi pada diri individu serta adanya
penolakan dari masyarakat menyebabkan kecemasan berada
dilingkuhan yang baru dihadapi.
Sedangkan, menurut Blac Burn & Davidsong dalam (ifdil and Annisa
2016), menjelaskan faktor-faktor yang menimbulkan kejelasan, seperti
pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai situasi yang sedang
dirasakannya apakah situasi tersebut mengancam atau tidak

7
memberikan ancaman serta adanya pengetahuan mengenai
kemampuan diri untuk mengendalikan dirinya ( seperti keadaan emosi
serta fokus kepermasalahanya).

4. Tanda dan Gejalah kecemasan


Menurut Jeffrey S.Nevit. dkk (2005: 164) dan dalam (Ifdil and Annissa
2016) ada beberapa tanda-tanda kecemasan yaitu:
a. Tanda – Tanda Kisik kecemasan
Tanda fisik kecemasan diantaranya yaitu: kegelisahan, kegugupan,
tangan dan anggota tubuh yang bergetar atau getar, sensasi dari pita
yang mengikat sekitar dahi,kekencangan pada pori-pori kulit perut
atau dada, banyak berkeringat, telapak tangan yang berkeringat,
pening atau pingsang, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit
berbicara, sulit bernafas pendek, jantung yang berdebarar keras atau
berdetak kencang, suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh
menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan,
kerongkongan merasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku,
sensai seperti tercekik atau tertahan, tangan yang lembab, terdapat
gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil,
wajah terasa memerah, diare, dan merasa sensitive atau “mudah
marah”
b. Tanda – Tanda Behavioral Kecemasan
Tanda-tanda behavioral kecemasan diantaranya yaitu: perilaku
menghindar, perilaku meletak dan dependen, dan perilaku terguncang
e. Tanda- tanda Kognitif kecemaan
Tanda-tanda kognitif kecemasan di antaranya : Khawatir tentang
sesuatu perasaan tergantung akan ketakutan atau aprehendsi terhadap
sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang
mengerikan akan segera terjadi(tanpa ada penjelasan yang jelas),
terpaku pada sensasi ketubuhan sangat waspada pada sensasi
ketubuhan ,merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang
normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian,ketakutan

8
akan kehilangan control ,ketakutan akan ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah,berpikir bahwa dunia mengalami
keruntuhan ,berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa di
kendalikan ,berpikirbahwa semuanya tersasa sangat menbungunkan
tanpa bisa di atasi, khawatir terhadap hal-hal sepeleh ,berpikir
tentang hal menggangu yang sama secara berulang-ulang berpikir
bahwa harus bisa kabur dari keramaian (kalau tidak pasti akan
pingsan )pikiran rerasa bercampur aduk atau kebingungan,tidak
mampu menghilangkan pikiran-pikiran terganggu, berfikir akan
segera mati 9meskipun dokter tidak menentukan sesuatu yang salah
secara medis ), khawatir akan di tinggal sendirian, dan sult
berkomunikasi atau memfokuskan pikiran.
Menurut Dadang Hawari (2006:65-66) dalam (ifdil and anissa
2016)mengemukakakn gejala kecemasan diantaranyayaitu:
a. Cemas,khawatir,tiding tenang,ragu,dan bimbang.
b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)
c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum
( demam panggung)
d. Sering merasa tidak bersalah ,menyalahkan orang lain
e. Tidak mudah mengeluh
f. Gerak sering serba salah tidak tenang bila duduk ,gelisah
g. Sering mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatic), khawatir
berlebihan terhadap penyakit
h. Mudah tersinggung , membesar-besarkan masalah yabg kecil
(dramatisasi)
i. Dala mengambil keputusan sering diluputi rasa bingung dan ragu
j. Bila mengemukakan sesuatu atay bertanya seringkali diulang-
ulang
k. Apabila sedang emosi sering kali bertindak histeris.
5.Dampak kecemasan

Ketakutan, kekhawatiran dan kegelisahan yang tidak beralasan


pada akhirnya menghsdirkan kecemasan, dan kecemasan ini tentu akan

9
berdampak pada perbahan perilaku seperti, menarik diri, dari
lingkungan , sulit fokus dalam beraktivitas,susah makan, mudah
tersinggung, rendahnya pengendalian emosi amarah,sensitive,tidak
egois.susah tidur. ( Jarnnawi 2020)

Menurut Yustinus (2006) dalam (Arifiati and wahyuni 2019),


membagi beberapa dampak dari kecemasan ke dalam beberapa
simtom ,antara lain :

a. Simtom Suasana hati


Individu yang mrngalami kecemasan memiliki kecemasan memiliki
perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang mengalami
kecemasan tidak bisa tidur , dan dengan demikian dapat
menebabkan sifat mudah marah.
b. Simtom Kognitif
Simtom Kognitif yaitu kecemasan yang menyebabkan
kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal yang
tidak menyenangkan yang mungkin rwejadi. Individu tersebut tidak
memperhatikan masalah yang ada, sehingga individu sering tidak
bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya menjadi lebih baik
merasa cemas.
c. Simtom Motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak
tenang,gugup,kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan,
misalnya jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap
suara yang terjadi secara tiba-tiba .Simtom motor merukan
gembaran rangkasan kognitif yang tinggi pada individu dan
merupakan usaha untuk melindungi dirinya apa saja yanh rasakan
mengancam.
6. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A)
Penelitian kecemasan berdasarkan HAM-A terdiri dari 14 item,
melipiti :

10
a. Perasan cemas ( merasa khawatir , firasat buruk,takut akan
pikiran sendiri,cepat marah, mudah ersinggung )
b. Ketegangan (merasa tegang,merasa lelah,merasa gelisah,merasa
gemetar,mudah menangis,tidak mampu untuk rileks, mudah
terkejut.)
c. Ketakutan (takut terhadap gelap, takur terhadap orang asing,
takur bila ditinggal sendiri ,taaakut pada hewan ,takut pada
keramaian lalu lintas, takut pada kerumunan orang bnyak).
d. Insomnia (kesulitan tdur, tidur tidak memuaskan , merasa lelah
saat bangun,mimpu buruk,terbangun tengah malam),
e. Intelektual (sulit berkomunikasi, sulit mengingat)
f. Perasaan depresi (kehilangan minat, kurangnya kesenangan
dalam hobi,perasaan bersedih/ depresi, sering terbangun dini hari
saat tidur malam).
g. Gejala somatik (otot) (nyeri atau sakit otot, kedutaan,otot terasa
kaku, gigi gemerrak, suara tidak stabil , tonus otot meningkat).
h. Gejala sensorik (telinga terasa bordering, pengelihatan kabur,
muka memerah, perasaan lemah, sensasi di tusuk-tusuk)
i. Gejala kardiovaskuler (takikardi, palpitasi,nyeri dada, denyut nadi
menungkat, perasaan lemas/lesu seperti mau pusing , denyut
jantung serasa berhenti sekejap).
j. Gejala pernapasan (nafas terasa sesak/dada terasa ditekan,
perasaan tercekik,sering menarik nafas dalam, nafas
pendek,/tersengal-sengal).
k. Gejala gastrointenstinal ( kesulitan menelan,nyeri perut,perut
terasa kembung,sensasi terbakar,parut terasa penuh,, merasa
mual, muntal,,sulit BAB/sembelit,kehilangan berat badan.
l. Gejala genetourinari ( frekuensi berkemih menungkat, tidak
dapat menelan air mani,tidak dating bulan, darah haid lebih bnyak
dari biasanya).

11
m. Gejala otonom (mulut kering ,mulut memerah,mulut pucat,sering
berkeringan ,merasa pusing,kepala terasa berat,merasa
tengang,rumput terasa menegang).
n. Tingkah laku ( gelisah , tidak tenang /mondar-mandir , tangan
gemetar, alisberkerut, wajah tegang, pernafasan cepat,wajah
pucat,sering menelan ludah, DLL).
Cara penelitian kecemasan adalah memberikan nilai dengan
kategori sebagai berikut :
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = ringan/satu gejala yang ada
2 =sedang/ separuh gejala yang ada
3 =berat / lebih dari sepruh gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
7. Penentuan derajat atau tingkat kecemasan dengan cara
menjumlahkan skor 1-14 dengan hasil antara lain :
Skor kurang dari 14 = tidak da kecemasan
Skor 14-20 = kecemasan ringan
Skor 21-27 = kecemasan sedng
Skor 28-41 = kecemasan kuat
Skor 42-56 = kecemasan berat sekali (panik)
8. Analisis teori
a. Kholil Lur Rochman (2010: 104) dalam sari (2020), kecemasan
merupakan suatu perasaan subektif mengenai ketegangan mental
yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman.
Studi kasus
“Pasien An. S didiagnosa febris trombositopeni, usia 4 tahun
dengan keluhan menangis, menolak pemasangan infuse oleh
perawat dengan kaki dan tangan tidak mau bermain dan tidak
mau terpisah dari orang tua, berteriak keras terus menerus dan
cemas saat melihat perawat mendekatinya.”

12
Berdasarkan studi kasus diatas keterkaitannya dengan teori Kholil
Lur Rochman (2010: 104), yaitu ketidakmampuan mengatasi
suatu masalah contohnya pada anak tersebut bagaimana respon
ketika akan dipasangkan infus pada kaki dan tangannya, iyah
hanya berteriak dengan keras dan menangis dan pada teorinya
dikatakan juga tidak adanya rasa aman yang terlihat jelas dikasus
tersebut dimana anak cemas saat melihat perawat mendekatinya
9. Asuhan Keperawatan
Pasien An. S didiagnosa febris trombositopeni, usia 4 tahun dengan
keluhan menangis, menolak pemasangan infuse oleh perawat dengan
kaki dan tangan tidak mau bermain dan tidak mau terpisah dari orang
tua, berteriak keras terus menerus dan cemas saat melihat perawat
mendekatinya.
Identitas Pasien
Nama : An. S
Usia : 4 th
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Diagnosa medik : febris trombositopenia
Tanggal pengkajian : 20 agustus 2022
a. Pengkajian

Riwayat penyakit
Keluhan Utama Demam,mual dan ingin muntah
serta sering merasa takut
Keluhan Penyakit Sekarang Keluarga mengatakan anaknya
cemas berlebihan karna takut
jika di pasangkan infuse

Riwayat alergi Tidak ada riwayat alergi obat


atau makanan

13
Pengkajian data fokus

1. Keadaan umum :
Lemah, dan tampak cemas
2. Keasadaran : composmentis
BB : 18 Kg
3. Pemeriksaan TTV:
Nadi : 120kali/menit
Suhu : 37,8
RR: 26kali/menit
Skor cemas : 86

Pemeriksaan fisik
1. Kepala :
DO:
Inspeksi : rambut pasien Nampak hitam lebat, tidak ada ketombe
Palpasi : tekstur rambut kering tidak berminyak
2. Mata
DS : pasien mengatakan matanya terasa perih jika di pejamkan
DO:
Inspeksi : mata pasien terlihat merah
3. Telinga
DO:
Inspeksi : telinga kanan dan kiri tampak simetris, pasien Nampak tidak
menggunakan alat bantuan pendengaran
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada telinga pasien dan tidak teraba
pembengkakan kelenjar tiroid
4. Hidung :
DO:
Inspeksi : hidung tampak simeteris kanan dan kiri, tidak terdapat secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus hidung, tidak ada teraba
pembengkakan pada hidung pasien
5. Mulut dan gigi

14
DS: pasien mengatakan mulut terasa kering
DO: inspeksi membrane mukosa bibir kering dan tampak pucat, gigi klien
tidak lengkap .
6. Leher
DO :
Inspeksi : leher simeteris kanan dan kiri, tidak ada tampak lesi pada kulit
leher.
Palpasi : tidak teraba pembengkakan ,
7. Paru-paru
DO:
Inspeksi : pergerakan dada kanan dan kiri simeteris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembengkakan
8. Jantung
DO: auskultasi : bunyi jantung murmur
9. Abdomen :
DO:
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba
Auskultasi : bising usus 22kali/menit

Analisa data

An.S
1. Data
DS:
keluarga pasien mengatakan badan anaknya panas, mual ,dan sering
menangis .
DO:
 Badan pasien masih terasa panas
 Pasien masih tampak ketakutan
 Pasien Nampak cemas
 Nadi :120kali/menit
 Suhu: 37.8

15
 RR: 26kali/menit
 Skor cemas: 86
 Membaran mukosa bibir tampak kering
2. Etiologi
Tingkat pendidikan

Kurangnya sarana informasi

Informasi yang minimal

Kurang pengetahuan

Cemas

3. Masalah
Kecemasan
b. Diagnose
 Gangguan interaksi social berhubungan dengan
kecemasan ditandai dengan kurangnya responsif atau
ketertarikan pada orang lain
c. Intervensi

Diagnose kesehatan Intervensi Criteria hasil


Gangguan interaksi a. Terapi bermain Setelah dilakukan
social b.d kecemasan Observasi : intervensi
d.d kurangnya 1. Monitor keperawatan
responsive atau penggunaan selama 3x24 jam
ketertarikan pada orang peralatan bermain diharapkan
lain anak kecemasan
2. Monitor respon pasien teratasi
anak terhadap dengan kriteria hasil
terapi sebagai
3. Monitor tingkat berikut:
kecemasan anak 1. Respon
selama terapi social
Terapeutik menigkat
1. Ciptakan 2. Kontak

16
lingkungan yang mata
aman dan nyaman meningk
2. Sediakan peralatan at
bermain yg aman, 3. Responsi
tepat guna, f pada
peralatan yang orang
merangsang lain
perkembangan meningk
anak, yang dapat at
mendorong 4. Perasaan
ekspresi nyaman
pengetahuan dan dengan
perasaan anak situasi
3. Dokumentasikan social
Pengamatan yang meningk
dilakukan selama at
sesi bermain. 5. Perasaan
Edukasi : mudah
1. Jelaskan tujuan menerim
bermain bagi anak a
dan orang tua meningk
2. Jelaskan prosedur at
bermain kepada 6. Gejala
anak dan/atau cemas
orang tua dengan menurun
bahasa yang
mudah di pahami.
b. Biblioterapi
Observasi :
1. Identifikasi
kebutuhan
emosional
kognitif
perkemban
gan dan
situasional
Terapeutik :
1. Tetapkan
tujuan
terapi
2. Pilih
literature
(cerita,puis
i, esai
artikel
buku atau
novel)
3. Gunakan

17
gambar
dan
ilustrasi
4. Berikan
waktu jeda
beberapa
menit agar
pasien
dapat
merefleksi
kan materi
bacaannya
Edukasi :
1. Jelaskan
tujuan dan
prosedur
biblioterapi

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kekhawatiran dan rasa takut yang intens, berlebhan dan terus menerys
sehubungan dengan situasi sehari-hari.
Rasa cemas dapat bersifat normal jika dalam situasi yang menegangkan
misalnya seperti berbicara di depan umum atau mengerjakan ujian contohnya.
Rasa cemas hanya di inkator penyakit jika perasaan menjadi berlebihan
menguras tenaga dan pikiran, serta mengganggu kehidupan sehari.
Kecemasan itu terjadi salah satunya karna pengalaman negative yang
menyebabkan stress atau trauma psikologis, keturunan, gangguan kepribadian.
Efek sampinh obat-obatan atau zat tertentu termasuk kafein dan narkoba.
Ada beberapa cara untuk menghilangkan rasa cemas diantaranya yaitu : lakukan
apa yang kamu sukai,olahraga yang rajin, makan makanan yang sehat,tidur yag
cukup, dan yang paling penting yaitu berpikir positive
B. SARAN
a. Bagi perawat, diharapkan untuk bagaimana kita agar berfikir positif terhadap
semua hal yang dapat menimbulkan resiko yang dapat menyebabkan
kecemasan itu.
b. Bagi pembaca, semoga seluruh isi/informasi dari makalah ini diharapkan
dapat bermanfaat atau bahkan di kembangkan agar informasi yang terdapat
di makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

 Angraini Nila Kusuma (2021) penurunuan tingkat


kecemasan dengan biblioterapi pada anak
 Google

20

Anda mungkin juga menyukai