Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES JAHE TERHADAP

PENURUNAN NYERI GOUT ARTHRITIS PADA LANSIA


DI DESA BLIMBINGREJO

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai


Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)

Oleh :
Dewi Fitri Nilamsari
NIM : 820163017

Pembimbing :
1. Dewi Hartinah, S.Kep.Ners, M.Si.Med
2. Yuli Setyaningrum S.Kep,Ns.M.Si.Med

JURUSAN S-1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring bertambahnya usia dan proses penuaan mengakibatkan
penyakit tidak menular banyak muncul pada lansia. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) (2018), penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah
penyakit tidak menular (PTM) antara lain hipertensi, artritis, stroke, penyakit
paru obstruktif kronik dan diabetes melitus. Terdapat lima puluh lebih
keadaan yang dapat disebut sebagai arthritis namun, yang paling banyak
dijumpai adalah osteoarthritis, gout artritis, arthritis reumatoid (rematik), dan
artritis infeksi. Gout artritis merupakan suatu penyakit peradangan pada
persendiaan yang dapat diakibatkan oleh kelebihan kadar senyawa asam
urat didalam tubuh, baik karena produksi berlebih atau peningkatan asupan
purin (Kementerian Kesehataan RI, 2016).
Data World Health Organization, insiden gout artritis meningkat
seiring bertambahnya usia. Angka nyeri sendi di dunia pada usia 45-64
tahun sebesar 30,3% dan pada usia ≥ 65 tahun dilaporkan sebanyak 49,7%
(Barbour, 2013). Hasil Riskesdas (2018) mengungkapkan bahwa prevalensi
penyakit gout artritis di Indonesia berdasarkan diagnosis Tenaga Kesehatan
(nakes) sebanyak 29.405.257 jiwa dengan prevalensi (11,9%) dari jumlah
seluruh penduduk sebanyak 247.103.000 jiwa. Prevalensi penyakit sendi di
Jawa Tengah tahun 2018 berdasarkan diagnosis nakes sebesar 11.2%
ataupun berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 25.5%, pada usia 35-44
tahun didapatkan prevalensi 26,9% dan pada usia > 75 tahun didapatkan
prevalensi 54,8% (Riskesdas, 2018). Sedangkan berdasarkan data Dari
Dinas Kesehatan Kudus pada tahun 2018 terdapat 13,453 kasus ,
peningkatan 8% dari tahun 2017 sebanyak 12.876 kasus (Dinkes Kudus,
2018).
Dampak nyeri gout artritis yang dapat ditimbulkan ke lansia berupa
menurunnya kualitas hidup lansia karena nyeri yang sangat mengganggu
aktivitas sehari-hari. Muncul keluhan pada sendi dimulai dengan rasa kaku
atau pegal pada pagi hari kemudiaan timbul rasa nyeri pada sendi dimalam
hari nyeri tersebut terjadi secara terus menerus sehingga sangat
mengganggu lansia (Sntoso, 2013).

1
2

Selama ini penanganan yag diberikan pada penderita nyeri gout


arthritis dengan menggunakan terapi farmakologis seperti pemberian obat
NSAID yang dapat digunakan untuk mencegah pembengkakan pada gout
dan obat sintesis oral yang biasa digunakan untuk penderita asam urat yaitu
Allupurinol dan beberapa obat lain yang termasuk golongan Obat Anti
Inflamasi Non Steroid (OAINS), akan tetapi menimbulkan banyak efek
samping yang dapat berakibat fatal seperti meningkatnya asam lambung dan
gangguan pencernaan lainnya (Sri, 2017). Oleh karena itu, manajemen nyeri
non farmakologi perlu dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri tanpa
menimbulkan efek samping yang berkelanjutan. Upaya-upaya tersebut
antara lain distraksi, relaksasi, massage dan penggunaan bahan-bahan
tradisional.
Menurut Indah, Nurhayati & Setiyajati (2013), penerapan kompres
hangat yang telah sering dilakukan dapat dikolaborasi dengan beberapa
tanaman herbal salah satunya yaitu dengan tanaman jahe. Tanaman Jahe
(Zingiber officinale rosc) adalah tanaman rimpang yang sangat populer
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Beberapa senyawa, termasuk
gingerol, shogaol dan zingeron memberikan efek seperti antioksidan, anti
inflamasi dan analgesik. Pilihan obat secara empiris yang memiliki kegunaan
yang sama seperti obat sintetis untuk digunakan secara topical dengan cara
kompres. Hal tersebut yang mendasari penulis untuk mengetahui khasiat
dan manfaat kompres jahe merah untuk menurunkan skala nyeri.
Kandungan jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri karena jahe
memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari oleoresin seperti zingeron,
gingerol dan shogaol. Oleoresin yang terkandung dalam jahe memiliki
potensi anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat. Kandungan air dan minyak
yang tidak mudah menguap pada jahe berfungsi sebagai faktor yang dapat
meningkatkan permeabilitas, oleoresin dapat menembus kulit tanpa
menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer (Swarbrick &
Boylan, 2012). Komponen jahe mampu menekan inflamasi dan mampu
mengatur proses biokimia yang mengaktifkan inflamasi akut dan kronis
seperti artritis dengan menekan pro-inflamasi sitokinin yang diproduksi oleh
sinoviosit, condrosite, leukosit dan jahe ditemukan secara efektif
menghambat ekspresi cemokin (Phan, 2015).
3

Perbedaan kompres air biasa hangat dan kompres air rendaman jahe
yaitu dimana kompres air biasa hangat hanya efek panas saja yang
didapatkan, sedangkan pada kompres air rendaman jahe terdapat efek
panas serta rasa pedas sehingga mampu menurunkan skala nyeri yang
memang jelas berbeda dengan yang ditimbulkan oleh kompres air biasa
hangat. Kompres jahe dapat menurunkan nyeri asam urat, kompres jahe
merupakan pengobatan tradisional atau terapi alternatif untuk mengurangi
nyeri asam urat. Kompres jahe memiliki kandungan enzim siklo-oksigenasi
yang dapat mengurangi peradangan pada penderita asam urat, selain itu
jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan pedas (zingerol
dan oleoresin tinggi), dimana senyawa ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku,
dan spasme otot atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, manfaat yang
maksimal akan dicapai dalam waktu 20 menit dan setiap 5 menit mengganti
air rendamannya (Paimin, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Indah (2015), teknik kompres hangat
memakai jahe yaitu jahe merah 100 gram yang telah diparut diletakkan
diatas washlap yang sudah dicelupkan pada air panas sekitar 500 cc yang
bersuhu sekitar 40°C, setelah itu kompres pada daerah yang nyeri 20 menit
selama 2 kali. Penelitian lain dilakukan oleh Samsudin, Rina, & Franly
(2016), didapatkan bahwa pemberian kompres jahe merah berpengaruh
terhadap instensitas nyeri gout arthritis pada lansia.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada bulan
November 2019 di Desa Blimbingrejo didapatkan selama lima bulan terakhir
(Juni – Oktober 2019) penderita yang terdiagnosa gout artritis di Desa
Blimbingrejo berjumlah 30 orang. Setelah mewawancarai sekitar 5 orang
dengan diagnosa gout artritis didapati bahwa 5 orang tersebut gejala pada
umumnya sama, seperti nyeri hebat di kaki, bengkak dan menjalar hingga
mengganggu aktivitas klien. Pada umumnya nyeri tersebut dirasakan pada
malam hingga pagi hari atau bahkan seharian penuh dan untuk
menghilangkan rasa nyeri tersebut, klien mengonsumsi obat yang diberikan
dokter salah satunya adalah Allopurinol dan obat anti nyeri aspirin, apabila
obat puskesmas telah habis dikonsumsi, maka klien mengonsumsi obat-
obatan yang dijual diwarung dan tanpa disertai dengan terapi herbal rutin
untuk mengurangi skala nyeri yang mereka rasakan, misalnya kompres
dengan air rendaman jahe, oleh karena itu peneliti akan melakukan teknik
4

keperawatan komunitas dengan tindakan eksperimen berupa terapi


komplementer herbal yaitu bahan jahe dalam menurunkan skala nyeri lansia
dengan gout artritis.
Berdasarkan dari survey awal dan latar belakang tersebut, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “pengaruh pemberian kompres
jahe terhadap penurunan nyeri gout arthritis pada lansia di Desa
Blimbingrejo”.

B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat diambil rumusan bagaimana pengaruh pemberian kompres jahe
terhadap penurunan nyeri gout arthritis pada lansia di Desa Blimbingrejo.

C. Pertanyaan Penelitian
Adakah pengaruh pemberian kompres jahe terhadap penurunan nyeri
gout arthritis pada lansia di Desa Blimbingrejo?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh pemberian kompres jahe terhadap
penurunan nyeri gout arthritis pada lansia di Desa Blimbingrejo.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya skala nyeri sebelum diberikan kompres jahe pada
kelompok intervensi.
b. Diketahuinya skala nyeri setelah diberikan kompres jahe pada
kelompok intervensi.
c. Diketahuinya skala nyeri saat observasi awal tanpa diberikan
kompres jahe pada kelompok kontrol.
d. Diketahuinya skala nyeri saat observasi akhir tanpa diberikan
kompres jahe pada kelompok kontrol.
e. Diketahuinya perbedaan skala nyeri sebelum dengan setelah
diberikan kompres jahe pada kelompok intervensi.
f. Diketahuinya perbedaan skala nyeri saat observasi awal dengan
observasi akhir tanpa diberikan kompres jahe pada kelompok
kontrol.
g. Diketahuinya perbedaan skala nyeri pada kelompok intervensi
dengan kelompok kontrol.
5

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, peneliti dapat
menerapkan hasil dari penelitian ini kepada masyarakat dengan cara
memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada warga tentang upaya
mengurangi rasa nyeri sendi melalui terapi komplementer, salah satunya
kompres jahe.
2. Bagi Desa Blimbingrejo
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat
dijadikan sebagai salah satu intervensi warga desa Blimbingrejo dalam
manajemen penurunan nyeri sendi pada pasien gout arthritis dengan
terapi non farmakologis kompres jahe.
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Memberikan masukan tentang pentingnya membekali tenaga
kesehatan dengan pendidikan dan keahlian khususnya untuk
menangani masalah pada gangguan nyeri muskoloskeletal dengan
menggunakan kompres jahe.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
bahan referensi sebagai informasi mengenai kompres jahe pada pasien
gout arthritis khususnya dalam mengurangi rasa nyeri sendi, agar untuk
kemudian hari dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang terapi
komplementer ini pada pasien dengan gangguan muskoloskeletal
lainnya.

F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
Metode Perbedaan
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1. Vaile, Effect of Two The other a Pada penelitian
Halson, Hydrotherapy experimental specific ini:
Gill, & on The Signs trials in a hydrotherapy Variabel bebas
Dawson and Symptoms randomised protocol for 72 kompres jahe.
(2018) of Delayed crossover h post- Variabel terikat
Onset Muscle design exercise; penurunan nyeri
Soreness. either: (1) cold gout arthritis.
water Desain
immersion nonequivalent
(CWI:n = 12), (pretest dan
(2) hot water posttest) with
immersion control group
6

(HWI: n = 11) design


(3) contrast Tempat
water therapy Penelitian di
(CWT: n = 15). Desa
For each trial, Blimbingrejo.
subjects Tahun Penelitian
performed a 2020.
DOMS-
inducing leg
press protocol
followed by
PAS or one of
the
hydrotherapy
interventions
for 14min.
2 Siti Dina Kompres Air Penelitian ada pengaruh Pada penelitian
Ita Rendaman quasy kompres air ini:
Purnamas Jahe Dapat eksperiment rendaman jahe Variabel bebas
ari (2015). Menurunkan dengan desain terhadap kompres jahe.
Nyeri Pada pre test and penurunan Variabel terikat
Lansia post test skala nyeri penurunan nyeri
Dengan Asam nonequivalent rata-rata nyeri gout arthritis.
Urat Di Desa control group. turun 5,35 Desain
Cengkalsewu Sampel 62 pada lansia nonequivalent
Kecamatan responden asam urat di (pretest dan
Sukolilo dengan tehnik Desa posttest) with
Kabupaten pengambilan Cengkalsewu control group
Pati sampel total dengan nilai p design
sampling. value = 0,000. Tempat
Uji statistik Penelitian di
Wilcoxon dan Desa
Mann-Whitney Blimbingrejo.
Tahun Penelitian
2020.
3 A.Syamsu Perbandingan Desain Nyeri sebelum Pada penelitian
Dhukha Kompres Jahe penelitian dan sesudah ini:
(2017) Merah dan menggunakan dilakukan Variabel bebas
Pemberian “Pra kompres jahe kompres jahe.
Kompres eksperimental” merah dan Variabel terikat
Hangat (comparative kompres penurunan nyeri
terhadap Design). hangat pada gout arthritis.
Penurunan Sampel lansia Desain
Nyeri Sendi sebanyak 44 didapatkan ρ = nonequivalent
Pada Lansia di lansia yang 0,042 (p < (pretest dan
Dusun dilakukan 0,042) yang posttest) with
Canggon Desa secara artinya ada control group
Ngudirejo purposive perbedaan design
Kecamatan sampling. kompres jahe Tempat
Diwek Instrumen merah dan Penelitian di
Kabupaten menggunakan kompres Desa
Jombang VAS (Visual hangat Blimbingrejo.
Analogue terhadap Tahun Penelitian
Scale). penurunan 2020.
Analisa data nyeri sendi
dengan analisa pada lansia
univariat dan
bivariat.
7

G. Ruang Lingkup
1. Lingkup waktu
Dimulainya pengambilan data awal pada bulan November 2019.
Direncanakan studi penelitian akan dimulai pada bulan Maret 2020.
2. Lingkup tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Blimbingrejo.
3. Lingkup materi
Masalah yang dikaji adalah pengaruh pemberian kompres jahe
terhadap penurunan nyeri gout arthritis pada lansia di Desa
Blimbingrejo.

Anda mungkin juga menyukai