Anda di halaman 1dari 26

LITERATURE REVIEW

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP


PENURUNAN NYERI OSTEOARTHRITIS PADA LANSIA

SRI FITRIANI

B 02 16 330

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

MAJENE

2020
Latar Belakang :Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering dirasakan oleh

lanjut usia. Nyeri persendian osteoarthritis terjadi saat ostefit tumbuh pada sendi

dan akan menimbukan nyeri jika sendi digerakan. Nyeri persedian dapat diatasi

secara farmakologi dan nonfarmakologi, untuk mengatasi nyeri secara non

farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian kompres hangat. Kompres hangat

dapat menyebabkan vasodilatasi dan akan meningkatkan suplai darah serta

oksigen pada daerah nyeri.

Tujuan : Literatur ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian

kompres air hangat terhadap penurunan nyeri osteoarthritis pada lansia melalui

beberapa sumber yang sudah ada.

Hasil Dan Kesimpulan : Hasil review dari ke-5 jurnal didapatkan bahwa ada

Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Rematik

Pada Lansia.

Kata Kunci : Lansia, pemberian kompres air hangat, nyeri osteoarthritis.


PENDAHULUAN

Lanjut usia adalah mereka yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lansia terbanyak di

dunia. Pada tahun 2018, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 24,7

juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa

(Kemenkes RI, 2015).

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia menyatakan bahwa banyak diantara penduduk lanjut

usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan

masyarakat, berbangsa dan bernegara, namun faktor usia mengharuskan lansia

menghadapi keterbatasan sehingga memerlukan bantuan untuk meningkatkan

kesejahteraan. Lanjut usia pada umumnya banyak mengalami penurunan

fisiologis akibat proses alamiah yaitu proses menua (aging) sehingga penyakit

tidak menular banyak terjadi pada lanjut usia. Diantaranya hipertensi, rematik,

stroke dan diabetes melitus (Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, terdapat 9,6%

laki - laki dan 18,0% wanita di atas usia 60 tahun memiliki osteoarthritis

simtomatik. Terdapat lebih dari 30 juta orang di Amerika Serikat memiliki

osteoarthritis. Sedangkan di Inggris terdapat sekitar 8 juta orang mengalami

osteoarthritis. Sedangkan National Centers for Health Statistics, memperkirakan

terdapat 15,8 juta (12%) orang dewasa antara rentang usia 25-74 tahun memiliki

keluhan osteoarthritis (Kaurat, et al, 2018).

2
Osteoarthritis adalah penyakit kronis yang paling sering ditemukan dan

menyebabkan rasa sakit dan kelumpuhan. Penyakit ini adalah termasuk penyakit

sendi degenetatif, yang ditemukan dikarenakan beban berat badan (Permatasari,

2016). Osteoartritis terjadi akibat kondrosit gagal dalam memelihara

keseimbangan antara degradasi dan sintesis matriks ekstraseluler, sehingga terjadi

perubahan diameter dan orientasi serat kolagen yang mengubah biomekanik dari

tulang rawan, yang menjadikan tulang rawan sendi kehilangan sifat

kompresibilitasnya, selain kondrosit, sinoviosit juga berperan pada pathogenesis

osteoartritis, terutama setelah terjadi sinovitis yang menyebabkan nyeri dan

perasaan tidak nyaman (Pratiwi, 2015). Sendi yang terserang terutama sendi

penopang tubuh, yaitu lutut, tulang belakang, dan pangkal paha (panggul), hal ini

dapat terjadi pada salah satu sisi atau kedunya dan skala nyeri yang dialami oleh

penderita osteoartritis rata-rata berada pada skala nyeri sedang (Hannan, 2019).

Nyeri osteosrtritis berdampak pada menurunan kualitas harapan hidup

seperti kelelahan yang hebat, menurunkan rentang gerak tubuh dan nyeri pada saat

melakukan pergerakan. Pagi hari saat bangun tidur sendi mengalami kekakuan

yang bertambah berat, nyeri yang hebat pada saat melakukan awal gerakan akan

tetapi kekakuan tidak berlangsung lama yaitu kurang dari seperempat jam.

Kekakuan di pagi hari mengakibatkan berkurangnya kemampuan gerak dalam

melakukan gerak ekstensi, keterbatasan mobilitas fisik, dan sistemik yang

ditimbulkan adalah kegagalan organ dan juga kematian (Masyhurrosyidi, 2016).

Solusi dalam keperawatan terbagi menjadi dua untuk mengatasi nyeri

sendi, yaitu dengan obat-obatan farmakologi dan non-farmakologi. Dengan

3
farmakologi contohnya, analgesic sederhana, AINS (analgesic efektif dengan daya

anti inflamasi), analgesic opioid, anti-konvulsan, anti depresan.Sedangkan non-

farmakologi seperti Teknik fisioterapi, okupasi, distraksi, relaksasi, dan kompres

hangat. Keuntungan dari kompres hangat yaitu dapat meningkatkan aliran darah

kesuatu area dan dapat menurunkan nyeri dengan mempercepat proses dari

penyembuhan (Richard, 2015).

Menurut Yohana et al, (2017), mengatakan bahwa kompres hangat dapat

memberikan dampak yang efektif untuk lansia yang merasakan nyeri, pada saat

kompres diletakkan ditempat yang nyeri maka rasa panas tersebut akan berpindah

ketubuh atau kulit, sehingga terjadilah proses konduksi yang terjadi pada tubuh

sehingga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan menurunkan otot yang

tegang agar otot menjadi relaksasi dan rasa nyeri akan berkurang. Sedangkan

menurut Shim (2014), kompres air hangat merupakan suatu metode dalam

penggunaan suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek

fisiologis, antara lain efek vosodilatasi, meningkatkan permeabilitas kapiler,

meningkatkan metabolisme seluler, merelaksasi otot, meningkatkan aliran darah

pada area. Kompres hangat dapat meningkatkan suhu jaringan dan sirkulasi darah

lokal, yang dapat menghambat produk metabolisme inflamasi seperti

prostaglandin,dan histamin sehingga dapat mengurangi nyeri. Selain itu,

perubahan fisik pada jaringan kolagen, peningkatan aktivitas metabolisme,

penurunan kram otot, perubahan respon neurologis, kegiatan sistem

muskuloskeletal, kekuatan dan daya tahan otot, perasaan panas dan hangat dapat

meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kecemasan.

4
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba meninjau beberapa

artikel untuk mengetahui lebih mendalam terkait Pengaruh Pemberian Kompres

Air Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Osteoarthritis Pada Lansia.

METODE

Dalam tinjauan literatur ini pengumpulan artikel yang relevan didapatkan

pada database dan google scholar dengan rentang waktu 01 mei 2015 sampai 31

mei 2020 (5 tahun). Strategi pencarian pada tinjauan sistematis ini dimulai dengan

mengidentifikasi beberapa kata kunci, istilah dan persamaan kata dalam beberapa

database untuk menemukan artikel yang relevan adapun kata kunci yang

digunakan adalah :“ Lansia “pemberian kompres air hangat“nyeri osteoarthritis

“.Tahapan dalam penyaringan artikel dijelaskan pada diagram 1. Agar lebih jelas

spesifik penulis juga menentukan beberapa kriteria insklusi dan eksklusi.

1) Kriteria Inklusi

Dalam tinjauan literatur ini penulis menentukan studi yang akan diulas yaitu

(1) populasi pasien osteoarthritis pada lansia; (2) studi yang membahas

tentang kompres hangat pada pasien osteoarthritis; (3) publikasi

menggunakan bahasa Indonesia.

2) Kriteria Eksklusi

Dalam tinjauan literatur ini penulis juga menggunakan kriteria ekslusi yaitu

(1) jurnal publikasi 5 tahun terakhir; (2) original artikel penelitian ( bukan

riview penelitian )

5
HASIL

Hasil dari pencarian pada 1 database diperoleh 323 artikel. 64 publikasi

dikeluarkan karena bukan publikasi 5 tahun terakhir, full text dan clinical trial

sehingga tersisa 259 artikel. Artikel tersebut di screening lagi sesuai dengan

kriteria insklusi dan eksklusi dan dikeluarkan sebanyak 218 artikel sehingga

artikel tersisa 41 artikel, namun 36 diantaranya di eklusikan karena bukan jurnal

dan bukan studi kuantitatif. Setelah proses screening beberapa tahap maka

didapatkan 5 jurnal yang sesuai dengan tujuan dari penulisan literatur ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Mujib Hannan (2019) menggunakan

pengukuran nyeri Verbal Deskriptor Scale (VDS), Arini Utami (2017)

menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), Eva Marvia et al (2019) Numeric

Rating Scale (NRS), Yohana et al. (2017) menggunakan pengukuan nyeri visual

analog scale ( VAS), Henricha Evalina Sinaga & Chandra Bagus Ropyanto

(2015), menggunakan pengukuran wong baker fases pain rating scale.

Lama penelitian yang dilakukan oleh Mujib Hannan (2019), kompres

hangat dilakukan selama satu hari dalam waktu 15 menit, penelitian Arini Utami

(2017) kompres hangat dilakukan selama 5 hari dengan dosis 2 kali sehari,

penelitian Eva Marvia et al (2017), kompres hangat dilakukan selama 20 menit,

penelitian Henricha Evalina Sinaga & Chandra Bagus Ropyanto (2015), selama

15 menit, penelitan Yohana et al (2017), kompres hangat selama 15 – 20 menit.

Hasil review dari ke – 5 jurnal didapatkan nilai p value < 0,05 berarti ada

Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Rematik

Pada Lansia Mujib Hannan, (2019); Arini Utami (2017); Henricha Evalina

6
Sinaga & Chandra Bagus Ropyanto (2015); Eva Marvia et al (2017); Yohana, et

al.(2017).

7
Hasil artikel penelitian melalui
database
(n=323)

Artikel yang di skrining karena


bukan 5 tahun terakhir,full text
Artikel yang tidak sesuai
dan clinical trial
dengan criteria insklusi
(n=259)

Artikel teks lengkap yang


dieklusikan dengan alasan
Artikel yang sesuai (bukan jurnal)
(n=41) (n=36)

Artikel terpilih berdasarkan


criteria sintesis kuantitatif
(n=5)

Diagram 1. Proses penyaringan artikel

8
Penulis / Jumlah
Negara Usia Tujuan Metode Durasi Hasil Kesimpulan
Tahun Sampel
Mujib Indonesia 32 60 Mempelajari Menggunakan 1 hari Hasil penelitian pre- test Ada pengaruh yang

Hannan, Sampel Tahun pengaruh Pre dalam di Puskesmas Pandian signifikan antara

(2019) Keatas terapi kompres Eksperimental waktu 15 Sumenap menunjukkan kompres hangat

air hangat dengan rancang menit bahwa skala nyeri dengan kejadian

terhadap bangun responden sebelum tingkat nyeri pada

penurunan penelitian One diberikan terapi kompres pasien dengan

nyeri sendi Group Pretest hangat dengan osteoarthritis di

osteoarthritis Postest. menggunakan alat ukur posyandu lansia

pada lansia di skala nyeri Verbal Puskesmas Pandian

pasyandu Descriptor Scale (VDS) Sumenep.Dalam

lansia di dapatkan bahwa lansia memberikan

puskesmas yang mengalami nyeri perlakuan terapi

pandian dengan skala nyeri kompres hangat

sumenep. terbanyak adalah nyeri pada lanjut usia


sedang sebanyak 22 lansia penderita

(68,7%). Dengan osteoarthritis

responden perempuan terlihat terjadi

sebanyak 26 responden penurunan

(81,2%) dan laki – laki intensitas skala

sebanyak 6 responden nyeri, dikarenakan

( 18,8%). Dari data yang kompres hangat

diperoleh bahwa lansia dapat melancarkan

dengan osteoarthritis sirkulasi darah ,

mengalami nyeri ringan menghilangkan rasa

sampai nyeri berat. sakit atau nyeri, dan

Hasil pengukuran skala memberikan

nyeri setelah diberikan ketenangan serta

intervensi terapi kompres kenyamanan.

air hangat dengan Kompres hangat

menggunakan alat ukur salah satu terapi


skala nyeri Verbal modalitas dalam

Descriptor Scale (VDS) intervensi

didapatkan lansia yang keperawatan yang

mengalami nyeri dengan dapat digunakan

skala nyeri terbanyak untuk

adalah nyeri ringan meningkatkan rasa

sebanyak 18 lansia nyaman pada lansia

(56,3%).Lansia dengan nyeri sendi.

mengalami penurunan

skala nyeri disebabkan

karena diberikan terapi

kompres hangat. Dimana

dalam pelaksanaannya

dilakukan selama satu

hari dalam waktu 15

menit.
Arini Indonesia 20 orang 60 tahun untuk Metode kompres Hasil uji beda pre dan Dapat disimpulkan

Utami ke atas mengetahui penelitian ini hangat post test kelompok 1 bahwa ada

(2017) efektivitas menggunakan dilakukan menggunakan uji pengaruh

penurunan quasii selama 5 wilcoxon dengan p = penurunan nyeri

nyeri antara eksperimen hari 0,003. Berdasarkan hasil antara hold relax

hold relax dan dengan two dengan yang diperoleh dapat dan kompres

kompres group pre and dosis 2 kali disimpulkan bahwa ada hangat.

hangat dengan post test. sehari pengaruh penurunan nyeri

hold relax menggunakan hold relax

dan kompres hangat pada

osteoathritis knee.

Eva Indonesia 20 60 - 90 Untuk Desain 20 menit Hasil penelitian intensitas dapat disimpulkan

Marvia,Ni sampel tahun mengetahui penelitian ini nyeri sebelum diberikan bahwa ada

a pengaruh menggunakan kompes hangat nyeri pengaruh

Firdianty,I terapi kompres pra ringan sebanyak 2 penurunan tingkat


GA Mirah hangat pada eksperimental responden, nyeri sedang nyeri yang

Adhi, osteoarthritis dengan sebanyak 8 responden, signifikan sebelum

(2017) di panti sosial rancangan setelah diberikan terapi dan sesudah

tresna werdha penelitian kompres hangat rata-rata diberikan kompres

“ puspakarma” “pre test – post responden mengalami hangat pada

mataram. test design”. penurunan nyeri dari penderita

nyeri sedang menjadi osteoarthritis

nyeri ringan dan tidak

nyeri yaitu sebanyak 1

responden yang

mengalami tidak nyeri, 5

responden mengalami

nyeri ringan dan 4

responden mengalami

nyeri sedang, maka dapat

diartikan bahwa ada


pengaruh terapi kompres

hangat terhadap

perubahan intensitas nyeri

Osteoarthritis di Panti

Sosial Tresna Werdha

“Puspakarma” Mataram.
Henricha Indonesia 30 60 – 74 Mengetahui Menggunakan 15 menit membandingkan selisih Terdapat penurunan

Evalina sampel tahun pengaruh true niai rata-rata nyeri sendi nyeri sendi secaa

Sinaga & kompres eksperimen lansia setelah diberikan signifikan baik

Chandra hangat pada dengan rancang perlakuan pada kelompok dalam kelompok

Bagus nyeri sendi desain kontrol dan kelompok kontrol maupun

Ropyanto penelitian intervensi. Hasil uji intervensi, tetapi

(2015) rondomized menunjukkan selisih pada kelompok

control group mean pada kelompok intervensi

pre test post intervensi yaitu sebesar penurunan nyeri

test design. 2,200 dibandingkan sendi lebih besar


dengan kelompok kontrol dibanding

dengan selisih mean kelompok kontrol.

0,466 yang artinya Kompers hangat

penurunan skala nyeri merupakan terapi

sendi lansia pada modalitas dalam

kelompok intervensi jauh intervensi

lebih tinggi dibanding keperawatan yang

kelompok kontrol. Hasil dapat digunakan

uji menunjukkan saat untuk

pengukuran kedua ada meningkatkan rasa

perbedaan skala nyeri nyaman pada lansia

dalam kelompok kontrol dengan nyeri sendi

dan kelompok intervensi.


Yohana Indonesia 25 50 – 70 Mengetahui Menggunakan 15 – 20 Berdasarkan hasil 1. Sebelum

,Tanto sampel Tahun Perbedaan desain analitik menit perhitungan didapatkan ρ dilakukan

Hariyanto, Intensitas komparatif value = 0,00 < α (0,05) kompres


Rosdiana, Nyeri dengan pre yang berarti H 0 ditolak. hangat pada

( 2017) Osteoarthritis post design Hasil yang didapat ada responden,

Pada Lansia perbedaan intensitas nyeri sebagian besar

Sebelum Dan osteoarthritis pada lansia ( 76%)

Sesudah sebelum dan sesudah intensitas

Dilakukan dilakukan kompres hangat nyeri

Kompres mengganggu

Hangat aktifitas, hal

Dikelurahan ini terdapat

Malang pada 19

responden

2. Setelah

dilakukan

kompres

hangat pada

responden,
sebagian besar

( 56%)

responden

merasakan

sedikit sakit,

hal ini

terdapat pada

14 responden

3. Hasil analisa

yang didapat

ρ – value =

0,00, atau

0,00<0,05,

artinya ada

“perbedaan

intensitas
nyeri

osteoarthritis

pada lansia

sebelum dan

sesudah

dilakukan

kompres

hangat di

kelurahan

Tlogomas RT

02 RW 06

Malang”

Tabel 2.Sintesis grid Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan


Nyeri Osteoarthritis Pada Lansia.
PEMBAHASAN

Osteoarthritis adalah penyakit kronis yang paling sering ditemukan dan

menyebabkan rasa sakit dan kelumpuhan. Penyakit ini adalah termasuk penyakit

sendi degenetatif, yang ditemukan dikarenakan beban berat badan (Permatasari,

2016).

Solusi dalam keperawatan terbagi menjadi dua untuk mengatasi nyeri

sendi, yaitu dengan obat-obatan farmakologi dan non-farmakologi. Dengan

farmakologi contohnya, analgesic sederhana, AINS (analgesic efektif dengan daya

anti inflamasi), analgesic opioid, anti-konvulsan, anti depresan.Sedangkan non-

farmakologi seperti Teknik fisioterapi, okupasi, distraksi, relaksasi, dan kompres

hangat. Keuntungan dari kompres hangat yaitu dapat meningkatkan aliran darah

kesuatu area dan dapat menurunkan nyeri dengan mempercepat proses dari

penyembuhan (Richard, 2015).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mujib Hannan (2019), dalam

memberikan terapi kompres hangat pada usia lanjut penderita osteoarthritis

terlihat terjadi penurunan intensitas skala nyeri, ini dikarenakan kompres hangat

dapat melancarkan sirkulasi darah, menghilangkan rasa sakit atau nyeri, dan

memberikan ketenangan serta kenyamanan. Kompres hangat merupakan salah

satu terapi sebagai modalitas dalam intervensi keperawatan yang dapat digunakan

untuk meningkatkan rasa nyaman pada lansia dengan nyeri sendi. Pengobatan non

farmakologi sangat efektif untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul. Berdasarkan

hasil penelitian ini, responden dapat menggunakan terapi kompres hangat ini

sebagai salah satu pilihan terapi non farmakologi dalam menangani nyeri sendi.
Berdasarkan hasil penelitian Arini Utami, (2017) Hasil uji beda pre dan

post test menggunakan uji wilcoxon dengan p = 0,003. Berdasarkan hasil yang

diperoleh ada pengaruh penurunan nyeri menggunakan hold relax dan kompres

hangat pada osteoathritis knee. Pemberian terapi panas akan membuat pembuluh

darah melebar, sehingga sirkulasi darah akan meningkat, begitu pula dengan

suplai oksigen dan nutrisi untuk mengurangi nyeri pada sendi dan merileksasikan

otot.

Berdasarkan penelitian Yohana ,Tanto Hariyanto,Rosdiana (2017) Hasil

pengumpulan data sebelum dilakukan kompres hangat pada responden didapatkan

sebagian besar (76%) mengganggu aktifitas sebanyak 19 orang. Setelah dilakukan

kompres hangat, sebagian besar (56%) merasakan sedikit sakit sebanyak 14 orang.

Sebagian kecil (24%) rasa nyeri yang dirasakan responden agak mengganggu

aktifitas, sebanyak 6 orang.

Hal ini jauh berbeda pada saat sebelum dan sesudah dilakukan kompres

hangat. Sebelum dilakukan kompres hangat, individu merasakan nyeri yang dapat

mengganggu aktifitasnya. Nyeri dirasakan individu sangat bervariasi sesuai

dengan data yang didapat oleh peneliti. Setelah diberikan kompres hangat pada

responden, rasa nyeri pada responden dapat bekurang. Contohnya responden

sebelum dilakukan kompres hangat, responden mengalami nyeri bersifat

mengganggu aktifitas. Setelah dilakukan kompres hangat, terjadi penurunan rasa

nyeri menjadi sedikit rasa sakit.

Hasil penelitian Eva Marvia, et al (2017) setelah diberikan kompres

hangat rata-rata responden mengalami penurunan nyeri dari nyeri sedang menjadi
nyeri ringan dan tidak nyeri yaitu sebanyak 1 responden yang mengalami tidak

nyeri, 5 responden mengalami nyeri ringan dan 4 responden mengalami nyeri

sedang.

Hasil analisa statistik dengan uji T berpasangan yang bertujuan untuk

mengetahui mengetahui pengaruh terapi kompres hangat diperoleh hasil nilai ( ρ

= 0.001, ρ<0.05). maka dapat diartikan bahwa ada pengaruh terapi kompres

hangat terhadap perubahan intensitas nyeri Osteoarthritis di Panti Sosial Tresna

Werhda “Puspakarma” Mataram.

Hasil penelitian Henricha Evalina Sinaga & Chandra Bagus Ropyanto

(2015) setelah perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hasil

uji menunjukkan selisih mean pada kelompok intervensi lebih tinggi yaitu sebesar

2,200 dibanding dengan kelompok kontrol dengan selisi mean 0,466 yang artinya

penurunan skala nyeri sendi lansia pada kelompok intervensi jauh lebih tinggi

dibanding kelompok kontrol. Hasil uji menunjukkan saat pengukuran kedua ada

perbedaan skala nyeri dalam kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

kompres hangat dapat memberikan dampak yang efektif untuk lansia yang

sedang mengalami nyeri, pada saat kompres diletakkan pada tempat yang nyeri

maka rasa panas tersebut akan berpindah ke tubuh atau kulit, sehingga terjadilah

proses konduksi yang terjadi pada tubuh sehingga menyebabkan vosodilatasi

pembuluh darah dan menurunkan otot yang tegang agar otot menjadi relaksasi dan

rasa nyeri akan berkurang ( Yohana et al, 2017).


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil review dari ke – 5 jurnal, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan nyeri

Osteoarthritis pada lansia

SARAN

1. Bagi lansia

Hasil review ini dapat membantu lansia yang menderita osteoarthritis agar

termotivasi untuk melakukan kompres air hangat pada sendi yang nyeri.

2. Bagi tenaga medis

Hasil review dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan perawat

atau tenaga medis dan memberikan informasi kesehatan mengenai

kompres hangat pada penderita osteoarthritis.

DAFTAR PUSTAKA

Hannan Mujib. (2019). Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan


Nyeri Sendi Osteoarthritis Pada Lansia Di Posyandu Lansia Puskesmas
Pandian Sumenep. Jurnal Kesehatan. Vol 9. No. 1.

Ropyanto Bagus Chandra & Sinaga Evalina Henricha. (2015). Pengaruh


kompres hangat terhadap nyeri sendi pada lansia (60 – 70 tahun). 2015

Kemenkes RI. (2015). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta:


Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.

Marvia Eva et al, (2016). Perbedaan Pengaruh Terapi Kompres Hangat Dan
Teknik Slow Stroke Back Massage Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri
Pada Lansia Yang Mengalami Penyekit Osteoarthritis Di Panti Sosial Tresna
Werdha “ Puspakarma” Matara. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan. Vol 2,
No 1.

Masyhurrosyidi, et al. (2016). Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe


Terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan
Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa
Timur. http://majalahfk.ub.ac.id/index.php/m kfkub/article/view/21. diakses
tanggal 04 Februari 2018 pukul 13.55 WIB.

Permatasari, et al. (2016). Correlations between osteoartritis grading in


femorotibial joint ( kellgren lawrence ) with cartilage defects grading.
Indonesian Journal of Rheumatology, 8(2), 23–27.

Richard, et al. (2015). Efektivitas Kompres Hangat Meningkatkan Tingkat


Kemandirian Activity Daily Living pada Lansia dengan Nyeri Sendi. Jurnal
Penelitian Keperawatan, 1(2).
.
Kaurat, et al. (2018). Pengaruh Terapi Kompes Air Hangat Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Sendi Pada Wanita Lanjut Usia Di Panti Tresna Werdha Mulia
Dharma Kabupaten Kubu Raya. Jurnal ProNers. Vol. 3. No. 1.

Stastistik Kesajetaraan RakyakWelfare Statistics.(2015). ISSN - ISSN: 0215-4641


NomorPublikasi - Publication Number: 04210.1513.1306, Sub-directorate of
Statistical Compilation and Publication.

Shim.(2014).The Effects of Wet Heat and Dry Heat on The Gait and Feet of
Healty Adults.The Society of Physical Therapy Science.26.183-185.

Yohana, et al. (2017).Perbedaan Intensitas Nyeri Osteoartritis Pada Lansia


Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Kompres Hangat Di Kelurahan Tlogomas
Malanm, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) Dosen Program
Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 3) Dosen Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang Email : jurnalpsik.unitri@gmail.com, Nursing News
Volume 2, Nomor 1, 2017.

Misnadiarl. (2015).osteoatritis penyakit sendi pada orang dewasa dan anak,


pustaka populer obor, Jakarta.

Muttaqin. (2018). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta. Salemba Medika.

Elli, et al. (2018). Pengaruh Kompres Panas Dan Kompres Dingin Terhadap
Pengurangan Nyeri Pada Osteoarthritis Sendi Lutut,
http://eprints.ums.ac.id/21943/17/02._ NASKAH_PUBLIKASI.pdf diakses
tanggal 6 Februari 2018 pukul 15.01 WIB

Rasyidah. (2015). Pengaruh Terapi Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan


Skala Nyeri Sendi Pada Wanita Lanjut Usia Di Panti Tresna Werdha Mulia
Dharma Kabupaten Kubu Raya. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmk
eperawatanFK/article/view/9438. diakses tanggal 14 November 2015 pukul
19.23 WIB

Azrulkimin. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Sendi Pada


Lansia (60-74 Tahun). http://eprints.undip.ac.id/46654/1/Pro
ceeding_Semilnaskes_2018_Chandr a.pdf diakses tanggal 14 November 2018
puku 19.23 WIB

Anda mungkin juga menyukai